Orang Benar akan hidup oleh Iman

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Orang Benar akan hidup oleh Iman

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2016 · 2 October 2016
Habakuk 1:1-3:19

Situasi yang dihadapi Habakuk adalah penyerbuan segera ke dalam kerajaan selatan Yehuda oleh orang Kasdim, yang adalah nama lain untuk orang Babel. Invasi ini akhirnya terjadi pada akhir abad keenam SM, dan Yerusalem ditaklukan Nebukadnezar di tahun 586 SM. Tuhan mengungkapkan kepada Habakuk sebelumnya bahwa Yehuda akan dihukum oleh karna dosa-dosanya.

Tidak seperti Joel, Zefanya dan Amos, Habakuk malah tidak menyebut ada kemungkinan untuk menghindari penghancuran ini, Dia tidak memanggil orang-orang untuk bertobat secara nasional. Hal itu sudah terlambat. Sebaliknya dia menubuatkan kehancuran Yehuda dan setelah itu kecelakaan orang Kasdim sendiri. Dan dia mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan kehidupan itu adalah oleh iman.

Jadi meskipun penghancuran itu sudah ditentukan bagi bangsa, masih ada harapan bagi individu yang memegang teguh kepercayaan mereka pada Allah. Doktrin lengkap dari pembenaran oleh iman, seperti diajarkan Paulus di Roma masih belum ada. Namun gambaran itu sudah ada. Jadi marilah kita menyelidiki buku nubuatan ini, kemudian fokus bagaimana itu berkembang di Perjanjian Baru sebagai “pembenaran oleh iman.”

Kejahatan Yehuda dan Penghakiman

Habakuk berseru di 1:2-4 bahwa Yehuda penuh kekerasan dan keadilan yang diputarbalikkan. Ayat 4, “Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.” Amos telah memperingati kerajaan utara bahwa ketidakadilan akan mendatangkan hukuman dan itu memang terjadi di 722 SM. Sekarang 130 tahun kemudian, kerajaan selatan Yehuda bersalah atas pelanggaran yang sama.

Jadi di 1:5-11 Allah menubuatkan apa yang Dia akan lakukan. Ayat 6, “Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka.” Allah menggunakan bangsa-bangsa seperti pedang untuk menhajar umat-Nya. Dan Allah masih melakukan hal itu sekarang.

Namun ayat 12 menunjukkan kepercayaan Habakuk bahwa Allah tidak akan membinasakan umat-Nya, “Bukankah Engkau, ya Tuhan, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya Tuhan, telah Kautetapkan mereka untuk dihukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan mereka untuk disiksa.” Allah menggunakan orang Kasdim melawan umat-Nya, namun bukan untuk memusnahkan mereka, namun untuk koreksi dan hukuman.

Kejahatan orang Kasdim dan Hukuman

Kemudian di 1:13-17 Habakuk menunjukkan bahwa dia menyesal bahwa orang Kasdim yang sombong (1:11) dan ganas (1:14, 15) dan musyrik (1:16) dapat meloloskan diri dari penghakiman Allah. Mereka pasti tidak lebih benar dari pada Yehuda (1:13), meskipun Allah memakai mereka dalam pekerjaan penghakimannya.

Nah di Habakuk 2, dia menantikan respon ilahi atas protesnya. Di 2:2-3 Tuhan menjawabnya memakai visi. Kami tidak diberitahu apa yang dia lihat namun apa yang Habakuk katakan adalah berdasarkan apa yang dia terima dari visi itu. Firman mengenai Yehuda ada di ayat 4, “Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh kepercayaannya.” Ada harapan bagi mereka yang memegang teguh kepercayaan mereka kepada Allah sewaktu bencana datang.

Namun kata-kata mengenai orang Kasdim di 2:6-19 adalah celaka lima kali lipat. Ayat 6, “Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya.” Ayat 9, “Celakalah orang yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan rumahnya, untuk menempatkan sarangnya di tempat yang tinggi.” Ayat 12, “Celakalah orang yang mendirikan kota di atas darah.” Ayat 15, “Celakalah orang yang memberi minum sesamanya manusia bercampur amarah, bahkan memabukkan dia untuk memandang auratnya.” Ayat 19, “Celakalah orang yang berkata kepada sepotong kayu: "Terjagalah!" dan kepada sebuah batu bisu: "Bangunlah!” (Penyembahan berhala)

Dengan kata lain, kuasa besar orang Kasdim pada akhirnya akan tidak berhasil. Mengapa? Karena 2:14 mengatakan, “Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut.” Habakuk tidak perlu takut bahwa bangsa pemberontak ini akan memiliki kata terakhir. Bumi ini milik Allah dan Dia akan memenuhinya dengan kemuliaan-Nya.

Habakuk 2 berakhir dengan kata-kata ini dari ayat 20, “Tetapi Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!” Biar semua bangsa-bangsa berdiam dan mengetahui bahwa Dia adalah Allah. Kemuliaan-Nya akan memenuhi bumi, bukan kemuliaan orang Kasdim. Jadi Allah menjamin dia bahwa kesombongan orang Kasdim akan menyebabkan akhir yang celaka (2:6-20) dan bahwa semua orang di Yehuda yang percaya Allah dengan rendah hati akan hidup (2:4).

Nyanyian Pujian dan Iman Habakuk

Bab ketiga adalah tanggapan Habakuk untuk apa yang telah didengarnya. Namun itu lebih dari doa dia secara pribadi. Tujuannya adalah untuk digunakan sebagai Mazmur dalam penyembahan. Ketika dikatakan di ayat 3:1, “Doa nabi Habakuk. menurut nada Shigionot,” itu artinya bahwa doa ini harus memiliki iringan musik dengan semangat kegembiraan dan kemenangan. (bukan ratapan)

Ini ditegaskan oleh dua hal: 1) Frase terakhir mengatakan, “Untuk pemimpin biduan, dengan permainan kecapi,” dan 2) kata “Sela” tercantum di akhir ayat 3, 9 dan 13. Alasannya ini penting adalah supaya kita melihat bahwa Habakuk ingin supaya kita dapat menyanyikan doa ini bersama dia. Itu berada disitu untuk menunjukkan kepada kami bagaimana caranya kita harus menghadapi hukuman dari Allah. Bagaimana orang saleh harus mempersiapkan diri untuk tribulasi dan bencana ini.

Kami perlu menanyakan pertanyaan yang sama. Yesus mengatakan di Matius 24:21 bahwa tribulasi akan datang ke dunia. Bagaimana caranya kita harus mempersiap-kan diri untuk hal itu? Bagaimana kita dapat bertahan? Pada permulaan di Habakuk 3:2 dia berdoa, “Tuhan aku telah dengar perkataan-Mu dan aku takut, ya Tuhan, hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dan di dalam murka ingatlah belas kasihan.”

Habakuk takut akan hukuman Allah. Jadi dia berdoa supaya ditengah murka-Nya, Allah tetap akan mengasihani dia. Kemudian di 3:3-15 dia nyanyi tentang kebesaran kuasa Allah dan khususnya kuasa-Nya untuk menyelamatkan. Ayat 13, “Engkau berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu, untuk menyelamatkan orang yang Kauurapi. Engkau meremukkan bagian atas rumah orang-orang fasik dan Kaubuka dasarnya sampai batu yang penghabisan.”

Nabi itu tahu kuasa Allah dari perbuatan-Nya di masa lalu, jadi dia bergantung kepada kemenangan Allah terakhir di masa depan. Jadi ayat 16 mengatakan, “Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar di tempat aku berdiri; namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami.”

Dan akhirnya di Habakuk 3:17-19, dia mulai menyanyi lagu imannya yang indah, “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, 18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. 19 Allah Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.”

Dengan kata lain, walaupun tribulasi itu sangat berat pada waktu orang Kasdim menyerang masuk, Habakuk tidak akan berhenti percaya kepada Allah. Meskipun Allah sendiri telah memakai “bangsa yang garang dan tangkas itu” (1:6), Habakuk yakin bahwa dalam murka Allah masih ada belas kasihan bagi mereka yang percaya Dia dan bersuka cita dalam Dia ketika semua hal lain gagal. Dan ini benar pada hari ini, meskipun hidupmu berat sekali, ketika Anda percaya Allah, Dia akan menyelamatkan Anda.

Poin Utama

Poin utama dalam buku kecil ini adalah secara negatif: Orang yang sombong, yang kekuatannya dan kecerdikan adalah ilah mereka (1:11, 16; 2:4, 19), akan pada akhirnya celaka, meskipun mereka untuk sementara dapat menikmati kemakmuran mereka sebagai orang terpilih di Yehuda, atau sebagai penakluk Yehuda. Semua orang sombong, baik orang Yahudi atau orang bukan Yahudi, akan binasa dalam penghakiman.

Namun Habakuk mementingkan yang positif dari poin utama itu, yakni, “orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” Dia menyatakan itu sebagai suatu prinsip di 2:4, kemudian dia merayakan sebagai lagu yang indah itu di Habakuk 3:16-19 yang mengatakan, meskipun semua buah-buahan dan bahan makanan dan kawanan domba dan lembu hancur dan hidup saya sendiri terancam, namun saya tetap bersuka cita di dalam Allah. Ketika Habakuk mengatakan itu, dia menunjukkan apa maksudnya iman itu di dalam frase, “Orang benar akan hidup oleh iman.” Maksudnya adalah menempatkan semua harapan Anda kepada Allah, tidak peduli apa yang akan terjadi.

Amos telah mengatakan kepada Israel, “Carilah yang baik dan jangan yang jahat supaya kamu hidup. Masih ingat “tegakkanlah keadilan di pintu gerbang.” Namun apakah kita diselamatkan hanya dengan menjadi orang-orang yang lebih baik dengan berbuat adil dan mengasihi belas kasihan? Tidak. Kita berbuat baik karena kita bersyukur kita telah diselamatkan.

Dan jika kita tidak memiliki Injil, bagian pesan Allah untuk berbuat baik itu akan menjadi legalisme yang mengerikan dan beban sulit bagi hati nurani. Ketika Habakuk mengatakan, “Orang benar akan hidup oleh iman,” ada dua hal yang dimaksud. Satu adalah semua orang yang telah dibenarkan adalah mereka yang percaya kepada Allah.

Memiliki kebenaran di hadapan Allah selalu termasuk iman kepada Allah. Hal lain yang dikatakan Habakuk 2:4 adalah kepercayaan itu menyelamatkan kami dari murka Allah. “Orang benar hidup oleh iman,” berarti kepercayaan itu menyebabkan orang-orang diperhitungkan Allah menjadi benar, dan iman itu menjamin kehidupan mereka dan menyelamatkan mereka selama-lamanya.

Hati Injil

Berita Habakuk adalah hati Injil namun itu tidak menerangkan bagaimana kebenaran dan kepercayaan berhubungan satu sama lain. Dia hanya mengatakan, “Orang benar memiliki iman dan itu menyelamatkan mereka.” Hati Injil diterangkan lebih lanjut di Perjanjian Baru setelah Yesus datang untuk menyelamatkan kita. Kebenaran yang dipersyaratkan Allah datang oleh iman, dan itu hanya mungkin untuk memiliki itu, bagi kita orang berdosa, karena Kristus mati untuk menebus dosa-dosa kita.

Kejadian 15:6 mengatakan, “Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Hubungan diantara percaya kepada Allah dan berdiri benar di hadapan-Nya adalah karena Allah pada saat dia melihat iman kita Dia memperhitungkan kita sebagai benar. Alasannya Allah dapat melakukan itu adalah karena Kristus menerima hukuman bagi dosa-dosa kita atas diri-Nya sendiri.

Itu sudah dijelaskan di Yesaya 53:11, “Dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan memperhitungkan banyak orang menjadi benar oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.” Pada saat Allah memperhitungkan orang menjadi benar karena Kristus mati bagi dia dan dia percaya Kristus, itu kita namakan pembenaran oleh iman, dan itu adalah hati Injil.

Mereka yang tidak percaya Allah menurut Roma 2:5, “menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.” Pada hari itu mereka akan menyadari betapa bodohnya bagi jutaan orang yang hidup sepertinya Allah yang menciptakan dunia ini bagi kemuliaan-Nya tidak akan memanggil mereka untuk bertanggung jawab atas betapa banyak mereka mengabaikan dan membenci Dia.

Kisah Para Rasul 17:31 mengatakan, “Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya.” Karena itu tanyakanlah dirimu, Apakah Aku selamat dihadapan Allah yang kudus jika saya mati malam ini? Apakah saya bersedia berdiri di pengadilan ilahi dan mendengar Hakim memberikan hukuman kekal kepada saya? Hanya ada dua macam vonis, “dikutuk” atau “dibenarkan,” neraka atau surga, kematian kekal atau kehidupan kekal.

Jika Anda ingin diperhitungkan benar pada hari itu, dengarkanlah Habakuk 2:4, “Orang benar akan hidup oleh karena imannya.” Habakuk tahu bahwa semua orang di Yehuda adalah orang berdosa. Dan dia tahu bahwa kekudusan Allah menghalang-Nya untuk mengabaikan dosa-dosa kita. Habakuk 1:13 mengatakan, “Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman.” Jadi Habakuk 3:2 mengajarkan kita bahwa satu-satunya hal yang sanggup menyelamatkan kami adalah iman kepada belas kasihan Allah.

Habakuk tidak dapat mengerti bagaimana Allah akan melakukan hal itu. Namun Allah telah menyatakan hal itu, jadi dia memproklamirkannya: orang benar akan memperoleh hidup dalam penghakiman melalui iman. Habakuk tahu bahwa ketika dia memanggil mereka benar, mereka tidak tanpa dosa. Maksudnya mereka yang dibenarkan Allah walaupun dosa-dosa mereka banyak adalah mereka yang percaya belas kasihan Allah.

Wahyu Perjanjian Baru

Paulus mengatakan di Roma 3:24-26, “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. 25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. 26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.”

Jika Anda percaya Yesus Kristus sebagai Juruselamatmu dan Tuhan, pada saat Anda menyerah mencoba untuk memimpin kehidupan Anda sendiri dan membangun nilai Anda sendiri, ada tiga hal yang terjadi: 1) Dosa-dosamu akan menerima hukumannya. 2) Kekudusan Allah dipertahankan. 3) Dan Anda menerima pembenaran yang tidak layak.

1) Dosa Anda menerima hukuman yang layak. Di ranjang Anda pada saat mau mati Anda menyadari bahwa Anda akan menghadap Allah dengan segala dosa Anda. Dosa itu harus dihukum. Namun Allah yang besar belas kasihan-Nya, mengutus Anak-Nya untuk menanggung dosa-dosa kita dan menderita untuknya. Jika Anda percaya Kristus, kematian-Nya menjadi kematianmu. Dosa-dosa Anda menjadi dosa Dia dan itu telah dihukum melalui pengorbanan Yesus di kayu salib.

2) Jika kekudusan-Nya tidak penting, mungkin Dia dapat mengabaikan dosa-dosamu. Namun Dia mempertahankan kebenaran-Nya dengan mengharuskan ada pengorbanan yang harganya tak terhitung, yaitu kematian Anak-Nya sendiri. Allah yang benar tidak dapat mengabaikan dosa. Karena itu Dia mengirim Anak-Nya yang tunggal, supaya dosa kita dihukum selayaknya, dan kebenaran Allah dipertahankan.

3) Akhirnya, ketika Anda percaya Kristus, Anda menerima pembenaran yang tidak layak. Kita didamaikan dengan Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus, meskipun kami tidak layak. Itu hadiah cuma-cuma bagi kami, meskipun bagi Allah itu tidak cuma-cuma, karena Dia mengorbankan Anak-Nya yang tunggal. Dan sekarang kita mengerti bagaimana di Perjanjian Baru orang benar diperhitungkan benar oleh iman. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content