Mengapa kita menderita?

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Mengapa kita menderita?

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2012 · 25 March 2012

Setiap orang telah mengalami penderitaan di dalam hidup ini, dan selagi kita menghadapi penderitaan kita juga melihat penderitaan di seluruh dunia. Peperangan dan pembunuhan dan tornado dan banjir dan avalanche dan daftarnya terus menerus saja. Jadi bagaimana kita sebagai orang Kristen menghadapi semua ini?

Dan waktu kita mulai mengingat hari Paskah marilah kita melihat Roma 8 karena buku Roma memberitakan kita kabar baik. Dan ini mulai dengan pengabaran Injil Allah di ayat-ayat 1-17. Setelah itu kita melihat keberdosaan manusia. Namun kemudian kita baca solusi semua ini di dalam kematian dan pengorbanan yang ajaib dari Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya yang kita rayakan di hari Paskah.

Jadi supaya kita mengerti hal ini marilah kita mulai dengan konteks, ketika Anda mengakhiri Roma 5, kita telah melihat bahwa penyelamatan adalah oleh anugerah melalui iman kepada Kristus saja dan bukan karena perbuatan dan usaha kita. Dan setelah kita sampai ke Roma 6, kita sekarang membicarakan manfaat injil yang diteruskan sampai ke Roma 8:39.

Kita dapat menjelaskan ini secara sederhana. Roma 6 dan 7 berhubungan dengan manfaat negatif dari Injil dan Roma 8 berhubungan dengan manfaat positif. Bab 6 dan 7 menjelaskan bahwa Anda tidak lagi dibawah hukuman Hukum Taurat, Anda tidak lagi mati, Anda telah dihidupkan. Namun di bab 8, kita dapat melihat pekerjaan sanktifikasi dari Roh Kudus.

Itulah yang dikerjakan Roh Kudus didalam kita, untuk kita dan bersama kita. Jadi sekarang kita melihat bagian keselamatan yang bermanfaat bagi kita. Dan disinilah pekerjaan Roh Kudus benar-benar mulai terang bagi kita. Allah Bapa merancang rencana, Allah Anak menyebabkan rencana itu mungkin dan Roh Kudus membuat rencana itu berhasil, benar?

John McArthur mengatakan hal ini indah sekali, “Allah Bapa adalah yang memilih kita, Anak Allah adalah yang menebus kita, Roh Kudus adalah yang membenarkan kita. Pemilihan adalah pekerjaan Allah Bapa, pembenaran adalah pekerjaan Allah Anak dan proses sanktifikasi adalah pekerjaan Roh.

Sekarang marilah kita mempelajari pelayanan berkuasa yang terus menerus dari Roh Kudus waktu Dia menggerakkan kita dari anugerah kepada kemuliaan. Dan ini sangat penting bagi kita untuk dimengerti karena inilah pengalaman kita sehari-hari. Pengertian yang benar tentang pelayanan Roh Kudus itu perlu untuk menyembah Roh Allah itu untuk segala hal yang Dia lakukan sekarang di dalam kehidupan kita meskipun itu berarti ada penderitaan.

Dan ini membawa kita sekarang kepada Roma 8:17 dimana pelayanan Roh Kudus menjamin kemuliaan kekal kita di masa depan. Dan itu tentu saja adalah hadiah Allah yang terbaik. Kita memiliki jaminan kemuliaan kekal, inilah bagian yang terbaik dari semua hal keselamatan, karena untuk apa ada keselamatan yang mungkin hilang?

Dan jika hal ini bergantung kepada kita sedikitpun, kita pasti akan kehilangan itu karena tidak seorangpun dari kita dapat melakukan apa yang dibutuhkan untuk menjamin dengan usaha sendiri keselamatan dari Allah. Jadi harapan satu- satunya yang kita miliki untuk kemuliaan kekal harus dijamin oleh Allah yang sama yang memilih kita, yang memanggil kita, yang membenarkan kita dan yang pada suatu hari akan memuliakan kita.

Jadi kita dapat mengatakan bahwa ada dua pekerjaan Roh Kudus yaitu sanktifikasi dan jaminan. Dia menyesuaikan kita semakin lama semakin baik kepada standar benar yang telah diteladani dengan sempurna oleh Yesus. Itulah artinya Efesus 1:13 ketika dikatakan kita telah dimeteraikan Roh, dan meterai itu tidak mungkin pecah.

Siapapun yang mengatakan bahwa Anda mungkin dapat kehilangan keselamatan tidak mengerti proses penyelamatan. Keselamatan adalah hadiah yang diberikan Allah sebelum dunia dijadikan dan semua yang berada dalam kategori ini yang telah dipilih Allah akan dimuliakan karena “mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya (Roma 8:30).

Yesus mengatakan di Yohanes 6:39, “Semua yang telah diberikan Allah Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan tidak ada satu yang hilang, tetapi Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.” Kita akan dibangkitkan menjadi keadaan kekal kita oleh kuasa Roh Kudus yang sama yang melahirkan kita kembali pada saat kita diregenerasi. Ini suatu pekerjaan yang direncanakan Bapa dan yang disahkan Anak dan yang dijadikan Roh.

Nah sekarang lihatlah Roma 8:17 dan seterusnya, “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” Dan dengan kalimat terakhir itu Paulus menyampaikan konsep kemuliaan kekal.

Roma 8:18-25, “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. 19 Sebab dengan sangat rindu seluruh penciptaan menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. 20 Karena seluruh penciptaan telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, 21 tetapi dalam pengharapan, karena penciptaan itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.”

“Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala penciptaan sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin sampai sekarang. 23 Dan bukan hanya penciptaan saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. 24 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? 25Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.”

Dan meskipun kita menderita, ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang kita akan menerima nanti. Roh Kudus memakai segala hal yang kita alami, bahkan penderitaanpun, untuk membenarkan kita, untuk menumbuhkan kita, untuk mengajarkan kita lebih banyak lagi sifat-sifat Kristus seperti kesabaran dan kemauan untuk mengampuni mereka yang telah menyakiti kita atau yang mungkin masih terus menyakiti kita.

Satu kata yang menarik perhatian ketika kita baca bagian ini, yaitu kata ‘mengeluh.’ Penciptaan mengeluh di bagian ini di ayat 22. Dan kemudian kita melihat di ayat 23 bahwa kita sendiri yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh. Ini menunjukkan bahwa penciptaan dan kita juga mengalami keluhan, mengalami penderitaan sampai saat kenyataan kemuliaan terakhir.

Dan semua keluhan itu adalah indikasi ada suatu realitas yang belum dipenuhi. Seluruh semesta alam merasakan keinginan untuk dipenuhi ini. Orang percaya merasa belum dipenuhi, bahkan Roh Kudus mengalami perasaan belum dipenuhi ini. Alam disini dipersonifikasikan. Ayat 19, “Sebab dengan sangat rindu seluruh penciptaan menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.”

Apakah artinya ini? Dan mengapa penciptaan mengeluh? Inilah semacam kondisi penderitaan yang masih menunggukan janji dipenuhi. Zaman sekarang adalah zaman dosa dan penderitaan dan kerusakan dan korupsi. Dan zaman yang akan datang adalah zaman langit baru dan bumi baru dan kebenaran dan kemurnian dan kekudusan dan kebajikan dan kemuliaan dan kehilangan kematian dan kerusakan dan penyakit.

Sekarang apakah artinay penciptaan disini? Malaikat-malaikat? Mereka mahluk yang dicipta. Tidak. Mereka tidak mengeluh. Malaikat kudus tidak mengeluh karena mereka mengelilingi takhta kerajaan Allah sekarang dan mereka dalam kesempurnaan kekal dan kekudusan kekal. Mereka tidak mengharap sesuatu yang lebih baik karena tidak ada sesuatupun yang lebih baik.

Bagaimana dengan setan-setan? Apakah dia membicarakan para malaikat yang telah jatuh dan sekarang adalah setan-setan? Tidak. Mereka tidak mengeluh dalam pengharapan bahwa mereka akan dimerdekakan karena tidak ada kemerdekaan, tidak ada penyelamatan, tidak ada penebusan, tidak ada pengampunan, tidak ada masa depan yang lebih baik untuk mereka, hanya ada Lautan Api.

Apakah mungkin dia membicarakan orang-orang percaya? Tidak, dia tidak membicarakan orang-orang percaya karena ada perbedaan diantara penciptaan dan orang percaya. Coba lihat, ayat 19, penciptaan menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan, karena itu penciptaan ini berbeda dengan anak-anak Allah.

Apakah itu tentang orang-orang tidak percaya? Tidak, karena orang yang tidak percaya tidak berharap kepada Kristus, mereka tidak mengharapkan kemuliaan, mereka tidak berharap kepada sesuatu yang lebih baik dari surga. Mereka tidak memiliki informasi tentang hal itu dan mereka tidak ada keinginan untuk hal itu. Dan selanjutnya melihat ayat 20, mereka pendosa yang sukarela, mereka mau menambahkan kepada korupsi mereka sendiri.

Pada dasarnya, penciptaan yang mengeluh adalah penciptaan yang tidak berakal, yang hidup maupun yang tidak hidup. Jadi yang ada adalah personifikasi penciptaan, surga material, dunia material dan semuanya yang ada didalamnya. Penciptaan disini diberikan identitas. Ini dipersonafikasikan dalam semacam mode puitis.

Jadi ini semacam pengharapan. Sepertinya penciptaan ini rindu melihat pernyataan anak-anak Allah. Itulah waktunya kita semua dimuliakan. Itu akhirnya semua sejarah manusia, akhir Kerajaan seribu tahun, dan pendirian langit kekal dan bumi baru, penciptaan itu menunggukan hal itu.

Di ayat 21, diterangkan dengan cara ini, “21 penciptaan itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.” Setelah semua anak-anak Allah dimuliakan, penciptaan itu akan menerima manfaat dari kejadian itu. Karena akan ada langit baru dan bumi baru, benar? Ini pernyataan kosmologis menakjubkan yang sangat besar. Seluruh alam semesta mengantisipasikan hal ini.

Mengapa penciptaan melakukan hal ini? Coba lihat lagi ayat 20, karena penciptaan telah ditaklukkan kepada kesia-siaan. Ciptaan ini tidak dapat menjadi apa yang menjadi keinginannya. Seluruh ciptaan ketika Allah menciptakannya di Kejadian 1 pada permulaan baik, benar? Dan pada akhir bab 1:31 Dia mengatakan, “segala yang dijadikan-Nya sungguh amat baik.” Namun itu ditaklukkan kepada kesia-siaan. Tujuannya tidak tercapai. Tidak lagi seperti seharusnya dan tidak seperti apa yang mungkin terjadi.

Allah menaklukkan penciptaan kepada kesia-siaan, menurut Kejadian 3:17,18 dan 19 dan mengucapkan kutukan kepada penciptaan karena dosa Adam dan Hawa. Ketika Adan dan Hawa berdosa datanglah suatu kutukan kepada mereka, suatu penyakit yang mematikan, suatu penyakit yang begitu menular sehingga tidak ada manusia satupun yang hidup di dunia ini yang lolos dari penyakit itu.

Jadi ketika Adam berdosa penyakit itu ada dimana-mana di dunia ini dan itu masih berlangsung sampai hari ini. Kerusakan, bencana, polusi, degenerasi dan gangguan bukan hasil dari sesuatu hal evolusioner yang kebetulan, atau mutasi buruk. Hal-hal saat ini adalah buruk di dunia karena Allah telah mengutuk seluruh alam semesta. Dia mengutuknya supaya manusia setiap saat dalam kehidupannya dapat menghadapi realitas akibat dosa yang merusak dan mematikan yang korup.

Orang-orang environmentalis tidak mampu membalikkannya, mereka tidak mampu mengurangi akibatnya. Energi matahari tidak mampu menolong. Menghilangkan jejak kaki karbon tidak dapat melakukan itu. Menghilangkan bahan bakar fosil tidak akan menghilangkan akibat kutuk itu. Pendidikan tidak mempan. Ini merupakan suatu kutukan ilahi.

Dunia ini bukan semakin lama semakin baik, kita sedang dalam perjalanan turun dari kesempurnaan ke arah kehancuran total dan tidak ada yang dapat memberhentikannya. Inilah pandangan alkitabiah karena pada saat manusia berdosa dia dihukum dengan larangan untuk menikmati kemurnian dan dia sekarang raja yang kehilangan mahkotanya yang hanya memerintah suatu penciptaan yang korup yang semakin hancur dan akhirnya akan mati.

Jadi prinsip korupsi ada dimana-mana. Karena itu alam semesta ini mengeluh karena telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena keinginan sendiri namun sebagai suatu akomodasi yang perlu untuk kutukan Allah terhadap Adam dan Hawa dan semua orang dan dengan kekuatan sendiri tidak dapat membalikkan perbudakannya kepada korupsi. Inilah perbuatan Allah.

Lihatlah ayat 21, “dalam pengharapan, karena penciptaan itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan.” Seluruh Alam semesta rindu untuk menjadi apa yang pada permulaan telah dicipta Allah dan tahu bahwa itu tidak akan terjadi kecuali anak-anak Allah dimuliakan pada akhir keadaan kekal. Seluruh penciptaan menantikan masa depan yang lebih baik.

Dan Allah melindungi kita sekarang melalui pekerjaan Roh Kudus. Dan Allah melakukan itu bukan dengan mendampingi kita melainkan dengan menetap di dalam kita dan Roh Kudus yang membenarkan kita ditengah dunia yang korup ini. Inilah pelayanan Roh Kudus.

Dan bagaimana ini semua akan terjadi? Ini digambarkan secara teliti di 2 Petrus 3:10, “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.”

Dan diceritakan lebih lanjut di ayat 12, “Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.” Dan dunia dan langi yang kita kenal akan hilang lenyap. John McArthur memanggilnya kebalikan dari penciptaan, yaitu meniadakan penciptaan. Dan ayat 13, “Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.”

Ayat 22 menringkaskannya, “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala penciptaan sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin sampai sekarang.” Kata kerja yang berarti sakit bersalin adalah kesakitan yang positif, benar? Sakit bersalin pada dasarnya adalah kesakitan yang menharapkan sesuatu yang indah, seperti peristiwa besar, sesuatu pemberkatan, dan itulah kesakitan yang dirasakan penciptaan.

Kita tidak perlu melindungi penciptaan itu. Itu disediakan bagi Anda. Kita janganlah memperlakukannya jahat, namun Anda harus mengerti bahwa ciptaan ini telah dikutuk. Dunia ini masih diizinkan untuk memberi kekayaan dan berkat bagi kita. Allah akan memelihara penciptaan-Nya sampai saatnya Dia akan menghancurkan semuanya itu, benar?

Kedua, orang percaya mengeluh untuk kemuliaan, ayat 23, “Dan bukan hanya penciptaan saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.” Iya, memang kita telah diadopsi namun kita masih belum menerima warisan kita, benar? Pada akhir ayat 23, yaitu penebusan tubuh kekal kita.

Masih ingat 1 Petrus 1:3-4? Kita mengeluh menantikan hari dimana kita menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu, benar? Ayat 23 mengatakan, “kita yang telah menerima karunia sulung Roh.”

Roh yang ada di dalam kita adalah buah pertama Roh Kudus. Dia adalah angsuran pertama. Buah pertama adalah sebagian kecil dari panen yang diambil petani duluan, bagian pertama yang masuk sementara sisanya masih menunggu mencapai mekar penuh. Dia menarik yang pertama untuk mencari tahu hasil panen nanti seperti apa berdasarkan apa yang masuk duluan.

Jadi kita mengeluh sampai saatnya semua dipenuhi. Dan semakin kita tua semakin kita mengeluh ya? Benar, Anda lebih mengeluh karena ada lebih banyak hal yang menyebabkan kita mengeluh. Bukan saja di dalam tubuh kita sendiri, namun juga hal yang terjadi di sekitar Anda yang meneybabkan kita mengeluh.

Apakah yang menyebabkan ketekunan kita kuat sewaktu kita menderita? Pelayanan Roh Kudus di dalam kita, buah pertama yang telah ditetapkan didalam kita. Roh Kudus itu, Dialah yang memimpin kita, Dialah yang menegaskan adopsi kita, Dialah yang bersaksi besama roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah, Amin?



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content