Perlombaan Iman
Published by Stanley Pouw in 2025 · 9 February 2025
Nah, kami akan membahas Ibrani pasal dua belas malam ini. Kami telah melihat usaha yang sangat besar untuk menunjukkan bahwa keselamatan datang melalui iman dan hanya iman saja, dan bahwa mereka yang adalah milik Allah juga berjalan melalui iman. Iman orang berdosalah yang memulai keselamatan, dan iman orang kuduslah yang menandai pengudusannya yang terus-menerus. Saya ingin Anda melihat ayat Ibrani 12:1-3.
Ayat 1-2, “Karena kami mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kami, marilah kami menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kami, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kami. 2 Marilah kami melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kami dalam iman dan yang membawa iman kami kepada kesempurnaan. Dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib melihat ke depan sukacita yang disediakan bagi-Nya, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.”
Ayat 3, “Sebab ingatlah akan Dia, yang telah menanggung permusuhan yang sebegitu hebat terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya kamu jangan menjadi lemah dan putus asa.” Yesus di sini adalah contoh iman yang utama. Kami telah membaca Ibrani 11, dan kami telah mendengar tentang para pahlawan iman dari masa lalu, dari zaman Perjanjian Lama, baik dari nama maupun dari referensi, di akhir pasal, hingga apa yang terjadi pada mereka.
Berdasarkan pembukaan Ibrani 12, “Kami dipanggil untuk mengikuti perlombaan yang ditetapkan bagi kami.” Itulah “perlombaan iman.” Mereka diberkati dalam perlombaan itu; mereka bertahan sampai akhir seperti yang telah kami lihat. Mereka menderita penganiayaan bahkan kematian dengan keberanian yang besar. Dan kami sampai pada iman yang terbesar dan berbicara tentang keberanian iman. Berdasarkan kesaksian-kesaksian ini, kami dipanggil untuk mengikuti perlombaan iman.
Hal itu memberi kesan bahwa entah bagaimana orang-orang kudus yang sekarang berada di surga adalah penonton yang sedang mengawasi kami di Bumi. Itu tidak diajarkan dalam Kitab Suci. Tidak ada satu pun bagian dalam Alkitab yang menyatakan bahwa orang-orang di surga sedang mengawasi apa yang terjadi di Bumi. Itu sebenarnya akan menentang hakikat surga yang telah mepisahkan diri dari semua dosa dan pertikaian yang terjadi di sini.
Nah, perhatikanlah kata "perlombaan" di ayat 1. Ini adalah panggilan untuk berlari dalam perlombaan. Banyak kiasan digunakan untuk menggambarkan aspek-aspek kehidupan Kristen. Kami harus mengenakan perlengkapan senjata Allah, sebuah metafora, untuk melawan tipu muslihat iblis. Metafora militer ada di tempat lain dalam Kitab Suci. 2 Timotius 2:3, sebagai prajurit yang baik kami pergi berperang dan melakukan apa yang kami lakukan untuk menyenangkan Panglima.
Namun, Anda memiliki metafora tentang perlombaan, dan kami adalah pelari dalam perlombaan itu. Kami adalah atlet yang sedang berkompetisi. Gambaran di sana adalah seorang atlet yang terlibat dalam perlombaan, melakukan semua yang ia bisa untuk memenangkan perlombaan. Kami semua memahami ketertarikan dunia kuno, khususnya dunia Yunani, terhadap atletik dan permainan. Dalam Galatia 5, Paulus berkata kepada jemaat Galatia, "Kalian telah berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalangi kalian?"
Paulus sangat termotivasi untuk menjalankan perlombaan rohaninya dengan sebuah tujuan dalam benaknya. Dan di sana ia memberi tahu kami apa tujuannya. Tujuan itu adalah hadiah berupa panggilan surgawi dalam Kristus Yesus. Ia berkata dalam 2 Timotius 4:7 lagi, "Aku telah mencapai garis akhir." Saya tidak berlari tanpa tujuan; saya berlari untuk menang; saya berlari untuk mencapai garis akhir; saya berlari demi hadiah yang merupakan panggilan surgawi dan keserupaan dengan Kristus. Namun di sini, Roh Kudus mendorong semua pembaca untuk menjalankan perlombaan ini.
Kehidupan Kristen adalah sebuah perlombaan. Artinya, perlombaan ini menuntut usaha yang besar. Ini bukan lari cepat; ini bukan lari jarak menengah; ini adalah sebuah maraton. Pintu masuk ke perlombaan ini adalah kelahiran baru: keselamatan melalui iman kepada karya Kristus yang sempurna dan lengkap. Perlombaan ini dimulai bagi Anda ketika Anda menjadi orang percaya. Anda harus terus-menerus didesak untuk berlari sekuat tenaga, tidak berlari-lari kecil, tidak duduk, beristirahat, dan tidak jatuh ke belakang.
Amos 6:1 berkata, "Celakalah mereka yang hidup tenang." Ini adalah perlombaan; tidak ada tempat untuk berdiri diam atau berjalan lambat. Dan ini adalah peristiwa yang menyiksa dan tak kenal lelah. Ini berlangsung seumur hidup, dan harus dijalankan dengan ketekunan. Akan ada rintangan; akan ada masalah. Kami akan lelah dan letih, terganggu, tetapi kami tetap berada di bawah tantangan ini. Kami menerimanya sebagaimana yang diberikan Allah kepada kami dan tetap berada di tempat yang telah Dia tempatkan bagi kami.
Kata kuncinya adalah kata "ketekunan." Paulus berkata kepada jemaat Efesus, "Setelah melakukan segala sesuatu untuk bertahan." Ada orang yang telah melakukan segalanya, tetapi di akhir perlombaan, mereka tidak berdiri. Mereka telah jatuh dan hancur di suatu tempat. Mereka tidak tetap setia untuk berlari dalam perlombaan. Saya ingin mengakhiri hidup saya dengan bertahan dalam perlombaan dengan setia, tidak pernah melanggar peraturan, tetapi berlari dengan ketekunan.
Kedua, dorongan. Ayat 1, “Karena kami mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kami...” Ini adalah dorongan untuk berlari dalam perlombaan, karena awan saksi ini. Kami baru saja bertemu mereka di Ibrani 11. Dan tentang apakah mereka memberi kesaksian? Tentang nilai iman. Tentang kekuatan iman, tentang hikmat iman, tentang kebenaran iman, dan tentang berkat iman penuh itu.
Entah itu Habel; atau Henokh; atau Nuh; atau Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa; atau yang lainnya yang disebutkan tanpa menyebutkan nama mereka, kecuali beberapa - Rahab dan mereka yang disebutkan dalam ayat 32 - mereka adalah orang-orang yang merupakan awan besar saksi yang telah memberikan kesaksian tentang kuasa dan berkat yang besar dari kehidupan iman. Karena kami memiliki awan saksi yang begitu besar, marilah kami berlari dalam perlombaan iman.
Jadi, mereka semua mengalami berkat dan harapan janji dalam kehidupan iman. Mereka tidak menerima penggenapannya, mereka memperoleh persetujuan melalui iman mereka tetapi tidak menerima, ayat 39 mengatakan, apa yang dijanjikan. Namun, mereka menunjukkan berkat dari menjalani kehidupan iman. Mereka adalah saksi-saksi kebesaran, keabsahan dan berkat dari kehidupan iman sekjati.
Filipi 2:15 berkata, "Buktikanlah dirimu sebagai orang-orang yang tidak bercacat dan tidak berdosa, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini. Di antara mereka kamu tampil sebagai bintang-bintang di dunia, yang berpegang teguh pada Firman hidup." Anda harus menjadi orang seperti itu, agar perlombaannya tidak sia-sia. Paulus tidak disebutkan dalam Ibrani 11, tetapi ada prinsip yang paralel. Dia menunjukkan kepada Anda cara menjalankan perlombaan iman.
Jika seorang atlet menanggung apa yang harus ia tanggung untuk berlari demi memperoleh mahkota yang fana, betapa lebih lagi kami harus mendisiplinkan diri untuk memperoleh mahkota yang tidak fana? Kami mengesampingkan pemanjaan daging, memelihara peraturan latihan yang telah ditetapkan Allah bagi kami, dan menjalankan pengendalian diri, kmi berlari dalam perlombaan dan teladan kami, model kami adalah semua yang telah mendahului kami dan berlari dalam perlombaan iman.
Kami memperoleh dorongan dari mereka. Dan, meskipun mereka tidak menerima janji itu pada zaman mereka, janji itu telah digenapi dalam Kristus. Dalam kematian dan kebangkitan-Nya, semua yang mereka harapkan telah terwujud, dan kini mereka telah memasuki kepenuhan realisasi itu. Jadi, iman yang mereka praktikkan, meskipun tidak terpenuhi dalam hidup mereka, telah terpenuhi melalui kedatangan Kristus.
Kami sendiri itu rapuh. Kami lemah, tetapi kami termasuk dalam kelompok pelari yang hebat dalam perlombaan iman. Dan mereka semua adalah pemenang, dan kami pun akan menjadi pemenang. Karena Allah yang dahulu adalah Allah yang sekarang ini. Ibrani 13:8 berkata, “Ia tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Di ayat 1 lagi, “Marilah kami menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kami.”
Nah, untuk berlari secara efektif, Anda harus membuang beban yang tidak berguna. Buanglah sedikit. Itu mengingatkan saya pada 1 Petrus 2:1 yang mengatakan, "Tanggalkan pakaianmu yang kotor dan tercemar." Lakukan hal-hal mendasar untuk berlari dalam perlombaan. Nomor satu, setiap beban dari setiap cemar. Itu hanya berarti massa tubuh. Itu bisa jadi daging yang berlebihan. Dan orang itu berlatih untuk memastikan dia tetap seperti itu.
Nah, apa yang Ia maksud dengan beban ini, yang menghalang ini? Nah, itu bukan dosa, karena Ia juga mengacu pada dosa. "Singkirkanlah segala beban dan dosa yang begitu merintangi kami." Apa itu? Itu adalah beban legalisme Yahudi mereka sebelumnya. Mereka berlari, seperti orang-orang yang kelebihan berat badan dengan kaus tebal. Anda tidak dapat berlari dalam perlombaan hidup dengan menyeret segala sesuatu dari masa lalu.
Beban terbesar yang membebani orang-orang percaya baru ini adalah legalisme Yahudi, tradisi para rabi, dan perbuatan-perbuatan yang sia-sia. Dan tidak mudah untuk melepaskannya; hal itu sudah tertanam dalam diri mereka - ketaatan pada hari Sabat. Itulah sebabnya dalam Kolose 2, Paulus berkata, "Jangan biarkan seorang pun menahanmu pada hari Sabat, atau bulan baru, atau hari raya atau perayaan." Itulah bayangan, dan bayangan itu lenyap ketika hakikat itu datang.
Mereka berpegang teguh pada bait suci. Mereka berpegang teguh pada para imam. Mereka berpegang teguh pada ritual-ritual; mereka berpegang teguh pada upacara-upacara. Itulah sebabnya di surat ini, penulis berkata, "Ada imamat yang lebih baik, kurban yang lebih baik, bait suci yang lebih baik, dan perjanjian yang lebih baik." Anda tidak akan pernah bisa berlari dengan iman jika Anda berpegang teguh pada perbuatan atau segala pernak-pernik sistem perbuatan itu.
Perlombaan ini dijalankan oleh iman ditambah ketiadaan, dan apa pun yang Anda pegang dari agama masa lalu yang terdiri dari upacara, tradisi, ritual, dan aturan yang tidak ada gunanya hanya akan memperlambat Anda. Dia berkata, "Singkirkan Yudaisme Anda; singkirkan legalisme Anda; singkirkan semua beban lama dan dosa yang begitu mudah menjerat kami" Kita semua tahu bahwa banyak orang di gereja kita berasal dari agama Katolik.
Salah satu hal yang harus Anda hadapi ketika meninggalkan agama Katolik adalah godaan untuk berpegang teguh pada sikap terhadap Maria, terhadap misa, terhadap pekerjaan, berpegang teguh pada ketakutan bahwa jika Anda melanggar hukum Katolik dan Gereja Katolik, Anda mungkin melakukan dosa berat dan berakhir di neraka. Beberapa dari Anda keluar dari gereja Advent Hari Ketujuh, dan sulit untuk melepaskan semua pantangan makanan.
Beberapa dari Anda berasal dari Mormonisme, dan ada hal-hal yang mencengkeram Anda dan masih mencengkeram Anda. Dan selain itu, dosa, yang begitu mudah menjerat kami. Keduanya menjerat kami. Rujukannya bukan pada suautu dosa tertentu, tetapi untuk menghadapi kenyataan bahwa dosa itu sendiri mengelilingi kami, menutup kami, dan membatasi kami dalam perlombaan kami. Dosa adalah ancaman yang selalu ada untuk menghalangi pelarian kami.
Kami masih dikelilingi oleh kenyataan kedagingan dan sifat dosa kami. Jadi, ketika kami berdosa, kami berkata, "Aku tidak percaya kepada-Mu, Allah. Inilah yang aku inginkan; inilah yang akan kulakukan. Semua dosa adalah tindakan ketidakpercayaan yang praktis. Karena kami menginginkan yang terbaik untuk diri kami sendiri. Merupakan bagian dari sifat kita untuk ingin memanjakan diri sendiri dan ingin memiliki sukacita dan kedamaian. Jadi, Anda lebih percaya pada kebohongan daripada Firman Tuhan.
Ada hal lain: peristiwa, dorongan, hambatan, dan contoh. Kami telah memiliki banyak saksi mata tentang keabsahan kehidupan beriman. Namun, ada satu contoh yang menonjol di atas semua yang lain, ayat 2, "Marilah kami melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kami dalam iman, dan yang membawa iman kami kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib menggantikan sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah."
Ingatlah Yesus Kristus. Secara harfiah bahasa Yunani mengatakan alihkan pandanganmu dari lingkungan sekitar dan pandanglah Yesus. Dan mereka yang telah berlari secara kompetitif tahu bahwa mereka harus mengarahkan pandangan mereka ke depan. Dan itulah yang penulis kami katakan kepada kami. Di mana kami mengarahkan pandangan kami? Kami mengarahkan pandangan kami kepada Kristus. Ini kembali ke Filipi 3, "Kami mengarahkan pandangan kami kepada tujuan yaitu Kristus."
Karena Dia adalah contoh yang sempurna. Dia adalah model yang sempurna. Anda tidak perlu melihat orang-orang di sekitar Anda. Karena Dia adalah penulisnya. Dia adalah alasan mengapa kami memiliki iman, benar? Dia memberikannya kepada kami sebagai hadiah. Dia adalah pemimpin. Dia adalah pencetus. Dia adalah orang yang memberikan kami iman dari gudang-Nya. Dan Dia juga memiliki iman, sebagaimana ditunjukkan dalam sikap-Nya terhadap Bapa-Nya.
Ia menerima segala sesuatu yang pernah dikatakan oleh Allah Bapa-Nya dan menaruh kepercayaan penuh-Nya pada hal itu. Dan iman-Nya begitu kuat sehingga Ia bahkan tetap bersukacita saat Ia memandang salib dan aibnya. Ia melihat melalui itu sampai akhir. Apa akhirnya? Duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ia percaya Allah akan membawa-Nya melewati salib itu, keluar dari sisi lain kubur, dan menempatkan-Nya di sebelah kanan-Nya di surga.
Begitu besar iman-Nya. Menjadi terasing dari Allah, menanggung semua dosa semua orang sepanjang sejarah manusia yang pernah percaya, namun tetap muncul sebagai pemenang. Namun Dia juga bukan hanya prototipe iman. Dia membawa iman hingga ke kesempurnaannya. Dia mengangkat iman hingga ke kesempurnaannya dan menetapkan contoh iman yang tertinggi. Dia adalah sumber iman, dan Dia menjadi teladannya.
Di mana Ia menemukan sukacita-Nya dalam menjalani perlombaan iman yang sulit seperti itu? Ia percaya kepada Allah; Ia tidak pernah goyah. Ia setia kepada Firman Allah. Ia menyenangkan Allah, dan tanpa iman mustahil untuk menyenangkan-Nya. Ia sempurna dalam iman-Nya. Mengapa Ia harus menanggung rasa malu, menanggung salib, dan pada saat yang sama, memiliki sukacita? Karena Ia melihat melampaui itu semua menuju tujuan untuk duduk di sebelah kanan Allah.
Perlukah saya mengingatkan Anda bahwa ada tempat duduk di sana bagi kami di takhta-Nya bersama-Nya? Dia adalah teladan iman karena Dia melihat melampaui penganiayaan yang mengerikan, penderitaan yang mengerikan. Dan di ayat 3, Dia berkata kepada mereka, "Ingatlah akan Dia, yang telah menanggung permusuhan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya kalan jangan menjadi lemah dan putus asa." Dan Dia melihat sampai akhir.
Dalam Yohanes 15:11 Yesus berkata, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” Kami pun turut merasakan sukacita yang sama karena suatu hari nanti kami juga akan duduk di sebelah kanan Bapa, bertahta bersama Yesus sebagai ahli waris bersama-Nya. Dan bahkan dalam pergumulan pun ada sukacita karena kemenangan sudah terjamin. Benar, kan? Kami memenangkan perlombaan bagi Allah. Mari kita berdoa.