Kearifan - Persekutuan Indonesia Riverside

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content
Pemahaman Alkitab 2022
Kearifan
Bukalah 1 Tesalonika 5:21-22, “Tetapi periksalah semuanya dengan cermat; berpegang teguh pada apa yang baik; jauhkanlah diri dari segala bentuk kejahatan.” Ini adalah panggilan untuk kearifan. Ada cerita Yunani yang terkenal tentang penaklukan kota Troy. Orang-orang Yunani mengepung kota Troy selama lebih dari sepuluh tahun. Dengan putus asa, seorang pria bernama Ulysses memutuskan untuk membangun sebuah kuda kayu besar.

Kuda ini ditinggalkan di luar tembok kota sebagai hadiah untuk orang Troy yang tak terkalahkan. Dan kemudian orang-orang Yunani berlayar dengan kelihatannya kekalahan. Orang Troy yang ingin tahu merasa cukup percaya diri untuk menyeret kuda itu ke dalam. Malam itu, tentara Yunani merangkak keluar dari kuda itu, membuka gerbang kota dari dalam dan membiarkan sisa pasukan Yunani masuk ke Troy. Orang-orang Yunani membantai orang-orang Troy, menjarah dan membakar kota.

Sepanjang sejarah, sejak saat itu, kuda Troy itu telah menjadi simbol penyusupan dan penipuan. Dan sepanjang 2.000 tahun sejarahnya, gereja itu telah menerima banyak kuda Troy, musuh yang menyamar sebagai hadiah. Bangsa Romawi adalah penganut politeisme. Mereka memiliki dewa untuk berburu, dewa untuk membeli, dewa untuk menjual, dll. Mereka mempunyai semua dewa ini. Dan pada beberapa waktu kemudian agama Kristen ditegaskan sebagai agama negara mereka.

Tetapi daripada mengambil sikap tegas terhadap penyembahan berhala dan takhayul macam itu, gereja malah menugaskan tanggung jawab yang dulunya dimiliki dewa-dewa Romawi kepada orang-orang kudus yang telah meninggal. Misalnya, daripada dewa untuk melindungi Anda dalam perjalanan, St. Christopher mengambil alih tanggung jawab itu. Jadi ada penggabungan penyembahan berhala takhayul Romawi yang terdiri dari orang-orang kudus yang mati dengan agama Kristen.

Bertentangan dengan Alkitab, orang-orang kemudian mulai bukan berdoa kepada dewa Romawi tetapi berdoa kepada orang-orang suci yang sudah meninggal, tergantung pada jenis permintaan yang dibuat. Itu menyusup dan menghancurkan iman Kristen. Selama masa rasionalisme di abad ke-18, yang juga dikenal sebagai Pencerahan, manusia percaya bahwa ia dapat menyelesaikan semua masalah dengan pikirannya sendiri. Dia mulai memuja pikirannya.

Allah, diyakini, tidak ikut campur dalam urusan manusia ketika manusia itu begitu cerdas. Jadi sekarang semuanya terserah manusia. Maka mereka memutuskan bahwa karena pikiran manusia adalah yang tertinggi, segala sesuatu yang tidak dapat dibayangi atau dipahami oleh pikiran manusia adalah tidak benar. Jadi mereka melihat Alkitab dan segala sesuatu yang tampaknya tidak rasional atau logis dihilangkan, dan dengan demikian semua mujizat dalam Alkitab itu ditolak.

Dan mereka mulai menyangkal kebenaran spiritual supranatural tentang Allah dan Kristus dan Roh Kudus, dan hasilnya adalah liberalisme teologis. Yang terjadi adalah gereja membuka pintu dan menarik kuda Troy rasionalisme, intelektualisme, dan Pencerahan. Dan gereja itu kehilangan imannya secara total dan Protestantisme Eropa menjadi liberal dan mati.

Sekarang gereja masih membuka gerbang dan menarik lebih banyak kuda Troy yang diisi dengan musuh-musuh yang licik dan menghancurkan. Dan dunia itu masuk ke dalam gereja dengan berbagai cara. Pikirkanlah tentang erosi nilai-nilai moral, penerimaan perpecahan keluarga dan perceraian sebagai hal biasa, pengejaran uang dan status yang egois bahkan sekarang ada Injil yang di identifikasikan dengan itu, yaitu Injil kemakmuran.

Kita bisa menyebut psikologi. Kita bisa menyebut mistisisme, pencarian kebenaran secara intuitif. Gereja telah menarik banyak sekali guru-guru palsu, dan mereka membiarkan pasukan musuh itu masuk untuk mencipta kekacauan di gereja. Inilah taktik setan. Dia akan datang seperti hadiah, dan dia akan berbicara secara halus. Dia akan memasarkan kebohongannya dan tipuannya yang memikat orang-orang supaya mereka menjauh dari kebenaran Allah.

Setan akan mencampurkan sedikit kebenaran di mulut seorang guru palsu yang mengaku berbicara atas nama Yesus Kristus. Dia akan melampirkan beberapa ayat Alkitab untuk itu. Dia akan membuatnya menarik bagi keegoisan, kesombongan, dan kedagingan manusia atas nama berkat rohani. Kata Paulus di 1 Timotius 4:1, “Di kemudian hari, ada orang yang akan murtad dengan mengikuti roh-roh penyesat, dan ajaran setan-setan yang diucapkan oleh pendusta munafik.”

Dalam 2 Petrus dikatakan hal yang sama. Nabi-nabi palsu, guru-guru palsu akan memperkenalkan ajaran-ajaran sesat yang merusak secara diam-diam. Orang-orang akan mengikuti sensualitas mereka. Mereka serakah, mereka sensual, mereka mengeksploitasi melalui penipuan. Nah, satu-satunya pertahanan kita adalah menjadi sehat dan kuat dalam pengetahuan tentang kebenaran. Pembelaan kita adalah untuk menjadi bijaksana dan membedakan, pada saat kebijaksanaan dan membedakan itu tidak populer.

Iklim gereja pada saat ini sebenarnya tidak toleran terhadap kearifan. Gereja itu ingin meningkatkan cinta, dan persatuan, dan sikap yang tidak memecah belah. Daripada menterjemahkan Alkitab berdasarkan pemahaman teks yang historis, gramatikal, dan kontekstual, kami mengembangkan toleransi untuk setiap pandangan atas nama cinta dan persatuan dan semangat yang tidak memecah belah. Itulah racun yang mematikan bagi kebenaran.

Banyak gereja saat ini dipenuhi dengan kesalahan dan kebingungan. Dan itulah mengapa sangat penting bagi kita untuk bersikap arif, walaupun pada saat yang sama mungkin itu tidak populer. Kami akan menurut apa yang dikatakan di 1 Tessalonika 5:21. Kami akan memeriksa semuanya dengan cermat. Apa pun yang kita anggap benar, akan kita pertahankan. Dan apapun yang kita temukan jahat dalam bentuk apapun, kita akan menolaknya.

Mengapa ada kekurangan sikap arif ? Nomor satu. Kejelasan dan keyakinan doctrinal makin lemah. Doktrin itu tidak dianggap penuh kasih dan ajaran itu tidak dianggap relevan. Kedua, kegagalan untuk antitesis, bersedia untuk menjelaskan secara hitam putih, untuk menjadi mutlak. Kekristenan yang relevan sekarang adalah relatif. Hal itu subjektif. Inilah pengalaman. Setiap orang Kristen yang arif dapat melihat ini.

Ketiga, alasan lainnya adalah keasyikan dengan citra dan pengaruh sebagai kunci evangelisasi. Kami berbicara tentang gagasan bahwa ada orang-orang sekarang yang mengatakan kami perlu melunakkan pesan kami, menghapus semua pelanggaran dari Injil, membuat pelayanan itu nyaman menyenangkan bagi orang berdosa yang belum percaya, dan menghapus apa yang mungkin menghakimi mereka, dan mencari persatuan dengan orang-orang yang belum bertobat. Itu bukan Injil.

Keempat, kegagalan untuk menterjemahkan Alkitab. Ada orang yang terlalu malas untuk bekerja dengan rajin untuk menjelaskan firman kebenaran itu dengan benar, dan ada orang yang percaya bahwa kebenaran itu hanya muncul dari dalam secara subjektif. Jadi, itu benar-benar telah menurunkan kepentingan proses penafsiran Alkitab itu, dan gereja itu lemah dalam kemampuannya untuk menafsirkan Alkitab dengan benar.

Kelima, alasan lain dari kurangnya kearifan ini, adalah kegagalan untuk mendisiplinkan gereja. Jika tidak ada disiplin di gereja, dunia luar masuk ke dalam gereja. Anda tidak bisa membedakan satu dari yang lain. Dan kemudian kalau tidak ada disiplin di gereja, siapakah yang perlu di disiplin? Keengganan untuk menangani dosa dengan tegas, dan kuat, dan di depan umum itu menyebabkan ada kekurangan kearifan di gereja.

Dan keenam, ketidakdewasaan rohani. Orang Kristen yang belum dewasa tidak dapat membedakan. Mereka belum punya indra yang terlatih untuk membedakan di antara yang baik dan yang jahat. Mereka seperti anak-anak yang diombang-ambingkan oleh setiap angin doktrin. Pertanyaan kedua, apakah kearifan rohani itu? Tanggung jawab kita adalah untuk membedakan kebenaran dari Allah dan penerapannya dalam kehidupan rohani kita. Kita harus dilatih dalam hal kearifan.

Kearifan adalah keterampilan dalam memisahkan kebenaran ilahi dari kesalahan dan setengah kebenaran. 1 Timotius 4:6-7 berkata, “Supaya dipelihara dalam kata-kata iman dan ajaran baik yang telah engkau ikuti. 7 Tetapi tolaklah takhayul dan dongeng istri-istri tua, dan latihlah dirimu menuju ke kesalehan.” Yang adalah semacam julukan yang menggambarkan filsafat kontemporer. Anda harus bisa membedakan di antara hal-hal duniawi dan kebenaran Allah.

Setiap orang di pelayanan harus bisa memisahkan sesuatu dari yang lain karena ada perbedaan. Kearifan adalah keterampilan dalam mencapai pemahaman dan pengetahuan tentang kebenaran Allah melalui proses pemisahan. Semua yang saya baca dan dengar, saya harus menyaring dan memisahkan kebenaran dari kepalsuan. Jadi, kearifan rohani adalah kemampuan untuk memisahkan kehendak dan kebenaran Allah dari segala sesuatu yang lain.

Nah, itu membawa kita ke pertanyaan yang paling penting. Jadi bagaimana saya bisa menjadi orang yang arif? Pertama, ada keinginan. Ini mulai di situ. Jika satu-satunya keinginan Anda adalah kebahagiaan, kesehatan, kekayaan, kepuasan dan kenyamanan, jika satu-satunya keinginan Anda adalah menyebarkan apa yang Anda yakini, rasakan, dan pikirkan, jika satu-satunya keinginan Anda adalah memastikan bahwa pandangan Anda didengar dalam segala hal, Anda tidak akan pernah menjadi orang penuh kearifan.

Kearifan itu muncul dari keinginan yang lahir dari kerendahan hati. Kerendahan hati yang mengatakan, “Saya tidak tahu dan saya tidak percaya penilaian saya sendiri. Saya harus menjadi lebih arif. ” Sebuah keinginan yang datang dari kepercayaan kepada Firman Allah dan kebenaran Allah. Dan memahami serangan setan dan keinginannya untuk membawa ajaran palsu. Aku tahu aku bisa tertipu. Aku tahu aku tidak bisa mempercayai perasaanku sendiri.

Amsal 2:3-5 mengatakan, “Jika engkau berseru meminta pengertian, jika engkau meninggikan suaramu untuk pengertian, 4 jika engkau mencari dia seperti perak, dan mencari dia seperti harta terpendam, 5 engkau akan dapat membedakan.” Kemudian Anda akan mendapatkannya dan Anda akan dapat membedakan apa yang benar-benar artinya takut akan Tuhan dan pengetahuan akan Allah. Ketika Anda menginginkannya, ketika Anda ada hasrat untuk itu, ketika Anda lapar untuk itu, Allah akan menyediakannya. Inilah yang mendorong semuanya.

Saya akan memiliki pengetahuan yang ditanamkan secara langsung ke dalam hidup saya dan itu mempengaruhi bagaimana saya hidup, dan itu ditanamkan secara langsung dalam kehidupan setiap orang yang percaya saya. Dan itu mempengaruhi cara mereka hidup. Saya memiliki pandangan tinggi terhadap Alkitab yang berarti saya ada kewajiban untuk membaginya dengan benar. Jadi saya ada keinginan untuk kearifan. Saya tidak memiliki semua jawaban dalam diri saya, tetapi saya tahu Allah ingin supaya saya tahu kebenaran-Nya.

Kedua, berdoa. Inilah ketergantungan pada Tuhan untuk prosesnya. Anda dapat memiliki semua keinginan, tetapi Anda masih harus bergantung kepada-Nya. Ada contoh di 1 Raja-raja 3:9, Salomo berdoa kepada Allah, "Tolong beri hamba-Mu hati yang penuh pengertian untuk menghakimi umat-Mu untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat." Ayat 10 mengatakan, “Sungguh menyenangkan di mata Tuhan bahwa Salomo telah meminta hal ini.”

Dan Allah berkata kepadanya, “Karena engkau telah minta untuk kearifan, dan engkau tidak minta untuk dirimu sendiri.” Ada orang yang benar-benar tidak tertarik untuk membedakan hal-hal, mereka hanya tertarik untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan sendiri. Kata Allah, “Engkau ada kesempatan untuk minta umur panjang. Anda bisa saja masuk ke dalam kepercayaan kemakmuran, dan Anda bisa saja minta balas dendam. Tetapi engkau tidak melakukan itu.

Ketiga, belajarlah dari yang berbakat. Anda akan menemukan dalam hidup Anda dan di gereja bahwa ada orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membedakan hal. Lihat di 1 Korintus 12:10, disitu ada karunia atau kemampuan membedakan roh. 1 Yohanes 4:1 berkata, “Saudara-saudaraku yang kekasih, jangan percaya setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu untuk melihat apakah mereka berasal dari Allah.” Sebenarnya Allah memberi orang wawasan untuk mengetahui bahwa inilah roh iblis.

Dalam Kisah Para Rasul 16 seorang wanita datang ke tempatnya Paulus dan Silas dan berkata, “Orang-orang ini adalah hamba-hamba Allah Yang Mahatinggi yang menunjukkan kepada kita jalan keselamatan.” Tetapi Paulus tahu itu berasal dari roh iblis yang tinggal di dalam gadis itu. Dan setelah mendengarkannya sebentar, dia mengusir iblis itu untuk menyembuhkannya. Paulus tahu bahwa orang-orang akan memeluk gadis ini. Tetapi kemudian dia akan berdusta kepada mereka.

Ada beberapa orang di gereja yang diberikan Allah kemampuan untuk membedakan ajaran palsu. Belajarlah dari mereka, bacalah buku mereka, atau mengenal mereka secara pribadi. Mereka ada di gereja hari ini mungkin untuk mengidentifikasi demonisme, mungkin untuk mengidentifikasikan kedagingan, dan pasti untuk mengidentifikasikan kesalahan doktrin. Mereka adalah penjaga gereja. Belajarlah dari mereka karena nabi-nabi palsu ada di mana-mana.

Keempat, ikutilah pola orang dewasa rohani. Orang Kristen yang dewasa dapat mengarifkan. Indra mereka telah dilatih untuk membedakan yang baik dan yang jahat, dikatakan di Ibrani 5. Efesus 4:14 mengatakan, “Janganlah kita menjadi seperti anak-anak, yang terombang-ambing dan terbawa oleh setiap angin doktrin oleh tipu daya manusia, dalam tipu muslihat rencana licik mereka.” Menjadi arif adalah sebuah proses.

Kelima, bergantunglah pada Roh Kudus. Anda harus dipenuhi dengan Roh, karena Roh adalah pembeda yang sejati. Yesus berkata dalam Yohanes 16:13, Dia akan menuntun Anda ke dalam seluruh kebenaran. 1 Korintus 2:16, “Satu-satunya yang mengetahui pikiran Allah adalah Roh Allah.” Anda memiliki Roh Allah, oleh karena itu Anda memiliki pikiran Kristus. 1 Yohanes 2:20, “Anda mendapat urapan dari Allah, dan urapan itu adalah Roh Kudus.”

Terakhir, pelajarilah Alkitab. Anda tidak akan menjadi arif kecuali Anda rajin mempelajari Firman Allah. Di sana Anda akan mempelajari prinsip-prinsip untuk membedakan doktrin. Karena di sanalah Anda belajar kebenaran. Kisah Para Rasul 17:11 mengatakan, "Orang Berea menyelidiki Alkitab dengan rajin untuk melihat hal-hal ini, apakah memang demikian." Kearifan berkembang hanya dalam lingkungan pemahaman Alkitab yang setia dan intens.

Marilah saya menutup dengan Filipi 1:9-11, “Dan inilah doaku, supaya kasihmu semakin melimpah dalam pengetahuan dan segala pengertian pembedaan, 10 supaya kalian menyetujui perkara-perkara yang utama, supaya kalian jujur dan tanpa pelanggaran sampai pada hari Kristus, 11 sambil dipenuhi dengan buah-buah kebenaran oleh Yesus Kristus, untuk kemuliaan dan pujian Allah.” Marilah kita berdoa.
JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content