Yesus Dikuburkan

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Yesus Dikuburkan

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2022 · 10 April 2022
Kematian, tentu saja, adalah fakta paling pasti tentang kehidupan. Dan kematian menakutkan orang lebih dari apa pun. Itulah sebabnya, dalam kitab Ibrani, penulis memberitahu kita bahwa ketakutan akan kematianlah yang telah mengikat manusia sepanjang hidup mereka. Alkitab memberitahu kita bahwa kematian menghasilkan ketakutan di setiap hati, ketakutan yang tampaknya tidak ada jalan keluarnya, kecuali kebangkitan Yesus Kristus.

Ada orang Kristen yang mengatakan, “Mati adalah keuntungan”; yang berkata, “Hai maut, di manakah sengatmu?” Dan ada beberapa orang yang mungkin bertanya apakah itu perspektif realistis, apakah itu semacam permainan pikiran untuk mengatasi kecemasan ini ketika kita berpikir tentang kematian, tetapi ternyata tidak. Itulah rasional, masuk akal dan benar untuk menantikan kematian dengan antisipasi. Kematian seharusnya tidak membuat kita takut karena ada sang penakluk kematian itu.

Dalam Yohanes 14:19 Yesus berkata, "Karena Aku hidup, kalian juga akan hidup," itulah yang menghilangkan sengat kematian. Itulah Tuhan Yesus Kristus yang menyelamatkan kita dari ketakutan akan kuburan. Dialah yang dalam kematian-Nya menghancurkan kematian. Dia telah menghilangkan sengat maut, menaklukkan terornya, dan membuat kita memandang kematian bukan sebagai bencana tetapi sebagai teman yang mengantar kita ke hadirat Allah dan ke dalam kemuliaan abadi.

Bukti kuasa-Nya atas kematian diberikan dalam Alkitab. Ada nubuatan tentang kematian-Nya dalam Perjanjian Lama. Keempat Injil semuanya membicarakan kematian-Nya. Para penulis surat-surat dan Wahyu mengacu pada kematian-Nya. Tetapi ada juga nubuatan tentang kebangkitan-Nya dalam Perjanjian Lama. Injil semua berfokus pada kebangkitan. Surat-surat Alkitab itu merayakan makna kebangkitan itu.

Bagian Firman malam ini cukup panjang, dan marilah kita lihat dua fitur dalam teks ini. Kematian-Nya dan penguburan-Nya. Dan saya ingin kalian melihat bagaimana masing-masing menunjukkan kuasa-Nya atas hidup dan mati, dan mereka menunjukkan bahwa Dia memang Mesias yang dijanjikan karena mereka menggenapi semua nubuatan spesifik. Dan pada kebangkitan-Nya minggu depan kita akan melihat kesaksian yang paling jelas bahwa Dia adalah Allah dalam daging manusia.

Yesus adalah Mesias; Dia adalah keagungan. Itu juga membuktikan kepada kita bahwa Dia memiliki kuasa kehidupan di dalam diri-Nya, kuasa yang telah Dia janjikan kepada kita. Dalam penderitaan Kristus selama Minggu Sengsara dan kematian-Nya, setidaknya 28 nubuatan Perjanjian Lama telah digenapi. Mereka ditulis di mana saja dari seribu hingga lima ratus tahun sebelum Kristus datang, dan Dia menggenapi semuanya dengan sempurna.

Hampir semuanya digenapi dalam periode 24 jam menjelang penyaliban-Nya, sekali lagi mengingatkan kita bahwa Dia adalah Anak Domba yang disembelih sejak sebelum dunia dijadikan, yang disiapkan oleh Allah, diutus oleh Allah, yang secara khusus menggenapi nubuatan yang telah ditetapkan Allah dalam Perjanjian Lama. Kita hanya akan melihat beberapa saja di antaranya, cukup untuk meyakinkan kita siapakah Yesus ini sebenarnya.

Mari kita lihat dulu kematian-Nya mulai dari ayat 30 sampai ayat 37. Alasan kita takut kematian adalah karena kejutan dalam hal kapan itu akan datang, dan kejutan dalam hal apa yang akan terjadi. Karena orang tidak mati dan hidup kembali, kita tidak tahu apa yang terjadi selain wahyu ilahi dari Alkitab. Umat manusia tidak dapat melihat melampaui kehidupan ini dan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi kematian seperti itu tidak terjadi pada Yesus.

Dalam Yohanes 10:17 Yesus berkata, “Itulah sebabnya Bapa mengasihi Aku, karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk mengambilnya kembali. Tidak ada seorang pun yang mengambilnya dari-Ku, tetapi Aku meletakkannya atas inisiatif-Ku sendiri. Aku memiliki wewenang untuk meletakkannya, dan Aku memiliki wewenang untuk mengambilnya kembali. Perintah ini Aku terima dari Bapa-Ku.” Tidak ada yang dapat mengambil nyawa-Nya dari Dia, bahkan Allah. Allah minta Dia untuk memberikan hidup-Nya, dan Dia setuju.

Dan tentunya bukan Setan yang memegang kuasa maut dan akibatnya manusia ketakutan. Lihatlah ayat 30, “Karena itu, ketika Yesus menerima anggur asam, Dia berkata, ‘Sudah selesai!’ Dan Dia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan roh-Nya.” Dia meneriakkan kata-kata itu, "Sudah selesai." supaya semua orang dapat mendengar bahwa pekerjaan penebusan itu telah dilakukan, upah dosa telah dibayar, dan keadilan Allah telah dipuaskan.

Keselamatan dimenangkan, Setan dikalahkan, dan dosa dihancurkan. Yesus tahu penuh tentang semua itu. Dia tahu bahwa setiap detail spesifik dari rencana Allah telah digenapi. Setiap nubuatan telah diselesaikan. Dia telah mengatakan apa yang perlu dikatakan; Dia telah melakukan apa yang perlu dilakukan dan kemudian dengan sengaja Dia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan roh-Nya. Ini bukanlah kematian korban; itulah kematian pemenang.

Fakta bahwa Dia mati ketika Dia mati adalah strategis bagi banyak nubuatan, dan sangat strategis untuk mengidentifikasi Dia sebagai Raja kehidupan yang berkuasa atas kematian. Yesus mati sekitar pukul 15:00, dan itu sangat cepat bagi seseorang yang telah disalibkan. Tahukah Anda bahwa banyak orang yang disalibkan bertahan selama tiga hari di kayu salib? Dan Yesus hanya ada di salib selama beberapa jam saja.

Pencuri-pencuri itu, yang kurang kuat dibanding Yesus dan tidak terlalu dicambuk, hidup lebih lama dari Dia. Mereka menderita lebih banyak rasa sakit fisik. Tetapi tampaknya ada pembencian khusus terhadap Yesus yang membuat cambukan itu lebih parah. Tetapi penjelasannya adalah bahwa Yesus sendiri memutuskan untuk menyerahkan nyawa-Nya. Dia memerintah kematian untuk mengambil nyawa-Nya karena Dia berada di jadwal ilahi, dan Dia harus menggenapi beberapa nubuatan.

Ayat 31, “Oleh karena itu, orang-orang Yahudi memutuskan, karena hari itu adalah hari persiapan, supaya mayat-mayat janganlah dibiarkan di kayu salib pada hari Sabat (karena hari Sabat adalah hari raya). Mereka minta Pilatus agar kaki mereka dipatahkan, dan mereka dibawa pergi.” Itulah harinya sebelum hari Pelewatan, sebelum Sabat. Itu adalah hari penting, artinya itulah hari Sabat Pelewatan, yang lebih suci dari semua Sabat lainnya.

Dan orang-orang Yahudi ingin supaya mayat-mayat itu dipindahkan sebelum hari Sabat dimulai. Prioritas inilah tanda kemunafikan. Jelas baunya sangat menyengat. Inilah orang-orang bodoh yang telah membunuh Anak Allah yang hidup. Mereka telah menolak realitas Mesias mereka sendiri. Mereka telah menyangkal Allah. Mereka adalah penghujat terburuk, tetapi mereka ingin memastikan bahwa mereka mempertahankan bentuk agama mereka.

Mereka mengingat sebuah bagian firman di Ulangan 21:22 - 23, “Jika ada orang yang telah melakukan dosa yang patut dihukum mati dan dia dibunuh dan kalian menggantungnya di pohon, mayatnya janganlah digantung sepanjang malam, tetapi kalian harus menguburnya pada hari yang sama supaya kalian tidak menajiskan tanahmu.” Dan mungkin mereka menerapkannya pada saat ini, dan mereka tidak ingin tanah itu dinajiskan pada hari Sabat.

Hari sudah semakin sore. Dan hari Sabat dimulai saat matahari terbenam. Jadi, mereka pergi ke Pilatus, dan minta izin Romawi untuk mempercepat kematian orang-orang itu di kayu salib dengan mematahkan kaki-kaki mereka. Ayat 32 mengatakan, “Maka para prajurit itu datang dan mematahkan kaki orang kriminal pertama dan yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Dia.” Alasannya adalah karena orang itu mati dalam penyaliban karena mereka tidak bisa bernapas.

Orang yang bergantung di kayu salib akan mendorong dirinya ke atas dengan menggunakan kakinya, mendorong dirinya ke atas agar dapat bernapas. Jadi, tubuh itu naik ke atas dan ke bawah salib hanya untuk sanggup bernapas. Untuk mencegah korban itu hidup, para prajurit datang dan mematahkan kakinya. Karena tidak mampu mendorong keatas, tubuh itu jatuh, dan dia tidak bisa bernapas dan langsung dia mati.

Tetapi ketika mereka datang kepada Yesus, secara menakjubkan, Dia sudah mati. Dikatakan dalam ayat 33, “Tetapi ketika mereka datang kepada Yesus, ketika mereka melihat bahwa Dia sudah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya.” Yesus menyerahkan roh-Nya sendiri karena itulah rencana Allah: untuk menggenapi nubuatan dan untuk membuktikan bahwa Dia adalah Allah. Dalam Bilangan 9:12, dikatakan bahwa tulang domba Pelewatan tidak akan dipatahkan. Dan Yesus adalah Anak Domba Pelewatan.

Tetapi ada nubuatan khusus dalam Mazmur 34:20, “Dia melindungi semua tulang-Nya, dan tidak satupun yang patah.” Jadi, Yesus dalam kematian-Nya menggenapi nubuatan. Ayat 36, “Sebab semuanya itu terjadi, supaya genaplah Alkitab itu.” Para prajurit Romawi yang datang untuk mematahkan kaki para korban sangat ahli dalam menentukan kematian. Mereka tidak ada untungnya untuk mengarang fakta bahwa Yesus sudah mati.

Itulah bukti utama bahwa Yesus benar-benar mati dan itu mengesampingkan teori-teori yang mengatakan bahwa Yesus tidak benar-benar mati; Dia hanya mengalami semacam koma dan Dia hidup kembali oleh rempah-rempah dan kesejukan makam itu. Dan jika tidak ada kematian, maka tidak ada kebangkitan. Para prajurit ini benar tahu kalau orang itu mati ketika mereka melihatnya, dan mereka bersaksi bahwa Dia sudah mati. Jadi supaya tidak ada keraguan, bacalah ayat berikutnya.

Ayat 34, “Satu orang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan langsung keluar darah dan air.” Ini juga menggenapi nubuatan. Lihatlah ayat 37, “Dan lagi ada ayat lain yang mengatakan, 'Mereka akan memandang kepada Dia yang mereka tikam.'” Zakharia 12:10 mengatakan bahwa Mesias akan ditikam, tetapi pada suatu hari nanti orang-orang Yahudi akan melihat Yang ditusuk itu dan percaya.

Yohanes mengatakan, bahwa dia melihat darah dan air langsung keluar. Inilah bukti lain bahwa Dia benar-benar mati. Penjelasan fisiologisnya adalah bahwa Yesus mati karena patah hati sebagai akibat dari penderitaan mental yang hebat. Kematian seperti itu akan terjadi secara instan, dan darah yang mengalir ke perikardium akan menggumpal menjadi gumpalan darah merah dan air serum jernih yang disebut air di sini.

Ayat 35, “Dan dia yang melihat telah bersaksi, dan kesaksiannya itu benar; dan dia tahu bahwa dia mengatakan kebenaran, supaya kalian juga percaya.” Yohanes berkata, “Saya menulis apa yang benar. Saya bersaksi tentang apa yang benar. Aku mengatakan kebenaran kepada kalian, supaya kalian percaya.” Yohanes 20:31, “Ini semua tertulis supaya kalian dapat percaya, bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah; dan dengan kepercayaan itu, kalian memiliki hidup dalam nama-Nya.”

Ayat 36, “Sebab demikianlah itu dilakukan supaya Kitab Suci digenapi, “Tidak satupun dari tulang-tulang-Nya akan dipatahkan.” Dan Yesus tidak dibunuh oleh tombak itu; itu hanya mengungkapkan bahwa Dia sudah mati, karena Dia memberikan hidup-Nya tepat pada jadwal ilahi. Jadi, kalian melihat keilahian Kristus. Bahkan kalian melihat kuasa-Nya yang diekspresikan dalam kematian-Nya. Dan Yohanes mengatakan bahwa segala sesuatu itu terjadi seperti yang diceritakan.

Di sini Yesus menunjukkan kuasa atas kematian bahkan ketika mati. Dalam Yesaya 53:9, sang nabi berkata tentang Mesias, “Kuburannya ditetapkan bersama orang-orang fasik, tetapi Ia bersama orang kaya dalam kematian-Nya.” Mesias seharusnya dimakamkan di tempat yang disiapkan untuk penjahat biasa. Bahkan, orang Romawi tidak mengubur mereka; mereka hanya dibuang untuk dimakan burung pemakan bangkai dan anjing pemulung.

Tetapi ternyata Dia di kuburkan di tempat orang kaya dalam kematian-Nya. Tetapi bagaimana itu mungkin? Ayat 38, “Dan sesudah semuanya itu, Yusuf dari Arimatea yang adalah seorang murid rahasia, karena dia takut akan orang-orang Yahudi, minta Pilatus supaya ia dapat mengambil mayat Yesus; dan Pilatus memberi izin kepadanya. Oleh karena itu, dia datang dan mengambil tubuh Yesus.” Yesus bergerak di dalam hati orang kaya itu untuk menggenapi Alkitab.

Sebenarnya, dia itu seorang pengecut. Mengapa tiba-tiba, pada periode waktu yang paling eksplosif, yang berpotensi mematikan dalam sejarah kehidupan Yesus, ia akan mengekspos dirinya sendiri? Dan bukan hanya memperlihatkan dirinya sebagai murid Yesus kepada orang-orang di sekitarnya, tetapi juga kepada Pilatus yang, dari semua orang, memegang kuasa hidup dan mati. Tetapi dia melakukan itu karena Kristus menggerakkan hati-Nya.

Keempat Injil memberitahu kita tentang Yusuf dari Arimatea. Dia orang kaya, saleh, dan benar. Dia adalah anggota Sanhedrin. Dia hadir waktu Yesus diadili, tetapi karena takut kepada para pemimpin Yahudi, dia tidak menyatakan imannya. Tetapi ketika Yesus menggerakkan hatinya untuk menggenapi nubuatan, dia pergi ke Pilatus dan minta tubuh Yesus. Dan dia harus bertindak cepat, karena tubuh ini harus berada di kuburan sebelum matahari terbenam.

Mengapa? Karena di Matius 12:40, dikatakan bahwa Yesus harus berada di dalam kuburan tiga hari tiga malam. Itu bukan berarti tiga periode 24 jam. Bagi orang Yahudi, siang dan malam adalah istilah yang menunjukkan satu bagian dari hari 24 jam dalam hal gelap dan terang. Dan orang-orang Yahudi berbicara tentang hari sebagai siang dan malam. Dia harus berada di kuburan itu sebelum matahari terbenam sehingga hari Jumat itu dapat dihitung sebagai salah satu dari tiga hari itu.

Ayat 39, “Dan Nikodemus, yang pada dulu datang pada malam hari kepada Yesus, juga datang membawa campuran mur dan gaharu, yang kira-kira beratnya seratus pon.” Dalam Yohanes 3, Nikodemus juga, selain Yusuf dari Arimatea, telah menjadi pengikut Yesus Kristus. Bumbu itu banyak sekali. Dan itulah jumlah yang biasanya digunakan untuk mengurapi tubuh seorang raja atau orang kaya yang hebat.

Ayat 40, “Mereka mengambil mayat Yesus, dan membungkus-Nya dengan kain lenan dengan rempah-rempah, seperti kebiasaan penguburan orang Yahudi.” Dan kita juga tahu, bahwa beberapa wanita membantu mereka dalam membungkus tubuh-Nya. Dan mereka hanya menaburkan campuran mur dan gaharu ini. Itu adalah wewangian. Itu mengurangi bau busuk dari tubuh yang membusuk itu. Mereka tidak membalsem. Mereka tidak mengeluarkan darah; mereka hanya menggunakan campuran ini.

Ayat 41, “Nah di tempat Dia disalibkan ada sebuah taman, dan di dalam taman itu ada kuburan baru yang belum pernah dipakai.” Ayat 42, “Karena itu, oleh karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, dan karena kuburan itu dekat, mereka membaringkan Yesus di sana.” Setiap detail diatur untuk mencapai tujuan Allah. Semuanya dilakukan dengan cepat supaya Yesus dikuburkan sebelum matahari terbenam.

Jadi, mereka menganggap hari Jumat itu sebagai hari pertama, meskipun Dia berada di dalam kuburan itu hanya beberapa jam sebelum matahari terbenam. Hari Sabat itu adalah hari kedua; dan meskipun Dia bangun pagi-pagi pada hari Minggu pagi, Dia sudah berada di kuburan 12 jam pada hari ketiga. Ini sangat penting bahwa Yesus berada di dalam kuburan itu pada hari Jumat karena nubuatan dari bibir-Nya sendiri, perlu digenapi sepenuhnya bahwa Dia akan berada di dalam kuburan selama tiga hari dan tiga malam. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content