Menghadapi Pembunuh
Published by Stanley Pouw in 2022 · 7 August 2022
Tidak ada pembenaran untuk anti-Semitisme, untuk kebencian terhadap orang-orang Yahudi. Sayangnya, sepanjang sejarah teologi pengganti, yang percaya gereja itu menggantikan Israel, itu sebenarnya lahir waktu ada sikap anti-Yahudi sejak lama. Di dalam Kristus, tidak ada orang Yahudi atau non-Yahudi. Dan bahkan di luar Kristus, kita mengasihi orang-orang Yahudi yang belum bertobat sama seperti kita mengasihi orang lain. Kita ingin supaya mereka mengakui Mesias mereka.
Dan kita sangat menghormati kepemimpinan Yahudi. Kita tahu bahwa pelajaran Alkitab sedang didistribusikan ke seluruh Israel kepada orang-orang Yahudi. Kita ingin mempengaruhi bangsa itu. Kita merindukan keselamatan Israel. Hati saya terhadap Israel sama dengan hati Yesus ketika Dia menangisi ketidakpercayaan mereka. Tetapi setelah mengatakan semua itu, kita tetap tahu apa yang dilakukan Israel terhadap Mesias mereka itu adalah sejarah.
Itulah kenyataan. Tidak ada gunanya mencoba menutupi atau menghilangkannya. Mereka menolak Mesias mereka. Mereka menempatkan Dia di tangan orang Romawi untuk mengeksekusi Dia. Itulah kejahatan yang sangat besar. Setiap penolakan terhadap Yesus Kristus akan mendatangkan penghakiman kekal yang paling berat. Jadi kita tidak ingin memberikan penghakiman yang unik atas Israel. Itu adalah penghakiman yang sama bagi siapa pun yang menolak Kristus, Yahudi atau non-Yahudi.
Tetapi kita juga tidak ingin menyangkal apa yang dikatakan Alkitab. Ketika Kitab Suci memberi tahu kita bahwa orang Israellah yang menolak Mesias mereka. Itu sama sekali bukan proyeksi dari sikap anti-Yahudi. Jadi marilah kita lihat KPR 3. Dalam sepuluh ayat pembuka, itu menggambarkan suatu mujizat sekitar jam 3:00 sore. Petrus dan Yohanes pergi ke bait suci, dan mereka menemukan seorang pengemis lumpuh, yang cacat sejak lahir.
Dan mereka menyembuhkannya, membangunkannya, ayat 7, “Segera kaki dan pergelangan kakinya dikuatkan. Dengan lompatan dia berdiri tegak dan mulai berjalan; dan masuk ke Bait Allah bersama mereka, berjalan dan melompat dan memuji Allah.” Dan semua orang melihat dia berjalan dan memuji Allah. Mereka semua tahu bahwa dia dalah pengemis yang biasa duduk di gerbang Bait Suci indah itu untuk minta sedekah.
Mereka dipenuhi keheranan dan kekaguman atas apa yang telah terjadi padanya. Kejadian terakhir ada di ayat 11. Petrus dan Yohanes berdiri di sana, dan orang itu berpegangan pada mereka, dan semua orang berlari bersama ke arah serambi yang disebut tempat tiang-tiang Salomo, dengan penuh kekaguman. Mujizat ini mengumpulkan banyak orang. Dan Petrus mulai berkhotbah kepada mereka di dalam ayat 12 – 16.
Jadi ketika Petrus melihat itu, dia menjawab kepada orang-orang: “Hai orang Israel, mengapa kalian heran akan hal ini? Atau mengapa menatap kami dengan saksama, seolah-olah dengan kuasa atau kesalehan kami sendiri, kami telah membuat orang ini berjalan? 13 Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, Allah nenek moyang kita, memuliakan Hamba-Nya Yesus, yang telah kalian serahkan dan sangkal di hadapan Pilatus, ketika dia memutuskan untuk membiarkan Dia keluar.”
14 Tetapi kalian menyangkal Yang Kudus dan Yang Adil, dan minta seorang pembunuh diberikan kepada kalian, 15 dan membunuh Pangeran kehidupan, yang dibangkitkan Allah dari antara orang mati, di mana kami adalah saksi-Nya. 16 Dan nama-Nya, melalui iman dalam nama-Nya, telah membuat orang ini kuat, yang kalian lihat dan tahu. Ya, iman yang datang melalui Dia telah memberi pengemis ini kesehatan yang sempurna di hadapan kalian semua.”
Semua khotbah para rasul awal berpusat pada Yesus Kristus. Petrus juga memberitakan Kristus Yesus. Pada saat mujizat itu terjadi dalam KPR 3:6, Petrus berkata, "Saya tidak punya perak atau emas, tetapi apa yang saya miliki saya berikan kepada Anda: Dalam nama Yesus Kristus orang Nazaret, berjalanlah!" Mereka memvariasikan kemuliaan Kristus. Mereka memvariasikan tema tentang Kristus, tetapi Kristus sendirilah yang mereka bicarakan.
Dalam Perjanjian Baru, Dia disebut Yesus 800 kali. Namun, dalam Kitab Suci ada hampir 200 nama atau gelar yang berbeda untuk Tuhan Yesus. Mengapa? Karena itu memungkinkan kita untuk menjelajahi semua segi dari kemuliaan-Nya yang agung. Setiap nama itu seperti ujung berlian yang dipotong. Dia adalah subjek dari semua khotbah kerasulan yang setia dan terus menjadi subjek bagi semua pengkhotbah yang setia.
Nah, orang pertama yang pernah berkhotbah dalam nama Yesus Kristus adalah Petrus. Dan sejak khotbah pertama itu, semua orang yang dengan setia dan akurat memberitakan Injil berdiri dalam tradisi Petrus. Gereja Katolik berbicara tentang urutan Petrus. Tetapi pengganti Petrus itu bukanlah kepausan, bukan kumpulan orang-orang yang beragama korup yang berbicara atas nama mereka sendiri dan yang merebut otoritas-Nya di dalam gereja.
Urutan Petrus adalah garis panjang pengkhotbah-pengkhotbah setia yang saleh dari nama Tuhan Yesus Kristus. Siapapun yang tidak memberitakan Kristus adalah orang antikristus, adalah seorang pengkhotbah yang tidak setia. Pada hari gereja itu lahir, tema-nya adalah Tuhan Yesus Kristus. Untuk khotbah pertama itu, Allah memberikan suatu pengantar yang menakjubkan. Api, suara angin, dan bahasa yang berbeda-beda itu mengumpulkan orang-orang.
Petrus mengkhotbahkan Injil dan 3.000 orang secara ilahi dimampukan untuk percaya, dibaptis dan mereka membentuk gereja pada hari pertama gereja itu lahir. Inilah khotbah kedua di KPR 3. Dan Allah kembali memberikan pengantar-Nya untuk menarik orang banyak. Allah menyembuhkan orang lumpuh itu. Orang yang disembuhkan itu adalah kesaksian hidup akan kuasa ilahi dalam nama Yesus. Orang banyak itu telah berkumpul.
Semua orang berkumpul penuh kekaguman di dekat tembok yang dulunya merupakan bagian dari Bait Suci Salomo. Semua khotbah yang baik bukan hanya berfokus pada Kristus, tetapi semua khotbah baik adalah argumen yang cermat yang mengarah pada kesimpulan yang tak terhindarkan. Khotbah itu tidak menjajarkan segala macam ilustrasi yang menarik. Khotbah adalah argumentasi yang memikat sehingga pendengar itu tidak ada jalan keluar kecuali menerima atau menolak.
Ini bukan tentang membuat orang merasa nyaman. Ini bukan tentang menciptakan semacam pengalaman perasaan religius. Semua khotbah yang baik itu seperti ruang sidang. Itu selalu merupakan argumen sistematis bahwa Yesus adalah Anak Allah, Juruselamat. Dan mereka selalu membuktikan itu. Orang-orang Yahudi tidak dapat memahami mengapa jika Dia adalah Mesias, Dia mati. Jadi mereka harus ditunjukkan dari Perjanjian Lama bahwa Mesias harus menderita, mati dan bangkit kembali.
Ayat 12, “Jadi ketika Petrus melihatnya, dia menjawab kepada orang-orang: “Hai orang-orang Israel, mengapa kalian heran akan hal ini? Atau mengapa menatap kami dengan saksama, seolah-olah dengan kuasa atau kesalehan kami sendiri, kami telah membuat orang ini berjalan?” Orang-orang Israel, itulah sebutan sopan. Mengapa kalian kagum dengan ini? Kalian tahu kuasa Allah dari Perjanjian Lama. Kalian tahu kuasa Allah itu diperlihatkan oleh Yesus.
Selain itu, kalian tahu bahwa hanya Allah dapat melakukan ini. Seperti yang Nikodemus katakan atas nama mereka semua, “Tidak seorang pun dapat melakukan apa yang Engkau lakukan kecuali Allah bersama-Nya.” Mujizat tidak sanggup dilakukan manusia. Pertanyaan kedua, mengapa kalian menatap kami seolah-olah dengan kuasa atau kesalehan kami sendiri kami telah membuatnya berjalan? Kami ini adalah nelayan Galilea. Kalian tahu bahwa manusia tidak ada kuasa untuk menciptakan apa yang baru saja kalian lihat.
Ini adalah Allah yang bekerja melalui kuasa Kristus yang telah melakukan ini, yang membuktikan kebangkitan-Nya bahwa Dia masih hidup. Petrus segera menarik mereka kepada Kristus, ayat 13, “Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, Allah nenek moyang kita, memuliakan Hamba-Nya Yesus, yang telah kalian serahkan dan sangkal di hadapan Pilatus, ketika dia sudah bertekad untuk melepaskan-Nya.”
Yesus disebut sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub di dalam Matius 24. Stefanus menyebut Yesus sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub dalam KPR 7 ketika ia memberi khotbah yang agung itu dan menceritakan sejarah Israel. Kemuliaan hanya milik Allah. Allah di Perjanjian Lama berkata, “Kemuliaan-Ku tidak akan Kubagikan kepada orang lain, tidak akan Kuberikan kepada orang lain.” Tetapi Allah Bapa itu memberikannya kepada Kristus.
Yesus, berdoa di Yohanes 17, “Kembalikan kepada-Ku kemuliaan yang Kumiliki bersama-Mu dalam kekekalan yang lalu.” Jadi, mujizat itu menarik banyak orang. Dari mana datangnya kekuatan ini? Itu datang dari Allah melalui nama Yesus untuk memuliakan Yesus. Untuk semua pelayanan-Nya, Allah memuliakan Anak-Nya dengan mujizat-mujizat, dan pertunjukan kuasa kreatif, seperti kuasa atas setan, kuasa atas alam, kuasa atas penyakit dan kuasa atas dosa.
Nah, khotbah ini memiliki dua bagian. Pertama ada rasa bersalah, dan kemudian ada kasih karunia. Dan Petrus adalah seperti jaksa penuntut. Dan dakwaannya adalah ini: Israel membunuh Mesias. Kalian telah membunuh Anak Allah. Kata "diserahkan" adalah istilah teknis untuk ditangkap. Dan kemudian di ayat 14, “Tetapi kalian menyangkal Yang Mahakudus dan Yang Benar, dan minta seorang pembunuh diberikan kepada kalian.”
Kalian menyangkal Dia sebagai Mesias kalian. Jadi, kalian menyerahkan Dia karena kalian telah menyangkal Dia, dan kemudian di ayat 15, “dan membunuh Pangeran kehidupan, yang dibangkitkan Allah dari antara orang mati, yang tentangnya kita adalah saksi-saksi-nya.” Orang Romawi tidak didakwa di sini. Orang-orang Israel yang didakwa. Kalian membunuh Pangeran kehidupan. Kesalahan orang Yahudi itu, bukanlah penemuan anti-Yahudi. Inilah persis apa yang dikatakan Alkitab.
Memang, Herodes terlibat. Pilatus terlibat. Orang Romawi non-Yahudi terlibat. Mereka semua memainkan peran. Tetapi dakwaan dalam KPR 3 jelas adalah terhadap Israel. Orang-orang Yahudi memaksa Pilatus ketika Pilatus ingin melepaskan-Nya. Orang-orang Yahudi memilih Barabas daripada Yesus ketika mereka ada kesempatan. Orang-orang Yahudi memaksa Pilatus melawan kehendaknya untuk menyalibkan Yesus. Itu adalah kegagalan keadilan terang-terangan.
Pilatus sebenarnya menyatakan Yesus tidak bersalah enam kali. Dan bangsa Romawi memiliki kode keadilan yang sangat ketat. Dalam KPR 22:25, ketika Paulus diregangkan, dia berkata kepada perwira itu, “Apakah Anda diperbolehkan untuk menyesah orang Romawi?” Komandan itu langsung datang dan berkata kepadanya, “Katakanlah, apakah Anda orang Romawi?” Dan Paulus berkata, “Saya sebenarnya lahir sebagai warga negara.” Karena itu, mereka segera melepaskannya.
Tidak, orang-orang Yahudilah yang menekan masalah ini, yang mendorong Pilatus sampai Kristus, Mesias mereka sendiri mati. Dalam Matius 27:24, Pilatus mengambil air, mencuci tangannya di depan orang banyak sambil berkata, "Aku tidak bersalah atas darah orang ini." Lihatlah kalian sendiri, dan semua orang berkata, “Biar darah-Nya tertanggung atas kita dan atas anak-anak kita.” Kemudian dia melepaskan Barabas untuk mereka.
Dakwaan itu memang benar dan menghancurkan. Dan untuk memperkuat dakwaan itu, Petrus merujuk kepada Tuhan dengan nama-nama mulia. Lihatlah di ayat 13, Dia disebut “Hamba-Nya Yesus,” hamba Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, Allah nenek moyang kita. Dia disebut Yang Kudus dan Yang Benar dalam ayat 14. Kata Ayat 15 Raja kehidupan. Sebutan-sebutan ini hanya meninggikan kejahatan itu.
Mari kita lihat arti sebutan-sebutan ini. Yang pertama terlihat di ayat 13 adalah hamba. Sebenarnya, itulah kata Yunani P-A-I-S. Itu bisa berarti hamba. Tetapi itulah kata Yunani untuk anak laki-laki. Kalian membebaskan dan menyangkal Anak Allah. Kalian membunuh Anak Allah. Bukan hanya Anak, tetapi kalian membunuh Juruselamat Yesus. Apakah artinya Yesus? Yesus adalah kata yang berarti “Yehuwa menyelamatkan” atau “Tuhan adalah keselamatan.”
Ketiga, kalian menyerahkan dan menyangkal Yang Kudus. Mazmur 16 menyebut Mesias sebagai Yang Kudus. Engkau tidak akan membiarkan Yang Kudus melihat korupsi. Lukas 1 menggambarkan bayi yang lahir di Betlehem itu sebagai Anak Kudus. Dia adalah Yang Kudus, yang tidak ada dosa-Nya. Mazmur 16:10 dikutip oleh Petrus dalam khotbah pertama, KPR 2:27, “Engkau tidak akan meninggalkan jiwa-Ku ke alam maut, dan tidak membiarkan Yang Kudus-Mu membusuk.”
Keempat, Yang Maha Benar. Kalian menyangkal Yang Benar, dan sebagai gantinya kalian ingin seorang pembunuh yang tidak benar dibebaskan. Dia suci, tidak berbahaya, tidak tercemar, dan terpisah dari orang-orang berdosa secara alami. Dan Dia tanpa dosa dalam perilaku. Satu-satunya Yang Kudus, satu-satunya Yang Benar. Kalian melakukan itu melawan seruan keadilan, dan kalian melakukannya sebagai pengganti untuk membebaskan seorang pencuri dan pembunuh bernama Barabas.
Kelima, dalam ayat 15, “Kalian mematikan Raja kehidupan.” Kalian menghancurkan Yang adalah kehidupan itu sendiri. Kalian mengambil orang yang mengambil kehidupan sebagai pengganti Dia yang memberi kehidupan. Istilah Pangeran kehidupan itu digunakan di Ibrani 12, yaitu sang penulis, sang pemrakarsa dan sumber kehidupan. Yesus adalah pencipta kehidupan. Tidak ada yang diciptakan tanpa Dia. Oleh Dialah segala sesuatu yang dijadikan berasal di dalam Dia, satu-satunya yang dapat memberi kehidupan.”
Kalian membunuh Dia, dan Allah membangkitkan Dia, dan kami telah melihat Dia. Mengapa Allah membawa kebangkitan? Karena Yesus harus hidup untuk menjadi kuasa yang menyembuhkan orang lumpuh itu. Ayat 16, “Dan nama-Nya, oleh iman dalam nama-Nya, orang ini telah dikuatkan, yang kalian lihat dan kenal. Memang, iman yang datang melalui Yesus telah memberi orang lumpuh ini kesehatan yang sempurna di hadapan kalian semua.”
Yesus sekarang hidup dan Dia berkuasa, dan begitu berkuasa sehingga Dia memberikan kembali kepada orang ini suatu tubuh yang dia tidak pernah kenal seumur hidupnya. Keselamatan itu datang kepada mereka yang menyadari realitas keberdosaan mereka yang celaka. Bagi orang-orang yang berpegang teguh pada keberdosaan mereka, tidak ada harapan. Tetapi saya ingin menutup dengan ayat 17, “Tetapi sekarang, saudara-saudara, aku tahu, bahwa kalian melakukannya dalam ketidaktahuan, sama seperti yang dilakukan oleh penguasa-penguasa kalian.”
Disinilah ada secercah anugerah pertama. Perhatikanlah bahwa itu bukan hanya para penguasa, para pemimpin agama Yahudi, yang menolak Kristus. Mereka memang melakukan ini, tetapi ini juga dengan jelas mendakwa seluruh bangsa itu. Kalian bertindak dalam ketidaktahuan sama seperti penguasa-penguasa kalian juga. Khotbah yang baik adalah sebuah argumen yang sistematis dan masuk akal yang mengarah pada kesimpulan yang tidak dapat disangkal. Petrus mulai seperti seorang jaksa penuntut dengan dakwaan yang sangat kuat.
Dan ketika mereka benar-benar terjepit ke tembok tanpa ada jalan keluar, di dalam kegelapan perbuatan mereka sendiri, dia membuka jendela di ayat 17, “Kalian bertindak dalam ketidaktahuan. Begitu pula para penguasamu.” Dia melanjutkan itu dalam ayat 18, “Tetapi apa yang telah dinubuatkan Allah melalui mulut semua nabi-Nya, bahwa Kristus akan menderita, telah digenapi oleh-Nya.” Allah itu berdaulat tetapi semua orang tetap bertanggung jawab atas dosa-dosa mereka, Amin? Marilah kita berdoa.