Masuklah dengan Ucapan Syukur
Published by Stanley Pouw in 2009 · 22 November 2009
Salah satu Mazmur syukuran yang paling indah adalah Mazmur 100. Bukalah dan ikutilah bersama, “Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! 2 Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! 3 Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. 4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! 5 Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.”
Dengan sepenuh hati saya percaya bahwa kita sebagai umat-Nya telah diberkati Allah banyak sekali. Dan diantara mereka yang bersyukur dan memuji nama-Nya, nama kita haruslah berada di paling atas daftar itu. Namun ada suatu daftar lain yang seringkali kita abaikan, yaitu daftar Thanksgiving Day dimana terdaftar semua hal dimana kita perlu merasa bersyukur.
Saya ingin membacakan sebagian dari suatu daftar disusun ibu-ibu rumah tangga. Mereka menulis bahwa mereka bersyukur atas: 1. Suami-suami yang mulai pekerjaan perbaikan kecil di rumah karena biasanya mereka membikinnya cukup besar sehingga perlu memanggil orang profesional. 2 Remaja karena mereka memberi kesempatan bagi orang tuanya untuk mempelajari bahasa baru. 3. Untuk alarm asap karena itu memberi tahu kapan turkeynya sudah matang.
Nah daftar kita pasti tidak sama dengan daftar mereka, namun saya yakin pada waktu kita mulai bikin suatu daftar kita akan menyadari bahwa Tuhan telah memberikan kita jauh lebih dari pada harta milik saja.
Di dalam daftar saya termasuk hal-hal utama seperti kehidupan, kesehatan, keluarga, teman-teman dan negara dimana kita hidup ini, meskipun masih ada banyak kesalahannya. Namun melebihi itu, saya bersyukur sekali untuk keselamatan saya, untuk keluarga gereja kita, dan belas kasihan Allah yang dicurahkan kepada kita setiap hari. Kita dapat merayakan banyak sekali pada hari Thanksgiving bersama Yesus!
Namun apakah Anda pernah memikirkan bahwa tidak ada yang lebih kekurangan dari pada kelompok kecil orang Amerika itu yang baru turun dari kapal Mayflower dan yang mulai kebiasaaan mereka untuk memisahkan satu hari khususnya untuk bersyukur kepada Allah yang Mahakuasa?
Mereka tidak ada rumahnya dan tidak ada pemerintah yang dapat menolong mereka membangun rumah mereka. Mereka tidak ada sarana transportasi kecuali kaki mereka. Makanan satu-satunya datang dari laut dan hutan dan mereka harus berjuang untuk mendapatkannya. Mereka tidak memiliki uang dan untuk membeli sesuatupun tidak ada tempat.
Namun mereka memiliki empat asset manusia yang terbesar, yaitu: inisiatif, keberanian, kemauan untuk bekerja dan iman kepada Allah yang tidak ada batasnya. Ini mungkin kedengarannya aneh zaman ini dimana kuasa-kuasa kuat sedang bekerja di negara kita untuk menghilangkan setiap pengingat bahwa fondasi negara kita dibangun atas keyakinan bahwa kita adalah satu negara dibawah Allah.
“Deklarasi Kemerdekaan” Amerika menyatakan, “Kita percaya kebenaran ini membuktikan diri bahwa semua orang diciptakan sama, bahwa mereka diberkahi Pencipta mereka dengan hak-hak asazi ...” Dan ini berakhir dengan perkataan ini, “..dengan bergantung kepada perlindungan kuasa Pemeliharaan ilahi, kita saling berjanji satu sama lain Kehidupan, Kekayaan dan Kehormatan suci kita.”
Hari Thanksgiving adalah hari raya khas. Ini tidak mengingat suatu peperangan atau hari ulang tahun seorang atau aniversari. Secara sederhana ini satu hari yang dipsahkan khususnya untuk bersyukur kepada Allah kita. Pada tahun 1789, George Washington mengucapkan proklamasi umum ini. Dibawah ada beberapa bagian dari pidato itu.
“Oleh Presiden Amerika Serikat. Proklamasi: Sedangkan kewajiban semua negara adalah untuk mengakui kuasa pemeliharaan Allah yang Mahakuasa, untuk menaati Kehendak-Nya, untuk bersyukur atas manfaat-Nya, dan dengan segala kerendahan hati mohon perlindungan-Nya dan pertimbangan-Nya dan
Sedangkan kedua Rumah Kongres dengan panitia bersama mereka telah minta “untuk memberi rekomendasi kepada masyarakat US satu hari untuk bersyukur dan berdoa secara umum, dan itu dirayakan dengan mengaku dengan hati yang bersyukur semua berkat-berkat Allah yang Mahakuasa..”
Nah, karena itu saya sarankan dan saya menetapkan hari Kamis, tanggal 26 Nopember yang akan datang untuk mementingkan pelayanan kepada Keberadaan yang besar dan mulia yang menjadi Pencipta segala kebaikan yang sudah ada, yang ada dan yang akan berada....” Begitulah proklamasi Presiden pertama mengenai hari Thanksgiving.
Minggu ini negara kita akan berhenti lagi untuk merayakan Hari Thanksgiving. Dan mungkin kita bisa mengambil kesimpulan bahwa karena contoh leluhur kita, dan karena sekarang kita diberkati begitu banyak, kita adalah orang-orang yang bersyukur sekali.
Namun sering malah sebaliknya benar. Semakin banyak kita diberkati, semakin sedikit kita bersyukur, dan semakin kita mengabaikan Tuhan, semakin banyak keinginan kita. Dan Mazmur 100 dituliskan untuk merubahkan sikap kita dan untuk memperingati kita bahwa kita harus bersyukur dan memelihara sikap bersyukur itu.
B. Ada bahaya besar zaman ini untuk menentukan rasa syukur itu berdasarkan betapa besarnya harta milik kita. “Apakah barang-barang saya cukup banyak sehingga cara hidupku terjamin sama seperti sekarang? Apakah uangku di bank aman? Apakah kesehatanku baik?” Dan mungkin hal-hal seperti itu menentukan apakah kita bersyukur atau tidak.
Pemazmur mengatakan bahwa semua hal seperti itu bisa berubah cepat sekali. Hal-hal seperti itu bisa menghilang begitu saja atau habis terbakar atau dicuri orang. Hanya ada satu hal yang terjamin yaitu hubungan kita dengan Tuhan.
Dan itulah yang dipentingkan Mazmur 100. Bacalah sebentar Mazmur itu, dalam ayat 1 terdapat nama Tuhan. Di ayat 2 terdapat nama Tuhan lagi. Dia ayat 3 terdapat nama Tuhan dan diayat 4 dikatakan “Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur.” Dan di ayat 5 terdapat lagi nama Tuhan, Jadi dasarnya rasa syukur itu adalah Tuhan.
Dasarnya rasa syukur itu adalah karena kita ingat bahwa kita tiba ditempat ini karena pertolongan Allah, dan Dialah yang menyediakan setiap berkat kita miliki. Dan sekarang pada saat kita memperhatikan Mazmur 100 ini, ada serangkaian perintah-perintah yang diberikan.
Perintah pertama di ayat 1, “Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!” Artinya bersorak sekeras bunyinya trompet,” sorakan suka cita kepada Tuhan yang datang dari dalam keberadaan Anda.
Mungkin Dia telah menyelesaikan masalah Anda. Mungkin Dia telah memberi jalan keluar bagi Anda. Mungkin Dia telah memberkati Anda dan Anda baru menyadari bahwa itu datangnya dari Allah. Jadi Anda memuji Dia dari dalam hati.
Ada cerita seorang misionaris medis yang melayani bertahun-tahun di India. Dan dia melayani di suatu daerah dimana ada penyakit kebutaan progersif. Orang-orang itu lahir dengan visi sehat, namun ada sesuatu di dareah itu yang menyebabkan orang-orang semakin tua semakin buta.
Namun misionaris ini telah mengembangkan pengobatan untuk kebutaan yang akan menghentikan kebutaan progresif. Jadi orang-orang datang kepadanya dan dia melakukan perawatannya dan mereka menyadari bahwa mereka akan buta semua tetapi oleh karena perawatannya penglihatan mereka diselamatkan.
Dia mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengatakan terimakasih, karena dalam bahasa mereka ungkapan itu tidak ada. Dari pada itu mereka mengatakan suatu perkataan yang artinay adalah, “Saya akan memberitahukan namamu.” Dan dimanapun mereka pergi mereka memberi tahu nama misionaris itu yang telah memyembuhkan kebutaan mereka. Mereka telah menerima sesuatu yang begitu luar biasa sehingga mereka dengan semangat menyatakan itu.
Dan itulah yang dikatakan Pemazmur. “Tiba-tiba Anda menyadari kebaikan Allah yang begitu besar sehingga tidak mungkin hal itu dipendam di dalam hati mereka. Anda mulai menceritakan kepada semua orang suka cita yang dari Allah karena itu meluap dari hati.
Mungkin Anda mengatakan bagaimana dengan semua orang yang menderita karena penyakit, karena mereka kehilangan kekasih mereka, karena ada gempa bumi atau tsunami dan semua milik mereka hancur, bagaimana mereka dapat bersyukur? Bagaimana Allah dapat meminta mereka untuk bersyukur?
Apakah Anda ingat betapa eratnya hubungan Yesus dengan Maria, Marta dan Lazarus? Apakah Anda masih ingat apa yang terjadi pada saat Lazarus meninggal? Dengarkanlah firman Allah di Yohanes 11:32-35, “Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Disini kita dapat melihat betapa besarnya kepedulian Tuhan atas kehilangan kita. 33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: 34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" 35 Maka menangislah Yesus.”
Yesus tidak memberikan banyak alasan pada saat itu supaya dia merasa terhibur. Roma 12:15 mengatakan, “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis.” Dan itulah yang dilakukan Yesus. Namun Yesus juga mengajar di Matius 5:4, “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.”
Dengarkanlah firman Allah di 1 Tesalonika 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Allah tidak mengatakan kita harus bersyukur karena ada gempa bumi atau tsunami, namun Dia mengatakan di dalam semua keadaan kita, kita perlu bersykur. Walaupun pengalaman kita mengerikan, Allah akan menyertai kita dalam pengalaman itu dan Dia akan menghibur kita.
Bukannya Allah tidak mengerti betapa besar penderitaan kita atay betapa besarnya kita kehilangan kekasih kita, namun Allah tahu apa yang baik bagi anak-anak-Nya walaupun kita tidak dapat melihatnya dan Dia ingin supaya kita tetap bersyukur.
Pengertian kita tentang pekerjaan Allah begitu kecil. Hanya Allah dapar merubahkan pengalaman buruk kita yang dimaksud untuk kejahatan dan merubahnya menjadi berkat. Kejadian 50:20 mengatakan, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
Betapa besarnya iman kita sebenarnya kepada Allah? Apakah kita percaya hanya pada saat kita mengalami kebaikan? Atau kita mengatakan apa yang dikatakan Ayub di Ayub 2:10, “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.”
Chuck Colson adalah seorang yang tidak percaya pada waktu dia dipenjarakan setelah peristiwa Watergate dimana presiden Nixon mengundurkan diri, dan selama dia dipenjara dia pasti menderita. Namun Allah memakai penderitaannya untuk membuka hatinya untuk injil, dan merubahkan kutukan penjara menjadi berkat besar bagi Chuck sendiri dan bagi semua orang yang tertolong sekarang oleh karena pelayan penjaranya di seluruh dunia.
B. Perintah kedua adalah, “Beribadahlah dan melayanilah TUHAN dengan sukacita.” Yang dikatakan bukanlah melayani gereja, dan bukan melayanilah pendeta atau melayani pemimpin-pemimpin atau melayanilah organisasi.” Tidak, yang dikatakan adalah” layanilah Tuhan”
Alkitab mengajarkan kita bahwa kita melayani Tuhan jika kita memberi kesaksian tentang Tuhan, jika kita memberi makan kepada mereka yang lapar, jika memberi pakaian kepada yang telanjang, jika kita bekerja untuk Tuhan dalam hal apa saja. Di Matius 24:40 Yesus berkata, “sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Saya merasa belum tentu kita mengerti hal ini. Kadang kita melayani karena kita ada perasaan kewajiban atau perasaan bersalah jika kita tidak melayani, atau mungkin karena kita ingin menarik perhatian. Dan memang banyak ingin mendapat penghargaan pada saat kita melakukan sesuatu yang baik. Namun Pemazmur mengatakan, “Layanilah Tuhan dengan sukacita.
C. Perintah ketiga adalah “Datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!” Mazmur 98:4 mengatakan, “Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi.” Nah perhatikanlah orang-orang disekitar Anda. Apakah mereka kelihatannya gembira? Atau mereka duduk dengan muka yang kesal atau marah? Pemazmur mengatakan, “Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!”
D. Perintah #4 adalah, “Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.”Allah menciptakan setiap tulang, setiap tulang sendi dan Dia menyatukannya dengan urat dan otot itu dan menutupinya dengan kulit dan memberikan kita mata untuk melihat, dan otak untuk memikir, dan jari untuk memegang sesuatu. Allah menciptakan kita dari dalam dan luar. Dia menciptakan Anda sesuai keinginan-Nya. Dan Dia menciptakan saya sesuai keinginan-Nya.
Ini suatu misteri benar? Saya tidak mengerti mengapa, namun entah bagaimana dalam kuasa pemeliharaan Allah Dia menentukan keinginan-Nya untuk menciptakan seseorang yang tingginya sedang, tidak tampan dan tidak luar biasa dalam hal apapun, hanya seorang bapak dan suami yang setia dan bertekun. Jadi Dia menciptakan saya. Dan pada suatu waktu Dia menginginkan Anda, dan Dia menciptakan Anda.
Dan Dia tetap masih menciptakan kita. Kita perlu menyadari hal itu. Dan Dia tidak puas dengan produk yang belum selesai. Dia tidak senang akan kemarahan Anda. Dia tidak senang dengan bagian-bagian kehidupanmu yang lemah dimana Anda masih jatuh dalam pencobaan, Jadi Dia tetap masih menciptakan kita, Dia masih bekerja di dalam hidup kita. Allah adalah pencipta Anda dan Anda telah diciptakan dalam rupa-Nya. Karena itu bersyukurlah kepada-Nya.
E. Perintah #5 adalah ini, “Masuklah gerbang-Nya dengan nyanyian syukur dan ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian , bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! 5 Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.”
Di dalam Perjajian Lama bait Allah melambangkan kehadiran Allah. Jadi setiap kali orang Yahudi datang ke bait Allah dan memasuki halamannya mereka mengerti bahwa mereka datang ke hadirat Allah. Dan sekarang bait itu sudah tidak ada lagi.
Namun Allah ada dimana-mana, dan Anda tahu hal itu. Dia bersama Anda sewaktu di dalam perjalanan di highway. Dia bersama Anda di tempat kerja Anda. Dia bersama Anda pada waktu Anda mengurus anak-anak. Dia adalah bersama Anda dalam setiap saat kehidupan Anda.
Inilah sumber puji sukur kita, benar? Namun saya masih kuatir. Bagaimana kalau Allah memperlakukan kita sama seperti kita memperlakukan Dia? Bagaimana kalau Tuhan memenuhi keperluan kita sama seperti kita memberi hidup kita kepada-Nya? O Tuhan, tolonglah kita merasa bersyukur supaya janganlah Tuhan memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak membalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita (Mazmur 103:10).
Malam ini jika Anda merasa tersentuh, kita berdoa supaya Anda memilih, supaya Anda maju kedepan, mengaku dosa-dosamu dan bertobat, dan setia kepada Tuhan dalam pembaptisan dengan keperluan apapun juga. Dia mengundang Anda sekerang juga.