Bukalah Hatimu untuk Kristus

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Bukalah Hatimu untuk Kristus

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2009 · 29 November 2009

Masih ada tiga Minggu sebelumnya kita merayakan hari Natal. Kita sudah bisa lihat banyak orang sudah sibuk sekali shopping dan merencanakan apa yang perlu dibeli untuk siapa. Namun Allah tidak mementingkan semua hal luar itu. Dia hanya lihat kondisi hati-hati kita. Dan di dalam minggu-minggu ini saya ingin supaya kita lebih memperhatikan Yesus.

Bagaimana caranya menerima Kristus di dalam hatimu? Bagaimana hati itu dipersiapkan untuk menerima Kristus and mengikuti-Nya? Ini pertanyaan dasar yang sangat penting. Dan ini khusunya penting bagi kita yang telah menerima Kristus di dalam hati kita namun masih belum mengerti dengan jelas apakah artinya itu.

Ketika membaca surat-surat Paulus sangat luar biasa dia tidak pernah capai menceritakan bagaimana kita menjadi Kristen. Di buku Roma 6:6 dia mengatakan, “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” Di 1 Korintus 1:27, “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.”

Di 2 Korintus 3:3 dia mengatakan, “Kamu adalah surat …yang ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.” Di Efesus 2:5 dikatakan, “Dia telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita.” Paulus memperingati kita berkali-kali bagaimana Kristus berdiam di dalam hati kita.

Secara pribadi saya dapat mengatakan bahwa karena Kristus berdiam di dalam hati saya ada paling sedikit empat efek. Hal ini membuat saya mengasihi Kristus lebih lagi, hal ini membuat saya memerlukan Roh Kudus lebih lagi, hal ini memberi saya keyakinan yang lebih mendalam atas kasih Tuhan, dan hal ini memberikan saya kerendahan hati dan keinginan untuk mengikuti-Nya setiap hari.

Jadi bagaimana hati kita dipersiapkan untuk menerima Kristus dan apakah artinya? Jawaban atas pertanyaan itu malam ini datang dari Matius 16:13-20 yang menerangkan caranya kita dapat mengenali Yesus yang sebenarnya dan setelah itu bagaimana hal itu merubah kehidupan kita setiap hari.

“Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"

“16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”

“18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." 20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.”

Dalam ayat-ayat ini Yesus menanyakan murid-murid-Nya secara pribadi, “Menurut kamu siapakah Aku ini? Langkah pertama dalam persipaan hati untuk menerima Kristus adalah dengan mengenali siapakah Dia sebenarnya. Pada permulaan Dia ingin tahu pendapat masyarakat, namun setelah itu Dia ingin tahu pendapat pribadi kita tentang Yesus.

Dalam ayat-ayat ini Petrus menjadi wakil kelompok murid di ayat 16 dan menjawab, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"Dan Yesus mengatakan bahwa karena jawaban tersebut Petrus diberkati. Jadi sekarang pertanyaannya adalah, bagaimana Petrus mendpat pengetahuan yang benar itu tentang identitas Yesus Kristus, bagaimana caranya dia tahu siapakah Dia?

Ayat 17 memberikan kita jawaban Tuhan Yesus, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan daging dan darah yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” Untuk mengenali Yesus yang sebenarnya kita memerlukan sesuatu yang melebihi darah daging.

Setiap orang yang telah dikonversi kepada Kristus menjadi orang Kristen berdasarkan pengetahuan yang cukup terbatas tentang apa yang terjadi sebenarnya. Jadi jangan kaget bahwa ada banyak gambaran alkitabiah tentang apa yang terjadi yang Anda masih belum mengerti sepenuhnya. Memang mungkin untuk mengerti dan mengagumi mujizat konversi kepada Kristus akan makan waktu seumur hidup.

Mari kita menanyakan beberapa pertanyaan untuk membuka lebih lanjut pengertian Matius 16:17. Apakah dimaksud Yesus ketika Dia mengatakan, “bukan daging dan darah yang menyatakan itu kepadamu.” Dan apakah yang disetujui ketika Yesus berkata, “Bapa-Ku disorga telah menyatakan hal itu kepadamu”?

1 Korintus 15:50 mengatakan, “Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.”

Artinya adalah bahwa sifat manusia biasa tidak dapat masuk Kerajaan Allah. Namun harus ada perubahan. Suatu tubuh rohani akan ada yang mirip tapi beda. Daging dan darah adalah manusia dalam keadaannya sekarang yang biasa dan terbatas.

Jadi ketika Yesus mengatakan bukan ‘darah dan daging’yang memberitahukan identitas-Nya kepada Petrus, Dia mengatakan bahwa kuasa manusia saja tidak mungkin dapat mengenali kebenaran kemuliaan Kristus dari diri sendiri. Bukan kemanusiawian maupun kuasa lain mampu membuka mata hati kita untuk melihat kebenaran dan keindahan Kristus.

Manusia alamiah tidak mau menerima hadiah Roh Allah karena bagi dia itu kebodohan, dan dia tidak dapat mengertinya karena mata hati mereka masih belum dibuka. Mengapa tidak? Karena seperti dikatakan Paulus terpisah dari Roh Allah kita selalu menilaikan hal-hal ilahi sebagai kebodohan.

Terpisah dari pekerjaan Allah di dalam hati-hati kita, kita tidak mau menerima implikasi Natal yang memalukan, yaitu bahwa kita dibawah pengaruh kutukan dan kita memerlukan Penyelamat, bahwa kita itu kotor dan perlu Pembersih, bahwa kita ini domba yang kesasar dan yang perlu Gembala, bahwa kita itu sakit parah dan perlu Dokter, bahwa kita ini pemberontak dan memerlukan Penegah dan Pendamai.

Apakah yang dimaksud Yesus di Matius 16:17 ketika Dia berkata, “sebab bukan daging dan darah yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga?” Bagaimana caranya Allah memberitahukan identitas sebenarnya dari Anak-Nya kepada seseorang?

Marilah kita melihat satu ilustrasi bagaimana Yesus mengharapkan orang untuk mengenali siapakah Dia sebenarnya. Di Matius 11:3 Yohanes Pembaptis di penjara sedang berjuang dengan keraguan tentang Yesus. Dan dia minta muridnya untuk menanyakan Yesus suatu pertanyaan, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"

Dia mengatakan di Matius 11:4-6, “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: 5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. 6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

Pekerjaan Allah dalam menyatakan Anak-Nya kepada Yohanes dan Petrus pada waktu itu (dan Anda dan saya pada waktu ini) bukanlah melalui menambahkan apa yang mereka lihat dan mendengar dari Yesus sendiri, akan tetapi dari pembukaan mata hati mereka untuk merasakan kemuliaan ilahi Yesus.

Namun arti membuka hati itu lebih dari hanya pengertian saja siapakah Yesus itu. Marilah kita melihat ayat berikutnya setelah Allah memberitahukan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias. Ayat 18, “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Apakah artinya ini bagi Anda dan saya?

Lebih dari 1500 tahun gereja Katolik mengatakan bahwa ayat ini berarti bahwa gereja itu dibangun berdasarkan rasul Petrus. Namun gereja itu tidak dibangun atas Petrus sendiri saja, akan tetapi dibangun berdasarkan semua rasul sebagai guru-guru injil yang dipilih dan diilhamkan. Paulus sendiri mengatakan di Efesus 2:20 bahwa gereja itu “dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.”

Tuhan membangun gereja-Nya diatas kebenaran-Nya sendiri, dan karena para rasul telah dikaruniakan kebenaran itu dengan cara unik, dengan memberitakan kebenaran itu mereka menjadi fondasi Gereja dengan cara yang khusus. Dan kita juga sebagai yang percaya kebenaran itu juga perlu meneruskan pembangunan gereja dengan mengikuti Dia.

Yesus meneruskan di Matius 16:18 dan mengatakan bahwa “alam maut tidak akan menguasainya.” Orang-orang paling takut mati dan disini Yesus mengatakan bahwa kematian pun tidak akan menguasai umat Allah yang ditebus. Maut akan dikalahkan di kayu salib. Jadilah kuat dan berani dalam mengikuti Dia, jangan takut mati.

Setelah itu di ayat 19 Yesus berkata, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Disini Yesus mengatakan gereja itu ada otoritas untuk menyatakan apa yang dilarang secara ilahi dan apa yang diperbolehkan di dunia. Yohanes 20:23 mengatakan, “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." Yesus mengatakan bahwa gereja memiliki kuasa untuk mendisiplin anggota-anggota gereja yang tidak mau bertobat.

Dengan kata lain gereja sebagai tubuh orang-orang yang benar percaya memiliki hak untuk memberitakan kepada saudara yang tidak mau bertobat dan meneruskan dosanya terang-terangan dan berulang kali bahwa dia melawan firman Allah dan karena itu tidak berhak lagi untuk bersekutu dengan umat Allah di gereja.

Dan setelah itu kita baca di ayat Matius 16:20, “20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya (supaya jangan) untuk memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.” Bagi banyak orang ayat ini sangat mengherankan. Mengapa Yesus mengatakan hal itu? Mengapa Dia tidak mau supaya semua orang tahu bahwa Dia adalah Mesias?

Kita mendapatkan jawabannya di ayat-ayat beriktunya dimana Yesus menerangkan kepada murid-murid-Nya bahwa Dia harus mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa dunia, bahwa Dia harus menderita dan dihina untuk membayar upah dosa-dosa kita dan dosa-dosa murid-murid-Nya. Dan pikiran itu sangat aneh dalam piiran Petrus dan para rasul saat itu.

Marilah kita baca ayat-ayat beriktunya, “22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." 23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." 24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”

Beberapa waktu sebelumnya Petrus dipuji Yesus karena jawabannya benar tentang identitas Yesus dan sekarang beberapa saat kemudian dia di tegur karena pikirannya telah dipengaruhi Iblis. Para murid Yesus sendiri masih belum siap untuk memberitakan itu kepada semua karena mereka sendiri masih belum mengerti ajaran Yesus kepada mereka. Dan kita juga orang Kristen yang tidak efektif jika kita tidak mengerti juga.

Petrus dan para rasul tidak mengerti bahwa Yesus bukan penakluk fisik yang datang untuk membebaskan orang-orang Yahudi dari penindasan Roma seperti yang mereka harapkan, tetapi sebaliknya adalah seorang Hamba yang menderita yang datang untuk membebaskan seluruh dunia dari penindasan dosa dan Iblis bagi mereka yang percaya.

Dan karena para rasul pada waktu itu masih belum menderita mereka tidak diperbolehkan untuk memberitahukan orang bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka tidak mengerti bahwa hanya mengetahui siapakah Yesus tidak cukup, mereka perlu mengambil langkah kedua memikul salib mereka, yang berarti menyangkal diri mereka, menyangkal keinginan kedagingan mereka dan melakukan kehendak Allah dalam hidup mereka.

Langkah kedua ini terlihat jelas sekali di dalam sisanya para rasul setelah kebangkitan Yesus. Mereka semua menjadi berani sekali dalam mengabarkan Injil dan memberi teladan dalam pengertian langkah kedua ini. Dan kecuali rasul Yohanes semua yang lain memikul salib mereka dan mereka semua dimartir.

Memikul salibmu dan mengikuti Dia setiap hari bukan berarti kita mengalami suatu keadaan hidup yang tidak menyenangkan atau menderita hidup dengan cacat atau berurusan dengan cedera yang melemahkan atau menderita penyakit ganas atau mengalami kemiskinan atau kelaparan. Tidak. Banyak orang memikir bahwa keadaan hidup mereka adalah salib mereka namun itu salah.

Namun arti sebenarnya dari memikul salibmu bukan itu, artinya adalah menyangkal keinginan kedaginganmu sendiri, menyangkal dirimu sebagai yang terpenting di dalam hidupmu, menyangkal bahwa yang terpenting di dalam hidup ini adalah memuaskan keinginan kita sendiri. Memikul salib itu berarti bahwa kita hidup setiap hari melakukan kehendak Allah, kita mementingkan mengasihi Dia dan mengasihi orang lain dan bersaksi kepada orang lain.

Masih banyak orang Kristen yang tidak mengerti bahwa justru melalui penyangkalan diri itu Allah merubahkan kita menjadi lebih seperti Yesus. Jalan pintas menuju kemakmuran dan kesehatan instan hanya membuat kita kesasar dan menipu kita dalam mengikuti Yesus. Kasih dan kerendahan hati dan melayani hanya datang melalui mempraktekkan menyangkal keinginan diri dan melakukan kehendak Allah setiap hari.

“Menyangkal” (Yunani aparneomai) berarti memungkiri, mengabaikan, meninggalkan atau menolak. Dan aplikasinya adalah untuk menundukkan kedagingan kita untuk ditaklukkan otoritas tertinggi. Ini bukan negatif, seperti menyangkal diri dari sesuatu, ini justru tindakan positif.

Ini mengatakan “tidak” kepada keinginan diri supaya dapat mengatakan “Ya” kepada kehendak Yesus. Ini memungkinkan Yesus menjadi benar Tuhan di dalam hidup Anda dan itu memungkinkan Anda menikmati manfaat menjadi anak Allah.

Memikul salib setiap hari dimengerti sekali oleh orang-orang seperti Dietrich Bonhoffer yang mengatakan, “Ketika Kristus memanggil seseorang, Dia memanggilnya untuk datang dan mati.” Ini berarti kematian bagi hal-hal diri kita dan ketaatan kepada panggilan Allah.

Inilah makna simbolis memikul kayu salib. Kayu salib itu adalah lambang kematian. Pada saat seseorang memikul salibnya di perjalanan ketempat eksekusinya, dia melupakan segala hal duniawi, karena maut sudah dekat. Dalam memikul salib kita fokus kita tidak lagi kepada keperluan dan keinginan duniawi, semuanya hanya bagi Yesus sekarang.

Henry Blackaby mengatakan pada saat dia sedang mencari arahan Tuhan dan kehendak Tuhan, hatinya harus berada di suatu tempat dimana dia dengan jujur dapat menghadapi Tuhan tanpa ada kehendak diri dalam soal itu. Setelah itu baru dia dapat berdoa dan menemukan arahan Tuhan.

Bagaimana caranya mempersiapkan hati Anda untuk menerima Kristus musim Natal ini? Perhatikanlah Dia dan firman-Nya. Pertimbangkanlah Yesus. Dan berdoa supaya Allah memberikan Anda mata untuk melihat-Nya dan telinga untuk mendengar-Nya. Dan setelah itu dengan pngertian itu pikullah salibmu setiap hari untuk kebaikan Anda dan kemuliaan Tuhan.

Apakah Anda menyediakan tempat bagi Kristus di dalam hati Anda pada musim menunggu kedatangan-Nya ini? Apakah yang mengisi hati Anda? Apakah itu terutama pekerjaan Anda atau keinginan Anda untuk lebih banyak harta atau mungkinkah Anda memberi tempat kepada Jesus? Marilah kita mengingat kembali perbuatan Yesus di kayu salib untuk kita dan merayakan Perjamuan Kudus Tuhan.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content