Yesus tanduk keselamatan

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Yesus tanduk keselamatan

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2009 · 6 December 2009

Kita sudah membicarakan cara-caranya untuk membuka hati kita bagi Yesus minggu-minggu ini sebelum Natal dan Minggu yang lalu kita membicarakan mengikuti Yesus dengan memikul salib setiap hari dan menyangkal keinginan diri kita. Malam ini saya ingin membicarakan jalan lain untuk membuka hati kita dengan menghilangkan ketakutan dan perasaan bersalah.

Malam ini marilah kita mendengar dan mempelajari apa yang terjadi waktu kelahiran Yesus dan kita khususnya ingin lihat apa yang terjadi terhadap nabi Zakharia. Marilah kita mengingat apa yang Allah lakukan terhadap dia dan bagaimana waktu yang sulit menjadi suatu waktu pemberkatan.

Lukas 1:5-7, “Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. 6 Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. 7 Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.”

Namun Allah, yang ingin memperlihatkan bahwa Dia mengingat mereka yang patah hati dan tidak ada seseorang yang dapat menghalangi usaha-Nya bagi mereka, mengirim malaikat Gabriel yang kuat dengan pesan bagi Zakharia, “Doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.”

14 Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. 15 Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; 16 ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, 17 dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."

Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." 19 Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. 20 Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya."

Berapa kali kita juga sama seperti Zakharia tidak percaya apa yang dikatakan Allah melalui firman-Nya jika itu khusus bagi kita. Memang kita percaya apa yang dikatakan Allah umumnya namun untuk mengapplikasikannya kepada diri kita sukar dalam keadaan sehari-hari.

Sembilan bulan sesudah itu Elizabet melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan waktu sunatan tetangga mulai memanggil anak itu Zakharia sama seperti bapaknya, akan tetapi menaati Allah Zakharia menulis: “Namanya adalah Yohanes.”

Dan segera Zakharia bisa bicara lagi, dan dia di penuhi Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya, “68 Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, 69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, 70 seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus 71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita,”

“72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, 73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, 74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, 75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.”

“76 Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, 77 untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, 78 oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, surya pagi dari tempat yang tinggi, 79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera."

Zekariah selama sembilan bulan dalam keadaan sunyi senyap diberi banyak waktu untuk memikirkan dan berdoa dan merenungkan firman Allah Perjanjian Lama. Ketidakmampuannya untuk bicara dan mendengar adalah suatu hukuman ilahi, namun Allah selalu merubahkan hukuman-Nya menjadi berkat bagi mereka yang memelihara iman.

Ingatlah hal itu, kamu yang sekarang masih menderita akibat bekas luka dosa-dosa masa lalu. Jika Anda memelihara iman Allah akan merubahkan tanda akibat dosa menjadi peringatan anugerah. Roma 5:20 mengatakan, “Dimana dosa berkuasa, anugerah berkuasa lebih banyak.”

Saya mengingat Zekariah di dalam bulan-bulan itu, waktu dia menderita dibawah hukuman Allah, namun perlahan-lahan dia mulai mengerti dan menemukan hadiah. Pada permulaannya dia menyalahkan diri, “Mengapa saya tidak percaya firman Allah? Mengapa saya begitu skeptis? Bodoh sekali saya!”

Namun sedikit demi sedikit dalam bulan-bulan itu dimana dia tidak dapat mendengar suara apapun juga (malaikat membikin Zakharia tuli dan bisu karena di ayat 62 tertulis bahwa mereka tidak berbicara dengan dia tetapi memakai isyarat tangan untuk berkomunikasi), perlahan-lahan dalam keheningan bulan-bulan itu, pada saat dia tidak dapat bicara dengan isterinya atau teman-teman, Zakharia mulai mengerti apa yang terjadi. Dia mulai mengerti di dalam kepalanya dan hatinya bahwa hari-hari ini mengagumkan, yang tak terulangi, dan sangat berharga.

Kita tidak dapat melewati pengalaman Zakharia ini tanpa melihat applikasinya di waktu sekarang. Jika kita sendiri tidak mencari saat-saat hening, kita mungkin tidak akan merasakan arti luar biasa pekerjaan Allah di dalam sejarah terhadap hidup kita. Tidak mungkinlah kita sangat tergerak di dalam ruangan yang bising dengan banyak gangguan disekitar kita.

Ada korelasi yang erat antara keheningan dan yang menakjubkan. Kemungkinan besar hal-hal yang paling menakjubkan tentang realitas tidak dianggap dan tidak dimengerti oleh mereka yang selalu ada kesibukan memakai HPnya untuk teksting, Ipod mereka, MP3 mereka, laptop-laptop dan TV mereka.

Apakah artinya bagi hidup Anda seandainya selama sembilan bulan Anda tidak dapat mendengar atau berbicara apapun juga? Saya telah coba membayangkan keadaan itu bagi saya. Tidak ada khotbah, tidak ada konseling, tidak ada komunikasi. Saya akan melihat mata isteri dan anak-anak lebih banyak dan berdoa dan merenungkan Firman Allah lebih banyak tetapi semua dalam keheningan mutlak.

Seandainya Allah memberikan saya waktu seperti itu, saya harap hasilnya sebaik Zakharia. Karena pada saat Zakharia bisa bicara lagi, dia keluar dipenuhi Roh Kudus sambil menyanyi yang dikenal sekarang sebagai “Benedictus”, suatu lagu yang dipenuhi wawasan dan pengertian akan kepentingan luar biasa dengan apa yang akan terjadi pada kelahiran Yesus.

Jadi selama kita memikirkan bagaimana kita dapat waktu keheningan bagi diri kita, marilah kita pelajari apa yang diajarkan Roh Kudus kepada Zakharia. Hampir seluruhnya lagu ini bukan tentang anaknya sendiri melainkan tentang keselamatan yang diberi Mesias. Hanya dua ayat (76 dan 77) adalah mengenai Yohanes Pembaptis khususnya: Dia akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan dengan memanggil orang-orang bertobat. Dan yang lain semua mengenai artinya kedatangan Yesus.

Dan Zakharia, mulai bernubuat, katanya: 68 "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya.” Perhatikanlah empat hal yang luar biasa. Pertama, sembilan bulan yang lalu Zakharia tidak percaya kemungkinan isterinya akan mendapat anak. Sekarang dipenuhi Roh Kudus dia begitu yakin karya penebusan Allah dalam kedatangan Mesias sehingga dia menyatakan hal itu seperti sudah terjadi.

Karena dalam pikiran beriman, janji Allah sama seperti sudah dilakukan-Nya. Zakharia telah belajar untuk percaya firman Allah dan karena itu dia mengatakan, “Ia telah melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya.”

Selama berabad-abad orang-orang Yahudi telah merana dalam perasaan bahwa Allah telah melepaskan mereka, telah menghilangkan nubuatan, dan Israel telah diduduki Roma. Dan semua orang yang percaya Allah sedang menantikan kedatangan Allah.

Lukas mengatakan di ayat 2:25 bahwa ada seorang bernama Simeon yang benar dan saleh yang “menantikan penghiburan bagi Israel,” dan di Lukas 2:38 Anna sedang menantikan “kelepasan untuk Yerusalem.” Pengharapan sangat besar waktu itu. Dan sekarang kedatangan Allah yang dinantikan itu akan terjadi, malah Dia datang dengan cara yang tak terduga manusia.

Dan Dia datang untuk menebus. Supaya murid-murid-Nya mengerti bahwa “Anak manusia harus menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Di Perjanjian Lama ada kalanya hal ini disinggung seperti di Yesaya 53 namun diantara orang-orang Yahudi di waktu Yesus tidak ada yang mengerti hal itu.

Yang dipikirkan Zakharia ketika dia mengatakan Allah melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya barangkali sama dengan keluaran orang Israel dari Mesir. Pada waktu itu belum diterangkan kepada Zakharia bahwa pelepasan yang benar tidak akan terjadi kepada kedatangan Mesias pertama, melainkan hanya pada kedatangan-Nya yang kedua.

Perhatikan di ayat 68 bahwa Allah “telah melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya.” Yang diharapkan Zakharia adalah pelepasan bangsa Israel. “Tuhan, Allah Israel” yang datang untuk menebus umat-Nya. Yang dibicarakan Zakharia adalah orang-orang Israel.

Allah mementingkan seluruh dunia, namun Dia datang duluan kepada Israel. Yesus mengatakan di Matius 15:24, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Akan tetapi sama seperti di dalam lagu Zakharia ada tanda bahwa penebusan Allah lebih dari Israel saja, ada juga tanda bahwa yang mendapatkan penebusan itu melebihi orang Israel saja.

Inilah caranya Zakharia mulai di ayat 68, “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya.” Dan sekarang di ayat 69 dia menerangkan bagaimana penebusan ini akan terjadi. “Allah menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu,”

Yesus digambarkan sebagai tanduk keselamatan. Tanduk macam ini bukan untuk main musik namun suatu senjata yang mematikan dari banteng liar. Ini satu-satunya tempat di Perjanjian Baru dimana tanduk liar ini disebut, oleh karena itu kita harus kembali ke Perjanjian Lama, dari mana Zakharia mendapatkan gambaran ini, untuk mengerti artinya.

Mazmur 92:9 dan 10 memberikan kita gambaran dari artinya, “9 Sebab, sesungguhnya musuh-Mu, ya Tuhan, sebab, sesungguhnya musuh-Mu akan binasa, semua orang yang melakukan kejahatan akan diceraiberaikan. 10 Tetapi Kautinggikan tandukku seperti tanduk banteng, aku dituangi dengan minyak baru.”

Tanduk itu adalah tanda kekuatan dan sarana kemenangan. Di Mikha 4:13 Allah mengatakan kepada Yerusalem, “Bangkitlah dan iriklah, hai puteri Sion, sebab tandukmu akan Kubuat seperti besi, dan kukumu akan Kubuat seperti tembaga, sehingga engkau menumbuk hancur banyak bangsa.”

Ayat 70 mengatakan bahwa kedatangan tanduk keselamatan telah dinubuatkan dari dulu. salah satu nubutan yang paling jelas terdapat di Mazmur 132:17 dimana Allah mengatakan tentang Yerusalem, “Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, Aku akan menyediakan sebuah pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kukenakan pakaian penuh malu.”

Namun di Perjanjian Lama yang berperang untuk Israel selalu adalah Allah. Dialah yang kuat dan yang mendapat kemenangan atas musuh-musuh umat-Nya. Karena itu janganlah heran bahwa setiap kali ada frase “tanduk keselamatan” di Perjanjian Lama itu selalu membicarakan Allah dan bukan manusia.

Yang satu terdapat di Samuel 22:3 dan yang lain di Mazmur 18:2. Kedua-duanya mencatat mazmur yang sama dari Daud setelah dia diselamatkan Allah dari musuhnya Saulus. Dia mengatakan, “Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan.” Allah adalah pertahanannya (perisaiku) dan ofensifnya (tanduk keselamatan)

Dia adalah tanduk keselamatan karena Dia memakai kuasa-Nya untuk mengamankan dan melindungi umat-Nya. Dan ini membawa kita kembali kepada Lukas 1:69, “Yesus adalah tanduk keselamatan bagi kita karena menurut ayat 71, “untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita,”

Maksud utama Zakharia adalah bahwa Mesias itu pada suatu hari akan mengalahkan semua musuh-musuh-Nya dan mengumpulkan umat-Nya di dalam kerajaan-Nya dan memerintah mereka dalam damai. Dan memang Dia akan melakukan itu pada kedatangan-Nya yang kedua. Namun perkataan Zakharia ada maksud lain lebih dari itu.

Ayat-ayat 74 dan 75 memperlihatkan bahwa tujuan penebusan Allah dan tujuan tanduk keselamatan adalah, “74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, 75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.”

Tujuan Allah dalam menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bukan saja untuk membebaskan orang-orang tertindas, akan tetapi untuk membentuk orang-orang yang kudus dan benar yang hidup tanpa ketakutan karena mereka percaya Dia. Dan ini berarti bahwa penebusan yang dibicarakan di ayat 68 adalah penebusan dari ketakutan semua musuh dan ketidakbenaran bagi semua orang.

Kita tidak menghargai atau senang jika ada tawaran bantuan kecuali kita sakit atau mau diserang musuh. Banyak sekali orang melihat Yesus dan kisah Natal tentang kedatangan-Nya sebagai suatu perangkap tikus yang tidak berguna, atau suatu perjalanan gila ke RS, atau suatu tangkapan polisi yang menyusahkan, karena mereka tidak menyadari mereka itu sakit parah yang dinamakan dosa yang tidak diampuni, dan mereka tidak percaya ada musuh yang menakutkan yaitu Iblis.

Bagi mereka “tanduk keselamatan” itu suatu mainan yang engga ada gunanya. Bagi saya, itu satu-satunya harapan untuk penyembuhan penyakit parah dosa yang telah menginfeksi jiwa saya dan satu-satunya perlindungan dari Iblis, musuh luar yang paling bahaya. Dan setiap orang akan mati karena penyakit ini dan dilahap musuh ini jika tidak ada tanduk keselamatan.

Pertimbangkanlah 1 Yohanes 3:8, “Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.” Dan perhatikanlah Ibrani 9:26, “Tetapi sekarang Kristus hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.”

Berapa banyak diantara kalian masih ada ketakutan dan rasa bersalah? Siapa masih ketakutan yang tidak diketahui, yang takut masa depan kita dengan hutang negara dan hutang pribadi semakin besar, yang takut kemana arahnya masyarakat kita, yang takut penghancuran semakin besar dari dasar-dasar Kekristenan yang kita perjuangkan, yang takut kemampuan kita untuk survive masalah penurunan ekonomi dan ketakutan akan mati itu sendiri?

Berapa banyak diantara kita ada rasa bersalah karena kita tidak mampu memberhentikan kelakuan berdosa kita, atau terus menerus kita kurang fokus kepada Tuhan, atau mengasihi sesama manusia seringkali masih kurang, atau kemarahan dan frustasi kita setiap hari masih muncul saja? Apakah Anda merasa bersalah karena Anda tidak sebaik kemampuan Anda untuk menjadi suami atau isteri atau bapak atau ibu?

Kabar baik lagu Zakharia dan kabar baik Natal adalah bahwa Allah telah menumbuhkan tanduk keselamatan. Yesus adalah banteng keselamatan yang besar bagi semua orang yang berseru kepada-Nya dan percaya kepada-Nya. Rasa takut dan rasa bersalah, yang kedua-duanya sering merusak hidup kita, telah dihilangkan karena Iblis telah di lucuti senjatanya dan dosa telah diampuni.

Ibrani 2:14-15 mengatakan, “Kristus juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; 15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.

Marilah kita mengingat hal itu dan marilah bergembira selagi kita menantikan hari Natal, Amin? Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content