Orang Kaya dan Lazarus - Persekutuan Indonesia Riverside

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content
Pemahaman Alkitab 2021
Orang Kaya dan Lazarus
Sekarang kita sampai pada Lukas 16:19 – 31 di mana Yesus menceritakan perumpamaan yang penuh kuasa ini. Kebanyakan orang di dunia Barat yang pernah mengenal agama Kristen, berpikir bahwa mereka akan masuk surga. Tapi saya yakin bahwa neraka sebagian besar dihuni oleh orang-orang yang terkejut menemukan diri mereka di sana. Itulah makna cerita ini, seseorang yang terkejut menemukan dirinya di neraka.

Yang juga mengejutkan bagi mereka yang mendengarkan cerita itu adalah gagasan bahwa Lazarus ada di surga. Ini bertentangan dengan semua harapan mereka. Mari kita lihat keadaannya. Yesus terus-menerus berbicara dengan orang-orang Farisi, mereka adalah orang beragama elit yang kaya. Dari luar mereka memiliki segalanya, mereka memiliki status, mereka memiliki pengaruh pada komunitas mereka, dan mereka terlihat makmur dan berhasil.

Tetapi Yesus berkata, tunggu sebentar. Lihatlah tindakan hidup Anda, karena tindakan hidup Anda adalah jendela ke dalam hati Anda. Apa yang Yesus tunjukkan kepada orang-orang Farisi adalah bahwa tindakan hidup dan hati mereka bukanlah untuk menyembah dan memuja Allah tetapi hati mereka penuh dengan keserakahan, pembenaran diri dan kesombongan. Mereka kaya dan religius tetapi mereka tidak ada hubungan dengan Allah.

Dan untuk mengarahkan mereka kepada Allah, Dia memberikan mereka suatu perumpamaan lain. Mari kita lihat apa yang Yesus katakan. Ayat 19 - 31, “Ada seorang kaya yang berpakaian kain ungu dan lenan halus dan yang berpesta mewah setiap hari. 20 Dan di pintu gerbangnya dibaringkan seorang miskin bernama Lazarus, yang penuh dengan borok, 21 yang ingin diberi makan dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Selain itu, anjing-anjing bahkan datang dan menjilati boroknya.”

“22 Orang miskin itu mati dan dibawa oleh para malaikat ke sisi Abraham. Orang kaya itu juga mati dan dikuburkan, 23 dan di neraka, karena tersiksa, dia mengangkat matanya dan melihat Abraham jauh dan Lazarus di sampingnya. 24 Dan dia berseru, Bapa Abraham, kasihanilah aku, dan suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan membasahi lidahku, karena aku sengsara dalam nyala api ini.”

“25 Tetapi Abraham berkata, 'Anakku, ingatlah bahwa engkau sudah menerima hal-hal baik dalam hidupmu, dan Lazarus dengan cara yang sama hal-hal buruk, tetapi sekarang dia dihibur di sini, dan engkau sengsara. 26 Dan selain itu semua, di antara kami dan engkau telah terbentang jurang yang besar, supaya orang dari sini tidak dapat ke sana, dan tidak seorang pun dari sana dapat menyeberang ke sini. 27 Dan dia berkata, 'Kalau begitu aku mohon, untuk mengirim Lazarus ke rumah ayahku.”

“28 karena ada lima saudara laki-laki di situ, supaya dia dapat memperingatkan mereka, jangan sampai mereka juga masuk ke tempat siksaan ini.’ 29 Tetapi Abraham berkata, ‘Mereka punya Musa dan para Nabi; biarlah mereka menuruti mereka, 30 Tetapi dia berkata, 'Tidak, bapa Abraham, tetapi kalau ada orang mati hidup kembali dan datang kepada mereka, mereka akan bertobat.' 31 Dia berkata kepadanya, 'Jika mereka tidak mendengar Musa dan para Nabi, pastilah mereka tidak akan mendengar orang mati yang hidup kembali.”

Yesus menceritakan perumpamaan ini untuk memperingatkan para pendengar, memperingatkan orang-orang seperti Anda dan saya, bahwa neraka akan dipenuhi dengan orang-orang yang tidak pernah menyangka mereka akan ada di sana. Jadi pada saat kita mempelajari bersama perumpamaan ini akan ada rasa kaget dan cemas. Memang itulah maksud Yesus. Dia ingin kita berpikir dan bergumul tentang hal ini. Mari kita berhenti sebentar dari kehidupan kita sehari-hari dan mengambil inventaris spiritual dari jiwa kita.

Ajukanlah pertanyaan ini, apakah saya Lazarus atau saya orang kaya itu? Inilah tujuan kita. Jika kita tidak memahami kabar buruk Injil, kita tidak akan pernah bisa memahami kabar baik itu. Jika kita tidak memahami betapa dalamnya dosa kita, kita tidak akan memahami betapa dalamnya kasih Allah bagi kita. Jadi yang perlu kita pelajari adalah untuk percaya kepada Yesus. Percaya kepada Yesus Kristus saja sudah cukup untuk menyelamatkan Anda dari neraka.

Dan apa pun yang kita percaya di dunia ini selain dari Yesus Kristus tidak akan menyelamatkan kita. Jangan percaya pada kekayaan duniawi karena mereka tidak memiliki kekuatan. Marilah kita baca lagi ayat 19, “Ada seorang kaya yang berpakaian kain ungu dan lenan halus dan yang berpesta mewah setiap hari. Jadi Yesus mulai dengan karakter yang tidak punya nama. Dia memiliki status, dia adalah orang kaya. Hal ini dijelaskan dalam dua cara, dalam pakaiannya dan dalam makanannya.

Perhatikanlah pakaiannya berwarna ungu yang merupakan tanda kekayaan. Inilah indikator pengaruh dan status. Ungu jarang terdapat pada masa itu, jadi jika Anda punya uang untuk membeli pakaian ungu, Anda kaya. Tapi dia juga memakai linen halus, beberapa komentator mengatakan ini adalah katun Mesir halus yang masih mewah sampai hari ini. Dia berpakaian bagus dan dia berpakaian untuk mengesankan. Dan dia makan 'enak setiap hari.'

Setiap hari adalah pesta untuk orang ini. Setiap hari adalah makan besar baginya. Apa pun yang diinginkan pria itu disediakan. Yesus sedang melukis gambaran kekayaan yang luar biasa. Indulgensi terus menerus. Dia hidup mewah. Orang-orang mau menjadi seperti dia. Dan sebaliknya Yesus memberi kita karakter lain. Ayat 20, “Dan di pintu gerbangnya terbaring seorang miskin bernama Lazarus, yang penuh dengan borok.”

Ayat 21, “Ia ingin diberi makan dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Selain itu, bahkan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya.” Kata ‘miskin’ di sini sangat tepat, artinya Lazarus sangat miskin, seperti orang buangan dan melarat. Dia hidup setiap hari tergantung pada belas kasihan orang lain. Lazarus adalah seorang pengemis. Dia tidak dapat bekerja dan bergantung pada kemurahan hati orang lain untuk bertahan hidup.

Perhatikanlah, dia bukan hanya miskin, dia juga cacat. Perhatikan bahwa dia dibaringkan di gerbang orang kaya itu. Dia tidak bisa ke sana sendiri, orang lain harus membawanya ke sana. Para komentator memberi tahu kita bahwa dia tidak ada kemampuan fisik untuk bekerja. Mungkin ada sesuatu di sana yang dia bisa makan. Jadi sekarang Lazarus menjadi masalah orang kaya itu. Dan dia juga sakit, tubuhnya penuh borok.

Dia merindukan sisa makanan yang datang dari meja orang kaya itu. Apakah Anda merasakan seperti apa kehidupan Lazarus? Yesus menunjukkan kepada kita kontras yang luar biasa ini, orang kaya yang memiliki segala yang diinginkan dunia, dan Lazarus malang yang tidak memiliki apa-apa. Kehidupan orang kaya dan kehidupan Lazarus sangat berlawanan. Tetapi kematian datang kepada semua orang, benar? Kematian adalah penyeimbang besar. Mereka berdua mati.

Namun perhatikanlah dalam perumpamaan Yesus dalam kematian ada kebalikannya. Ayat 22-23, “Orang miskin itu mati dan dibawa oleh para malaikat ke sisi Abraham. Orang kaya itu juga mati dan dikuburkan, 23 dan di neraka, dalam siksaan.” Di sinilah para pendengar akan berteriak dan berkata, bagaimana itu bisa terjadi? Mengapa orang kaya ada di neraka? Dan mengapa Lazarus, si pengemis itu, sekarang berada di tempat terhormat di sisi Abraham?

Mereka akan berkata, pasti ada kesalahan, orang kaya itu harus ada di surga dan Lazarus harus ada di neraka. Dalam pikiran orang Yahudi, orang kaya adalah tipe orang yang pasti akan mendapat tempat kehormatan bukan hanya di kehidupan ini tetapi juga di kehidupan yang akan datang. Lihatlah bagaimana Allah telah memberkati dia dalam hidupnya, dia paling diberkati. Tentunya berkat materialnya adalah tanda berkat rohaninya.

Tetapi Yesus mengatakan bahwa itu tidak bekerja begitu. Pemikiran orang Yahudi adalah karena Allah tidak menghargai dosa, dan orang kaya itu hidup baik sekali, itu pasti berarti bahwa Allah senang dengannya. Demikian juga mereka percaya bahwa orang miskin yang cacat dan sakit pasti telah melakukan suatu dosa besar untuk mendapat celaan Allah. Lagi pula, Allah itu benar dan adil. Apakah Dia akan membiarkan orang benar menderita secara tidak adil?

Teks ini memberitahu kita bahwa orang miskin itu meninggal dan tubuhnya dibuang seperti sampah. Mayatnya dibawa ke tempat yang disebut 'Gehenna', di luar Yerusalem di mana ada tumpukan sampah yang selalu terbakar. Dan tidak ada yang mengatakan apa-apa tentang dia. Tetapi orang kaya itu dikuburkan dengan sangat hati-hati dalam pemakaman yang indah, tubuhnya dibungkus dengan kain lenan, ditutupi dengan rempah-rempah, dan dibawa ke makam keluarganya.

Tetapi teks juga mengatakan dalam ayat 23, “dan di neraka, karena tersiksa, dia memandang ke atas dan melihat Abraham di tempat jauh dan Lazarus di sampingnya.” Para malaikat telah datang dan membawa Lazarus ke tempat istimewa dan terhormat di pangkuan Abraham. Orang kaya itu meskipun dia menerima pemakaman yang indah, jiwanya dibuang ke neraka dimana ada api terus menerus. Karena setelah kematian itu yang terpenting adalah kondisi hatimu.

Kita melihat orang kaya menaruh seluruh kepercayaan hatinya kepada kekayaannya. Pandangannya adalah, karena Allah telah memberkati saya sekarang, Dia pasti akan memberkati saya di surga. Ketergantungannya dan harapannya, tidak ditempatkan pada Allah tetapi pada dirinya sendiri, pada kekayaannya. Apa pun yang Anda miliki, rekening bank Anda, harta benda Anda, semua itu sama sekali tidak berarti bagi Allah. Milikmu itu semua bukan benar-benar milikmu, itu semua milik Allah. Kita hanyalah penatalayan dari apa yang Allah pinjamkan kepada kita.

Menjadi kaya bukan berarti Allah senang dengan kita. Kemakmuran ekonomi tidak pernah menjadi indikasi ada kemakmuran spiritual. Yesus sedang mengajar di sini bahwa orang mungkin untuk menjadi kaya secara uang namun miskin secara rohani. Lazarus tahu bahwa ada kemungkinan untuk menjalani hidup ini tanpa memiliki apa-apa tetapi menjadi kaya secara rohani di dalam Kristus. Orang termiskin yang memiliki Kristus, lebih kaya daripada orang terkaya tanpa Kristus.

Orang kaya dalam perumpamaan ini tidak diberi nama, dia hanya memiliki status. Tetapi orang miskin itu memiliki nama yang disebut Lazarus, yang berarti, ”orang yang ditolong Allah.” Dan yang ditolong Allah adalah orang miskin itu, bukan orang kaya. Bukan karena kondisi ekonomi mereka, yang telah membawa mereka pada sikap yang sama sekali berlawanan terhadap Allah. Orang kaya itu pikir kerohaniannya besar, orang miskin itu bergantung pada Allah.

Ingatlah apa yang Yesus katakan dalam Khotbah-Nya di Bukit dalam Matius 5:3, “Berbahagialah orang yang miskin dalam roh, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” Orang yang ditolong Allah, orang yang diselamatkan Allah, adalah orang-orang yang memahami kemiskinan rohaninya sendiri. Bahwa selain Kristus saya tidak punya apa-apa. Dosa kita telah memisahkan kita dari kasih Allah dan saya tidak punya apa-apa untuk dipersembahkan kepada Allah dan tidak ada usaha yang dapat dikerjakan untuk kembali kepada-Nya.

Berbahagialah mereka yang bergantung pada Allah untuk memberikan semua yang mereka butuhkan. Bukan hanya di kehidupan ini tetapi di kehidupan yang akan datang. Bergantung pada kemurahan hati Allah untuk memenuhi kebutuhan terbesar kita. Dan kebutuhan terbesar kita adalah berdiri benar di hadapan-Nya. Orang kaya telah membiarkan kemakmuran ekonominya merusak jiwanya, untuk membuatnya percaya bahwa dia tidak membutuhkan Allah. Menjadi kaya bukanlah masalahnya, tetapi mengutamakannya di atas segalanya, itu masalah besar.

Apa lagi yang diajarkan perumpamaan ini? Jangan percaya pada praktik keagamaan untuk menyelamatkan Anda dari neraka. Ayat 23-24, “dalam siksaan, dia mengangkat matanya dan melihat Abraham di tempat jauh dan Lazarus di sisinya. 24 Dan dia berseru, Bapa Abraham, kasihanilah aku, dan suruhlah Lazarus mencelupkan jarinya ke dalam air dan membasahi lidahku, karena aku sengsara dalam nyala api ini.” Perhatikanlah kepada siapa orang kaya itu berseru.

Dia berseru kepada Abraham, dia tidak berseru kepada Allah. Mengapa? Karena dia lebih mengenal Abraham daripada Allah Abraham. Dia pasti religius, dia percaya pada Yudaisme, dia adalah orang yang bermoral, dia tahu Perjajian Lama, dia pergi ke pertemuan ibadah, dia menemukan komunitas dalam praktik keagamaannya, dia memberikan perpuluhannya ke Bait Suci, tetapi semua usaha itu tidak menyelamatkan dia.

Dia tidak pernah memiliki hubungan intim yang mengubah hidup dengan Allah penciptanya, yang katanya adalah Allah dia sembah. Dengan kata lain untuk orang kaya ini, orang religius ini, agama hanyalah sarana untuk mencapai tujuan. Itu memberinya apa yang diinginkannya, tempat untuk menjadi anggota. Itu memberinya kekuatan sosial, itu memberinya pengaruh, dan itu memberinya batas untuk moralitas tetapi dia tidak pernah benar-benar menginginkan hubungan dengan Allah. Dia tidak diberi nama.

Sebuah nama menyiratkan ada hubungan, itulah nama yang diketahui orang lain. Dan di dalam neraka di bawah siksaan ini dia terus berada tanpa nama karena di neraka tidak ada hubungan. Ada jurang tetap yang besar sehingga tidak mungkin ada hubungan antara dia dan Allah. Dia tidak ingin ada Allah di dalam hidupnya dan dia tidak menerima Allah dalam kematiannya. Orang ini adalah orang yang religius namun dia masuk neraka.

Jadi satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah berteriak minta ampun. “Bapa Abraham kasihanilah aku.” Apakah Anda merasakan kegawatan dari pernyataan itu? Belas kasihan berarti dengan sengaja menahan apa yang pantas kita terima. Orang kaya tahu apa yang pantas dia dapatkan: murka abadi dan hukuman abadi. Dan satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah memohon belas kasihan sementara. Di sini kita melihat gambaran neraka yang mengerikan.

Ini adalah penderitaan dan siksaan dan api yang menghabiskan. Perjanjian Baru memberi tahu kita bahwa itu adalah api yang tak terpadamkan, itu adalah tangisan dan gertakan gigi. Ini hanyalah metafora belaka untuk kenyataan yang jauh lebih buruk. Apakah jawaban Abraham? Ini sudah terlambat. Sudah terlambat untuk menerima belas kasihan. Salah satu hal penting yang diajarkannya adalah bahwa begitu kita mati, sudah terlambat untuk menerima anugerah dan belas kasihan Allah.

Kita semua harus memohon belas kasihan Allah selama kita masih hidup hari ini. Pahami bahwa kita layak untuk dipisahkan dari Allah, tetapi saya mohon kepada Allah, kasihanilah saya. Jangan menunggu untuk memohon belas kasihan nanti, yang nanti itu mungkin tidak akan pernah datang. Berapa banyak orang yang bangun tanpa menyadari bahwa inilah hari terakhir mereka di bumi karena mereka akan meninggal dalam kecelakaan mobil atau kecelakaan kereta api atau kecelakaan pesawat terbang?

Kita memiliki kesempatan sekarang untuk lari ke Yesus. Dia adalah Allah yang baik dan murah hati. Alasan kita masih punya waktu adalah karena Dia sabar dan mau dan siap menyelamatkan orang-orang yang datang kepada-Nya. Jadi jadikan kesabaran Allah dalam hidup Anda sebagai indikator bahwa Dia sedang menunggu Anda bertobat. Dia penuh belas kasihan, karena jika Anda terus menunggu, itu akan terlambat. Alkitab berkata, hari ini adalah hari keselamatan.

Dua ayat berikutnya benar menakutkan. Ayat 25-26, “Tetapi Abraham berkata, 'Anakku, ingatlah bahwa Anda dalam hidupmu menerima hal-hal yang baik, dan Lazarus dengan cara yang sama menerima hal-hal buruk, tetapi sekarang dia dihibur di sini, dan Anda sengsara. 26 Dan selain semua ini, di antara kita dan Anda telah terbentang jurang yang besar, supaya mereka yang mau datang ke sini kepadamu tidak sanggup, dan tidak seorang pun dapat menyeberang dari sana ke kita.”

Perhatikan responnya, dia memanggilnya 'anak', bukan karena usianya tetapi karena spiritualitasnya. Dia adalah orang Yahudi secara alami. Dia adalah orang baik yang bermoral secara agama. Tetapi semua praktik keagamaan itu tidak punya kuasa untuk menyelamatkan. Dan apa yang kekurangan adalah kasih kepada Allahnya Abraham dan itulah bagian yang paling penting. Yesus sengaja menggambarkan pria Yahudi ini dalam cahaya yang baik tanpa kejahatan.

Tetapi neraka itu penuh dengan orang-orang baik yang tidak pernah menyangka mereka akan berakhir di sana. Bagi kaliana yang pergi ke gereja, inilah perumpamaan untuk orang-orang yang religius. Jika Yesus menceritakan perumpamaan ini hari ini kita mungkin menyebutnya 'Orang Baptis dan pengemis.' Seorang Baptis yang benar-benar baik mungkin akan tinggal selamanya di neraka. Hanya karena Anda berdoa doa orang berdosa ketika Anda berusia 10 tahun, itu tidak menjamin bahwa Anda masuk surga.

Hanya karena Anda dibaptis, itu tidak berarti Anda berdiri benar di hadapan Allah. Hanya karena Anda pergi ke gereja setiap minggu tidak berarti Anda benar di hadapan Allah. Hanya karena Anda melayani di gereja atau Anda adalah seorang diaken, semua itu tidak akan membuat Anda benar di hadapan Allah. Itu hanya praktik keagamaan tanpa kuasa penyelamatan. Satu-satunya hal yang akan menyelamatkan Anda adalah karya Kristus di dalam Anda.

Bukan apa yang Anda telah lakukan, itu semuanya tentang apa yang telah dilakukan Kristus bagi Anda. Itulah sebabnya dikatakan dalam Matius 7:22, “Banyak orang akan berkata kepada-Ku pada hari itu, 'Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, mengusir setan demi nama-Mu, dan melakukan banyak mujizat demi nama-Mu?' 23 Dan kemudian Aku akan menyatakan kepada mereka, 'Aku tidak pernah mengenalmu; pergilah dari sini, kamu yang melakukan kejahatan!’ Bukan apa yang Anda telah lakukan, tetapi apa yang Allah telah lakukan untukmu.

Bagaimana Anda tahu siapakah Anda, orang kaya atau Lazarus? Anda tahu, perumpamaan itu menunjukkan bahwa orang kaya itu bisa melakukan untuk Lazarus, apa yang dia minta dilakukan Lazarus untuknya di neraka. Setiap hari orang kaya itu melewati Lazarus yang berada di pintu gerbang saat dia keluar masuk kota. Dan dia tidak pernah berhenti atau peduli atau mengasihi atau menunjukkan belas kasihan kepada Lazarus.

Jadi lihatlah hidup Anda sendiri, bikinlah evaluasi tindakan Anda dalam hidup Anda, dan bagaimana Anda akan menjawab pertanyaan Yesus. Apakah Anda menunjukkan kasih sayang dan kasih kepada mereka yang berada di bawah Anda? Yesus berkata dalam Matius 10:42, “Aku berkata kepadamu, barangsiapa memberi hanya secangkir air dingin kepada salah satu yang terendah dari murid-murid-Ku, sungguh dia tidak akan kehilangan upahnya.”

Bagaimana Anda memperlakukan seseorang yang Anda anggap sebagai orang buangan? Mereka yang mengemis di jalan dan yang terlihat dan berbau busuk? Apakah Anda menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang seperti itu? Dan apa yang Alkitab ajarkan kita adalah bahwa kasih kita kepada orang-orang yang paling rendah didasarkan pada kasih kita kepada Allah. Kasih kita kepada Allah selalu menghasilkan kasih untuk orang lain. Kasih kita kepada Allah menghasilkan buah dalam hidup kita.

Buah itu ditunjukkan dalam kasih, kasih sayang, kemurahan hati, dan kepedulian terhadap orang lain. Jika Anda tidak melihat buah itu, ada akar penyebabnya. Dan itulah kasihmu kepada Allah. Karena ketika kita mengasihi Allah dengan segala yang kita miliki, Dia akan memberi kita kasih yang mau menunjukkan kasih itu kepada orang lain. Bagaimana Anda akan menjawab Allah berdasarkan tindakan terhadap orang lain sejauh ini dalam hidup Anda? Allah selalu akan menguji Anda supaya Anda maju.

Ayat 27-28, “Dan dia berkata, ‘Kalau begitu, aku mohon, kirimkan dia ke rumah ayahku. 28 Karena aku mempunyai lima saudara laki-laki, supaya dia memperingatkan mereka, supaya mereka jangan sampai masuk ke tempat siksaan ini.” Sekarang orang kaya itu tahu bahwa tidak ada harapan baginya, nasibnya sudah ditentukan. Dia tahu bahwa kelima saudara laki-lakinya sama seperti dia. Dia memanggil seseorang untuk memperingatkan mereka. Seseorang harus membawakan mereka Injil sebelum mereka mati.

Berapa banyak dari kita memiliki anggota keluarga yang belum percaya dan jika mereka mati hari ini mereka akan meluangkan kekekalan terpisah dari Allah di tempat siksaan yang disebut neraka. Apakah menghalangi Anda untuk membagikan kabar baik keselamatan itu kepada mereka? Para orang tua, mengapa kalian tunggu untuk membagikan Injil kepada anak-anak Anda? Itulah sebabnya Allah telah memilih kalian untuk menjadi orang tua sehingga kalian dapat membagikan Kitab Suci kepada mereka.

Anak-anak, beritakanlah Injil kepada orang tua kalian. Mengapa Anda menunggu untuk membagikan Injil kepada tetangga Anda, rekan kerja Anda, teman Anda, dengan orang yang Anda lihat setiap hari yang Anda tahu terhilang? Mengapa kalian tunggu? Ada rasa urgensi dalam perumpamaan ini. 95% dari kota Denver terhilang dan akan masuk neraka jika Injil tidak disampaikan kepada mereka segera. Alasan Anda berada di tempat Anda sekarang adalah untuk memberi tahu orang lain tentang Yesus.

Tidak ada yang kebetulan, tempat di mana Anda tinggal bukanlah kebetulan, Allah punya rencana bagi Anda untuk menjangkau tetangga Anda. Allah berdaulat atas segala sesuatu dan Dia menempatkan Anda tepat di mana Anda ditempatkan untuk melakukan apa yang Dia minta Anda lakukan dalam Amanat Agung dan Dia berkata bahwa Dia tidak akan meninggalkan Anda atau mengabaikan Anda untuk selamanya. Allah telah menyediakan jalan keselamatan melalui Anak-Nya, Amin?

Ayat 29-31, “Tetapi Abraham berkata, 'Mereka memiliki Musa dan para Nabi; biarlah mereka mendengar mereka, 30 Dan dia berkata, 'Tidak, bapak Abraham, tetapi jika seseorang pergi kepada mereka yang bangkit dari kematian, mereka akan bertobat. 31 Dia berkata kepadanya, 'Jika mereka tidak mendengar Musa dan para nabi, mereka juga tidak akan percaya jika seseorang bangkit dari kematian. Abraham berkata bahwa mereka memiliki 39 kitab dalam Perjanjian Lama.

Mereka memiliki Kitab Suci Yahudi, mereka religius. Dan dalam Firman Allah mereka memiliki apa yang diperlukan bagi mereka untuk mengetahui apa yang Allah inginkan. Alkitab memberitakan pesan keselamatan Allah bagi semua orang yang percaya. Yesus mengajarkan bahwa kita bertanggung jawab untuk percaya pesan Allah. Dan jika kita menolak pesan keselamatan itu, bahkan mukjizat pun tidak mampu membuat orang menjadi percaya.

Mukjizat tidak menyebabkab ada kepercayaan, mukjizat mengesahkan pesan Firman Allah. Dan jika kita tidak percaya Firman Allah, mujizat itu tidak akan meyakinkan kita. Mujizat tidak memiliki kuasa untuk menyelamatkan. Apa yang Abraham tolak untuk dilakukan, dilakukan oleh orang-orang yang membaca perumpamaan ini dan yang mendengar dan bertindak berdasarkan perumpamaan ini. Kitai adalah orang-orang yang diperingatkan. Kita tahu akhir ceritanya.

Kuburan itu berbicara supaya mereka yang hidup dapat mendengar. Mendengar apa? Percayalah kepada Yesus Kristus saja sudah cukup untuk menyelamatkan Anda dari neraka. Kuasa keselamatan datang melalui Firman Tuhan. Allah telah menciptakan Anda untuk berada dalam hubungan dengan Allah. Dia telah menciptakan Anda dengan sengaja untuk suatu tujuan. Tujuan itu adalah untuk mengenal, mengasihi dan menyembah Dia. Tetapi kita semua telah berdosa dan kehilangan kebenaran-Nya.

Upah dosa adalah kematian dalam hidup ini dan kematian di masa depan. Orang kaya itu minta supaya Lazarus dikirim kembali untuk memberi tahu mereka tentang keselamatan ini. Dan kabar baik dari Allah adalah bahwa Dia memang mengutus seseorang dari surga. Itu bukan Lazarus tetapi Anak-Nya sendiri, Yesus. Untuk mengutus Anak-Nya menjadi hamba bagi Anda dan saya. Dia menjadi miskin untuk kita supaya kita menjadi kaya.

Dia membayar hukuman atas dosa-dosa kita di kayu salib sehingga siapa pun yang percaya kepada-Nya, dapat memperoleh hidup kekal. Dia dikubur di dalam kubur dan tiga hari kemudian Dia bangkit kembali sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya dapat hidup bersama Allah di surga selamanya. Kristus sendiri akan menjadi warisan kita. Dan Dia akan selalu memberkati Anda. Tetapi bahkan Yesus yang bangkit dari kematian itu tidak dipercaya banyak orang.

Cepat atau lambat ketika kita sampai pada Firman-Mu, kita harus menghadapi kenyataan hukuman kekal. Jadi periksalah diri Anda, apakah Anda orang kaya itu atau Anda Lazarus? Marilah kita mengaku dosa-dosa kita dan mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dialah yang mati untuk dosa-dosa kita, Dialah yang bangkit untuk memberi kita hidup kekal. Semoga perumpamaan ini memiliki dampak yang mendalam bagi mereka yang mendengarnya, Amin? Marilah kita berdoa.
JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content