Menanggapi Undangan

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Menanggapi Undangan

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2014 · 21 September 2014

“Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka, 2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. 3 Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. 4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. 5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, 6 dan yang lain menangkap hamba- hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. 7 Waktu raja mendengar hal itu, maka murkalah dia itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh- pembunuh itu dan membakar kota mereka.”

“Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. 9 Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. 10 Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. 11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. 12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja 13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. 14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."

Perumpamaan ini adalah tentang perjamuan kawin raja. Ini membicarakan secara khusus konteks sejarahnya namun secara umum ada komplikasi yang sangat luas. Pertama, marilah saya menjelaskan konteks sejarahnya. Ini adalah hari Rabu minggu terakhir kehidupan dan pelayanan Tuhan kita. Pada hari Jumaat Dia akan disalibkan. Pada hari Minggu Dia akan bangkit dari antara orang mati. Selama tiga tahun Dia telah berkhotbah dan mengajar injil Kerajaan.

Yesus telah memproklamirkan diri-Nya sebagai Mesias, anak Allah, Juruselamat dunia. Dia telah mengorbankan diri-Nya dan Kerajaan-Nya kepada umat Israel, umat-Nya sendiri, orang-orang yang dipanggil Allah. Dan sekarang setelah tiga tahun itu berakhir dan orang-orang telah menolak Dia. Dan pemimpin-pemimpin telah menolak-Nya dan sangat membenci-Nya dan pada hari Jumaat Dia akan diesrahkan kepada orang Roma untuk dibunuh.

Dan sekarang Yesus kembali ke Bait Allah. Sekarang setelah dibersihkan Dia datang kesitu untuk mengajar lagi injil Kerajaan, berita baik keselamatan. Dan selagi Dia mengajar orang-orang mendengar dan Yesus adalah pusat perhatian. Dan pemimpin- pemimpin agama merasa sangat terancam hal ini karena Dia membicarakan kebenaran internal yang mereka tidak mengerti dalam agama kebenaran-diri eksternal mereka. Dia adalah ancaman besar terhadap sistim mereka.

Dan di Matius 21:23 mereka memberhentikan-Nya dan mengatakan, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" Mereka marah dan bermusuhan dan menurut Alkitab mereka sudah merencanakan kematian-Nya. Jadi Yesus menjawab mereka dengan tiga perum- pamaan. Yang pertama di Matius 21:28-32 mengenai dua anak lelaki. Yang kedua adalah suatu perumpamaan tentang kebun anggur yang disewakan kepada penggarap-penggarap di Matius 21:33-46. Dan perumpamaan ketiga ada di Matius 22:1-14. Dan setiap perumpamaan memberi pesan mengenai penghakiman.

Perumpamaan itu mengatakan ini, kalian telah menolak Aku, semua nabi Perjanjian Lama telah berbicara tentang Aku, semua mujizat mengesahkan klaim Aku menjadi Anak Allah, Juruselamat, Mesias dan semua perkataan yang Kuucapkan telah menegaskan hal itu. Namun kalian semua telah menolak Aku terus menerus dan sekarang Allah menolak kalian. Sekarang inilah penghakiman kalian dan ini berbentuk perumpamaan penghakiman yang mencapai puncaknya dalam perumpamaan ketiga ini.

Nah perumpamaan itu kisah sederhana, analogi yang dipakai untuk memberitakan kebenaran spiritual. Dan cara terbaik adalah memulai dengan sesuatu yang mereka kenal untuk menjelaskan sesuatu yang tidak diketahui. Dan Yesus adalah master analogi dan master kiasan bicara dan master penjelasan kebenaran. Dan Yesus memakai semua hal kehidupan biasa, hal-hal rutin sehari-hari dan merubahkan mereka menjadi utusan spiritual yang menyampaikan kebenaran rohani yang mendalam.

Kata ayat 2, ini adalah kisah tentang Kerajaan surga. Yesus selalu membicarakan Kerajaan surga. Itu merupakan lingkup pemerintahan Allah. Inilah tempat kekuasaan dimana Allah memerintah, dimana Allah berdaulat, ini tempatnya penebusan dan keselamatan. Kerajaan itu tempatnya dimana anak-anak Allah tinggal. Itu komunitas orang-orang yang telah ditebus, yang dibawah kuasa dan bimbingan Allah.

Jadi Yesus mengatakan itu seperti raja yang menyiapkan pernikahan. Namun kata itu sendiri berarti suatu pernikahan yang tidak dapat dipisahkan dari perayaan yang besar. Berapa lamanya? Biasanya itu berlangsung tujuh hari. Dan jika Anda adalah raja mungkin itu berlangusng jauh lebih dari itu. Itu suatu perayaan yang sangat besar dan mulia. Dan pernikahan oleh raja untuk anak-Nya yang tunggal adalah pernikahan yang melebihi semua pernikahan. Bahkan di dalam kebudayaan kita ini kita dapat mengerti kebesaran dan keagungan perayaan seperti itu.

Dan apa yang Tuhan gambarkan disini adalah perayaan yang terbesar yang dapat dibayangkan orang. Dia mengatakan bahwa Kerajaan Surga adalah perayaan terbesar yang dapat dibayangkan oleh orang terkaya yang dapat dibayangkan untuk orang yang termulia yang dapat dibayangkan. Dia ingin menangkap semua yang terbaik yang pernah dapat dibayangkan. Jadi Yesus mengatakan ada raja yang telah menyediakan perayaan pernikahan untuk anak-Nya. Ini adalah perayaan yang terbesar dan yang paling hebat dari semuanya.

Sekarang ayat 3 mengatakan, “Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang- orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.” Pada waktu itu orang-orang tidak memiliki jam tangan dan mereka tidak mementingkan waktu seperti sekarang. Dan persiapan itu juga tidak gampang. Waktu memang cukup fleksibel. Jadi frase “orang yang telah diundang” berarti mereka telah diberi tahu sebelumnya.

Jadi setelah perayaan itu siap dimulai, hamba-hamba diutus untuk memanggil orang- orang itu dengan mengatakan waktunya sudah datang. Dan, wah ini sukar untuk dipercaya, tetapi mereka tidak mau datang. Itu tidak masuk akal. Jika Anda diundang untuk perayaan dua minggu berhubungan dengan pernikahan raja, yah Anda pasti datang. Namun mereka tidak mau datang. Dan sekarang kita dapat melihat pengaruhnya karena orang-orang, termasuk pemimpin-pemimpin agama, mengatakan, “Ah ini tidak masuk akal. Pasti orang itu harus datang.”

Apakah tanggapan sang Raja? Ayat 4, “Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Ayat 5, “Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya.” Mereka tidak peduli, Dan mereka pergi begitu saja, mereka mengabaikannya. Kisah ini sukar dipercaya. Tidak ada orang yang akan melakukan itu.

“Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya.” Tidak, kita tidak akan datang kepada perayaan pernikahan yang besar dan mulia itu, kita akan pergi ke ladang dan pergi ke toko saja. Wah betapa banyak mereka mementingkan usaha mereka sendiri. Betapa hina mereka memperlakukan anugerah-Nya karena undangan seperti itu adalah kehormatan tertinggi di negara.

Sekarang lihatlah ayat 6, “dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.” Wah, mengapa mereka membunuh hamba-hamba yang memanggil mereka untuk perayaan itu? Itu yang dikatakan. Jadi bermusuhan terang-terangan ditambahkan kepada ketidakpedulian. Dan kedua-duanya menunjukkan betapa besar pemberontakan mereka terhadap raja itu. Apakah artinya ini? Kisah ini jelas.

Kerajaan surga adalah komunitas orang-orang yang telah ditebus. Itulah tempat pemberkatan ilahi, keselamatan oleh anugerah. Siapakah Raja itu? Allah. Siapakah anak-Nya? Yesus Kristus. Dan ide perayaan besar adalah ide Yahudi. Anda dapat membacanya di Talmud bahwa orang-orang Yahudi mengatakan ketika Mesias datang, Allah akan menyediakan suatu perjamuan diatas segala perjamuan dan kita akan merayakan itu bersama dengan Mesias. Dan Allah memanggil orang-orang untuk datang ke Kerajaan-Nya untuk memuliakan Anak-Nya.

Siapakah orang-orang ini yang dipanggil di ayat 3 dan 4? Iya, mereka adalah orang- orang yang telah diundang. Siapakah mereka? Orang-orang Yahudi, Israel. Lihatlah di Kejadian 12 dimana Allah berjanji kepada Abraham, “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, yang akan memberkati dunia. Dan mereka akan menjadi seperti pasir di lautan dan bintang-bintang di angkasa.” Mereka adalah yang dipanggil.

Siapakah hamba-hamba yang diutus untuk memanggil mereka yang telah dipanggil? Pengkhotbah seperti Yohanes Pembaptis, Sperti Yesus sendiri, seperti para Rasul, benar? Dikirim berdua-an untuk memberitakan Kerajaan jadi disini adalah mereka yang telah dipanggil, bangsa Israel, dan Kerajaan itu ditawarkan kepada mereka. Raja itu mengatakan, “Disinilah Anak-Ku, disinilah Kerajaan-Ku, datanglah dan hormatilah Anak-Ku, dan begitulah Dia mengutus hamba-hamba-Nya.

Dan apakah yang mereka lakukan? Orang-orang itu tidak peduli. Dan ada beberapa orang yang membunuh Yohanes Pembaptis dan memenggal kepalanya. Mereka membunuh Yesus Kristus. Yakobus adalah Rasul pertama yang dipenggal kepalanya. Dan sisa Rasul-rasul semua terdaftar sebagai martir, benar? Mereka membunuh hamba-hamba Allah. Orang-orang yang tidak peduli adalah orang-orang yang lebih mementingkan ladang dan bisnis mereka.

Kebanyakan orang yang tidak peduli injil adalah orang sekuler. Mereka mementingkan harta milik. Mereka senang hal-hal duniawi, mereka tidak ada waktu untuk hal-hal ilahi. Mereka begitu sibuk dengan bisnis, mereka tidak mengerti bahwa ada hal-hal ilahi yang ditawarkan kepada mereka. Jadi begitu terjebak mereka oleh peternakan mereka dan toko mereka sampai mereka tidak bisa pergi ke perayaan itu. Mereka mendapat kepuasan mereka dari mengejar kekayaan.

Agama palsu adalah antagonis. Lihatlah sejarah penganiayaan diseluruh dunia dan yang menghakimi kebenaran selalu adalah mereka yang percaya agama palsu. Dan karena itu di Wahyu 17 ketika kita melihat sistim duniawi terakhir yang bersatu pada akhir zaman, dikatakan bahwa sistim agama dunia akhir ini mabok oleh darah martir karena agama palsu itulah yang menentang kebenaran dengan kekerasan.

Sekarang lihatlah ayat 7, “Waktu raja mendengar hal itu, maka murkalah raja itu.” Kesabarannya ada batasnya. Dan setelah mereka membunuh hamba-hamba-Nya, dia sangat marah. Dan ini memang benar adil, karena ketidakbenaran telah membunuh kebenaran. “Lalu Ia menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh- pembunuh itu dan membakar kota mereka.”

Bahkan sekarang juga kita mengerti bahwa pembunuh-pembunuh membayar dengan hidup mereka sendiri, meskipun kita bergumul dengan masalah hukuman mati. Dan tentu saja, Alkitab menjelaskan hal ini. Jadi apa yang telah dilakukan adalah adil. Dan perintahnya keluar untuk menghancurkan kota mereka. Ayat 8, “Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang- orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu.” Mengapa? Mereka tidak layak karena mereka tidak mau menerima undangan itu. Itu saja yang dikatakan.

Tahukah Anda ketika hamba-hamba itu kembali dan mengundang kelompok lain di ayat 10, mereka memanggil orang-orang jahat dan orang-orang baik, dikatakan. Jadi bukannya mereka mencari orang yang paling mulia yang paling bermoral dan yang paling benar diri di dunia dan mengatakan, Iya, mereka layak. Tidak, kelayakan hanya bergantung kepada penerimaan undangan itu. Mereka tidak layak karena mereka menolak keselamatan di dalam Anak, mereka tidak mau datang.

Disini Israel dibuang sebagai orang-orang yang dipanggil Allah. Mengapa? Karena mereka menolak Mesias. Dan Dia mengatakan bahwa kota mereka akan dibakar dan di tahun 70 S.M. hal itu memang terjadi. Titus Vespasian, jenderal Romawi menaklukkan Yerusalem dan membunuh satu juta seratus ribu orang Yahudi dan mayat-mayat mereka dilemparkan keluar tembok. Dan Yosefus, yang adalah saksi mata, menulis bahwa tidak ada belas kasihan kepada yang tua atau penghormatan kepada yang berkuasa. Kaisar telah memerintah untuk menghancurkan seluruh kota dan tempat suci, kecuali bagian tembok kota sebelah barat. Dan itulah tembok tangisan barat yang masih ada sampai sekarang.

Bagian ketiga dari perumpamaan itu dinamakan “tamu baru diundang.” Ayat 9-10, “Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. 10 Maka pergilah hamba- hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.” Jadi pokoknya pergilah kemana-mana dan panggillah semua yang mau datang. Pergilah keseluruh dunia dan beritakanlah Injil dan buatlah mereka menjadi murid. Itu adalah Amanat Agung.

Itulah yang dikatakan Paulus di buku Roma ketika ia berkata, “Jatuhnya Israel menyebabkan bangkitnya banyak orang.” Bukankah itu intinya berita Injil? Itulah keadaannya sekarang, benar? Kejatuhan mereka menjadi kebangkitan kita. Allah tidak pernah frustasi, saudara kekasih. Perayaan itu pasti banyak tamunya dan itu tetap akan berlangsung.

Dan perhatikanlah ayat 10, “Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik.” Jadi orang-orang jahat boleh datang? Iya, Allah memanggil semua orang jahat maupun baik. Dan hal yang menyebabkan mereka layak bukan pada dasaranya mereka jahat atau baik, namun keinginan mereka untuk menerima undangan itu. Dan mereka semua diterima asal mereka may datang berdasarkan persyaratan Allah.

Kemudian akhirnya ada kejadian kecil di perumpamaan ini yang sangat penting, si pengacau dikeluarkan. Ayat 11, “Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu- tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.” Pokoknya hanya ada satu orang yang tidak berpakaian pesta. Perumpamaan itu tidak mengatakan sesuatu yang lain. Jadi yang terbaik adalah untuk berasumsi bahwa semua orang lain berpakaian pesta seperti seharusnya.

Raja itu mengatakan kepadanya di ayat 12, “Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.” Jadi tidak ada alasan. Dan ini berarti semua orang bisa berpakaian pesta termasuk orang ini. Tetapi dia tidak mau menerima hal itu. Ayat 13, “Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”

Pasti ada orang yang mencoba untuk menabrak masuk kedalam Kerajaan, mereka masuk dan menjadi anggota gereja dan mereka ikut campur. Mereka sama dengan orang-orang di Matius 7:22-23 yang mengatakan, “Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Mereka itu penabrak Kerajaan, mereka adalah lalang diantara gandum. Mereka tidak memiliki pakaian yang benar.

Jadi apakah pakaian pesta yang pantas? Matius 5:20, “Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Jadi apa yang diperlukan untuk masuk ke dalam Kerajaan surga? Kebenaran, kebenaran yang diberikan Allah. Ayub 29:14 mengatakan, “aku berpakaian kebenaran dan keadilan menutupi aku.” Yesaya 61:10 mengatakan, “Aku bersukaria di dalam Tuhan, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran.”

Ayat 14, “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." Paulus sering membicarakan panggilan di buku Roma dan itu merupakan panggilan internal oleh Allah untuk keselamatan. Panggilan ini disini adalah panggilan eksternal. Undangan Injil itu diberitakan dimana-mana. Ada orang yang tidak peduli, ada orang yang benci dan ada lagi yang ingin menabrak masuk kedalam Kerajaan itu dengan persyaratan mereka sendiri. Namun sedikit yang dipilih. Jadi keseimbangan yang sempurna dalam hal itu adalah bahwa Allah itu berdaulat. Itu adalah misteri yang kita tidak akan mengerti, namun kita percaya hal itu. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content