Gereja Korintus

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Gereja Korintus

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2023 · 6 August 2023

Paulus memberikan nasihat yang bagus kepada orang Tesalonika ketika dia menulis dari kota Korintus. Dia menulis nasehat ini saat dia mengalami apa yang akan kita pelajari malam ini. Dan dia benar-benar menulis dari pengalamannya sendiri. Karena pada waktu dia sampai di kota Korintus, dia sudah lelah. Pesannya adalah 'jangan lelah'. Dan mungkin kami semua sudah lelah dalam berbuat baik.

Tetapi Allah selalu dalam bisnis memberi dorongan. Dan kami akan melihat bagaimana Allah menyemangati seorang hamba yang lelah, dan pada saat yang sama memberitakan Injil di kota Korintus. Nah Paulus telah dikejar sampai mengelilingi dunia. Dia mulai di Antiokhia Siria bersama Silas, menetapkan beberapa gereja di daerah dekat Siria, dan melewati Galatia dia terus ke arah barat.

Dia digerakkan oleh Roh Kudus. Dia akhirnya menyeberang dari Troas dan masuk ke Filipi, dan di sana dia berkhotbah, dan diganggu lagi, dan diusir ke luar kota. Kemudian dia tiba di Tesalonika, dan di sana dia dianiaya dengan kejam, dan harus lari untuk menyelamatkan dirinya, dan dia sampai di Berea. Dan dia akhirnya menemukan dirinya sendirian di kota Atena. Dan dia berkhotbah di sana dan menjadi lelah.

Dan Injil yang disampaikan di Atena itu jelas sekali, tetapi tidak ada penganiayaan, namun tidak ada penerimaan. Itulah minimal. Jadi dia mengambil barangnya dan dia meninggalkan Atena. Kemudian dia tiba di kota Korintus, dan dia merasa kecil hati. Dan dia lemah, dan dia mungkin sakit secara fisik. Dan pada saat itulah Allah bergerak untuk memberikan semangat kepadanya.

Dan dari Korintuslah dia menulis kepada jemaat di Tesalonika dan berkata, “Saudara-saudara, janganlah merasa jemu berbuat baik.” Nah, ketika kami melihatnya di Atena, kami melihatnya di kota intelektual itu. Kami melihatnya di kota budaya; penuh informasi dan pembelajaran. Dan dari Athena dia pergi ke Korintus. Nah Korintus itu adalah kota dosa. Itulah kota yang paling bejat dan kotor di dunia saat itu.

Kata ‘Corinthian’ itu berarti tidak bermoral. Jika Anda berkata, “Joe adalah tipe orang Corinthian,” maksud Anda adalah dia itu tidak bermoral. Mengatakan bahwa wanita itu adalah wanita Korintus berarti dia adalah seorang pelacur. Korintus itu sangat keji. Bukan hanya para budak atau kelas menengah yang melakukan itu, itulah orang kelas atas. Itulah pusat perdagangan dan perjalanan, dan para pelaut serta karavan-karavan melewatinya sepanjang waktu.

Kota Korintus adalah 90 km dari Atena. Siapa pun yang pergi dari Yunani utara ke Yunani selatan atau sebaliknya, harus melewati Korintus. Kota itu disebut jembatan Yunani; karena lalu lintas utara-selatan dan juga lalu lintas timur-baratnya. Kapal yang ingin pergi dari pantai barat Yunani ke pantai timur tidak akan berlayar keliling; mereka akan memotongnya lewat tempat ini.

Itu juga jalan pintas 320 km untuk pergi ke sini. Jadi, Korintus berada di lokasi yang strategis. Di kota Korintus, ada sebuah benteng raksasa bernama Acropolis. Tetapi Acropolis lebih dari sekedar benteng di atas bukit; itu adalah sebuah kuil. Dan itu dibangun untuk dewi Aphrodite, yang merupakan dewi aktivitas seksual. Ada seribu imam wanita yang bekerja di pelayanan pelacuran.

Jika Atena memuliakan pikiran, Korintus mengagungkan tubuh. Nah, Korintus juga penting secara politis sebagai ibu kota kabupaten, atau ibu kota provinsi. Ini berarti gubernur Roma tinggal di sana. Anda dapat membaca di 1 dan 2 Korintus, dan Anda dapat menemukan bagaimana keburukan Korintus itu merembes ke dalam gereja. Ada anggota gereja tertentu yang bangga bahwa mereka melakukan hubungan seksual dengan orang tua mereka.

Jadi gereja Korintus itu mengalami kesulitan menjaga supaya sampah kota itu tidak bocor masuk. Dan Paulus harus menulis dua surat untuk membenarkan jemaat itu. Allah selalu dapat melakukan banyak hal dengan orang-orang berdosa yang bejat. Paulus tinggal lama di Korintus, sehingga itu menjadi dasar pelayanan Injil. Dari Korintuslah dia menulis 1 dan 2 Tesalonika dan Roma. Dan kembali ke Korintuslah dia menulis 1 dan 2 Korintus.

Allah memberi semangat kepada Paulus dengan empat cara. Pertama, dengan persahabatan, Allah membawa beberapa teman ke dalam hidupnya. Kedua, dengan kerasulan, Allah membawa beberapa orang yang bertobat ke dalam hidupnya, dan itu membesarkan hati Paulus. Ketiga, persekutuan, Allah sendiri datang dan bersekutu dengannya dan memberi semangat kepadanya. Dan keempat, kesulitan, musuh-musuhnya. Tahukah Anda bahwa Anda dapat didorong oleh musuh Anda? Baiklah, kmai akan melihatnya di minggu depan.

Persahabatan dalam ayat 1 – 5, “Setelah ini, dia meninggalkan Atena dan pergi ke Korintus, 2 di mana dia menemukan seorang Yahudi bernama Akwila, penduduk asli Pontus, yang baru saja datang dari Italia bersama istrinya Priskila karena Claudius telah memerintahkan semua orang Yahudi untuk meninggalkan Roma. Paulus mendatangi mereka, 3 dan karena mereka memiliki pekerjaan yang sama, yaitu pembuat tenda, dia tinggal bersama mereka dan bekerja.

4 Dia bertukar pikiran di rumah ibadat setiap hari Sabat dan berusaha membujuk baik orang Yahudi maupun orang Yunani. 5 Ketika Silas dan Timotius tiba dari Makedonia, Paulus memusatkan dirinya untuk memberitakan firman dan bersaksi kepada orang-orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias.” Kemudian Allah berkata, “Kamu membutuhkan beberapa teman, Aku akan menghiburmu dengan persahabatan.” Jadi Allah membawa dua orang ke dalam hidupnya.

Lihatlah ayat 2, “Datanglah orang Yahudi bernama Akwila, yang adalah penduduk asli Pontus.” Pontus adalah sebuah provinsi tepat di tepi selatan Laut Hitam, di utara Turki sekarang. Dia baru-baru datang dari Italia bersama istrinya Priskila.” Kami tidak tahu apakah dia seorang Yahudi atau bukan Yahudi dan telah datang ke Korintus.” Mereka menjadi dua sahabat Paulus yang paling dicintai. Mereka ada di sana karena mereka telah diusir dari Roma oleh Kaisar Claudius.

Akwila dan Priskila sudah menjadi orang Kristen pada saat mereka bertemu dengan Paulus. Ada gereja Kristen di Roma jauh sebelum Paulus tiba di sana. Paulus menulis surat Roma dari Korintus. Dan ketika dia menulis Roma 1:7, dia berkata, “Kepada semua orang yang ada di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil untuk menjadi orang-orang kudus.” Jadi, di sana sudah ada gereja yang bertumbuh di mana iman orang-orang Kristen itu menyebar ke seluruh dunia.

Claudius, pada tahun 49 M., mengusir semua orang Yahudi dari Roma karena mereka terlibat dalam kerusuhan terus-menerus. Tetapi orang Kristen non-Yahudi tetap tinggal disana, dan gereja tetap ada bersama orang non-Yahudi. Ayat 3, “Dan karena pekerjaan mereka sama, yaitu pembuat kemah, dia tinggal bersama mereka dan bekerja.” Rupanya Paulus juga seorang pekerja kulit karena tenda itu berasal dari kulit kambing.

Beberapa sejarawan memberi tahu kami bahwa di sinagoga adalah hal yang biasa untuk membagi orang-orang menjadi beberapa bagian sesuai dengan pekerjaan mereka. Mungkin disitulah Akwila dan Priskila bertemu dengan Paulus. Dia baru saja pindah untuk bersama bisnis mereka. Dan dia juga tinggal di sana. Mereka memiliki keramahan. Itu adalah kebajikan orang Kristen yang luar biasa. Jadi, Paulus langsung masuk, dan dia menjadi bagian dari hidup mereka. Dan Anda tahu, dia bekerja keras.

Allah ingin supaya orang bekerja. Di dalam 2 Tesalonika 3:8 Paulus berkata, “Kami tidak makan makanan siapa pun dengan cuma-cuma; sebaliknya, kami berjerih payah dan bekerja keras, siang dan malam, agar kami tidak menjadi beban bagi siapa pun di antara kalian.” Rasul Paulus tidak menginginkan apa pun dari siapa pun. Allah akan memelihara orang yang bekerja untuk Allah. Dan Allah mengharapkan gereja untuk mendukung para pelayananan yang efektif.

Namun seringkali gereja tidak menunggu untuk melihat apa yang efektif. Jika Anda dan hidup Anda telah mengakui pelayanan Anda di hadapan Allah, Allah akan membawa Anda ke tempat di mana Anda memiliki dukungan penuh, jika itu yang Dia inginkan. Lihatlah ayat 4, “Dia berdebat di rumah ibadat setiap hari Sabat dan berusaha membujuk baik orang Yahudi maupun orang Yunani.” Dia bertukar pikiran dengan orang-orang hanya pada setiap Sabat. Dan dia bekerja di hari lain.

Paulus membuktikan beberapa hal. Dia tidak datang untuk mengganggu mereka dan menuntut dari mereka; dia datang untuk memberikan dirinya kepada mereka. Dan kedua, dia memberi waktu untuk mengesahkan pelayanannya sehingga Allah dapat membebaskan dia untuk melakukan itu sepenuh waktu ketika waktunya sudah siap. Begitulah caranya Allah bekerja. Dan, itu sangat menyenangkan melihat seseorang dengan pelayanan yang berbuah dan melihat pelayanan itu berkembang.

Setiap hari Sabat Paulus bertukar pikiran di sinagoga. Dan kata kerja bertukar pikiran itu berarti berdiskusi dengan tanya jawab; artinya meyakinkan dan berdialog. Ini ditulis dalam bentuk yang tidak sempurna, yang berarti dia terus menerus melakukannya berulang kali. Dan perhatikanlah, dia membujuk mereka. Paulus berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi itu bahwa Yesus adalah Mesias. Itulah yang selalu dia lakukan untuk orang-orang Yahudi dan juga orang-orang Yunani.

Dan Allah berkata, “Baiklah, Aku ingin memberi Paulus dua orang baru; dan Aku ingin memberi kepada Anda dua orang lama. Jadi di ayat 5, “Ketika Silas dan Timotius tiba dari Makedonia, Paulus mengabdikan dirinya untuk memberitakan firman dan bersaksi kepada orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias.” Ketika Timotius datang dengan sukacita, dan Silas datang dengan persembahan kasih, Paulus berhenti membuat tenda lagi dan memusatkan dirinya kepada Firman.

Paulus bekerja ketika dia harus bekerja. Namun, itu bukan berarti setiap pengkhotbah harus bekerja secara manual. Dan itu juga sama dengan Paulus, yang mengatakan dalam 1 Korintus 9:7, “Siapakah yang pergi berperang dengan biayanya sendiri? Atau siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau memberi makan kawanan domba dan tidak minum susunya?” Dengan kata lain, dukungan itu harus datang dari dalam, dari apa yang Anda lakukan.

Ayat 11, “Jika kami telah menaburkan hal-hal rohani bagimu, apakah terlalu banyak jika kami menuai keuntungan materi darimu?” Ayat 12, “Jika orang lain memiliki hak untuk menerima manfaat dari Anda, bukankah kami lebih banyak lagi?” Ayat 13, “Tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang beribadah di bait suci memakan makanan dari bait suci, dan orang-orang yang melayani di mezbah mendapat bagian dalam persembahan di mezbah itu?”

Ayat 14, “Dengan cara yang sama, Tuhan telah memerintahkan bahwa mereka yang memberitakan Injil harus mencari nafkah dari Injil.” Itu berarti jika Anda akan mengkhotbahkan Injil, Anda harus hidup dari khotbah Anda. Dengan kata lain, gereja harus mendukung orang yang berkhotbah dan mengajar. Dan itu ditunjukkan dalam 1 Timotius 5:17, “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat.”

Kata "kehormatan dua kali lipat" memiliki konotasi moneter, memberinya dukungan uang tambahan untuk kesetiaannya, terutama bagi mereka yang bekerja dalam Firman dan doktrin. Allah berkata gereja harus membayar dukungannya. Jika teman-temannya adalah penghiburan, begitu pula mereka yang bertobat. Anda akhirnya sampai di sana, dan Anda pergi dan memberitakan Injil, dan Anda merasa tidak ada hasilnya, dan ketika semuanya berakhir, 15 orang diselamatkan.

Seringkali Allah menggunakan, dalam kehidupan para hambanya, persahabatan dengan teman-teman tercinta dari masa lalu. Dia memberi Anda buah tepat saat Anda sangat membutuhkannya. Itulah yang terjadi pada Paulus. Tepat ketika dia benar-benar membutuhkannya, teman-teman dari sebelumnya datang dengan banyak suka cita dan uang; mereka membebaskan dia sepenuhnya untuk memberitakan Firman Allah.. Dan bukankah itu yang seharusnya dilakukan oleh para rasul?

Kerasulan, Paulus bebas menjadi rasul. Dia bukan hanya berkhotbah pada hari Sabat, dia mulai melakukannya setiap hari. Dan apa yang dia katakan? Ayat 5, “Dia bersaksi kepada orang-orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias.” Ayat 6, “Ketika mereka melawan dan menghujat, dia mengibaskan pakaiannya dan mengatakan kepada mereka, “Darahmu ada di kepala kalian sendiri! Aku tidak bersalah. Mulai sekarang saya akan memberitakan Injil ke bangsa-bangsa orang non-Yahudi.”

Orang-orang Yahudi sampai pada keputusan terakhir bahwa Yesus bukanlah Mesias. Dan mereka menghujat Kristus. Itulah salah satu kejadian paling dramatis dalam hidupnya Paulus. Ketika orang Yahudi mengibaskan debu dari kaki mereka, itu digunakan untuk merujuk buruk ke negara-negara non-Yahudi. Nah, Paulus memutarnya. Dan dia melepaskan jubahnya, dan dia mulai mengibaskan debu dari jubahnya, dan berkata, "Saya tidak ingin ada debu Yahudi di jubahku.

Dan kemudian Paulus membuat pernyataan, “Darahmu ada di atas kepalamu sendiri.” Itu sekali lagi pernyataan yang dibuat orang Yahudi. Ingatlah dalam Matius 27:25 bahwa orang-orang Yahudi berseru, “Darah-Nya kami dan anak-anak kami tanggung.” Mereka ingin bertanggung jawab atas kematian Kristus. Dan Paulus berkata di sini, “Saya memenuhi tanggung jawab saya; saya menyampaikan Injil; Saya melakukan pekerjaan saya. Anda bertanggung jawab atas apa yang Anda lakukan.”

Ayat 7, “Lalu dia pergi dari sana dan pergi ke rumah seorang pria bernama Titius Yustus, seorang penyembah Allah, yang rumahnya bersebelahan dengan sinagoga.” Dia tinggal di rumah Titus Justus. Dia adalah seorang non-Yahudi, yang takut akan Allah yang datang ke sinagoga. Dan, rupanya dia sama seperti pria bernama Gayus dalam Roma 16:23. Dan dalam 1 Korintus 1:14, Paulus berkata, “Aku membaptis hanya dua orang, Gayus dan Krispus.”

Dan nama dia dalam bahasa Romawi adalah Gayus Titus Justus. Jadi, pria ini menjadi seorang Kristen. Mereka mendirikan sebuah gereja di rumahnya di sebelah sinagoga itu. Dan dia mulai ada buah. Sekarang, lihat ayat 8, “Krispus, kepala rumah ibadat, juga percaya kepada Tuhan, bersama dengan seisi rumahnya. Dan banyak orang Korintus, ketika mereka mendengar itu, menjadi percaya dan dibaptis.”

Bisakah Anda bayangkan kemarahan yang terjadi sekarang di antara orang-orang Yahudi? Dan seluruh rumah Gayus menjadi percaya. Dikatakan, “Banyak orang Korintus yang mendengar menjadi percaya dan dibaptis.” Dan Alkitab bahkan menamakan mereka: Stephanas dan seluruh rumahnya; Erastus, yang menjadi bendahara kota; ada Quartus, Fortunatus, Chloe, Tertius, Achaicus, dan banyak nama lainnya. Dan gereja itu didirikan.

Di akhir ayat 8, “Waktu mendengar mereka langsung percaya, lalu mereka dibaptis. Perhatikanlah urutannya. Itulah urutan keselamatan. Anda mendengar Injil; Anda percaya itu. Kemudian Anda mengumumkannya di depan umum dalam baptisan. Roma 10:17 mengatakan, “Iman timbul dari pendengaran perkataan tentang Yesus Kristus.” Saudara yang terkasih, itulah keselamatan. Dan lain kali kami akan melihat bagaimana Allah memberi semangat kepada Paulus dengan persekutuan dan kesulitan. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content