Perumpamaan Dijelaskan - Persekutuan Indonesia Riverside

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content
Pemahaman Alkitab 2021
Perumpamaan Dijelaskan
Matius 13:11-15 mengatakan, "Murid-murid-Nya datang dan bertanya kepada-Nya, "Mengapa Bapak menggunakan perumpamaan kalau berbicara kepada orang-orang?" 11 Dia menjawab, “Kalian diizinkan untuk memahami rahasia Kerajaan Surga, tetapi yang lain tidak. 12 Bagi mereka yang mendengar pengajaran Aku, mereka akan diberi lebih banyak pengertian, dan mereka akan memiliki banyak pengetahuan. Tetapi bagi mereka yang tidak mau mendengar, pemahaman sedikit yang mereka miliki pun malah akan diambil.”

“13 Itulah sebabnya Aku memakai perumpamaan ini, karena mereka lihat, tetapi mereka tidak benar-benar melihat. Mereka mendengar, tetapi mereka tidak benar-benar mendengar atau mengerti. 14 Ini menggenapi nubuat Yesaya 6:9-10 yang mengatakan, 'Ketika kalian mendengar apa yang Aku katakan, kalian tidak akan mengerti. Ketika kalian melihat apa yang Aku lakukan, kalian tidak akan mengerti. 15 Karena hati orang-orang ini dikeraskan, dan telinga mereka tidak dapat mendengar dan mereka telah menutup mata mereka, sehingga mata mereka tidak dapat melihat.”

“Dan telinga mereka tidak dapat mendengar, dan hati mereka tidak dapat mengerti, dan mereka tidak dapat berpaling kepada-Ku dan membiarkan Aku menyembuhkan mereka.” Jadi, sementara perumpamaan memang menggambarkan dan mengklarifikasi kebenaran bagi mereka yang memiliki telinga untuk mendengar, perumpamaan itu justru memiliki efek sebaliknya pada mereka yang menentang dan menolak Kristus. Simbolisme itu menyembunyikan kebenaran dari siapa pun yang tidak mau mencari makna Kristus. Itulah penghakiman ilahi terhadap mereka yang melihat ajaran-Nya dengan ketidakpercayaan atau sikap apatis.

Perumpamaan-perumpamaan ini bukan hanya cerminan bagaimana Allah mengutuk ketidakpercayaan; mereka juga merupakan ekspresi belas kasihan-Nya. Lihatlah bagaimana Yesus menggambarkan orang-orang yang tidak percaya ini dalam ayat 15, “Karena hati orang-orang ini dikeraskan, dan telinga mereka tidak dapat mendengar, dan mereka telah menutup matanya, sehingga mata mereka tidak dapat melihat, telinga mereka tidak dapat mendengar, dan hati mereka tidak dapat mengerti, dan mereka tidak dapat berpaling kepada-Ku dan membiarkan Aku menyembuhkan mereka.”

Ketidakpercayaan mereka keras hati. Semakin mereka mendengar Kristus, semakin banyak kebenaran yang mereka harus pertanggung jawabkan dan semakin berat penghakiman mereka. Lukas 12:48 mengatakan, “Apabila seseorang telah diberi banyak, banyak juga akan dituntut sebagai balasannya; dan ketika seseorang telah dipercayakan dengan banyak, lebih banyak lagi akan dituntut.” Perumpamaan itu memiliki efek membangunkan pikiran orang ketika dikejutkan oleh kesederhanaan, sehingga mereka menjadi bersemangat untuk menemukan makna yang mendasarinya.

Ketika dijelaskan, perumpamaan itu adalah ilustrasi yang menerangkan kebenaran-kebenaran penting. Tetapi bagi mereka yang benci Dia, perumpamaan yang tidak dijelaskan itu tetap menjadi teka-teki tanpa makna jelas. Matius 11:25-26 mengatakan, “Yesus mengucapkan doa ini: “Ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, terima kasih karena Engkau telah menyembunyikan hal-hal ini dari mereka yang menganggap diri mereka bijak dan pintar, dan untuk mengungkapkannya kepada mereka yang tidak terpelajar. 26 Ya, Bapak, itulah yang menyenangkan hati Bapa.”

Tetapi Tuhan kita tidak selalu berbicara dengan perumpamaan. Sebagian besar dari Khotbah di Bukit adalah nasihat langsung. Meskipun Yesus menutup khotbah itu dengan perumpamaan singkat tentang pembangun bijaksana dan yang bodoh. Tetapi substansi pesan itu, dimulai dengan Sabda Bahagia, yang disampaikan dalam pernyataan langsung, perintah, nasihat, dan kata-kata peringatan. Ada banyak gambar kata disitu: ruang sidang, adegan di penjara, amputasi tangan, dsb.

Tetapi itu bukan perumpamaan. Pidato umum Yesus yang paling terkenal hanyalah suatu khotbah klasik, yang didominasi oleh doktrin, teguran, koreksi, dan instruksi dalam kebenaran. Beberapa khotbah umum Yesus yang terpanjang, yang tercatat paling rinci dapat ditemukan dalam Injil Yohanes dan tidak satupun dari mereka memakai perumpamaan. Jadi tidak akurat untuk menyiratkan bahwa Yesus menggunakan khotbah naratif lebih dari pada gaya lain. Perumpamaan itu hanyalah tanggapan terhadap ketidakpercayaan dan penolakan.

Kisah-kisah Yesus dapat ditafsirkan tanpa henti dan karena itu tidak ada artinya, karena pemahaman yang sejati membutuhkan iman, ketekunan, penafsiran yang cermat dan keinginan yang tulus untuk memahami apa yang dikatakan Kristus. Tidak ada orang yang tidak percaya yang akan memahami misteri kerajaan dengan menyaring cerita-cerita ini melalui kebijaksanaan manusia. Tetapi Allah telah menyatakannya kepada kita melalui Roh Kudus-Nya. Karena Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang dalam dari Allah. (1 Kor.2:10)

Sebuah perumpamaan mengacu kepada analogi antara beberapa realitas umum dan kebenaran spiritual yang mendalam. Penjajaran hal-hal umum di samping kebenaran transendental adalah apa yang paling khas tentang sebuah perumpamaan. Secara sederhana, perumpamaan itu adalah sebuah kiasan yang dibuat untuk mementingkan perbandingan dan khusus untuk mengajarkan sebuah pelajaran spiritual. Pelajaran yang terungkap dalam perbandingan itu adalah titik sentral.

Perumpamaan Yesus tidak pernah mengandung unsur mitos atau fantasi. Perumpamaan-perumpamaan Yesus semuanya adalah ilustrasi yang dapat dipercaya dan benar-benar hidup. Tidak ada satu perumpamaan tercatat dalam Yohanes, semuanya kecuali satu ditemukan dalam injil Matius dan Lukas. Dalam kebanyakan kasus, perumpamaan itu membuat satu poin sederhana. Mencoba menemukan makna dalam setiap elemen cerita adalah penafsiran buruk. Dalam perumpamaan-perumpamaan ini ada janji berkat bagi orang yang memahami kebenaran yang diajarkan.

Jadi marilah kita mulai dengan perumpamaan dalam Lukas 8:4-10, “Suatu hari Yesus menceritakan sebuah kisah dalam bentuk perumpamaan kepada orang banyak yang telah berkumpul dari banyak kota untuk mendengarkan Dia: 5 “Seorang petani pergi untuk menabur benihnya. Saat dia menaburkannya di ladangnya, ada benih yang jatuh di jalan, di mana benih itu diinjak, dan yang lainnya dimakan burung. 6 Ada juga benih lain yang jatuh di antara bebatuan. Itu mulai bertumbuh, tetapi tanaman itu segera layu dan mati karena kekurangan air.”

7 Ada pula benih yang jatuh di tengah semak berduri yang bertumbuh bersamanya dan menghimpitnya sehingga mati. 8 Tetapi ada pula benih yang jatuh di tanah yang subur. Benih ini bertumbuh dan menghasilkan panen seratus kali lipat!” Sesudah menceritakan ini, Yesus berkata, "Siapa pun yang memiliki telinga untuk mendengar harus mendengarkan dan mengerti." 9 Murid-murid-Nya menanyakan kepada-Nya arti dari perumpamaan itu. 10 Dia menjawab, “Kalian diizinkan untuk memahami rahasia Kerajaan Allah.”

“Tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberikan dalam bentuk perumpamaan, supaya melihat tapi mereka tidak melihat, dan mendengar mereka tidak mengerti.” Sekarang marilah kita lihat apa yang Yesus katakan kepada orang banyak, Dia menyebut empat jenis tanah yang berbeda. Pertama ada “Tanah jalan” yang merupakan jalanan yang belum dibajak yang sekeras beton. Benih tidak akan tumbuh di sana dan burung akan memakannya. Tanah kedua adalah lapisan batu di bawah lapisan tanah dangkal baik.

Di tanah seperti itu benih akan mulai bertumbuh tetapi akan segera layu karena kekurangan air. Akar tidak dapat menembus lapisan batuan itu. Tanah ketiga yang disebut oleh Yesus adalah tanah yang penuh rumput liar. Duri dan lalang itu berbahaya bagi tanaman karena mereka mengambil alih dan mencekiknya. Tanah penuh lalang yang baru dibajak mungkin terlihat baik, tetapi itu akan membunuh tanaman. Akhirnya tanah yang subur. Ini adalah tanah bersih yang sudah dipersiapkan.

Dan Yesus berkata benih ini akan menghasilkan tiga puluh kali lipat, enam puluh kali lipat dan bahkan seratus kali lipat. Seratus kali lipat tidak berarti bahwa setiap benih akan menjadi seratus benih. Ungkapan ini berbicara tentang pengembalian investasi keuangan asli dari petani itu. Untuk setiap dinar yang dipakai untuk beli benih, ia memperoleh seratus dinar dari penjualan hasil panennya. Sepuluh kali lipat sudah menjadi pengembalian yang baik. Tiga puluh atau enam puluh adalah pengembalian yang spektakuler.

Pengembalian seratus kali lipat atas investasi finansialnya adalah keuntungan besar. Nah perhatikanlah bahwa tidak ada yang menyebut apa-apa tentang si penabur dan keahliannya. Hanya ada satu penabur. Tidak ada yang dikatakan tentang kualitas benih itu. Pelajaran yang diajarkan Yesus adalah tentang tanah! Karena itu Yesus mendorong mereka yang mendengar untuk menyelidiki arti sebenarnya dari perumpamaan itu. Lukas 8:8, "Setelah mengatakan ini, Dia mengatakan, "Siapapun yang ada telinga untuk mendengar, harus mendengar dan mengerti.”

Dia mengatakan, dengarkanlah dengan hati yang percaya. Yesus mengatakan kemudian dalam Lukas 8:18, “Jadi perhatikanlah bagaimana kalian mendengar. Bagi mereka yang mendengar pengajaran-Ku, pemahaman lebih banyak akan diberikan. Tetapi bagi mereka yang tidak mau mendengar, bahkan apa yang mereka pikir mereka pahami akan diambil dari mereka.” Dalam Markus 4:10 dikatakan, “Kemudian, ketika Yesus sendirian dengan kedua belas murid itu dan bersama dengan orang lain yang berkumpul di sekitar, mereka bertanya kepada-Nya apakah arti perumpamaan itu.”

Kadang-kadang Yesus berbicara tentang "misteri". Tetapi Dia tidak berbicara tentang beberapa ajaran yang hanya diperuntukkan bagi pengikut yang maju atau yang dapat penerangan khusus. Misteri alkitabiah adalah kebenaran rohani yang tidak jelas atau tersembunyi sepenuhnya di dalam Perjanjian Lama, tetapi sekarang telah diungkapkan sepenuhnya dalam Perjanjian Baru. Fakta bahwa orang-orang bukan Yahudi akan menjadi sesama ahli waris dan mengambil bagian dari Injil adalah salah satu misteri tersebut. Inkarnasi Kristus juga merupakan suatu misteri.

Paulus menggambarkan seluruh pelayanan Kristus di dunia, segala sesuatu mulai dari kelahiran-Nya hingga kenaikan-Nya, sebagai 'misteri keilahian'. Tetapi penyingkapan misteri-misteri ini sengaja sangat halus, sehingga hanya orang-orang percaya sejati mengerti kebenaran yang diajarkan Yesus. Tetapi tidak ada orang yang dikecualikan melawan keinginannya. Siapapun yang benar-benar ingin mengerti boleh bertanya. Yesus mendorong setiap orang dalam jangkauan pendengaran untuk mencari pengertian.

Sekarang marilah kita baca penjelasan dari Yesus sendiri dalam Lukas 8:11-15, “Inilah arti perumpamaan ini: Benih itu adalah Firman Allah. 12 Benih yang jatuh di jalan melambangkan orang-orang yang mendengar pesan itu, tetapi iblis datang dan mengambilnya dari hati mereka dan mencegah mereka untuk percaya dan diselamatkan. 13 Benih di tanah yang ada lapisan batu dibawahnya melambangkan orang-orang yang mendengar pesan dan menerimanya dengan sukacita.”

“Tetapi karena mereka tidak mempunjai akar yang dalam, mereka percaya sebentar saja, dan ketika mereka menghadapi godaan, mereka langsung jatuh. 14 Benih yang jatuh di tengah semak berduri melambangkan mereka yang mendengar kabar itu, tetapi pesan itu cepat dipadamkan oleh perhatian, kekayaan dan kesenangan hidup ini. Jadi mereka tidak pernah bertumbuh menjadi dewasa. 15 Dan benih yang jatuh di tanah yang baik melambangkan orang-orang yang jujur dan berbaik hati yang mendengarkan firman Allah, dan dengan sabar menghasilkan panen yang besar.”

Benih itu melambangkan Firman Allah yang adalah pesan Injil, kabar baik tentang kerajaan. Gambaran tentang benih juga digunakan dalam Mazmur 126:5-6, “Orang yang menanam dengan berlinang air mata, akan menuai dengan sorak-sorai. 6 Mereka menangis ketika mereka pergi menanam benih mereka, tetapi mereka bernyanyi ketika mereka kembali dengan panen.” Penabur itu tidak diidentifikasikan secara spesifik, karena identitasnya tidak penting. Itulah siapa saja yang mendistribusikan benih.

Siapapun yang mengabarkan Injil Allah melalui khotbah, penginjilan pribadi, kesaksian individu atau apapun juga adalah penabur itu. Inti dari perumpamaan itu berkaitan dengan tanah dan itu adalah gambaran hati manusia. Ada empat jenis hati yang berbeda. Lukas 8:12 mengatakan, “Benih yang jatuh di jalan melambangkan mereka yang mendengar berita injil itu, tetapi iblis datang dan mengambilnya dari hati mereka dan mencegah mereka untuk percaya dan diselamatkan.”

Hati adalah tempat dimana benih Firman Allah harus berakar. Jadi perumpamaannya adalah tentang hati yang berada dalam berbagai tahap persiapan. Yang membedakan satu sama lain adalah apakah mereka mampu menghasilkan buah atau tidak. Jadi ini tidak ada hubungannya dengan keterampilan penabur atau kualitas benih. Dengan kata lain, itu tidak ada hubungannya dengan seberapa baik kalian menyampaikan firman Allah itu dan apa yang kalian pilih untuk disampaikan dari Firman Allah.

Begitu banyak orang takut apa yang mereka sampaikan itu kurang baik atau apa yang mereka bicarakan bukanlah bagian yang benar dari Kitab Suci. Sesungguhnya bagaimana kalian menjadi seorang Kristen tidak ada hubungannya dengan seberapa baiknya kalian menceritakan kisah kalian. Satu-satunya faktor yang membedakan panen berlimpah dan tidak ada panen pada tanah kering yang keras hanyalah kondisi tanah itu, yang adalah hati itu.

Gereja sekarang perlu diingatkan akan hal ini. Karena para penginjil terus-menerus mengadopsi metodologi yang tidak alkitabiah karena mereka berpikir bahwa mereka dapat mempengaruhi tanggapan yang lebih baik dari hati yang dangkal dan duniawi ini. Beberapa orang mengubah benih itu, mereka mengubah injil Allah, mereka mengurangi kisah salib yang tidak menyenangkan dan menghilangkan bagian injil yang tidak populer. Dan ada pengkhotbah yang menafsirkan Alkitab secara salah dan dengan demikian menciptakan injil yang berbeda.

Beberapa orang meninggalkan gereja sama sekali dan berpikir bahwa mereka dapat merancang penggunaan yang lebih baik untuk itu. Mengapa tidak menggunakannya untuk hiburan musik atau menjadikannya bioskop. Tetapi perumpamaan ini bukan tentang meningkatkan kualitas benih itu atau meningkatkan keterampilan si penabur itu atau menemukan penggunaan yang lebih elegan untuk tanah pertanian. Ini semuanya tentang kondisi tanah itu Apakah Firman Allah berbuah dalam kehidupan seorang pendengar bergantung sepenuhnya pada kondisi hati orang itu.

Pendengar jalanan

Ketidakpercayaan dan cinta dosa telah membuat hati ini padat seperti batu, di mana kebenaran itu tidak dapat menembusnya. Pendengar ini mati secara rohani dan dia dipengaruhi Setan. Lukas 8:12, “Benih yang jatuh di jalanan melambangkan orang-orang yang mendengar berita itu, tetapi iblis datang dan mengambilnya dari hati mereka dan mencegah mereka untuk percaya dan diselamatkan.” Tujuan penabur itu adalah supaya orang-orang percaya dan diselamatkan.

Mau tidak mau kita semua akan bertemu dengan pendengar yang hatinya keras, alkitab menyebut mereka “tegar tengkuk”. Mereka telah mengeraskan hati mereka untuk melawan Tuhan. Mereka digambarkan dengan jalan yang tidak dipagari dan terbuka untuk segala kejahatan yang datang. Itu tidak pernah dibajak oleh keyakinan. Cinta dosa dan ketidakpedulian telah membuat hati orang ini kering dan tak tertembus. Yesus di sini tidak menggambarkan orang ateis yang tidak percaya kepada Allah, tetapi para pemimpin agama Yahudi, yaitu orang-orang Farisi.

Yesus berkata tentang mereka di Yohanes 8:44, “Karena kalian adalah anak-anak bapakmu, si iblis, dan kalian suka melakukan hal-hal jahat yang dia lakukan. Dia adalah seorang pembunuh sejak semula. Dia selalu benci kebenaran, karena tidak ada yang benar di dalam dirinya. Ketika dia berdusta, itu wajar, karena sudah begitu sifatnya. Dia pembohong dan bapak segala dusta.” Setan itu membingungkan orang melalui guru-guru palsu yang datang di dalam nama Kristus tetapi secara halus diam-diam mereka merusak kebenaran Injil itu.

Setan juga memanfaatkan nafsu manusia yang berdosa seperti ketakutan akan apa yang dipikirkan orang, kesombongan, kemarahan, terus berkeraskepala, prasangka, dan berbagai nafsu. Iblis itu menarik hati orang-orang yang cinta kesenangan dosa. Mudah baginya untuk membuat dirinya menarik bagi mereka yang suka kegelapan. Kemudian setelah memperoleh kepercayaan dan perhatian si pendosa itu, setan ini mengalihkan pikirannya dari kebenaran Firman untuk merebutnya dari kesadaran orang tersebut itu.

Pendengar yang dangkal

Tanah yang tersebar tipis di atas lapisan batu menggambarkan orang yang berhati dangkal yang merespon cepat tetapi hanya secara dangkal. Tanpa akar yang dalam, tumbuhan itu tidak dapat hidup lama di iklim kering. Pertumbuhan seperti itu tidak berguna untuk tujuan yang menguntungkan. Ini menggambarkan caranya beberapa orang menanggapi Injil. Mereka bersemangat, tetapi semua antusiasme itu mengaburkan fakta bahwa tidak ada akar. Mereka hanya percaya pada mulanya saja.

Setiap orang yang menanggapi Injil secara positif akan mengalami “masa pencobaan.” Itu juga bisa merujuk pada percobaan atau ujian. Iman murid baru akan diuji oleh malapetaka atau penganiayaan atau kesulitan yang membuat sulit mempertahankan keyakinan yang dangkal. Dan betapapun antusiasnya tanggapan itu pada awalnya, orang itu akan murtad, artinya orang itu akan meninggalkan imannya secara total.

Kolose 1:23 mengatakan, “Tetapi kalian harus terus percaya kebenaran ini dan berdiri teguh pada kepercayaanmu. Jangan sampai kalian melepaskan jaminan yang sudah diberikan kepadamu ketika kalian mendengar Kabar Baik. Kabar Baik itu telah diberitakan di seluruh dunia, dan saya, Paulus, telah ditunjuk sebagai hamba Allah untuk mengabarkannya.” Mungkin mereka berpikir bahwa Yesus akan memperbaiki masalah duniawi mereka atau membuat hidup mereka lebih mudah. Mereka tidak menghitung biayanya.

Yesus memberi tahu kita bahwa sukacita besar terkadang menyertai pertobatan palsu. Buah seseorang akan mengungkapkan hal itu. Matius 12:33, “Sebuah pohon dikenal dari buahnya. Jika pohon itu baik, maka buahnya akan baik. Jika pohon itu buruk, maka buahnya pun akan buruk.” Orang itu tidak pernah percaya. 1 Yohanes 2:19 mengatakan, “Orang-orang ini meninggalkan gereja kita, tetapi mereka tidak pernah benar-benar bersatu dengan kita; jika tidak, mereka akan tinggal bersama kami. Ketika mereka pergi, itu membuktikan bahwa mereka bukan orang Kristen.”

Pendengar Duniawi

Jenis tanah ini, tanah yang penuh lalang, melambangkan hati yang terpengaruh hal-hal duniawi. Lukas 8:14 berkata, “Benih yang jatuh di tengah semak duri melambangkan mereka yang mendengar injil itu, tetapi injil itu cepat dipadamkan oleh kekuatiran dan kekayaan dan kesenangan hidup ini. Jadi mereka tidak pernah bertumbuh menjadi dewasa.” Pada permulaan kelihatannya mereka menerima jalan iman. Tetapi pada waktu tertentu hal-hal duniawi ini akan mematikan Firman.

Kali ini tanahnya dibajak dengan baik dan cukup dalam, tetapi ada bermacam-macam kotoran di dalamnya. Nilai-nilai dunia fana ini seperti kesenangan dosa dan ambisi duniawi seperti uang, gengsi dan harta benda akan membanjiri hati dan meredam kebenaran Firman Tuhan. Lukas 16:13 mengatakan, “Tidak seorang pun dapat bekerja untuk dua majikan. Sebab ia akan membenci yang satu dan mengasihi yang lain; ia akan mengasihi yang satu dan membenci yang lain. Kalian tidak dapat melayani Allah dan diperbudak oleh uang.”

1 Timotius 6:9-10 mengatakan, “Tetapi orang yang mau menjadi kaya, jatuh ke dalam pencobaan dan terperangkap oleh banyak keinginan yang bodoh dan merugikan, yang menjerumuskan mereka ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. 10 Karena cinta uang adalah akar dari segala jenis kejahatan. Dan beberapa orang, karena mendambakan uang, telah menyimpang dari iman yang benar dan menyiksa diri mereka sendiri dengan banyak penderitaan.” Yakobus 4:4 mengatakan, “Jika kalian ingin menjadi sahabat dunia, kalian menjadi musuh Allah.”

1 Yohanes 2:16 mengatakan, “Karena dunia hanya menawarkan keinginan untuk kesenangan fisik, keinginan untuk semua yang kita lihat, dan kebanggaan akan pencapaian dan milik kita. Ini bukan dari Bapa, tetapi dari dunia ini.” Gulma dan duri dalam perumpamaan itu melambangkan keegoisan dan keinginan berdosa dari dunia ini yang berasal dari Setan. Kekayaan dan kesenangan materi pada dasarnya tidak jahat. Tetapi untuk mengasihi berkat itu lebih dari pada sang Pemberi adalah dosa.

Sebuah contoh klasik adalah penguasa muda yang kaya dalam Matius 19 yang datang kepada Yesus untuk mencari hidup kekal. Tetapi dia adalah seorang materialis dan pencinta dunianya dan Yesus tahu hal itu. Yesus menyuruhnya untuk menaati perintah-perintah dan dia berkata bahwa dia telah mematuhi semua perintah itu. Ayat 21-22, “Lalu Yesus berkata kepadanya, “Jika kamu ingin menjadi sempurna, pergilah dan juallah semua milikmu dan berikan uangnya kepada orang miskin, dan kamu akan memiliki harta di surga. Kemudian datanglah, dan ikutilah Aku.”

22 Tetapi ketika pemuda itu mendengar hal itu, ia pergi dengan sedih, karena ia memiliki banyak harta. Dia mengasihi nilai-nilai duniawi lebih daripada mengasihi Allah. Inilah hal yang dimiliki bersama oleh pendengar jalan, pendengar dangkal dan pendengar duniawi, mereka tidak menghasilkan buah. Ketiga jenis tanah yang tidak berbuah itu adalah lambang dari orang-orang yang tidak percaya, termasuk mereka yang pada mulanya menunjukkan pertumbuhan tetapi tidak menghasilkan buah.

Pendengar yang berbuah

Tanah akhir itu dibajak dengan baik dan menghasilkan tanaman yang diinginkan. Lukas 8:15, “Dan benih yang jatuh di tanah yang baik melambangkan orang-orang yang jujur, baik hati, yang mendengarkan firman Tuhan, dan dengan sabar menghasilkan panen yang besar.” Inilah hati yang benar-benar siap. Yesus sedang menggambarkan seseorang yang hatinya dipersiapkan dengan baik sehingga ketika orang itu mendengar Injil, dia menerimanya dengan pengertian dan iman yang tulus.

Ketekunan adalah tanda penting dari iman yang menyelamatkan. Inilah salah satu pelajaran utama dari perumpamaan itu. Yesus berkata dalam Yohanes 8:31, "Kalian benar-benar adalah murid-murid-Ku, jika kalian tetap setia pada ajaran-Ku." Buah yang dibicarakan dalam perumpamaan itu termasuk buah Roh dalam Galatia 5:22-23, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, penderitaan panjang, kebaikan hati, kebajikan, kesetiaan, kelembutan dan penguasaan diri. Dan hati yang benar-benar beriman akan menghasilkan penyembahan.

Matius dan Markus keduanya mengatakan "ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat dan ada yang seratus kali lipat." Yesus dengan jelas mengajarkan bahwa orang Kristen tidak semuanya berbuah sama. Tetapi Dia pada saat yang sama menyarankan bahwa kelimpahan buah adalah hasil yang diharapkan dari iman. Buah rohani dalam hidup kita harus berlimpah karena Efesus 2:10 mengatakan, “Sebab kita diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya, supaya kita hidup di dalamnya.”

Tetapi di sini masalahnya. Kita tidak dapat melakukan itu sendiri, kita dilahirkan najis dan dengan sifat dosa. Kita adalah orang berdosa yang jatuh dengan hati yang memberontak. Roma 8:7-8 mengatakan, “Karena keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah; karena itu tidak tunduk pada hukum Allah, dan juga tidak sanggup. 8 Jadi, mereka yang hidup dalam daging tidak dapat menyenangkan Allah.” Hanya Allah saja yang bisa mempersiapkan hati yang mau menerima Firman.

Dia melakukan itu melalui pekerjaan pengudusan Roh Kudus, yang dalam Yohanes 16:8 menginsafkan dunia akan dosa dan kebenaran dan penghakiman. Dia membangunkan mereka secara rohani dalam Roma 8:11. Dia membasuh mereka hingga bersih dan menghilangkan hati mereka yang keras dan memberi mereka hati yang baru dalam Yehezkiel 36:25-26. Dia mengukir kebenaran Allah di hati mereka dalam Yeremia 31:33. Dan Dia mencurahkan kasih Allah ke dalam hati mereka dalam Roma 5:5.

Perumpamaan ini adalah pengingat bahwa ketika kita memberitakan Injil kepada orang-orang, hasilnya pasti akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi hati para pendengarnya. Keberhasilan atau kegagalan bukan bergantung kepada keterampilan kita sebagai penabur. Sebagian benih akan jatuh di tanah yang keras, dangkal, atau yang berlalang. Tetapi benih itu tidak ada salahnya. Jika kalian setia pada tugas kalian, pasti ada beberapa benih yang ditabur yang akan menemukan tanah yang subur dan hasilnya itu adalah buah yang melimpah.
JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content