Persembahan Hidup - Persekutuan Indonesia Riverside

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content
Pemahaman Alkitab 2023
Persembahan Hidup
Kami datang ke sini untuk berkomitmen kembali pada ketaatan, kasih dan pengabdian kepada-Nya dan Roma 12:1 - 2 menjelaskan apakah artinya itu. Seorang wanita berkata, “Saya mencoba untuk mendapatkan semua yang bisa saya dapatkan dari Allah.” Dan tanggapan saya kepadanya adalah, “Dengan hormat, inilah justru kebalikan dari apa yang seharusnya Anda lakukan. Kehidupan Kristen Anda tidak bergantung pada apa yang Anda dapatkan dari Dia. Itu bergantung pada apa yang Anda berikan kepada-Nya.”

Dan itu terlihat dari cara orang memandang gereja. Mereka menilai sebuah gereja berdasarkan apa yang mereka dapatkan darinya, apa yang mereka peroleh darinya, apa yang diberikannya kepada mereka. Itu sekali lagi, kebalikan dari perspektif yang diperlukan, jika seseorang akan menjalani kehidupan yang saleh dan berguna. Ini bukan tentang apa yang Anda dapatkan. Inilah tentang apa yang Anda berikan, dan itu sangat jelas dalam Roma 12. Marilah saya membacakan kedua ayat ini.

Roma 12:1-2 mengatakan, “Karena itu, saudara-saudara, oleh kemurahan Allah, saya mohon agar Anda mempersembahkan tubuh Anda sebagai persembahan yang hidup, kudus, yang dapat diterima Allah, yang merupakan pelayanan Anda yang wajar. 2 Dan jangan menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi transformasikan diri berdasarkan pembaharuan pikiranmu, supaya kamu dapat membuktikan kehendak Allah yang baik dan dapat diterima dan sempurna itu.” Kehidupan Kristiani adalah tindakan ibadah di mana kami memberikan diri kami sendiri.

Ingatlah kami telah diberi 11 pasal doktrin tentang keselamatan. Di sinilah surat ini sendiri menjadi praktis. Dan hal pertama yang harus dikatakan itu sangat penting, hal pertama adalah memberikan diri Anda sebagai persembahan yang hidup. Tanggapan Anda terhadap apa yang telah Allah lakukan bagi Anda adalah memberikan persembahan rohani kepada Allah, yaitu diri Anda sendiri. Ini tentang ibadah, dan ibadah adalah tentang memberikan diri kita kepada Allah.

Rasul Paulus mengatakan dalam Filipi 3, “Kami adalah para penyembah Yesus Kristus.” Di dalam 1 Petrus 2, Petrus berkata, “Kami adalah imam-imam yang mempersembahkan korban kepada Allah.” Jadi memandang kehidupan Kristiani adalah memandang hidup orang Kristeni sebagai imam yang memberikan persembahan kepada Allah. Nah, sifatnya dijelaskan dalam istilah "persembahan yang hidup dan suci." Nah, itulah bahasa imam, bahasa pengorbanan, bahasa orang Lewi.

Itu membawa kami kembali ke Perjanjian Lama, sistem pengorbanan itu, dimana imam datang dan meletakkan persembahan di atas mezbah, dan itu akan disembelih. Jadi para imam mempersembahkan korban mati, bukan korban hidup. Mereka mempersembahkan korban mati yang menggambarkan pengorbanan Kristus dalam kematian, yang membayar hukuman atas dosa kami. Sistem itu sudah hilang. Itu diberhentikan ketika Yesus mati di kayu salib.

Nah, ada suatu jenis korban baru di dalam perjanjian yang baru, di dalam Perjanjian Baru dan itulah pengorbanan hidup. Itulah kamu, dan itulah aku. Kami harus menempatkan diri kami di mezbah di hadapan Allah sebagai persembahan kepada-Nya. Tidak ada lagi korban mati, sekarang ada korban hidup. Ini adalah tindakan ibadah yang perlu dan yang tertinggi. Tanggung jawab kami adalah persembahan diri kami yang lengkap dan komprehensif kepada Allah.

Kalian telah menerima semua yang kalian butuhkan dalam keselamatan kalian. Ini tentang apa yang Anda berikan kepada Allah. Allah tidak puas dengan korban mati dalam Perjanjian Lama dari hati yang berdosa. Itu sebabnya, dalam 1 Samuel 15:22 kami baca, “Menaati itu lebih baik dari pada berkorban.” Itu adalah gambaran pengorbanan Kristus yang akan datang, tetapi Allah itu tidak terima pengorbanan yang berasal dari hati manusia yang penuh dosa.

Nah saat kami melihat kedua ayat ini, ada empat unsur dalam sebuah persembahan hidup. Mereka tumpang tindih dan terjalin, tetapi mereka dapat diidentifikasikan dalam teks ini dalam empat cara. Kurban yang merupakan kurban hidup yang dapat diterima dan berkenan kepada Allah menggabungkan jiwa, tubuh, pikiran, dan kehendak. Dan mereka semua terhubung satu sama lain, tetapi mereka membantu kami melihat aspek diri kami yang harus kami berikan kepada Allah.

Marilah kami bicara pertama tentang jiwa yang diberikan kepada Allah, dan yang saya maksud adalah manusia batiniah. Kita berbicara tentang keselamatan. Dalam Matius 16:26 Yesus berkata, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya sendiri?” Pertama, Anda tidak dapat menyenangkan Allah dengan cara apa pun jika Anda tidak memberikan jiwa Anda kepada-Nya, esensi dari diri Anda. Itulah dasar dari pengorbanan. Semuanya mulai dengan jiwa.

Selama 11 pasal, rasul Paulus telah menggambarkan belas kasihan Allah. Apa itu "belas kasihan"? Hal-hal yang diberiikan yang tidak layak. Itu adalah “anugerah” – hal-hal yang disampaikan kepada kami, yang dikabulkan kepada kami, yang diterapkan kepada kami yang dikreditkan kepada kami, yang tidak pantas kami terima. Berdasarkan kemurahan Allah, kami harus persembahkan tubuh kami sebagai persembahan yang hidup. Belas kasihan itu semuanya terikat dalam keselamatan kami.

Nah, definisi “keselamatan” adalah definisi yang luas dan komprehensif di dalam kitab Roma. Jika kami hanya mengambil ungkapan “kemurahan Allah” dan mengembangkan hal itu, ini mencakup segala sesuatu yang merupakan bagian dari keselamatan, semua penyediaan belas kasihan Allah yang luar biasa bagi dosa manusia, keselamatan dengan semua komponennya. Salah satu belas kasihan Allah adalah "kasih ilahi", yang diberikan kepada orang berdosa yang tidak layak.

Belas kasihan Allah lainnya adalah “anugerah”, yang tidak bisa didapatkan oleh orang berdosa. Dan kemudian Anda mulai menemukan bahwa Allah memberi kita, sebagai belas kasihan, karunia "Roh Kudus", yang tinggal di dalam kami. Roh Allah menjamin kami. Kemudian, belas kasihan lainnya adalah “damai dengan Allah.” Iman diberikan kepada kami, iman untuk percaya dan memahami keselamatan. Anda juga menemukan kenyamanan, kekuatan, harapan, kesabaran dan kebaikan.

Masih ada lagi: kebenaran, pengampunan, rekonsiliasi dan pembenaran, secara harfiah dinyatakan di hadapan Allah sebagai adil. Yang lainnya adalah jaminan keamanan, kehidupan kekal, kebebasan dari kuasa dan hukuman dosa. Yang lain adalah sebagai, anak yang diadopsi, syafaat terus-menerus oleh Roh Kudus dan Anak Allah. Hal ini begitu luar biasa sehingga Paulus sekarang simpulkan, dia berkata:

Di ayat 33, “Oh, alangkah dalamnya kekayaan hikmat dan pengetahuan Allah! Betapa tak terselidiki penghakiman-Nya, tak terselami jalan-jalan-Nya! Karena siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, atau siapakah yang menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pertama kali memberi kepada-Nya agar itu dapat dibayar kembali kepada-Nya lagi? Karena dari Dia dan oleh Dia dan kepada Dia adalah segala sesuatu. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin."

Lihatlah Kristus, dan pada saat Anda berfokus pada-Nya dalam 2 Korintus 3:18, Anda diubah menjadi gambar-Nya. Mazmur 116:12 menyatakannya sebagai berikut: “Apakah yang harus kuberikan kepada Tuhan untuk segala keuntungan-Nya bagiku?” Inilah jawabannya: hidup Anda dalam semua komponennya sebagai pengorbanan yang hidup. Roma 12:1 - 2 menjawab doa dari Mazmur 116, dan semuanya dimulai dari jiwa orang percaya.

Ketika Anda merenungkan semua keselamatan itu, itu menjadi motif pendorong untuk proses pengudusan itu. Perilaku etis Anda adalah cerminan langsung dari dogma Anda. Tugas Anda mengalir dari doktrin Anda. Apa yang Anda yakini yang pada dasarnya merancang perilaku Anda. Semakin Anda memahami keagungan keselamatan Anda, semakin besar motivasi Anda untuk mempersembahkan diri Anda sebagai persembahan yang hidup.

Kedua, tubuh harus dipersembahkan kepada Allah, dan itulah yang dikatakan ayat 1: "...persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup dan kudus, yang dapat diterima oleh Allah, yang merupakan ibadah rohanimu." Ini adalah tubuh, tubuh yang sebenarnya, dan bukan hanya yang nyata dan terlihat tetapi semua komponen manusia, bagaimana Anda berpikir dan bagaimana Anda beralasan, semua yang Anda miliki sebagai manusia.

“Memberikan” adalah istilah bait suci. Itu berarti menghasilkan, menyerahkan, mempersembahkan, dan itu berarti tidak menahan apa pun. Saya terus memberi dan mempersembahkan tubuh saya untuk tujuan Engkau, dan saya memberinya sebagai persembahan yang hidup dan suci yang dipisahkan dari dosa. Roma 6:12 berkata, “Jangan biarkan dosa menguasai tubuhmu yang fana sehingga kamu menuruti hawa nafsunya.” Jadi di sana tubuh itu berarti lebih dari sekedar materi. Itu berarti keinginan dan nafsu nonmateri itu.

Turun di ayat 16, “Tidak tahukah kamu, bahwa ketika kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba ketaatan, kamu adalah hamba dari orang yang kamu taati, baik dari dosa yang mengakibatkan kematian, atau dari ketaatan yang menghasilkan kebenaran?” Dengan kata lain, Anda membuat presentasi tentang diri Anda sendiri untuk mematuhi tuhan Anda. Ayat 19, “Aku berbicara dalam bahasa manusia karena kelemahan dagingmu.”

Proses pengudusan adalah pertama hasil dari presentasi jiwa dan kedua tubuh secara aktif kepada Allah. Ada orang yang berbicara tentang pengudusan seolah-olah itu pasif. Tidak, itu perintah. "Saya mendesak Anda untuk memberi persembahan tubuh Anda." Itulah tindakan, dan Anda menyerahkan tubuh Anda kepada Allah. Itu diperlukan untuk proses pengudusan Anda. Proses pengudusan Anda bergantung pada Anda mengatur tubuh Anda dan mempersembahkannya kepada Allah.

1 Tesalonika 4:3 mengatakan, “Kehendak Allah adalah pengudusanmu; yaitu, bahwa Anda menjauhkan diri dari percabulan, bahwa Anda masing-masing tahu bagaimana memiliki bejana atau tubuhnya sendiri dalam pengudusan dan kehormatan, bukan dalam nafsu seperti orang bukan Yahudi yang tidak mengenal Allah. Ini tidak mudah. Dalam 1 Korintus 9:24 Paulus berkata, "Aku memukul tubuhku hingga tunduk, jangan sampai dalam berkhotbah kepada orang lain, aku sendiri akan didiskualifikasi."

Allah menginginkan tubuh Anda sebagai persembahan yang dipersembahkan kepada-Nya dalam kekudusan, bukan hanya roh dan pikiran Anda. Terkadang, Anda mendengar orang berkata, "Saya orang yang sangat spiritual." Jika Anda berbicara dalam istilah alkitabiah, saya ingin mengatakan kepada mereka, “Baiklah, jika Anda benar-benar orang yang penuh rohani, dan Anda ingin mempersembahkan roh Anda kepada Allah, Dia juga ingin tubuh Anda. Bagaimana kabarmu di sisi itu?”

Ini penting karena percabulan merajalela saat itu, dan percabulan merajalela sekarang, dan ada toleransi. Itu ada dalam filosofi mereka, dan sekarang ada toleransi dalam filosofi kami juga. Agar Allah berkata, “Aku bukan hanya menginginkan jiwamu; Aku ingin tubuhmu, yang suci, diberikan kepada-Ku sebagai kurban,” pada dasarnya adalah dasar dari seluruh proses pengudusan. Itulah tindakan yang menuntut agar kita mengalahkan tubuh kita hingga tunduk.

Anda dapat membandingkannya dengan Abraham dan Ishak. Ishak akan menjadi korban mati, tetapi Abraham, yang mempersembahkan Ishak, membuat korban hidup. Putranya yang terkasih, janji Allah, perjanjian Allah, ahli warisnya, masa depannya, tetapi dia rela melakukannya karena ketaatan. Setiap kali Anda mendengar bahasa pengorbanan dan persembahan kepada Allah ini, itu menarik tubuh, serta jiwa dan roh.

Allah dipuaskan hanya ketika jiwa diikuti oleh tubuh yang dipersembahkan kepada-Nya, dan Dia berkata, "Ini adalah pelayanan ibadah rohanimu." Ini adalah ibadah dalam pengertian teknis, dalam Perjanjian Lama, jenis ibadah orang Lewi. Ini digunakan dalam Ibrani 9:6 untuk para imam yang melakukan ibadah dalam pelayanan Allah, tetapi di sini digunakan untuk orang percaya. Ini adalah pelayanan rohani ibadah Anda.

Ketiga, pikiran harus diserahkan kepada Allah. Nah, ini semua saling berhubungan. Jika Anda tidak memberikan pikiran Anda kepada Allah, Anda tidak akan mampu mempertahankan tubuh Anda untuk Allah. Begitulah keadaanya. "Seperti orang yang berpikir dalam hatinya, demikianlah dia." Ayat 2, “Jangan menjadi serupa dengan dunia ini tetapi berubahlah oleh pembaharuan pikiranmu.” Seiring tubuh itu, pikiran harus datang.

Jika Anda tidak memprogram pikiran Anda dengan benar, tubuh Anda akan lepas dari mezbah itu. Jangan menyesuaikan diri dengan zaman ini. Dunia yang jatuh, sistem Setan dan kosmos. Yohanes menggunakan bahasa itu: sistem dunia yang jahat, semangat zaman ini, semua ide-ide, opini, pandangan, agama, filosofi, spekulasi, harapan, dorongan hati, aspirasi, dan godaan, semuanya disebut.

“Seluruh dunia,” kata 1 Yohanes 5:19, “berada di pangkuan si jahat.” Semua yang ada di dunia, yaitu nafsu daging, nafsu mata, keangkuhan hidup, semua adalah milik dunia dan akan berlalu. Tujuan, etika, standar, dan moralitas semuanya sesuai keinginan setan. Itu semua adalah kerajaan kegelapan. Anda harus memprogram ulang pikiran Anda menjauhkan diri dari korupsi zaman ini.

Ketika Anda berpikir bahwa rata-rata seorang siswa sekolah menengah menghabiskan sembilan jam secara pribadi di depan layar komputer, mereka diprogram dan ditarik oleh roh zaman ini. Itulah mengapa begitu banyak budaya pop dimiliki oleh anak-anak berusia 10 sampai 25 tahun. Mereka sangat rentan. Kita tidak boleh menyesuaikan diri dengan hal ini. Bahkan, kata bahasanya, “Berhentilah membiarkan dirimu dibentuk seperti zaman yang jahat ini.”

Anda perlu diubah rupa menjadi bentuk mulia. Anda memperbaharui pikiran Anda melalui Firman Allah. Kolose 1:9 mengatakan, “Karena alasan ini juga, sejak hari kami mendengarnya, kami tidak berhenti berdoa agar kamu dipenuhi pengetahuan tentang kehendak-Nya dan semua hikmat dan pengertian rohani, sehingga Anda akan berjalan dengan cara yang layak bagi Tuhan untuk menyenangkan Dia dalam segala hal.”

Akhirnya, kehendak harus diberikan kepada Allah. Kami tahu banyak hal, tetapi kami tidak melakukan apa yang seharusnya perlu. Paulus berkata, “Saya tidak melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Saya melakukan apa yang tidak ingin saya lakukan.” Kemauan adalah realitas yang sangat penting. Kata terakhir adalah bahwa Anda akan membuktikan, dengan hidup Anda, apakah kehendak Allah itu. Buktikanlah itu dalam arti bahwa Anda mendemonstrasikan itu. Anda menunjukkan kehendak Allah karena Anda melakukan kehendak-Nya.

Anda menunjukkan kepada dunia kehendak Allah dengan melakukannya. Itu bukanlah ide untuk menguji dan melihat apakah kehendak Allah itu baik atau buruk atau benar atau salah. Inilah baik dan benar. Jadi untuk menjalani kehidupan Kristiani, itu adalah keinginan yang kuat yang dihasilkan oleh kehendak berdasarkan apa yang diketahui pikiran tentang Firman Allah. Ini memberi tahu apa yang dilakukan tubuh, semua sebagai rasa syukur atas kemurahan Allah yang diberikan kepada kami di dalam Kristus.

Inilah jumlah dan substansi dari jalan pengudusan. Tidak ada cara lain untuk sampai ke sana, dan inilah kata kerja waktu sekarang karena kita harus terus melakukan ini. Bersyukurlah bahwa Anda memiliki orang-orang di sekitar Anda dalam perjalanan yang sama. Bersyukurlah bahwa Anda memiliki sumber daya yang disediakan untuk Anda sehingga pikiran Anda dapat menjadi pikiran Kristus. Menangkanlah pertempuran dan kemauan. Mari kita berdoa.
JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content