Dusta guru palsu

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Dusta guru palsu

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2011 · 5 June 2011

Kita telah membicarakan guru-guru palsu dan kita telah membahas kelakukan mereka yang berani dan angkuh sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan (ay. 10). Petrus mengatakan mereka seperti hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan (ay. 12).

Wah, bahasa yang sangat kuat! Dan di pertengahan ayat 13 kita melihat perbuatan-perbuatan mereka. Sekarang kita memeriksa tindakan mereka dari pada sikap mereka. Petrus mengatakan mereka anggap suatu kenikmatan untuk berfoya-foya pada siang hari. Yaitu mereka melakukan perbuatan jahat umum di terang siang.

Jadi ini membawa kita kepada hal ketiga dimana kita berhenti dua minggu yang lalu. Kita belajar bahwa nafsu birahi yang mendorong mereka di ayat 2 dan alasan mereka mau mengeksploitasi orang karena mereka serakah harta. Fokus mereka adalah mencari keuntungan diri.

Nah sekarang Petrus memberikan kita gambaran yang sangat jelas di ayat 15 dan 16, “Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. 16Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.”

Nah ini suatu kisah yang luar biasa dari Perjanjian Lama. “Mereka telah meninggalkan jalan yang benar.” Frase kecil “Jalan benar” adalah metafora Perjanjian Lama yang merujuk kepada ketaatan kepada firman Allah.

Anda juga akan menemukan hal ini di dalam Kisah Para Rasul 13:10 dimana dikatakan, “Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?”

Dan mohon diperhatikan disini bahwa menjauhkan diri dari jalan yang benar adalah tindakan sengaja. Ini menjelaskan tindakan pemberontakan langsung terhadap Firman Allah. Mereka memiliki Alkitab tetapi mereka menolaknya. Mereka memiliki akses kepada apa yang benar, tetapi mereka tidak mau mendengarnya.

Sekarang dalam memilih jalan sesat mereka mengikuti pola nabi palsu prototipe, seorang pria bernama Bileam. Yudas mengacu kepadanya juga. Dia mengatakan dalam ayat 11 dari suratnya, "Mereka menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam.” Guru-guru palsu dapat diketahui karakter mereka berdasarkan keinginan mereka, dengan upah yang mereka cari.

Tidak ada waktu untuk membaca keseluruhan Bilangan 22, 23 dan 24, namun marilah saya menceritakan garis besarnya kisah itu dan melihat beberapa bagian di bagian akhirnya. Bileam itu nabi dan dia diberikan kemampuan untuk berbicara untuk Allah.

Orang Moab ingin mengalahkan Israel. Jadi mereka datang kepada Bileam yang sudah memiliki reputasi sebagai seorang nabi yang bisa dibeli. Ini bukan sesuatu yang jarang terjadi, kita sekarang juga ada banyak nabi-nabi seperti itu yang akan mengatakan apa saja yang diinginkan orang yang bayar paling banyak.

Jadi Raja Balak dari Moab mengirim utusan ke Bileam dan mengatakan , “Kita akan membayar banyak uang jika Anda datang dan kutuklah bangsa Israel bagiku.” Dan selama itu, Balak terus menambahkan upah uang itu karena Bileam mengatakan, “aku tidak akan sanggup berbuat sesuatu, yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah Tuhan, Allahku.”

Sampai saat ini membaca Bilangan 22 kedengarannya dia orang yang setia. Namun dibelakang layar alasannya dia mengatakan itu adalah supaya Balak datang kembali dengan menawarkan lebih banyak uang lagi. Walaupun dia terus menolak upah yang semakin besar dan mengatakan, “aku tidak akan sanggup berbuat sesuatu, yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah Tuhan, Allahku,” dan meskipun pada akhirnya dia memberkati Israel, sudah nyata dia mementingkan uang dan Allah perlu menghalang dia mengutuk Israel.

Petrus berkata tentang Bileam, melihat ke masa lalu dan terus ke dalam hati Bileam melalui inspirasi Roh Kudus, ia mengatakan di ayat 2 Petrus 2:15, "Bileam bin Beor, suka menerima upah untuk perbuatan- perbuatan jahat." Dia suka mendapatkan bayaran untuk berbuat jahat. Ia lebih suka uang dari pada menaati Allah. Ia lebih suka bayaran dari pada kesetiaan.

Di Ulangan 23:4-5 dikatakan, “karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram- Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau. 5Tetapi Tuhan, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan Tuhan, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena Tuhan, Allahmu, mengasihi engkau.”

Jadi apakah yang dilakukan Allah? 2 Petrus 2:16 mengatakan, “Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.” Sampai saat itu belum ada pelanggaran luar karena dia belum bernubuat apa-apa, tetapi Tuhan melihat kemalangan hatinya yang serakah. Dan apa yang Tuhan gunakan untuk menegur dia? Seekor keledai bisu, yang berbicara dengan suara seorang pria untuk mengendalikan kegilaan nabi ini.

Jadi saat ia naik keledainya, Tuhan harus menghentikannya. Kata "mencegah" berarti menghalangi dia. Dan "bebal" hanya berarti harfiah untuk keluar dan di samping pikiran Anda sendiri. Kami dapat berkata, "Dia berada di samping dirinya sendiri." Dia begitu gila uang dan serakah sehingga perkataan Yunani ‘paraphroneo’ dipakai, yang berarti menjadi gila.

Marilah kita melihat akhir kisah ini mulai di Bilangan 22:21. “Lalu bangunlah Bileam pada waktu pagi, dipelanainyalah keledainya yang betina, dan pergi bersama-sama dengan pemuka-pemuka Moab. 22Tetapi bangkitlah murka Allah ketika ia pergi.” Mengapa? Karena Tuhan tahu isi hatinya dan ngomong- ngomong Dia juga tahu isi hati kita juga sama seperti itu.

“22bDan berdirilah malaikat Tuhan di jalan sebagai lawannya.” Tiba-tiba malaikat Tuhan berdiri ditengah jalan. “Bileam mengendarai keledainya yang betina dan dua orang bujangnya ada bersama-sama dengan dia.” Sekarang lihatlah apa yang terjadi, “23Ketika keledai itu melihat malaikat Tuhan berdiri di jalan, dengan pedang terhunus di tangannya, menyimpanglah keledai itu dari jalan dan masuk ke ladang.”

“Maka Bileam memukul keledai itu untuk memalingkannya kembali ke jalan. 24Kemudian pergilah malaikat Tuhan berdiri pada jalan yang sempit di antara kebun-kebun anggur dengan tembok sebelah-menyebelah. 25Ketika keledai itu melihat malaikat Tuhan, ditekankannyalah dirinya kepada tembok, sehingga kaki Bileam terhimpit kepada tembok. Maka ia memukulnya pula.”

26Berjalanlah pula malaikat Tuhan terus dan berdirilah Ia pada suatu tempat yang sempit, yang tidak ada jalan untuk menyimpang ke kanan atau ke kiri. 27Melihat malaikat Tuhan meniaraplah keledai itu dengan Bileam masih di atasnya. Maka bangkitlah amarah Bileam, lalu dipukulnyalah keledai itu dengan tongkat.” Keledai ini hanya melakukan apa yang cukup naluriah dalam bereaksi terhadap malaikat menyala dengan pedang di tangan.

Akhirnya keledai runtuh, dan Bileam yang tidak menyadari semua arti rohani karena kegilaannya begitu marah ia sekarang mulai memukul keledai itu dengan tongkatnya. 28Ketika itu Tuhan membuka mulut keledai itu, sehingga ia berkata kepada Bileam: "Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai engkau memukul aku tiga kali?"

Nah ini adalah saat yang mengejutkan dalam kehidupan Bileam. Ini bukan keledai baru, ini adalah keledai tua, kita asumsikan, yang telah membawanya berkali-kali dan tidak pernah berkomentar pada apa pun. Bileam begitu tertarik di dalamnya sehingga dia merespon, 29Jawab Bileam kepada keledai itu: "Karena engkau mempermain-mainkan aku; seandainya ada pedang di tanganku, tentulah engkau kubunuh sekarang."

“30Tetapi keledai itu berkata kepada Bileam: "Bukankah aku ini keledaimu yang kautunggangi selama hidupmu sampai sekarang? Pernahkah aku berbuat demikian kepadamu?" Jawabnya: "Tidak." Engkau keledai yang baik yang tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Dan keledai itu berkata, dapatkah Anda berpikir mungkin ada alasan mengapa saya berbelok ke lapangan dan dinding dan mengapa saya akhirnya runtuh?

Bagaimanakah keledai itu sanggup bicara? Coba, masih ingat di Yohanes 12:28-30 terdengar ada bunyi guntur untuk orang-orang namun Yesus mendengar suara Allah? Dan masih ingat di Kisah Para Rasul 9:3-7 bahwa Paulus mendengar suara Tuhan Yesus dengan suatu cara yang tidak terdengar orang lain? Yang terdengar orang-orang yang bersama Bileam mungkin adalah ringkikan keledai, namun Allah menyebabkan ringkikan keledai biasa terdengar seperti suara manusia jelas kepada si nabi gila ini.

Jadi apa yang terjadi? Bileam akhirnya menubuatkan suatu berkat kepada orang Israel. Apa akibatnya? Dia tidak dibayar sama Balak. Keinginan dia adalah uang. Dan Allah telah mencegah dia dan memaksanya untuk memberi suatu berkat. Namun dia memerlukan cara lain untuk mencari duit.

Jadi ketika dia tidak dapat mengutuk Israel, dia mencoba untuk menjatuhkan Israel. Dan yang dia lakukan adalah memakai kuasanya dan pengaruhnya untuk menyebabkan pria Israel tergoda oleh wanita-wanita Moab sehingga dengan godaan itu mereka bisa ditarik ke dalam penyembahan berhala dan perkawinan campuran, dan pesta pora dengan prostitusi yang akan mengakibatkan kehancuran umat Yahudi itu karena mereka dicampur dan hilang dalam agama yang bukan Yahudi.

Marilah kita melihat lagi Bilangan 31:9-16, “Kemudian Israel menawan perempuan-perempuan Midian dan anak-anak mereka; juga segala hewan, segala ternak dan segenap kekayaan mereka dijarah, 10dan segala kota kediaman serta segala tempat perkemahan mereka dibakar. 11Kemudian diambillah seluruh jarahan dan seluruh rampasan berupa manusia dan hewan itu, 12dan dibawalah orang-orang tawanan, rampasan dan jarahan itu kepada Musa dan imam Eleazar dan kepada umat Israel, ke tempat perkemahan di dataran Moab yang di tepi sungai Yordan dekat Yerikho.”

13Lalu pergilah Musa dan imam Eleazar dan semua pemimpin umat itu sampai ke luar tempat perkemahan untuk menyongsong mereka. 14Maka gusarlah Musa kepada para pemimpin tentara itu, kepada para kepala pasukan seribu dan para kepala pasukan seratus, yang pulang dari peperangan, 15dan Musa berkata kepada mereka: "Kamu biarkankah semua perempuan hidup? 16Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap Tuhan dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat Tuhan.”

Jadi apa yang mereka lakukan? Mereka telah menghancurkan semua orang Israel dan perempuan- perempuan Moab yang telah masuk ke dalam penyembahan berhala dan kemudian mereka membawa kembali lebih banyak perempuan Moab untuk mengulangi hal yang sama.

Dan Bilangan 31: 17-19 mengatakan, “Maka sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu bunuh. 18Tetapi semua orang muda di antara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu biarkan hidup bagimu. 19Tetapi kamu ini, berkemahlah tujuh hari lamanya di luar tempat perkemahan; setiap orang yang telah membunuh orang dan setiap orang yang kena kepada orang yang mati terbunuh haruslah menghapus dosa dari dirinya pada hari yang ketiga dan pada hari yang ketujuh, kamu sendiri dan orang-orang tawananmu.”

Janganlah Anda membawa kembali perempuan yang akan merayu Anda lagi, ambillah hanya wanita- wanita yang tidak melakukan itu, sisanya Anda harus membunuh. Disini ada peperangan kudus melawan kemurtadan yang telah dihasilkan oleh Bileam. Ini ancaman bagi kekudusan Allah, bagi mereka yang sedang dibenarkan untuk tujuan-Nya dan keberadaan umat-Nya.

Jadi bagaimana guru palsu itu mengikuti jalan Bileam? Pertama, ada suatu cara mereka memperkenalkan diri, mereka mengatakan, “Kita ini nabi-nabi Allah, kita ini orang Kristen, kita adalah pendeta, kita pengkhotbah dan kita guru,” mereka memang sangat halus dalam penipuan mereka.

Kedua, mereka menyatakan kesalahan dan bukan doktrin yang benar. Mereka mempraktekkan kejahatan sambil memakai jubah agama dan mengajarkan orang lain hal-hal yang berlawanan dengan kepercayaan Kristen. Ketiga, mereka hanya mementingkan uang dan mereka juga ingin sedapat- dapatnya memuaskan hawa nafsu mereka. Itulah pola pekerjaan mereka. Dan keempat, mereka mendorong orang lain untuk mengikuti mereka dengan cara yang sama.

Dan kemudian Petrus terus menggambarkan karakter ajaran mereka. Dan disini kita melihat dengan jelas sifat penipuan ajaran mereka. Di 2 Petrus 2:17, dia menggambarkan ajaran mereka, “seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.”

Bagi mereka yang telah mengunjungi daerah di sebelah timur Israel, dimana perhatian dunia difokuskan sekarang, tahu bahwa daerah itu sangat kering dan sangat panas. Bahkan, sepanjang sejarah peperangan di Israel, para penakluk dan musuh-musuh Israel biasanya datang dari utara karena musuh- musuh dari sebelah timur tidak bisa melintasi padang pasir Timur Tengah itu.

Ada dua hal yang sangat berharga di gurun apapun, satu: mata air dan dua: hujan. Tanpa air orang tidak dapat bertahan. Dan ketika di tengah-tengah kehausan seseorang mencari tempat mata air seharusnya, tetapi itu adalah mata air tanpa air, itu adalah kekecewaan besar. Dan itu adalah maksud dari kata-kata Petrus. Mereka menjanjikan air tetapi ajaran mereka tidak memiliki air untuk diberi.

Dan kemudian ada kabut dihalaukan taufan. Dan ketika orang melihat kabut, itu menjanjikan harapan, mungkin hujan akan mengikutinya. Dan di bagian dunia ini tidak ada pipa untuk membawa air dari tempat lain. Tapi kabut itu di sana hanya sebentar saja dan taufan meniupnya hilang, dan tanah itu tetap kering dan panas.

Petrus memberikan kita gambaran tentang guru-guru palsu yang datang dan berjanji untuk membawa air ke tanah kering, yaitu mereka akan membawa penyegaran bagi jiwa yang haus. Tapi janji-janji itu palsu, karena mereka tidak memiliki sesuatu untuk ditawarkan. Mereka sendiri tidak memiliki air.

Dan ada banyak gereja, di mana banyak orang duduk dimana jiwa mereka haus akan kebenaran namun apa yang mereka temukan bukanlah air namun kotoran dan pasir karena mata air itu tidak ada airnya dan kabut emosi tidak memberikan kebenaran yang menyegarkan.

Dan tertulis bahwa mereka akan dihakimi, “bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.” Petrus disini terus menambahkan pernyataan-pernyatann kebinasaan kekal karena dia begitu marah terhadap guru-guru palsu ini. Dan di ayat 18 dia meneruskan, “Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa.”

Guru-guru palsu biasanya adalah orang yang pidatonya baik sekali. Mereka menipu dengan kata-kata tinggi yang menyamar sebagai ilmiah, yang membuat Anda berpikir mereka memiliki wawasan rohani yang mendalam atau wahyu dari Allah. Mereka adalah pengkhotbah palsu yang mencipta teologi mereka saat mereka berbicara.

Inilah filsafat terkutuk mereka: Biarlah motivasi utama Anda adalah untuk mencari popularitas dan keberhasilan Anda sendiri. Berkhotbahlah dimana Anda tidak mengatakan apapun yang menyinggung orang dan karena itu gereja Anda selalu penuh. Bertujuan untuk menyenangkan jemaat supaya ada bantuan di bidang keuangan dan seksual, daripada mengoreksi tingkah laku untuk kekudusan. Hindarilah doktrin khotbah yang bertentangan dengan pikiran duniawi.

Khotbahkanlah keselamatan oleh anugerah tetapi abaikanlah kondisi kehilangan orang berdosa itu. Berikanlah mereka kesan bahwa mereka tidak memiliki alasan untuk takut. Jangan menegur kecenderungan duniawi mereka. Hindari semua sindiran yang tidak menyenangkan untuk penghukuman dan retribusi akhir. Perlakukanlah doktrin yang tua dan tidak nyaman sebagai ajaran usang yang tidak pada tempatnya.

Berkhotbahlah kasih Allah dan abaikanlah kekudusan kasih-Nya. Dan perlihatkanlah agama untuk mendorong mereka untuk mengejar egoismenya. Berikanlah kesan kepada orang-orang berdosa bahwa keselamatan dan kebahagiaan mereka sendiri adalah motivasi tertinggi untuk beragama. Dan janganlah mengatakan sesuatu yang akan merendahkan dia, tetapi hanya apa yang menyanjung.

Tahukah Anda bahwa ada gereja-gereja besar yang memang melakukan itu? Allah mengutuk cara mereka berkhotbah. Kita harus mendengar dengan seksama untuk memperkirakan kerohanian mereka. Kata-kata kosong yang tidak menghukum dan yang tidak ada maknanya tidak mengkonversi dan tidak memiliki kebenaran yang merubahkan hidup. Marilah kita berdoa supaya Allah membuka hati mereka satu per satu untuk mengenal kebenaran, Amin?



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content