Berpuasa tanpa Kemunafikan

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Berpuasa tanpa Kemunafikan

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2011 · 16 October 2011

Malam ini saya ingin membicarakan suatu topik yang jarang dibicarakan yaitu berpuasa. Berpuasa itu menyangkal kita makanan dan makanan telah menjadi cobaan sejak semula, Iblis mencobai Hawa sampai seluruh umat manusia jatuh karena makanan. Nuh menjadi mabuk karena dia mabuk karena minum terlalu banyak anggur dari kebon anggurnya, jadi terlalu banyak makan dan minum telah menyebabkan banyak kerugian.

Ketika seseorang menyerah kepada niat mereka untuk makan dan minum, ada pengaruhnya terhadap bagian-bagian lain dalam kehidupan rohani mereka juga. Di Yeremia 5:7 dikatakan, “Setelah Aku mengenyangkan mereka, mereka berzinah dan bertemu ke rumah persundalan.”

Dengan kata lain, ketika mereka menerima keinginan mereka dan mulai hidup untuk memenuhi gairah mereka untuk makan sepenuhnya, mereka tidak dapat mengendalikan nafsu mereka yang lain yang mengambil alih. Disatu sisi Anda menemukan dosa keserakahan, dan disisi lain Anda menemukan konsep puasa.

Jadi kita harus menyadari bahwa Allah telah memberikan kita hadiah makanan yang sangat luar biasa, tetapi kami telah mendorongnya terlalu jauh kearah yang salah. Daripada melakukannya berlebihan, kita seharusnya melakukan itu berkurang dan menarik diri kepada perspektif Alkitabiah tentang puasa.

Di Khotbah di Bukit Yesus mengajarkan kita bahwa standar Allah jauh lebih tinggi daripada standar orang Farisi. Kita telah membicarakan supaya jagan kita munafik dalam pemberian, dan dalam berdoa dan sekarang kita mulai membicarakan berpuasa. Seringkali caranya kita mengerti lebih jelas maksud Yesus adalah dengan mengetahui apa khususnya yang dilarang.

Di Matius 6: 2 Dia mengatakan, “Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik.” Di ayat 5, “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.” Dan di ayat 16, “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik.” Ini tiga ilustrasi agama munafik yang diberikan Tuhan.

Marilah kita sekarang berfokus kepada Matius 6:16-18, “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Yesus mengajarkan kita untuk berpuasa berdasarkan alasan yang datng dari hati, dan tidak berpuasa untuk mengesankan orang betapa salehnya Anda. Allah dapat melihat langsung kedalam hati Anda dan Dia tahu semua pikiran Anda dan motivasi Anda bahkan Dia tahu apa yang Anda akan melakukan berikutnya. Jadi Anda tidak bisa menipu Dia dan janganlah mencoba.

Orang Farisi dan ahli Taurat sering berpuasa, itu sudah menjadi kebiasaan didalam sistim mereka. Namun itu perlu di perbaiki, namun sebelumnya kita dapat mengerti caranya, kita perlu mengerti dulu mengenai puasa dulu. Berpuasa di gereja Yesus Kristus adalah sebagian dari pengalaman rohani yang tidak begitu dimengerti.

Nah berpuasa sekarang ini sangat populer, tetapi janganlah ini disamakan dengan apa yang diajarkan di Alkitab mengenai berpuasa. Jadi marilah kita mulai mempelajarkan teks ini malam ini dengan melihat dulu latar belakangnya supaya Anda memiliki kerangka acuan tentang hal berpuasa itu.

Puasa duniawi mementingkan manfaat fisik. Yang paling dicari adalah berpuasa supaya berat badan itu menurun. Dan juga ada yang mementingkan rasa nyaman fisik dan mental, supaya kelihatannya awet muda, dan untuk simpan uang.

Manfaat yang disebut adalah: istirahat sistim Anda, membersihkan tubuh, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol Anda, meredakan ketegangan, tidur lebih nyenyak, mempertajam indera Anda, mengontrol diri, berbagi dengan mereka yang lapar bahkan untuk menerima wahyu rohani.

Walaupun mungkin ada manfaat seperti itu namum manfaat jasmani bukan manfaat rohani dan tidak pernah di seluruh Alkitab disebut berpuasa itu berguna untuk alasan fisik. Semua manfaat dalam Firman Allah adalah tidak langsung dan bukan langsung.

Hanya ada satu puasa yang diperintahkan di dalam Alkitab. Dan itu adalah suatu puasa umum yang nasional. Di dalam Imamat 16, Allah memerintah di Hari Pendamaian, Yom Kippur, ketika persembahan negara dipersembahkan untuk dosa-dosa umat manusia tahun yang lalu. Pada hari itu sejak matahari terbit sampai matahari terbenam Anda diharuskan untuk berpuasa. Ini satu-satunya puasa yang diharuskan Allah di dalam firman-Nya.

Namun perhatikanlah bahwa puasa ini disertai dengan perasaan sedih dalam pengakuan dosa. Nah inilah haruslah memberi Anda petunjuk apakah artinya puasa itu sebenarnya. Ini berhubungan dengan perasaan kecemasan rohani yang besar. Dalam hal ini, ini adalah waktu pengakuan dosa dan permohonan pengampunan dari Allah.

Malah pada Hari Pendamaian, Talmud mengatakan dilarang untuk makan, minum, mandi, dan berdandan, untuk memakai sandal atau untuk berhubungan suami isteri. Dan bahkan anak-anak kecil juga dilarang makan pada Hari Pendamaian itu. Mereka diajarkan hal itu puasa yang diharuskan dan mereka perlu belajar hal itu sejak kecil sypaya mereka dapat mempertahankan hal itu pada waktu menjadi dewasa.

Definisi puasa adalah pantang total dari makanan, itulah idenya. Bahkan kata Yunani adalah perkataan sederhana, nestea, dari nea yang merarti “tidak” dan estea, yang berarti makan. Ini berarti ‘tidak makan’.

Ada kemungkinan untuk berpuasa yang diubah atau puasa sebagian saja dimana Anda tidak berpuasa total dan sama sekali tidak makan, namun Anda tidak berpesta dengan makanan. Anda tidak makan makanan orang kaya, Anda makan makanan yang sederhana dan umum.

Daniel makan seperti itu dan dia tidak mau makan makanan Raya yang lezat, namun dia hanya ingin makan yang dinamakan pulse dan air. Jadi ini bukan puasa total namun ini puasa tertentu saja untuk alasan rohani. Namun pada dasarnya, itu jarang terjadi, biasanya itu puasa dari makanan untuk waktu yang tertentu.

Di dalam firman Allah puasa itu berhubungan dengan hati yang dalam kesusahan dan ketakutan. Puasa hampir sama dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Sperti dikatakan di Imamat 16, berpuasa itu sama dengan menyakiti jiwa orang itu. Jadi berpuasa pada pertamamnya berdasarkan prinsip kecemasan murung.

Kadang seluruh negara berpuasa, kadang hanya sekelompok kecil orang-orang dan kadang hanya satu orang, ini sebagian dari kehidupan mereka. Namun di zaman Yesus, hal itu telah keluar batasannya. Yang mulai sebagai puasa yang benar dan sungguh-sungguh telah menjadi suatu tindakan di hadapan orang untuk membenarkan diri.

Talmus itu mengatakan bahwa mereka berpuasa pada hari kedua dan kelima setiap minggu. Dan mereka mengatakan karena Musa naik gunung Sinai untuk mendapatakan hukum pada hari kelima minggu itu. Dan dia turun pada hari kedua. Namun walaupun itu kedengerannya sangat berrohani, jika Anda melihat sejarah Yahudi, ternyata hari pasar adalah hari kedua dan kelima. Dan pada kedua hari itu semua orang datang kekota dan itulah waktu yang terbaik untuk memperlihatkan kepada semua orang betapa salehnya mereka.

Kedua, ada juga lamanya berpuasa. Orang-orang telah mendiskusikan dan berdebat puasa itu harusnya berapa lama? Ada yang mengatakan jika Anda benar saleh Nada harus berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam. Dan jika Anda tidak berrohani Anda berpuasa hanya untuk satu hari saja.

Dengarkanlah, Alkitab tidak memerintah betapa lamanya seseorang harus berpuasa, tidak pernah. Lamanya itu bergantung kepada orangnya sendiri, tergantung keadaan, tergatung situasi dan keperluan. Misalnya di 2 Korintus 6:5 dan di 2 Korintus 11:27, Paulus menyebut hal ouasa itu 2 kali.

Dan tahukah Anda bahwa Paulus dalam semua ajarang yang dia beri dia tidak pernah memberikan kita petunjuk mengenai puasa. Itu merupakan hal pribadi dan tergantung orang itu sendiri. Satu-satunya puasa yang diharuskan adalah pada Hari Pendamaian, namun setelah Kristus mati di kayu salib, tidak perlu lagi ada hari pendamaian. Yesus sekali untuk selamanya telah menebus kita.

Berpuasa itu tetap sesuatu tindakan yang pribadi, spontan dan sukarela dan itu terjadi pada saat Anda membutuhkannya. Dan perhatikanlah di teks kita di ayat 16, Yesus mengatakan, “apabila engkau berpuasa.” Dan sekali lagi di ayat 17, “Apabila engkau berpuasa…” Ini menunjukkan bahwa Yesus tahu itu akan terjadi lagi. Jesus mengatakan bahwa ini harus menjadi bagian kehidupan orang yang mewakili Kerajaan atau yang telah menjadi bagian dari padanya.

Dia menerangkan prioritasnya hal itu di Matius 9:14 dan 15, Murid-murid Yohanes Pembaptis datang kepada Yesus dan mereka mengatakan, “Mengapa kami,” murid-murid Yohanes Pembaptis, “yang adalah orang-orang benar, dan orang Farisi yang tidak benar, seringkali berpuasa? Mengapa murid-murid Anda tidak berpuasa?”

“Dan Yesus mengatakan kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Apakah Anda mengerti? Dengarkanlah, puasa itu selaly berhubungan dengan duka cita, suatu kecemasan rohani yang dalam sekali.

Saudara-saudara yang kekasih, kita sekarang hidup di dalam periode dimana mempelai telah diambil dari kita. Perjamuan pernikahan Anak Domba akan terjadi ketika kita bergabung dengan Kristus, namun sampai saat itu Tuhan kita mengatakan akan ada puasa. Mengapa? Dia mengatakan akan ada perjuangan rohani dan akan ada kecemasan dan keadaannya tidak akan sama dengan sewaktu Dia hadir.

Jadi marilah kita melihat alasan-alasan kita berpuasa. Nomor satu, berpuasa adalah akibat ratapan dan duka cita.

Ketika wabah menimpa mereka, umat Tuhan di Yoel 1:14 dikatakan mengadakan puasa kudus. Di Nehemia 1:4, ketika Nehemia mendengar kabar bahwa tembok Yerusalem telah terbongkar dia menangis dan berkabung. “Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit.”

Ketika anak Daud dari isteri Uria, Batsyeba, tertimpa penyakit yang mengerikan dan fatal, Firman Allah mengatakan di 2 Samuel 12:16, “Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.”

Kecemasan dalam pikiran seringkali mempengaruhi perut, bukan? Dan ketika Anda pergi ke orang tua yang menangis dan sedang berdoa untuk anak yang dalam keadaan parah, mereka sama sekali tidak mengingat soal makanan. Hati mereka dicurahkan kepada Allah di dalam doa.

Umat Allah berpuasa pada kematian Yonathan. Jadi kadang ratapan itu sangat pribadi. Kadang-kadang mereka meratapi orang lain, teman baik. Kadang-kadang ada ratapan untuk sekelompok orang yang tewas.

Berpuasa adalah respon yang alami dari hati dan jiwa yang cemas yang datang ditengah waktu berkabung atau waktu berduka cita. Kami mengerti sekali hal itu ketika dalam keluarga sendiri ada kematian atau kita sendiri mengalami hal itu.

Yesus Kristus yang tahu segalanya yang perlu diketahui, yang mengerti segala penderitaan yang dapat diderita, Yesus yang sama dapat duduk melihat Yerusalem dan dapat mencucurkan air mata. Dia juga berdiri disamping kuburan Lazarus dan menangis untuk satu orang yang meninggal. Kita juga akan berpuasa lebih lagi jika kita lebih sensitif terhadap hal-hal yang harus menjadi keprihatinan kita.

Kedua, kebutuhan untuk perlindungan adalah alasan lain untuk berpuasa di dalam Alkitab. Ada saat dimana orang-orang berada dalam bahaya yang begitu besar sehingga ketakutan mereka memaksakan mereka untuk berpuasa. Mereka benar-benar berseru kepada Allah dalam bahaya dan cobaan yang parah karena mereka sadar bahwa pembebasan hanya dapat datang dari Dia.

Masih ingat Ester, wanita Yahudi yang cantik yang telah mencapai kedudukan kesayangan dari raja Ahasyweros. Dan kemudian menemukan bahwa Haman telah mengembangkan rencana untuk membunuh semua orang Yahudi. Jadi dia mengatakan seperti ini, “Aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Namun aku akan pergi demi orang-orangku dan mereka sangat ketakutan dan Firman mengatakan mereka berpuasa selama tiga hari.

Ezra sedang memimpin orang Yahudi keluar dari tahanan Babel. Dan waktu dia memulai perjalanannya , di Ezra 8:21, dia mengatakan, “Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa,” Mengapa? “supaya kami merendahkan diri di hadapan Allah kami.” Itulah tujuan puasa itu. “Untuk merendahkan diri di hadapan Allah kami” supaya apa, “memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami.”

Mengapa? Karena ada banyak orang jahat dan perampok dan pencuri dan pengembara liar dan musuh yang membenci orang Israel. Dan Ezra mengatakan di ayat 22, “Karena aku malu meminta tentara dan orang-orang berkuda kepada raja untuk mengawal kami terhadap musuh di jalan; sebab kami telah berkata kepada raja, demikian: "Tangan Allah kami melindungi semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, tetapi kuasa murka-Nya menimpa semua orang yang meninggalkan Dia."

Saya akan bersandar kepada Allah dalam ketakutan dan dikatakan di ayat 8:23, “Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami.” Lihatlah. Perlindungan, sekali lagi dalam waktu ketakutan dan kecemasan berpuasa adalah respon yang dapat dimengerti.

Dan ketiga, kerendahan hati. Bahkan, pada Hari Pendamaian, menurut Imamat 23, alasannya mereka harus berpuasa adalah supaya mereka mengaku dosa-dosa mereka. Pengakuan dosa dan kerendahan hati itu berjalan bersama. Pernahkah Anda mengalami suatu waktu dimana Anda berdosa kepada Allah dan Anda begitu menyesal dalam hati Anda sehingga Anda tidak dapat makan? Kita hanaya dapat mencurahkan isi hati kita kepada Allah.

Banyak sekali waktunya dimana umat Allah mengaku dosa mereka dan berpuasa menjadi bagian hal itu, karena mereka ingin persekutuan mereka disatukan kembali dengan Allah. Daud mengatakan saya merendahkan jiwa saya dengan berpuasa.

Orang-orang di Nineve bertobat dari dosa-dosa mereka setelah dikotbahkan Junus dan mereka berpuasa waktu mereka mengaku dosa mereka. Daniel berdoa kepada Allah dan dia mengaku dosa-dosa umatnya dan dia berpuasa. Dengarkanlah Daniel begitu terpengaruh dosa-dosa orang lain sehingga dia sendiri berpuasa.

Saya ingin Anda memohon kepada Allah untuk memberikan Anda hati yang begitu penuh kasih sehingga Anda peduli akan hal-hal yang menyedihkan di dalam kehidupan Anda dan kehidupan orang lain, tentang dosa dalam hidup Anda dan dosa orang lain dan supaya ratapan dan keperluan perlindungan dan kerendahan hati akan mendorong Anda sampai Anda mencapai titik penuh kasih yang menyebabkan Anda berpuasa.

Ketika Anda di dalam pergumulan rohani dan Anda dipenuhi hal-hal Allah, maka jalan benar adalah untuk tidak memikirkan makanan dan meneruskan fokus Anda kepada hal-hal rohani dan ilahi. Marilah kita meneruskan pelajaran kami untuk menyelidiki alasan-alasan lain mengapa Allah ingin kita berpuasa Minggu berikut. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content