Kelahiran Yesus menggenapi Nubuatan
Published by Stanley Pouw in 2020 · 20 December 2020
Pada saat kita sampai di Matius 2, kelahiran Kristus telah berakhir. Tetapi makna dari Matius 2 adalah untuk memberitahu kita bahwa Yesus dalam peristiwa sekitar kelahiran-Nya menggenapi nubuatan Perjanjian Lama. Yesaya berkata bahwa Yesus akan lahir dari seorang perawan, dan itu terjadi. Dan nabi itu mengatakannya tujuh ratus tahun sebelum Yesus lahir. Mikha berkata bahwa Yesus akan lahir di Betlehem, dan memang itu terjadi.
Hosea berkata bahwa Yesus akan dipanggil keluar dari Mesir, dan Dia dipanggil. Dan banyak nabi berkata Dia berasal dari Nazaret, dan itu benar. Dan Matius menyusun nubuat-nubuat khusus itu, untuk membuktikan bahwa anak ini memang Raja yang dijanjikan. Matius 1 menjelaskan bahwa Anak itu memiliki mandat Raja: lahir dari keturunan Abraham dan dari garis keturunan Daud, yaitu garis keturunan raja.
Kemudian setelah menetapkan bahwa inilah Raja yang dijanjikan berdasarkan silsilah-Nya, Matius kemudian menetapkan bahwa anak ini memang Raja yang dijanjikan berdasarkan kelahiran perawan-Nya. Itu berarti bahwa Dia tidak memiliki bapa duniawi. Roh Kudus-lah yang menempatkan benih itu di dalam telur Maria yang menjadi anak yang bertumbuh di dalam rahimnya, dan lahirlah Yesus, Anak Allah.
Dan kemudian Matius lebih lanjut menetapkan mandat Yesus Kristus sebagai Raja dan Mesias yang dijanjikan dengan melihat penggenapan nubuatan. Satu nubuatan yang jelas dan tepat muncul di akhir Matius 1. Matius mengutip dari Yesaya 7:14, “Sesungguhnya, seorang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan Dia akan dinamakan Immanuel,” yang berarti 'Allah bersama kami'.
Jadi nubuatan pertama adalah Yesaya 7:14, bahwa Mesias akan lahir dari seorang perawan. Tidak ada manusia yang pernah atau akan lahir tanpa sumber manusia untuk sperma yang menghamili sel telur. Hanya Yesus Kristus dapat lahir dari perawan. Dia adalah laki-laki karena Dia datang dari rahim Maria; dan Dia adalah Allah karena Dia dibenihkan oleh Roh Kudus. Dan nubuatan itu digenapi tujuh ratus tahun setelah Yesaya menubuatkannya.
Matius 2 memberi kita lebih banyak nubuatan. Mereka itu berhubungan dengan lokasi. Nubuatan pertama berkaitan dengan Betlehem. Nubuatan kedua berkaitan dengan Mesir. Nubuat ketiga berkaitan dengan Rama, dan nubuat keempat berkaitan dengan kota bernama Nazareth. Yesus menggenapi semuanya. Inilah kompleks nubuatan yang membuktikan bahwa kelahiran Yesus Kristus, sang Mesias, bukanlah kebetulan.
Ada terlalu banyak komponen yang dinubuatkan. Itu harus diatur oleh Allah, dan fakta bahwa kelahiran Kristus dikaitkan dengan Betlehem, seperti yang dikatakan Mikha; dengan Mesir, seperti yang dikatakan Hosea; dengan Rama, seperti yang dikatakan Yeremia; dan dengan Nazareth, seperti yang dikatakan banyak nabi, adalah bukti cukup bahwa Dia, pada kenyataannya, adalah Mesias yang telah dinubuatkan.
Marilah kita mulai dengan nubuatan pertama: kelahiran di Betlehem. Matius 2:1-2; 5-6, “Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari timur ke Yerusalem 2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di timur dan kami datang untuk menyembah Dia." 5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi.”
“6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” Nah inilah yang pertama dari elemen lokasi ini dalam kelahiran Kristus. Itu berasal dari nabi Mikha, dan dikatakan bahwa Dia akan lahir di Betlehem. Sekarang ingatlah bahwa orang majus adalah pembuat raja berbudaya elit.
Mereka telah dipengaruhi Perjanjian Lama, karena kerajaan selatan Yehuda itu ditawan ke Babilonia. Dan bersama itu datang Perjanjian Lama dan nabi Daniel, dan nabi Yehezkiel yang juga ditangkap waktu itu. Dan itu bertumbuh menjadi harapan bahwa akan datang Raja Agung yang dijanjikan Perjanjian Lama; dan orang-orang majus ini sedang menunggukan hal itu.
Dan kemudian mereka diberi tanda, sebuah bintang di langit. Mereka mengikuti itu dan datang ke Yerusalem mencari Raja ini. Nah, kemungkinan itu merupakan ancaman besar bagi Raja Herodes. Herodes, adalah orang berpikiran kecil, yang merasa tidak aman dan jahat, yang setelah mendengar bahwa seorang raja orang Yahudi telah lahir akan melakukan segala yang mungkin untuk memastikan bahwa raja ini dibunuh saat masih bayi.
Dan orang majus ini bertanya kepadanya, “Di manakah Raja ini akan lahir? Kami telah melihat bintang-Nya. Kami ingin menemukan Dia.” Ayat 7-8, “Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. 8 Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu.” Dan itu mengarah pada penggenapan nubuatan itu, seperti yang tercatat di Mikha 5:2.
Pesan Mikha kepada orang-orang Yahudi memberi mereka pengetahuan tentang betapa buruknya kepemimpinan mereka. Itulah konteksnya dalam Mikha 5:2, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda. Dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala.” Di tengah semua korupsi ini Mikha berkata, “Akan datang seorang pemimpin yang dari kekekalan.”
Dan Mikha sedang membicarakan sang Mesias, Penguasa sejati, dan Raja segala raja. Nah Anda dapat kembali ke Matius 2 dan menemukan bahwa memang itulah tepat yang terjadi. Dan Matius menambahkan dalam ayat 6, “yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” Yesus lahir di Betlehem, dan dengan demikian ada nubuatan Perjanjian Lama eksplisit yang mengatakan bahwa Yesus akan lahir di Betlehem; dan memang Dia lahir disitu.
Nubuatan kedua dalam Matius 2 adalah tentang kepergian ke Mesir. Pertama, kelahiran di Betlehem; kedua, kepergian ke Mesir. lihatlah ayat 13, “Setelah orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir, dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.”
Ayat 14, “Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir.” Nah mengapa Dia harus pergi ke Mesir? Itu perjalanan seratus duapuluh kilometer berjalan kaki untuk sampai ke perbatasan, dan seratus enam puluh kilometer lagi untuk sampai ke pusat tanah Mesir di mana ada orang tinggal. Itulah perjalanan berhari-hari. Dan Maria dan Yusuf harus mengurus anak kecil yang berusia di antara satu dan dua tahun.
Itulah sebabnya Herodes membantai semua bayi berusia dua tahun ke bawah. Dan mengapa itu perlu? Ayat 15, “dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” Nah, inilah satu nubuatan yang maknanya terbatas. Dengan kata lain, tidak ada yang khusus penting untuk pergi ke Mesir.
Tetapi Mesir telah menjadi koloni Yahudi, dipenuhi dengan pengungsi Yahudi di mana mereka dapat menemukan orang-orang yang peduli dan mendukung mereka. Selama empat ratus tahun tanpa berita alkitabiah itu, ada beberapa hal serius yang terjadi di Israel, seperti Pemberontakan Makabe. Dan karena aktivitas-aktivitas teroris tersebut, ada orang Yahudi yang mengungsi ke Mesir dan bermigrasi ke sana.
Hosea 11:1, “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku itu.” Allah telah memilih Israel untuk menjadi anak-Nya ketika mereka masih berada di Mesir, dan menjadikan mereka sebuah bangsa, dan memimpin mereka ke Tanah Perjanjian. Itulah pentingnya Hosea 11:1. Dan yang ada di balik itu adalah kasih Allah yang besar. Ini dikatakan di dalam Ulangan 32 di mana Allah telah memilih Israel karena kasih-Nya yang besar. Itulah kepentingan Hosea 11:1.
Hosea mengkhotbahkan penghakiman. Ia berurusan dengan kejahatan Israel, yaitu keterlibatan dalam penyembahan berhala dengan segala dosanya. Jadi pesan Hosea adalah kegagalan dan kemerosotan Israel, dan dia mengkhotbahkan itu tetapi dia melakukan lebih dari sekedar memberitakannya; dia mengilustrasikannya dengan kehidupannya sendiri dalam ilustrasi yang paling grafis. Hosea menikah dengan seorang wanita bernama Gomer. Dan ternyata dia itu seorang pelacur.
Dia mengejar kekasih lain; dan dalam pelacurannya menghasilkan anak-anak haram. Dan Hosea menamakan salah satunya dengan nama "Bukan Anakku". Namun terlepas dari apa yang isterinya lakukan, dia sangat mengasihinya; dan bukan menolaknya, dia mengikutinya kemana-mana dan memastikan bahwa semua kebutuhannya terpenuhi. Dan akhirnya Hosea membelinya kembali dari pasar. Isterinya benar-benar telanjang bulat, sedang dijual, dan Hosea mengambilnya kembali sebagai istrinya.
Nah, itulah ilustrasi grafis hubungan Allah dengan Israel. Dan pesan dari Hosea adalah: sama seperti Hosea menikahi Gomer, Allah telah mengambil Israel sebagai istrinya. Sama seperti Gomer tidak setia kepada Hosea, begitu juga Israel tidak setia kepada Allah. Sama seperti Gomer diperbudak oleh pecinta-pecintanya, begitu pula Israel diperbudak oleh negara-negara penyembah berhala di mana mereka telah menempatkan kasih mereka. Dan, Allah akan memulihkan Israel.
Jadi pesan Hosea adalah pesan patah hati. Dan pada saat itulah Allah berkata, "Apakah kamu mengerti bahwa dari Mesir Aku memanggil Anak-Ku?" Dan Allah kembali kepada kasih yang memulai itu. Kalau Anda membaca Hosea Anda akan mengerti itu, tetapi Anda tidak akan mengerti bahwa ada hubungannya dengan Yesus. Namun pada dasarnya, ini adalah tipe nubuatan bahwa Yesus akan dipanggil keluar dari Mesir.
Tidak ada sesuatu di dalam Perjanjian Lama yang adalah semacam tipe dari Kristus sampai Perjanjian Baru mengatakan demikian. Jika Perjanjian Baru mengatakan iya, memang demikian. Ini adalah nubuatan tipe yang digenapi dalam Yesus Kristus seperti yang dicatat dalam Perjanjian Baru. Nah sekarang itu masuk akal, karena Israel, pada saat itu, adalah tipe Kristus. Kristus disebut dalam Yesaya sebagai hamba Tuhan, dan begitu pula Israel. Israel adalah anak Allah; begitu juga Kristus.
Marilah kita ke nubuatan ketiga, tangisan di Rama, sekarang kita sampai di lokasi lain. Ayat 16, “Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.” Dia membantai setiap anak untuk mencegah ada orang yang bertumbuh dan menjadi ancaman bagi tahtanya.
Ayat 17-18, Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 18 "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.” Bayangkan kengerian di Betlehem itu, ketika Herodes mengirim tentaranya untuk menikam anak-anak kecil itu, atau memenggal kepala mereka. Tetapi ini menggenapi nubuatan Yeremia.
Yeremia 31:15, “Beginilah firman Tuhan: Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.” Yeremia bernubuat sebelum orang Israel itu dibawa ke penahanan. Dan akan ada tangisan yang luar biasa di Rama, sebuah desa di perbatasan utara dan selatan kerajaan, di mana orang-orang diangkut ke tawanan.
Tapi bagaimana Rahel terlibat? Karena, di sini tertulis, "Rahel menangis untuk anak-anaknya." Nah, Rahel adalah ibu dari kedua kerajaan tersebut. Yusuf, melahirkan dua putra, Efraim dan Manasye; dan Efraim selalu diidentifikasikan dengan kerajaan utara. Tetapi Rahel juga adalah ibu dari Benyamin yang adalah bagian dari kerajaan selatan. Jadi Rahel menangisi keduanya, karena dia adalah ibu dari kedua-duanya.
Yeremia melihat ini dalam nubuatannya, tapi dia juga melihat nubuatan lain. Jika Anda mempelajari Alkitab dan jika Anda sedang membacanya, kita menyebut itu sebagai penggenapan yang dekat-jauh. Maksud jauh membawa kita pada kelahiran Kristus. Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih. Satu setengah kilometer di sebelah utara Betlehem ada daerah yang dikenal sebagai Rama. Dan orang selalu berkata, "Itulah makam Rahel."
Dan pada masa Kristus, makam Rahel juga ada di sana. Jadi ada Rama yang berbeda, bukan tempat tinggi di utara Yerusalem, tapi Rama baru di sebelah selatan, di mana ada makam Rahel. Betapa tepatnya bahwa Allah mengatur semua itu untuk menyatukan penggenapan yang dekat dan jauh. Maka di Rama yang lain, di daerah makam Rahel, ibu-ibu kembali menangis karena anak-anak mereka dibunuh.
Kemudian nubuatan keempat tentang Nazaret. Ayat 19-20, “Setelah Herodes meninggal, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir. 20 "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu sudah mati.” Inilah ketiga kalinya Allah berbicara dalam mimpi. Ayat 21, "Lalu Yusuf bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel.”
Ayat 22-23, “Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut pergi ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. 23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.” Ini adalah rumah asli Yusuf; dan dia harus kembali ke sana.
Di mana di dalam Perjanjian Lama mereka mengatakan ini? Jawaban: Itu tidak ada. Dikatakan bahwa para nabi mengatakannya. Mereka memang mengatakan itu, tetapi itu tidak dicatat di dalam Perjanjian Lama. Itulah salah satu dari banyak nubuatan yang tidak dicatat di dalam Perjanjian Lama. Ada referensi dalam buku Yudas tentang nubuatan Henokh, yang juga tidak dicatat dalam Perjanjian Lama. Tetapi di sini Roh Kudus mengacu kepadanya.
Ada nubuatan tertulis; nubuatan tipologis; penggenapan ganda, nubuatan jauh dan dekat; dan ada nubuatan yang tidak tercatat di dalam Perjanjian Lama. Dari setiap bagian dari semua materi nubuatan ini, semuanya berfokus pada Kristus: yang lahir di Betlehem, yang datang dari Mesir, di Rama ada tangisan, dan Dia pergi ke Nazaret dan menjadi orang Nazaret. Semua ini digenapkan di dalam Yesus Kristus oleh kuasa Allah. Kebenaran yang luar biasa untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias, Amin? Marilah kita berdoa.