Tuhan Orang yg Hidup

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Tuhan Orang yg Hidup

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2014 · 19 October 2014

Marilah kita teruskan pelajaran kita tentang Matius 22:22-33, namun sebelumnya kita melihat teks ini khususnya kita perlu berbicara secara umum. Manusia selalu pernah memikirkan kebangkitan, itu seolah-olah tercantum dalam hati orang dari setiap kebudayaan, dengan beberapa yang terkecuali, bahwa haruslah ada kehidupan setelah kehidupan. Misalnya dalam kuburan Firaun Kiops yang dimeteraikan lima ribu tahun yang lalu ada kapal solar yang dibangun supaya dia dapat berlayar melintasi surga dalam kehidupan berikutnya.

Didalam agama Yunani kuno seringkali ada koin yang ditaruh di dalam mulut mayat itu supaya dia dapat membayar ongkos melintasi sungai kematian mistik dan masuk tanah hidup kekal. Beberapa orang India Amerika biasanya menguburkan satu kuda poni dengan busur dan anak panah untuk seorang prajurit supaya dia dapat naik kuda dan berburu di tempat perburuan yang menyenangkan. Di Greenland anak- anak Eskimo saat mereka meninggal mereka dikuburkan bersama anjing supaya mereka dapat mencari jalan di tempat dingin dengan adanya petunjuk jalan.

Orang Yahudi itu sama saja. Itu menjadi sebagian dari pemikiran Yahudi bahwa setelah kehidupan ini ada hidup lain. Jika kita mempelajari tulisan Yahudi sekitar waktu Kristus, kita mendapat penegasan tentang hal itu. Contohnya didalam buku non-Alkitabiah bernama Dua Maccabee, kita diberi pengertian sejarah orang Yahudi, sikap mereka, filsafat mereka dan ada bagian yang cukup menarik tentang ide kebangkitan itu.

Ini menggambarkan seseorang bernama Rasis, penatua Israel, yang sangat marah karena perbudakan dan dominasi orang Yunani, jadi dia memutuskan untuk bunuh diri. Didepan banyak orang dia ambil pedangnya dan memotong perutnya sendiri kemudian dia mengeluarkan ususnya. Dan dua Makabe mengatakan, “Dengan cara demikian dia mati, sambil memanggil dia yang adalah tuhan kehidupan dan roh untuk memulihkannya kembali.” Dia percaya bahwa ada kehidupan lain yang akan dikembalikan kepadanya setelah yang ini hilang. Dan dengan membunuh diri dia mengharapkan kehidupan dalam keadaan yang lebih baik.

Ada buku lain yang dinamakan buku Baruk. Dalam bab ke 50 dikatakan, “Bumi ini akan benar-benar mengembalikan orang mati, yang dia terima sekarang untuk mempertahankan-nya. Tidak akan ada perubahan bentuk dan sebagaimana diterima demikian akan dipertahankannya. Dan sama seperti yang disampaikan kepada mereka begitupun akan dibangkitkannya. Karena perlu untuk memperlihatkan kepada orang yang hidup bahwa yang mati telah dibangkitkan dan mereka yang telah pergi sudah kembali lagi.” Dengan kata lain, ada beberapa orang Yahudi yang percaya bahwa bentukmu waktu mati akan sama dengan bentukmu waktu dibangkitkan.

Orang Farisi percaya bahwa pada saat Anda mati, hubungan apapun juga, keadaan apapun juga, dalam pernikahan apapun, dengan cacat apapun, dengan bekas luka apapun, dengan pakaian apapun waktu mati, itu persis bentuk Anda di kehidupan berikutnya. Dan alasannya mereka percaya hal itu adalah ketika kebangkitan itu terjadi mereka yang masih hidup tahu bahwa kebangkitan itu terjadi. Jika Anda kembali dalam bentuk lain mereka tidak akan tahu bahwa Anda telah dibangkitkan. Mereka tidak bisa mengenal itu Anda.

Kemudian Baruk meneruskan bahwa akhirnya mereka yang telah dibangkitkan akan ditransformasikan menjadi seperti malaikat yang akan dijadikan sama dengan bintang-bintang, mereka akan dirubahkan menjadi bentuk apapun yang mereka inginkan seperti dari kecantikan menjadi keindahan, dari terang menjadi kemuliaan. Namun pada mulanya Anda harus kembali dan berdiam sebentar dalam bentuk semula.

Dalam Mazmur 16, salah satu yang paling dikenal dan sering digunakan oleh orang Yahudi, dikatakan di ayat 9-11, “Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak- sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; 10 sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. 11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan.” Dengan kata lain, ada harapan bahwa pada akhirnya tidak ada kebinasaan, pada akhirnya tidak ada kematian, namun hidup setelah hidup.

Mazmur 49:15 mengatakan, “Tetapi Allah akan menebus jiwaku dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menerima aku.” Mazmur 139:8 juga memiliki ide yang sama. Hosea 6:1-2 membicarakan bahwa setelah dua hari, pada hari ketiga Dia akan membangkitkan kami, menghidupkan kami kembali. Daniel 12:2 mungkin memberikan pernyataan yang paling langsung, “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.”

Namun Alkitab tidak menjelaskan bagaimana itu semua akan terjadi, jadi ada banyak perdebatan tentang apakah kita berpakaian lama atau dengan pakaian baru, dan ada banyak diskusi tentang bentuk kita seperti apa, namun terlihat dari tulisan Baruk bahwa mereka percaya kita akan kembali dalam bentuk yang sama kita pergi untuk membuktikan bahwa kita benar bangkit dan sesudah itu baru akan ditransformasikan.

Sekarang saat kita melihat Matius 22, kebanyakan orang Yahudi percaya benar ada kebangkitan kecuali satu kelompok. Ayat 23 mengatakan, “Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan.” Nah mereka menentang seluruh kebudayaan dan teologia Yahudi. Di Kisah Para Rasul 23:8, mereka diperkenalkan sebagai berikut, “Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya.” Jadi mereka adalah kelompok yang luar biasa dalam Yudaisme.

Jadi ada empat sekte utama dalam Yudaisme: Orang Farisi, orang Saduki, orang Zelot dan orang Essene. Orang Essene adalah seperti orang pertapa di padang gurun yang selalu mengutip surat-surat gulungan dan kemungkinan besar merekalah yang mengutip Surat Gulungan Laut Mati, yang telah kita temukan. Kemudian ada orang Zelot yang menjadi orang aktivis politik, yang sangat mementingkan hal-hal nasional, yang menjadi masalah bagi Roma. Kemudian ada orang Farisi yang mementingkan agama. Kemudian ada orang Saduki yang menjadi kelas penguasa aristokrat dalam Yudaisme.

Bahkan, imam-imam kepala, imam besar dan imam-imam yang paling mulia adalah orang-orang Saduki. Mayoritas anggota Sanhedrin, dewan pemimpin Israel itu juga adalah orang Saduki. Jadi kuasa mereka besar sekali, mereka berpengaruh dan juga kaya karena mereka memiliki tempat-tempat jualan di Bait Allah, tempat tukar uang, tempat jual beli berbagai macam hal penyembahan yang ada dan itu semua dibawah kuasa mereka. Dan secara politik mereka pro Roma, jadi mereka tidak disenangi orang.

Nah secara rohani mereka fundamentalis, mereka berpikir sempit dan lebih kejam dari pada orang Farisi. Menurut Yosefus, orang Farisi lebih lunak dalam hal aplikasi hukum Taurat karena mereka ingin menghindari hukum jadi mereka cari bermacam cara untuk mengelak hukum. Mereka menolak segala sesuatu kecuali Perjanjian Lama. Mereka bangga memelihara iman yang murni. Mereka sangat kritis tentang menjadi murni seperti orang Levi dan menurut urutan orang Levi.

Doktrin utama mereka adalah penyangkalan kebangkitan. Namun jika mereka percaya Perjanjian Lama dan banyak ayat-ayat berbicara tentang kebangkitan, bagaimana mereka dapat menyangkal kebangkitan itu? Karena mereka memberi otoritas dan keutamaan hanya kepada lima buku Musa. Mereka mengatakan bahwa sisa Firman itu hanya komentar buku-buku Musa saja, dan karena kebangkitan tidak diajarkan disitu, maka kita tidak percaya kebangkitan itu.

Oleh karena itu kita dapat hidup seenaknya sendiri saja sekarang, benar? Mereka percaya bahwa tubuh dan jiwa hilang pada saat kematian, tanpa hukuman dan tanpa hadiah, tanpa masa depan, tanpa ada sesuatu, hanya menghilang begitu saja. Karena itu mereka memenuhi kehidupan mereka dengan segala sesuatu yang mungkin. Karena mereka dibataskan terjemahan literal Firman Tuhan, mereka menggunakan agama hanya untuk menjadi kaya.

Jadi orang Saduki sama sekali tidak setuju ada kebangkitan dan mereka tidak setuju sikap terhadap Roma dan orang Farisi biasanya tingkat mereka lebih rendah dan mereka lebih tinggi tingkatnya, jadi ada kebencian sosial dan kebencian politik dan kebencian teologia, namun ada satu hal yang mereka menyetujui yaitu mereka ingin menyingkirkan Yesus Kristus. Jadi marilah kita melihat teks kita dan cara pendekatan orang Saduki.

Ini hari Rabu, dua hari sebelum Tuhan kita disalibkan. Yesus sedang mengajar di Bait Allah dan Dia diberhentikan pemimpin-pemimpin agama ini yang menanyakan-Nya bermacam pertanyaan untuk menyebabkan Dia ada masalah dengan Roma supaya Dia dapat dibunuh namun Dia menyingkirkan hal itu begitu luar biasa sehingga malah mereka sendiri disalahkan. Sekarang yang datang adalah orang-orang Saduki dan maksud mereka adalah untuk mencela-Nya dihadapan orang Yahudi. Dan keinginan mereka adalah untuk membusukkan reputasi-Nya sebagai guru.

Dan alasannya mereka langsung terlibat adalah karena Yesus baru-baru ini mengacaukan bisnis mereka. Satu hari sebelumnya, pada hari Selasa, Dia telah membersihkan Bait Allah, mengeluarkan semua penukar uang, mengusir penjual- penjual dan orang pembeli dan semua barang yang ada disitu, dan sekarang Dia masuk ke daerah mereka. Ketika orang-orang memuji Dia sebagai Anak Daud, sang Mesias, mereka sekarang mengerti bahwa orang ini dapat menyebabkan ada revolusi. Dia mulai sesuatu yang hanya dapat diberhentikan orang Roma dan mereka dapat melihat mereka terjebak.

Jadi orang Saduki dan orang Farisi bersatu dan mereka mengatakan, “Apakah kita dapat perbuat karena orang ini mujizat-Nya banyak. Jika kita membiarkan Dia, orang-orang Romawi akan datang dan mengambil tempat ini dan negara ini.” Jadi orang Saduki sekarang ikut merencanakan kematian-Nya dengan orang Farisi karena mereka juga menolak ajaran Yesus. Orang-orang berpaling dari mereka dan mulai mendengarkan Yesus dan Dia membicarakan kebangkitan sama seperti para Rasul yang datang sesudah-Nya. Bahkan Yosefus mengatakan bahwa orang Sadukilah yang membunuh Yakobus, saudara Tuhan kita.

Lihatlah ayat 24, “Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati tanpa ada anak lelaki, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.” Memang itu adalah sesuatu yang dikenal sebagai hukum liverat, suatu hukum sejarah Yahudi yang diambil dari Ulangan 25:5-6. Jika seseorang menikah dengan seorang wanita dan mereka tidak ada anak lelaki, kemudian dia mati dan nama keluarga orang itu tidak dapat diteruskan. Jadi saudara laki-laki yang belum kawin harus menikahnya dan membesarkan anak lelaki itu dan anak sulung itu dianggap anak dari suami yang sudah meninggal.

Nah marilah kita melihat ayat 25-28, “Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. 26 Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. 27 Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. 28 Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia." Jadi setelah ada kebangkitan wanita ini akan kembali dan menjadi isteri semua orang itu dan ada poligami di hidup kebangkitan kekal. Wah ini pikiran kacau.

Mereka tahu Yesus percaya ada kebangkitan. Di Yohanes 11:25-26, Dia mengatakan di kuburan Lazarus, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, 26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” Mereka tahu ajaran-Nya jadi mereka pikir, wah sekarang kita dapat menjebak-Nya. Dia tidak ada jawaban untuk ini dan semua orang akan tahu bahwa kita lebih pintar daripada Dia.

Ayat 29, “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!” Seandainya kamu mengenal Firman kamu pasti tahu bahwa Allah menjanjikan ada kebangkitan. Jika Anda tahu kuasa Allah Anda tahu bahwa Allah tidak akan menciptakan kembali manusia yang memiliki masalah yang sama disini. Jadi Yesus langsung bergerak di dalam kedua dimensi itu. Pertama mengenai kuasa Allah di ayat 30, “Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.”

Kita tidak pernah akan menjadi malaikat, namun kita sama seperti malaikat menjadi mahluk kekal yang tidak menikah dan tidak melahirkan anak. Jadi Tuhan mengatakan, lihatlah kita akan menjadi mahluk berbeda dalam kebangkitan, tidak ada pernikahan. Kita perlu menyadari bahwa yang paling baik di dalam kehidupan ini tidak mungkin bisa mencapai apa yang ada di hidup kekal nanti. Tidak ada orang yang lebih dekat dengan orang lain karena kita semua akan akrab sempurna satu sama lain dan intim sempurna dengan Allah sendiri.

Di 1 Korintus 15 Paulus mengatakan Allah telah menciptakan berbagai macam tubuh, benar? Ada tubuh burung dan tubuh binatang dan juga ada tubuh terestrial dan benda-benda angkasa. Allah adalah master begitu banyak macam dan variasi dalam menciptakan tubuh-tubuh sehingga Dia akan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda bagi kita juga. Allah tidak terbatas dan kita akan melihat itu dibuktikan di kebangkitan juga.

Kemudian Yesus mengatakan bukan saja kalian tidak tahu kuasa Allah, namun kalian juga tidak mengerti Firman Allah. Ayat 31, “Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah?” Kemudian Yesus mengutip Keluaran 3:6 di ayat 32, “Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup." Apakah itu suatu pernyataan tentang kebangkitan? Memang itu pernyataannya dan argumennya disini adalah dalam bentuk kata kerja. Dia tidak mengatakan saya dulu Allah Abraham, saya dulu Allah Ishak, dan saya dulu Allah Yakub.

Tahukah Anda bahwa di Keluaran 3:6, Abraham sudah mati, Ishak sudah mati dan Yakub sudah mati juga, dan maksud Yesus pada akhir ayat itu adalah, Allah bukan Allah orang mati, tetapi orang-orang yang hidup. Jadi jika Allah mengatakan saya adalah Allah orang-orang itu haruslah mereka hidup. Allah tidak disembah mayat- mayat. Dia bukan Allah dari orang-orang yang tidak berada lagi. Saya adalah Allah yang terus menerus masih ada hubungan hidup dan penyembahan dengan mereka yang sudah ‘mati’, yang berarti mereka pasti masih hidup.

Allah yang tidak berubah, yang kekal, yang selalu menepati janji-Nya dan yang berjanji kepada yang dipilih-Nya akan membawa mereka kepada pemenuhan dan mereka akan bangkit kembali untuk pemenuhan janji yang diberikan kepada Abraham, Yakub dan Ishak. Mereka hidup untuk mewarisi semua yang telah dijanjikan kepada mereka. Yesus melakukan sesuatu yang mustahil bagi semua orang Farisi terpintarpun. Dia langsung mengambil ayat yang ada di Pentatuk. Dia bukan orang bodoh namun Dia menyebabkan orang-orang itu kelihatan bodoh sekali.

Nah sekarang akhirnya ketakjuban di ayat 33, “Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.” Di Lukas 20:39 dikatakan, “Mendengar itu beberapa ahli Taurat, bukan orang Saduki, berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Mereka sangat takjub. Luar biasa, dan indah sekali, Yesus Kristus ini, yang dipuji sebagai raja, sebagai Juruselamat, sebagai Mesias, diperhadapkan kebencian oleh pemimpin- pemimpin agama yang ingin mencela-Nya dan ingin Dia mati. Dia sama sekali tidak terpengaruh oleh serangan-serangan mereka. Dia hanya menyatakan kemuliaan yang lebih besar, menghasilkan keajaiban yang lebih besar dan terus menerus membingungkan musuh-musuh-Nya.

Wah sangat menarik melihat Kristus mendapatkan hal-hal yang orang lain tidak bisa pikirkan, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah dapat dijawab orang lain. Mengapa? Karena ini adalah pikiran Allah yang tidak terbatas, ini bukti positif bahwa inilah Allah dalam bentuk manusia. Jadi kita melihat keilahian dan keagungan dinyatakan disini dan itu sangat luar biasa untuk dilihat. Kita tahu kepada siapa kita percaya, dan Dia Kristus, Anak Allah yang hidup. Kita bisa menyaksikan keilahian-Nya dan kebesaran kebijaksanaan-Nya.

Hal kedua, kita melihat komitmen-Nya terhadap Firman. Betapa besar Dia mengasihi Firman, betapa besar pengetahuan-Nya Firman itu, untuk memilih ayat yang tepat yang diperlukan dalam situasi itu. Berkatilah Allah bahwa Dia mempercayakan Firman, karena jika Yesus sendiri bergantung kepada Firman itu menyebabkan itu juga memberi kepercayaan kepada kita untuk bersandar kepada Firman juga, benar?

Dan ketiga kita melihat Dia menegaskan kebangkitan itu. Pada waktu kita mungkin meragukan kebangkitan itu kita diperingati bahwa Yesus sendiri tidak pernah meragukan hal itu dan Dia menegaskan disini bahwa mereka yang sudah mati masih hidup karena Allah adalah Allah orang hidup. Dengan demikian kita juga diberi kekuatan dengan pandangan lain dari Yesus sebagai Allah, dengan pandangan lain dari ketergantungan-Nya kepada Firman, dengan pandangan lain didalam harapan hidup kekal. Daripada mereka menjatuhkan-Nya, Dia menjatuhkan mereka dan menyatakan diri-Nya dalam segala keagungan-Nya sekali lagi. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content