Melawan Kristus

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Melawan Kristus

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2013 · 1 December 2013

Matius 16:21-23, “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid- Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. 22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali- kali takkan menimpa Engkau.” 23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Nah, pernyataan terakhir itu sangat penting, “engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Tujuan, rencana dan tindakan Allah berlawanan dengan tujuan manusia yang berdosa. Amsal 14:12 mengatakan, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Dengan kata lain, manusia tidak sanggup melihat kemana Allah akan pergi. Mazmur 92:5-6 mengatakan, “Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan- Mu, ya Tuhan, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. 6 Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu.”

Dan kita dapat melawan Allah sekarang sama seperti Petrus digunakan Iblis melawan Yesus hari itu. Karena Petrus memikir dalam kebijaksanaannya sendiri bahwa dia perlu mengoreksi Yesus Kristus. Dan kita juga sering menghadap Allah sepertinya Dia perlu dikoreksi saat kita melihat hal-hal yang kita pikir tidak seperti seharusnya. Dan kadang-kadang kita ingin menolong Allah dengan berbuat sesuatu seolah-olah Allah memerlukan pertolongan kita.

Kita perlu belajar saat kita menjadi dewasa secara spiritual bahwa Allah melakukan banyak hal yang kita tidak akan mengerti. Cobalah lihat Daud yang di 2 Samuel 7 ditolak hak istimewa untuk membangun tempat ibadah Allah karena dia adalah seseorang yang tangannya penuh darah. Namun ketika Allah mengambil rencana itu, Allah bahkan memberikannya sesuatu yang lebih baik dan mengatakan, engkau akan mendapat anak lelaki dan anak itu akan bertakhta kekal. Allah menjanjikannya kerajaan Daud dimana Yesus Kristus akan memerintah untuk selama-lamanya.

Dan mungkin bagian yang paling kuat mengenai hal ini datang dari Yesaya waktu dia berbicara atas nama Allah di bab 55:8-9, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. 9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”

Karena itu kita diajarkan di Roma 8:26 bahwa Roh Kudus berkeluh dengan ucapan-ucapan bagi kita karena kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa Dan kita melihat sekarang bahwa Petrus ingin mengoreksi Tuhan karena Dia tidak melakukan hal-hal menurut harapan Petrus. Suatu prinsip belajar mendalam adalah untuk hidup kehidupan kita menurut rencana Allah dan bukan rencana kita sendiri.

Petrus orang percaya jadi pelajaran ini berlaku bagi kita semua sebagai orang percaya, benar? Baru-baru ini para murid telah menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias mereka. Petrus sebagai juru bicara mereka di ayat 16 mengatakan, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Yesus menjawab dengan mengatakan di ayat 17, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”

Dan setelah itu Dia mengatakan kepada mereka, bahwa meskipun ada penolakan, meskipun ada permusuhan, meskipun ada salah pengertian dari banyak orang, meskipun Saya tidak langsung mendirikan Kerajaan-Ku dan tidak langsung menggulingkan orang Romawi, saya terus menerus membangun jemaat-Ku dari orang-orang yang telah Ku-tebus, yaitu gereja-Ku.

Dan Dia mengatakan kepada mereka pada akhir ayat 18, “Lihatlah Aku Mesias, Aku akan mendirikan gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Dan setelah menyampaikan hal itu, Dia langsung ke ayat 21 untuk memberitakan mereka bahwa Dia akan mati. Namun seharusnya mereka sudah tahu sekarang bahwa kematian-Nya tidak permanen karena Dia mengatakan alam maut tidak akan menguasai-Nya. Jadi Dia mengatakan sekali lagi di ayat 21, “Ia harus dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”

Jadi satu hal yang masih mereka belum bisa terima adalah bahwa Mesias harus menderita dan mati. Mereka sama seperti semua orang Yahudi lain yang dibicarakan Paulus di 1 Korintus 1:23, “untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan.” Dan karena pengertian mereka belum lengkap, Yesus memperingatkan mereka di ayat 20 supaya janganlah mereka mengabarkan injil sampai mereka mengerti itu benar- benar. Dan itu tidak terjadi sampai setelah kebangkitan-Nya.

Sekarang mereka masih belum mengerti semua yang Dia ajarkan. Bahkan perhatikanlah tulisan bahwa Dia mulai menyatakan semua hal itu. Dan mereka menerima pelajaran demi pelajaran. Yesus membicarakan hal itu di bab 17 dan di bab 20 dan Dia mungkin membicarakan hal itu berkali-kali yang tidak dinyatakan. Dia terus menerus membicarakan kematian-Nya dan kebangkitan- Nya yang mereka tidak dapat memahami.

Misalnya di Yohanes 13 ketika Yesus mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, Petrus mengatakan, “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama- lamanya.” Dan sebenarnya apa yang dia katakan adalah, “Aku tidak dapat menerima Mesias yang merendahkan diri, ini tidak mungkin.” Dan ketika Yesus pergi ke kayu salib, mereka semua bubar. Dan bahkan setelah kematian Kristus pada waktu mereka berjalan ke Emmaus, mereka bingung tentang apa yang telah terjadi.”

Jadi Tuhan mengajarkan mereka ajaran-ajaran yang mereka belum memahami sepenuhnya sampai pada saat kedatangan Roh Kudus. Yesus mengatakan pada saat Roh Kudus datang, Dia akan mengingatkan Anda semua hal. Dan tiba-tiba pada kedatangan Roh Allah itu mereka mengerti semua ajaran dan maknanya, itu semua menjadi nyata bagi mereka.

Jadi menurut teks ini, kita diajarkan bahwa janganlah kita menggantikan hal-hal manusia untuk hal-hal ilahi. Pertama, Yesus memberikan kita rencana Allah di ayat 21, “Sejak waktu itu,” tertulis disitu dan mari kita berhenti sebentar. Ini frase kunci, “Sejak waktu itu” adalah frase yang diggunakan Matius untuk memperlihatkan ada peralihan atau transisi.

Di Matius 4:17, dia menggunakan frase itu untuk menunjukkan permulaan pelayanan umum Yesus kepada Israel. Dan sekarang dia menggunakan frase itu untuk menunjukkan permulaan pengajaran pribadi kepada murid-murid-Nya. Jadi kita telah mengalih ketahap baru dalam kehidupan Kristus, suatu masa baru, pelayanan-Nya terutama pribadi. Yesus mengajarkan mereka kebenaran yang mereka belum memahami sepenuhnya sampai sesudah kebangkitan, setelah kedatangan Roh Kudus.

Perhatikanlah perkataan “mulai.” Nah bagian ini menunjukkan ada diskusi serangkaian kejadian. Jadi di ayat 21 ini bukan satu kejadian saja, namun suatu aliran informasi yang menyebabkan akhirnya ada reaksi dari Petrus. Petrus telah memikirkan hal ini, dan mungkin dia telah mendapat kesepakatan dari murid- murid lain. Jadi ini datang sebagai godaan Iblis yang telah direncanakan terlebih dahulu, disampaikan untuk mengalihkan-Nya dari rencana ilahi.

Petrus sebenarnya menawarkan rencana manusia sebagai pengganti rencana Allah. Sekarang perhatikanlah kata “harus” di ayat 21, “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem.” Nah ini suatu keharusan ilahi. Ini suatu keharusan yang lebih tua daripada keadaan dimana kita mendengarnya. Ini adalah rencana Allah yang dimulai sebelum dunia dijadikan.

Yesus harus mati karena semua manusia berdosa dan dosa mereka harus ditebus. Dan karena persyaratan ilahi ini, yaitu tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan, manusia memerlukan adanya kematian dan Allah menuntut suatu kematian. Dan hanya Allah yang tanpa batas sanggup menebus banyak orang oleh kematian-Nya. Dan janji-janji para nabi telah menubuatkan bahwa Mesias akan mati. Allah dengan rencana yang telah ditentukan dan pengetahuan akan apa yang akan terjadi telah melakukan ini.

Jadi semua hal, yaitu dosa manusia, tuntutan untuk pengorbanan, perintah ilahi dan janji kenabian semua bergabung untuk mengatakan “Dia harus”. Manusia tidak dapat mengatakan, “Allah, lakukanlah ini menurut rencanaku.” Ini memang kedengarannya tidak masuk akal namun kita juga melakukan itu ketika kita mengeluh, “Oh Tuhan. saya tidak suka penderitaan saya alami sekarang, saya tidak suka keadaan yang ada,” dan yang lain-lain dan kita mulai berbicara kepada Allah seolah-olah rencana kita lebih baik. Ini hal yang sama seperti yang dilakukan Petrus.

Sekarang lihatlah rencana ilahi mulai dengan ayat 21. Pertama, Dia harus pergi ke Yerusalem, kota pengorbanan. Dia harus menjadi domba Pelewatan, Dia harus mati kematian bagi dosa. Pada saat itu Dia masih berada di Kaisarea Filipi, kota kecil itu di bagian timurlaut Palestina. Namun sekarang Dia harus pergi ke Yerusalem. Tomas di Yohanes 11:16 mengatakan, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.” Dengan kata lain, mereka tahu apa yang menunggukan mereka disana.

Disitu pusat permusuhan. Matius 15:1 menunjukkan bahwa pemimpin-pemimpin Yahudi yang menyebabkan masalah terbesar bagi Yesus semua berasal dari Yerusalem. Agama orang Yahudi membenci Yesus Kristus. Namun orang Yahudi tidak perlu mengejar-Nya. Yesus datang dan mempersembahkan diri-Nya karena Dia sendiri mengatakan di Yohanes 10:18, “Tidak seorangpun mengambil nyawa-Ku dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri.” Dia mengatakan kepada Pilatus di Yohanes 19:11, “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas.”

Yerusalem berarti “Fondasi kedamaian” dan kemudian terkenal sebagai “Kota Emas.” Ini kota yang paling terkenal di seluruh dunia. Pertama disebut di Kejadian 14:19 sebagai tempat kediaman nabi dari El Elyon, Allah Mahatinggi, hamba Yahweh bernama Melkisedek, gambaran Kristus. Dan karena Melkisedek berhubungan dengan kota itu, demikian pula nanti Anti-Kristus.

Tempat yang sama itu juga adalah tempat dimana Abraham pergi untuk menpersembahkan Ishak dan menemukan binatang korban yang juga adalah gambaran Yesus Kristus yang akan menjadi korban di daerah yang sama didekat gunung Moria. Daud datang dan mengambil kota itu dan menjadikannya ibu kota Israel dan itu menjadi kota Daud di 2 Samuel 5:9. Tiga bulan kemudian dia membawa Tabut Perjanjian kesitu dan kota itu sekarang menjadi kota Allah karena Dia mendiami Tabut itu secara simbolis.

Salomo menamakannya standar kesempurnaan di Kidung Agung 6:4 dan dia membangun rumah Tuhan untuk Allah Mahatinggi disitu. Dan itu menjadi pusat penyembahan yang suci bagi orang Yahudi. Namun kota Yerusalem di waktu Yesus berada disana bermusushan dengan Allah. Itu bukan kota Allah lagi. Kita bahkan tidak dapat menyebutnya Yerusalem, fondasi kedamaian karena ketika Yesus lahir mereka mencoba membunuh-Nya waktu masih bayi.

Dan pada waktu Dia mulai pelayanan-Nya, pada hari perayaan Pelewatan Dia pergi ke Yerusalem, Dia mengambil cambuk di Yohanes 2, dan Dia membersihkan dan mengusir segala kejahatan dari dalam Bait Suci itu. Pada hari Pelewatan kedua Dia datang dan melanggar tradisi Sabat mereka dan mereka mencoba untuk membunuh-Nya, Yohanes 5 mengatakan. Pada hari Pelewatan ketiga dari pelayanan-Nya, Dia sengaja menghindar karena kebencian mereka.

Di akhir tahun, Dia pergi ke perayaan Pondok Daun dan pemimpin-pemimpin di Yohanes 7 mencoba untuk menangkap-Nya dan untuk membunuh-Nya. Di Yohanes 8 Dia pergi ke Bait Suci untuk mengajar dan mereka mencoba untuk membunuh-Nya dengan batu. Dia mengajar di serambi Salomo dan Dia harus melarikan diri untuk menyelamatkan kehidupan-Nya. Dan ketika Dia balik untuk hari Pelewatan terakhir itu dan membangkitkan Lazarus dari antara orang mati, Dia melakukan itu dengan mengorbankan hidup-Nya dan mereka membunuh-Nya.

Yerusalem sekarang ada nama lain di Wahyu 11:8. Dengarkanlah, “Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan.” Dan di 70 S.M. Allah menggunakan orang Romawi untuk menghancurkannya. Nama benar akan dikembalikan, kata Zekharia 14, ketika berkembang lagi saat Yesus kembali untuk mendirikan Kerajaan-Nya yang mulia dan sekali lagi itu dinamakan Yerusalem, kita emas Daud, kota Allah, fondasi damai sejahtera kekal.

Tahap kedua dari rencana Allah adalah untuk menderita banyak hal dari penatua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Nah ketiga kelompok itu merupakan Sanhedrin yang terdiri dari pempimpin dan hakim seluruh Israel. Kemudian ada imam-imam kepala yang terutama terdiri dari orang Saduki dan ahli-ahli Taurat yang terutama adalah orang Farisi. Dan bersama-sama mereka adalah pengadilan sah, dan Yesus akan dihakimi oleh pemimpin-pemimpin Israel meskipun sidang itu hanya penghinaan palsu. Kota kudus dan pemimpin- pemimpinnya kedua-duanya tidak suci.

Ayat 21 juga mengatakan bahwa Dia harus dibunuh. Perkataan disini bukan perkataan eksekusi peradilan, ini perkataan yang berarti pembunuhan. Dan Yesus mengatakan bahwa Dia akan dibunuh. Namun mereka tidak memperhatikan itu dan mereka tidak mendengar bagian ayat 21 yang mengatakan, “dan dibangkitkan pada hari ketiga.”

Jadi kita melihat hal-hal Allah di ayat 21. Sekarang lihatlah ayat 22 dan melihat hal-hal manusia. Petrus mulai menegur Yesus dan dia mengatakannya dengan cukup tegas. Ini karena kebanggaan, Tuhan baru saja mengatakan, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga,” dan dia mulai merasakan dirinya seperti juru bicara Allah.

Dan perhatikanlah apa yang dikatakan Petrus, “kiranya Allah menjauhkan hal itu!” Ini suatu ungkapan idiomatic yang berarti, “Tuhan, janganlah perbuat itu...janganlah mengorbankan diri,” kemudian dia tambahkan, “Hal itu sekali- kali takkan menimpa Engkau.” Kita tidak akan membiarkan itu terjadi. Itu tidak cocok degan rencana kita dan dia seperti seorang liberal baik yang menginginkan kerajaan tanpa adanya kayu salib.

Tuhan langsung menjawab di ayat 23, “Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku.” Begitu Petrus mulai berbicara, Tuhan sudah tahu itu berasal dari mana dan Dia mengatakan, “Enyahlah Iblis.” Dia pernah mengatakan hal itu sebelumnya di Matius 4:10 ketika Iblis membawa Dia ke tempat tinggi dan mencobai-Nya, dan setelah cobaan itu berakhir, Dia mengatakan, “Enyahlah Iblis.”

Dan ingatlah bahwa orang percaya yang sama, yang bisa dipakai untuk mengabarkan Firman Allah di dalam satu ayat dapat digunakan dalam ayat berikutnya untuk mengabarkan firman Iblis! Orang percaya yang sama yang disatu sisi meninggikan rencana Allah dapat disisi lain meninggikan rencana Iblis. Orang yang sama yang memilih Allah dapat berbalik dan melawan Allah, memang Yesus sedang membicarakan kita dan berbicara kepada kita.

Disini terdapat prinsip khusus di akhir ayat 23, dan Yesus sekarang memberikan kita suatu peraturan umum dari kejadian khusus ini dan Dia menempatkan tindakan Petrus dalam sebuah kategori dimana kita semua berada sewaktu- waktu, “sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Petrus hanya memikirkan diri sendiri dan yang dapat dia lihat hanya adalah prosesnya dan bukan akhirnya. Yang dia inginkan adalah menghilangkan sakit sekarang; dia tidak memikirkan hasil dan nilai akhir kesakitan itu. Kita sama seperti itu juga. Kita lupa bahwa Alkitab mengatakan bahwa melalui pencobaan kita disempurnakan dan Allah sedang menggerakkan kita menuju kepada gambar Yesus Kristus. Yang kita bisa melihat adalah kesakitan sekarang dan kita berseru kepada Allah untuk melepaskan kita padahal itu malah menyempurnakan kita.

Kita harus belajar bahwa ada kesakitan dalam proses pengudusan itu dan Anda akan kehilangan hidup Anda dalam proses itu. Namun itulah jalan kepada kemuliaan, tidak ada kemuliaan tanpa kesakitan. Jalan Tuhan adalah penderitaan, baru kemudian kemuliaan, dan suka cita, dan berkat. Petrus belajar hal itu juga. 1 Petrus 5:10 mengatakan, “Allah akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.” Semoga kita belajar hal itu juga. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content