Doa Terbesar

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Doa Terbesar

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2022 · 27 February 2022
Inilah pandangan terakhir kita pada Yohanes 17. Marilah kita lihat tiga ayat terakhir, 24, “Bapa, Aku ingin agar mereka juga, yang Engkau berikan kepada-Ku, ada bersama-sama dengan Aku di mana Aku berada, supaya mereka dapat melihat kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku; karena Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. 25 O Bapa yang benar! Dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau; dan mereka ini tahu, bahwa Engkau mengutus Aku.”

26 Dan Aku telah menyatakan kepada mereka nama-Mu, dan Aku akan menyatakannya, agar kasih yang dengannya Engkau mengasihi Aku, ada di dalam mereka, dan Aku di dalam mereka.” Bagian terakhir dari doa ini, diberikan dalam ayat 24: “Bapa, Aku ingin mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, ada bersama-sama dengan Aku.” Itulah janji kepada setiap orang yang ditebus, setiap orang yang dibenarkan, dan setiap orang yang adalah pengikut Kristus.

Pada suatu hari kita akan berada di surga bersama Dia. Itulah akhir yang mulia, akhir yang tak terlukiskan yang kita semua cari dan dambakan. Tetapi pada kenyataannya kita menjalani hidup kita di bumi, sehingga sulit bagi kita untuk mengalami antisipasi nyata untuk surga. Seberapa sering Anda berpikir tentang surga? Seberapa sering Anda berpikir tentang bebas dari dosa? Seberapa sering Anda berpikir tentang menjadi kudus?

Apakah Anda berpikir tentang berada di hadirat Tuhan Yesus Kristus? Daud dalam Mazmur 16:11 mengatakan, “Di hadapan-Mu ada sukacita penuh; di tangan kanan-Mu ada kesenangan untuk selama-lamanya.” Apakah Anda mengerti apa yang Paulus maksud ketika dia menulis, “Keinginan saya adalah untuk berangkat dan tinggal bersama Kristus, karena itu jauh lebih baik”? Apakah Anda memahami kerinduan hatinya untuk absen dari tubuh dan ada bersama Tuhan?

Sebagai orang percaya di Kolose 3:1 kita telah diberitahu untuk, “teruslah mencari hal-hal yang di atas, di mana ada Kristus, yang duduk di sebelah kanan Allah.” Tetapi saya khawatir kita benar-benar tidak memahami realitas apakah surga itu. Memang, itulah tempat yang nyata, tetapi itu tidak didefinisikan sebagai tempat tetapi sebagai pribadi. Daud berkata, "Di hadirat-Mu, di tangan kanan-Mu, di situlah letak sukacita, di situlah kesenangan disimpan."

Kita tahu sesuatu tentang surga. Tetapi mudah untuk terjebak dalam deskripsi itu suatu tempat dan tidak mengerti bahwa hati surga adalah pribadi Tuhan Yesus Kristus. Kita tidak akan pernah melihat Allah karena Allah tidak kelihatan. Kita tidak akan pernah melihat Roh Kudus karena Dia tidak kelihatan. Tetapi kita akan melihat Kristus. Kita akan masuk ke dalam kasih, suka cita, kepuasan dan pemenuhan yang ada di luar pemahaman.

Kita sebenarnya harus hidup sepanjang waktu dalam penantian penuh akan surga. Bapa kami ada di sana, begitulah cara kami berdoa: “Bapa kami yang ada di surga.” Rekan-rekan seiman kita yang telah meninggal ada di sana, generasi dari mereka yang terdaftar di surga, “roh orang-orang benar yang disempurnakan.” Nama-nama kita ada di sana, yang berarti ada tempat yang adalah milik kita, kita ada hak.

Dalam Lukas 10:20 Yesus berkata, “Janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepada kalian, tetapi bersukacitalah karena namamu tercatat di surga.” Kewarganegaraan kita ada di sana. Warisan kita ada di sana - warisan yang “tidak dapat binasa, tidak tercemar, tidak akan pudar, disimpan di surga bagi kita.” Kekudusan kita ada di sana. Kesempurnaan kita ada di sana. Kita tidak berdosa di sana. Dan upah kekal kita ada di sana.

Tuhan kita berkata dalam Matius 5:12, “Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga.” Tetapi yang paling penting, Juruselamat kita ada di sana, yang berdiri di sebelah kanan Allah. Menurut Kisah Para Rasul 7:56, ketika Stefanus melihat ke atas, dia melihat Juruselamat berdiri di sebelah kanan Allah. Dia pergi ke sana untuk mempersiapkan tempat bagi kita di rumah Bapa. Surga itu semuanya tentang berada bersama Dia; Juruselamat kita ada di sana.

Tujuan Allah dalam keselamatan adalah untuk membawa kita ke surga. Dari kekekalan yang lalu, ketika Dia memilih siapa yang akan berada di surga, hingga kekekalan di masa depan, ketika semua yang Dia pilih akan berada di surga, Allah sedang menggenapi rencana-Nya. Ibrani 2:10 mengatakan, “Sebab sudah sepatutnya bagi Allah yang memiliki segala sesuatu, dan melalui Dia segala sesuatu terjadi, untuk membawa banyak anak kepada kemuliaan, untuk menyempurnakan pencipta keselamatan mereka melalui penderitaan.”

Allah dipuaskan, digenapi dan dimuliakan dalam kasih. Allah ingin lebih banyak anak untuk dikasihi. Jadi Bapa memutuskan untuk menciptakan alam semesta itu. Dia mengizinkan ada dosa dan Kejatuhan untuk menunjukkan belas kasihan-Nya, anugerah-Nya, dan keselamatan-Nya. Dia mengutus Anak-Nya sendiri untuk mati dan menggantikan anak-anak, untuk menebus mereka dari penghakiman, supaya keadilan-Nya dapat dipuaskan dan Dia mengampuni dosa mereka serta membawa mereka kepada kemuliaan.

Tuhan Yesus juga adalah Imam Besar Agung yang mendoakan kita ke dalam kemuliaan, dan itulah yang terjadi dalam Yohanes 17. Dia bukan hanya hidup bagi kita kehidupan sempurna yang dapat diperhitungkan kepada rekening kita; Dia bukan hanya mati bagi kita untuk menjadi korban bagi dosa kita; Dia bukan hanya bangkit bagi kita untuk memberi kita kehidupan; tetapi Dia selalu hidup, untuk membuat syafaat bagi kita, untuk mendoakan kita ke dalam kemuliaan melawan semua serangan dan semua dosa.

Yesus Kristus berdiri di sebelah kanan Allah Bapa atas nama kita, sebagai pengacara pembelaan kita, untuk mendoakan kita ke dalam kemuliaan. Itulah yang disebut Paulus dalam Roma 5 sebagai pekerjaannya yang "lebih banyak lagi". Kematian-Nya hanya berlangsung beberapa jam di kayu salib, kebangkitan-Nya selesai setelah beberapa hari. Tetapi syafaat-Nya berlangsung terus sepanjang waktu. Dalam Yohanes 17, kita melihat satu-satunya contoh doa syafaat-Nya untuk membawa anak-anak kepada kemuliaan.

Tuhan kita ada dua permintaan akhir dari Allah Bapa. Yang pertama adalah doa untuk pembaruan orang percaya, bahwa kita akan menjadi satu di dunia, dan itu adalah ayat 21-23. Yang berarti bahwa mereka adalah satu dalam arti bahwa mereka memiliki hidup kekal, bahwa mereka dapat menjadi satu dalam arti, mereka lahir kembali dalam hidup yang dimiliki bersama oleh Bapa dan Anak. Inilah doa untuk kehidupan internal, kehidupan Allah bagi semua orang percaya.

Yesus sedang berbicara tentang menjadikan mereka satu, dalam arti bahwa Kita adalah satu: "Aku di dalam mereka, Engkau di dalam Aku, supaya mereka disempurnakan dalam kesatuan." Teks aslinya di sini adalah apa yang kita sebut sebagai ‘perfect passive participle’, “telah disempurnakan,” suatu tindakan yang sudah tercapai. “Saya berdoa supaya mereka telah disempurnakan pada saat mereka ada di dunia.” Dia membicarakan kita yang ditebus; yang dibaharui, yang memiliki kesatuan hidup kekal.

Jadi dunia dapat melihat transformasi itu, apa yang terjadi oleh kuasa Allah melalui Injil. Kita kemudian diutus ke seluruh dunia untuk menunjukkannya saat kita memberitakan Injil. Dia berdoa untuk keselamatan orang-orang yang percaya, dan bahwa mereka akan diberikan kehidupan kekal yang sepenuhnya milik Allah Tritunggal itu. Seperti 1 Korintus 6:17, “Barangsiapa mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh.”

Itu akan muncul dalam pekerjaan baik yang telah ditetapkan untuk kita sebelumnya (Efesus 2:10). Itu akan muncul dalam buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kelembutan, kebaikan, iman, kelemahlembutan, penguasaan diri. Nah ada satu permintaan akhir. Yang kedua adalah, doa untuk pemuliaan dan supaya kita menjadi satu di surga. Inilah yang terpenting: Anak berdoa kepada Bapa untuk membawa semua anak pilihan-Nya kepada kemuliaan.

Dengarkanlah Paulus dalam Kolose 1:3-5, “Kami mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang selalu berdoa untuk kalian, 4 karena kami telah mendengar tentang imanmu kepada Yesus Kristus dan kasih yang kalian miliki untuk semua orang kudus; 5 karena harapan yang disediakan bagimu di surga.” Paulus berkata, saya seperti Kristus; saya telah mendengar tentang iman kalian. Dan sekarang saya berdoa berdasarkan harapan kalian agar kalian masuk surga.

Ayat 24 mengatakan, “Bapa, Aku ingin supaya mereka juga, yang Engkau berikan kepada-Ku, ada bersama-sama dengan Aku di mana Aku berada, supaya mereka dapat melihat kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku.” Dia ingin berada bersama kita. Dia tidak ingin bersama semua orang; Dia hanya ingin “mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku.” Apa yang memberi kita nilai bukanlah intrinsik kita. Itu terjadi karena kita adalah hadiah kasih pilihan Bapa kepada Anak, yang adalah semuanya yang terikat dalam kasih itu.

Itu terjadi karena Bapa memilih kita sebagai hadiah kasih Bapa. Itu adalah Bapa yang mencintai Anak dan Anak mencintai Bapa, dan kita terjebak di tengah-tengah mereka. Efesus 1:3 mengatakan, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah memberkati kita dengan segala berkat rohani di sorga di dalam Kristus, sama seperti Dia memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan.”

Dia pasti tidak membicarakan Yerusalem di mana Dia berada ketika Dia berdoa itu. Dia tidak membicarakan Getsemani di mana Dia berada beberapa saat setelah doa ini. Dia membicarakan surga. Itu ada di pikiran-Nya, kembali di ayat 11: “Aku tidak lagi di dunia; namun mereka sendiri ada di dunia, dan Aku akan datang kepada kalian.” Ayat 13: “Sekarang Aku datang kepada-Mu.” Keinginan-Nya adalah untuk persekutuan abadi dengan kita.

Allah mau memberi lebih banyak kasih daripada apa yang Dia berikan kepada Anak-Nya. Dia ingin lebih banyak anak-anak. Itulah sebabnya Efesus 1:5 mengatakan, “Allah memilih kita untuk mengadopsi kita sebagai anak.” Kita adalah anak-anak Allah, yang diberikan sebagai pengantin kolektif bagi Kristus. Kita menuju ke surga untuk berada bersama Dia.” Mazmur 23, “Kita akan diam di rumah Tuhan untuk selama-lamanya.” Dia ingin berada bersama kita, karena kita adalah hadiah kasih Bapa kepada-Nya.

Dalam 1 Yohanes 3:1 kita membaca, “Lihatlah betapa besar kasih yang telah dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah.” Kita sangat dikasihi oleh Bapa. Kita tidak pantas mendapatkannya. Hanya atas dasar pilihan dan kedaulatan Allah, kita telah diberikan kepada Kristus, kita telah menjadi anak-anak Allah. Dunia tidak tahu hal ini. Mengapa? Yohannes berkata, “Karena itu tidak tampak seperti apa keadaan kita nantinya.”

Tetapi kita tahu bahwa ketika Dia muncul, kita akan menjadi seperti Dia karena kita akan melihat Dia apa adanya.” Surga itu sama dengan melihat Kristus, berada bersama-Nya. Nah, jika Anda orang percaya, Anda tidak sepenuhnya mencintai dunia. “Jika kalian mencintai dunia,” kata 1 Yohanes 2, “kasih Bapa tidak ada di dalam kalian.” Salah satu keinginanku adalah untuk mengisi hidup kalian dengan realitas Kristus, sehingga Dia menarik keluar semua kasih sayang kalian.

Dan jika Anda sangat mencintai Kristus, maka surga itu menjadi pemenuhan. Mengapa Dia ingin kita ada bersama-Nya? Dua alasan. Alasan pertama, ayat 24: “Supaya mereka melihat kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku.” Ketika Dia turun ke bumi, kemuliaan-Nya terselubung. Yohanes 1:14 mengatakan, “Kami telah melihat kemuliaan-Nya, kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh anugerah dan kebenaran.” Kami melihat kemuliaan-Nya dinyatakan dalam kasih karunia dan kebenaran.

Kemuliaan-Nya yang sejati terselubung, tetapi sifat-sifat-Nya bersinar keluar. Hanya ada satu saat dimana mereka melihat kemuliaan-Nya sekilas di Gunung Perubahan Rupa, dalam Matius 17, dan mereka semua benar-benar jatuh waktu melihat sekejap dari kemuliaan-Nya yang tidak terselubung. Tetapi sekarang kita hanya tahu itu oleh iman. Paulus diberi beberapa penglihatan, tetapi penglihatan itu membutakan di Jalan Damsyik. Tetapi ketika kita sampai ke surga, kita akan melihat Dia apa adanya.

Menurut Anda apakah yang akan Anda lihat? Lupakanlah omong kosong di semua buku yang ditulis oleh orang-orang yang tidak masuk surga tetapi yang mengatakan mereka masuk. Ketika Anda melihat Dia sebagaimana adanya, Anda akan melihat Dia seperti apa yang digambarkan di Wahyu 21. Sekarang kita hanya dapat melihat sebagian dari surga. Bahannya itu jasper. Kota ini emas murni seperti kaca bening. Ada batu mulia yang menghiasi fondasi di ayat 19-20.

Dan kemudian ada mutiara cemerlang yang memantulkan warna pelangi. Dan semua jalanan adalah kaca transparan. Anda sedang melihat Yerusalem Baru, ibu kota surga tanpa batas. Tidak ada batas, tidak ada akhir. “Dan tidak ada bait suci,” ayat 22, “karena Tuhan Allah Yang Mahakuasa dan Anak Domba itu adalah bait-sucinya. Dan kota itu tidak membutuhkan matahari atau bulan untuk menyinarinya.”

Tidak perlu ada cahaya apa pun, “karena kemuliaan Allah telah meneranginya, dan lampunya adalah Anak Domba itu.” Ada satu cahaya di surga yang tak terbatas dan itu adalah Kristus. Semua orang akan berjalan dalam cahaya-Nya. Dan tidak akan ada malam.” Dalam Wahyu 22:3, “Tidak akan ada lagi kutukan; takhta Allah dan Anak Domba akan ada di dalamnya... hamba-hamba-Nya akan melayani Dia; dan mereka akan melihat wajah-Nya.”

Mengapa Dia ingin kita melihat kemuliaan ini? Karena Aku ingin mereka melihat bahwa Engkau mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Bagaimana itu terhubung? Semua kemuliaan yang diberikan kepada-Ku untuk menjadi Lampu surga tanpa batas adalah ekspresi kasih Bapa kepada-Ku.” Ketika Anda masuk surga dan Anda melihat kemuliaan Kristus, Anda akan tahu betapa besarnya Bapa mengasihi Anak.

Kita akan melihat kemuliaan yang memancar dari Kristus dimana Dia adalah satu-satunya cahaya di surga abadi yang tak terbatas untuk selamanya. Kita dikasihi ke surga, supaya kita bisa melihat betapa banyak Bapa mengasihi Anak. Kita akan meluangkan waktu untuk selamanya memuji dan menghormati Juruselamat dan Penebus kita saat kita melihat kemuliaan-Nya. Dan, kedua, untuk mengetahui kasih-Nya, bukan hanya untuk melihat bahwa Dia adalah kasih, tetapi untuk mengalami kasih-Nya.

Lihatlah ayat 25 dan 26, “Ya Bapa yang saleh! Dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau; dan mereka ini tahu bahwa Engkau mengutus Aku. 26 Dan Aku telah menyatakan nama-Mu kepada mereka, dan akan menyatakan itu, supaya kasih yang dengannya Engkau mengasihi Aku ada di dalam mereka, dan Aku ada di dalam mereka.” Kata Kristus, “Aku akan terus membuat nama-Mu terkenal, dan Aku akan mengumpulkan semua anak-anak-Mu yang terkasih.”

Mengapa? Inilah tujuan kedua, “supaya kasih yang dengannya Engkau mengasihi Aku ada di dalam mereka, dan Aku ada di dalam mereka.” Aku ingin mereka ada bersama-Ku untuk mengetahui cinta-Ku, cinta yang dengannya Engkau mencintai Aku.” Aku ingin mereka di sini untuk mengalami kasih-Ku. Dan, itu termasuk bahwa kita akan mengasihi Dia kembali. Pekerjaan perantara-Nya, untuk membawa kita kepada kemuliaan, adalah untuk membawa kita ke dalam kasih yang tak terpahami itu; dan Dia akan membawa kita ke sana.

Allah dalam esensi-Nya yang luar biasa tidak terlihat oleh mata kita, dan itu akan demikian untuk selama-lamanya; kita tidak pernah akan melihat Dia. Juga Dia tidak dapat dipahami oleh pikiran kita, karena tidak ada yang dapat memahami dengan sempurna apa yang tidak terbatas. Pemandangan yang diberkati dan kita yang diberkati akan selalu melihat Allah di dalam wajah Kristus. Kita akan mencerminkan kemuliaan itu di seluruh surga. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content