Memberi makan kepada Ribuan

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Memberi makan kepada Ribuan

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2020 · 13 December 2020

Kita akan mempelajari salah satu cerita yang paling dikenal di dalam Alkitab. Itu disebut memberi makan kepada lima ribu orang. Dari semua mujizat yang pernah Yesus lakukan, inilah mujizat yang paling masif dalam jumlah yang sangat banyak. Jika Anda menambahkan lima ribu pria, ditambah wanita dan anak-anak, jumlahnya dua puluh lima ribu orang dan Dia menciptakan makanan untuk mereka. Dan mereka adalah peserta mujizat karena mereka makan makanannya.

Itu unik karena itu adalah mujizat yang menciptakan. Ada mujizat pemulihan di mana Dia memberi penglihatan kembali kepada orang-orang buta, dan pendengaran bagi orang-orang tuli, dan memulihkan orang lumpuh serta menyembuhkan penyakit. Kita dapat menyebutnya restoratif karena jelas ada elemen kreatif karena Anda mendapatkan organ baru dan anggota tubuh baru dan semua itu. Dan ada beberapa mujizat transformatif.

Itulah yang terjadi ketika Dia mengubah air menjadi anggur. Tetapi disini Dia menciptakan makanan dari ketiadaan untuk memberi makan dua puluh lima ribu orang. Itu adalah kesaksian yang mengejutkan tentang identitas Yesus Kristus sebagai Allah dalam daging manusia, dan itulah sebabnya kejadian ini ada di keempat Injil. Dan itu tidak bisa diperdebatkan karena banyaknya peserta saksi mata yang berpartisipasi dalam mujizat besar ini.

Itu tidak pernah disangkal sampai zaman yang lebih modern ketika ada kritikus yang memutuskan bahwa itu sebenarnya bukan mujizat. Apa yang sebenarnya terjadi adalah seorang anak laki-laki memberikan makan siangnya jadi semua orang mengambil dari ransel mereka dan mengeluarkan makanan apa pun yang ada. Kita akan melihat bahwa itu adalah kemustahilan mutlak yang hanya akan muncul di benak para skeptis yang menyangkal keilahian Yesus Kristus.

Ini adalah mujizat yang besar sekali dan inilah mukjizat keempat yang dicatat Yohanes dalam Injilnya. Nah Yohanes mulai dengan menetapkan identitas Yesus di Yohanes 1:1, “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Jadi Yohanes mulai dengan memberi tahu kita bahwa Yesus adalah Allah. Itu terbukti karena segala sesuatu yang diciptakan diciptakan oleh-Nya dalam Yohanes 1:3.

Itu terbukti karena Yesus bukanlah penerima kehidupan seperti yang dikatakan ayat 4, tetapi Dia adalah sumber kehidupan. Ayat 14, “Firman,” yaitu Anak Allah yang kekal, “telah menjadi manusia dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Ayat 18 menambahkan, “Tidak ada yang pernah melihat Allah.”

Segala sesuatu dalam Injil Yohanes dirancang agar sesuai dengan tema itu untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah yang kekal dalam bentuk manusia. Dan kemudian ada bukti mujizat-mujizat dan mujizat dalam Yohanes 6 ini sangat unik. Bukti keilahian-Nya terikat dalam mujizat yang Dia lakukan. Tidak pernah ada kesaksian yang menolak mujizat itu nyata. Ada terlalu banyak mujizat yang menunjukkan keilahian-Nya.

Bahkan Nikodemus berkata, "Tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau lakukan jika Allah tidak menyertai Engkau.” Mereka tidak tahu bagaimana memproses hal ini. Ingatlah mereka monoteis, mereka percaya pada satu Allah saja. Mereka belum sepenuhnya mampu memahami Tritunggal bahwa Allah itu satu namun ada tiga pribadi. Mereka tidak dapat memahami hal itu dalam monoteisme mereka. Mereka tidak dapat memproses bagaimana Yesus bisa menjadi Allah dan berada bersama dengan Allah. Jadi mereka menolaknya.

Ingatlah sekarang, kemurtadan bergenerasi itu tertanam dalam sekali dalam pikiran mereka. Dan ketika ada orang datang dan berkata, "Aku adalah Allah," itu terdengar seperti seseorang yang bersaingan dengan Allah. Jadi meskipun semua tanda-tanda membuktikan bahwa Yesus adalah Allah, mereka mengalami kesulitan dengan hal itu. Bahkan mereka menolaknya berdasarkan alasan agama. Mereka menolak Dia karena mereka tidak suka pesan-Nya.

Jadi, meskipun semua bukti, mereka menolak Yesus. Bahkan, mereka memutuskan bahwa Dia adalah penghujat yang paling ekstrim karena Dia mengaku dirinya Allah dan Dia tidak menurut hukum Sabat mereka, yang pada dasarnya adalah menyerang sistem mereka. Jadi mereka mencoba membunuh Dia. Tidak pernah menyangkal mujizat, mereka menyangkal pembuat mujizat itu. Tidak pernah menolak apa yang Dia lakukan, mereka menolak Dia sendiri. Inilah penipuan agama palsu itu.

Sudah lama sekali, dan Yesus tidak berada lagi di Yudea di sebelah selatan, Dia sekarang berada di Galilea di seberang Laut Galilea. Dia pergi ke sana untuk pelayanan Galilea, tetapi Dia juga pergi ke sana karena Dia sadar bahwa para pemimpin Israel ingin membunuh-Nya. Dan untuk menghindari kematian sebelum waktunya, Dia pergi mencari isolasi di Galilea.

Yesus juga tahu bahwa Yohanes Pembaptis telah dieksekusi. Jadi mereka tahu ancaman itu dan Dia ada di sana di daerah pedesaan jauh dari apa yang terjadi di Yudea. Dan apakah dilakukan-Nya? Kapernaum adalah markas besar-Nya dan Dia berkeliling ke desa-desa di Galilea yang Dia lakukan lebih dari setahun, dan Dia menyembuhkan orang dan mengajar tentang Kerajaan Allah. Dalam proses itu, banyak sekali orang tertarik.

Nah di sebelah timur Laut Galilea ada rute yang paling banyak diambil orang untuk pergi ke Yerusalem, dan perayaan hari Pelewatan sudah dekat, jadi para peziarah juga datang ke sana untuk pergi ke Yerusalem. Jadi sekarang ada arus besar umat manusia yang menuruni jalan di sisi timur Laut Galilea, ditambah kerumunan besar yang sudah ada di sana. Dan itulah keadaannya saat kita tiba di Laut Galilea.

Yesus pergi ke sisi lain. Kita tahu itu karena kita ada catatan tentang ini di dalam Matius, Markus dan Lukas. Dan murid-murid-Nya dan Yesus naik perahu. Mengapa ke sisi lain? Kedua belas murid baru saja kembali dari misi berkhotbah dan mengajar yang dicatat di Markus 6, jadi mereka telah bekerja keras, dan Yesus ingin menarik mereka kembali dan berkumpul serta mengajari mereka lebih banyak tentang apa yang terjadi.

Jadi ke sanalah mereka pergi untuk retret kecil. Dan seperti biasa Yesus ingin naik ke gunung untuk duduk bersama para murid-Nya. Namun, ayat 2 mengatakan, “Orang banyak berbondong mengikuti Dia.” Mereka berjalan di pinggir pantai, kata Matius 14, dari semua kota dan desa di mana pun untuk mengikuti-Nya. Dan Markus 6:33 mengatakan mereka datang di sepanjang pantai utara. Jadi banyak orang berkumpul.

Apakah yang menarik mereka? Ayat 2, “Karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.” Itu adalah penyembuhan. Itu selalu dilakukan dalam nama Yesus karena Setan selalu ingin mendiskreditkan-Nya. Mereka tidak tahu penyakit mereka itu apa. Tidak ada diagnosis benar tentang masalah penyakit selain hal-hal yang jelas seperti patah tulang. Jadi mereka tidak ada harapan.

Jika ada seseorang yang bisa menyembuhkan semua penyakit mereka dan memberi mereka makanan gratis, inilah yang terbaik bagi mereka. Jadi orang banyak ini mengikuti Yesus, karena mereka tertarik oleh penyembuhan itu karena semuanya memiliki suatu masalah. Mereka datang untuk mujizat duniawi, bukan kata-kata yang menghasilkan hidup kekal. Ketika Yesus mulai mengucapkan kata-kata kekal pada akhir Yohanes 6, mereka semua lari. Banyak dari murid-Nya pergi begitu saja.

Yesus ingin supaya orang-orang memperhatikan perkataan-Nya. Tetapi mereka tidak pernah bisa melewati keinginan daging mereka. Ayat 3, "Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk disitu dengan murid-murid-Nya." Ayat 4, “Dan hari Pelewatan, hari raya orang Yahudi sudah dekat.” Ini benar menambahkan orang ke kerumunan itu. Itulah orang-orang yang mementingkan hal-hal duniawi, seperti kesejahteraan pribadi, dan kesejahteraan nasional. Mereka ingin apa yang diinginkan oleh semua orang yang belum lahir baru.

Kemudian kita bertemu dengan murid-murid yang tidak percaya ini, mulai dari ayat 5, “Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya.” Yesus mungkin ada di sana cukup lama karena Matius 14:14 mengatakan Dia sepanjang hari itu menyembuhkan mereka yang sakit. Lukas 9:11 mengatakan Dia terus berbicara tentang Kerajaan Allah. Dan Markus 6:34 mengatakan Dia tergerak oleh belas kasihan karena mereka seperti domba tanpa gembala.

Menjelang malam, para murid, menurut Matius 14:15, datang kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.” Ayat 5 melanjutkan, “Maka berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Mengapa Yesus menanyakan pertanyaan ini kepada Filipus?

Inilah kata pengantar Yesus yang menjelaskan sebuah situasi yang tidak ada jalan keluar. Tidak ada sumber daya disitu. Inilah tempat terpencil dan tidak ada tempat untuk beli roti untuk orang sebanyak itu. Dan Yesus benar-benar tidak mencari bantuan dari Filipus. Dia tidak cari saran orang. Ayat 6 mengatakan, “Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.”

Apakah ujiannya? Ujiannya adalah untuk mencari tahu seberapa besar iman Filipus itu. Ceritanya sangat berbeda seandainya Filipus berkata, “Tuhan, mengapa Engkau menanyakan ini padaku? Engkau telah menjadikan segalanya. Engkau adalah sang Pencipta. Kami telah melihat Engkau mencipta.” Kelemahan rohani para murid itu kembali muncul. Mereka melihat mujizat terus menerus, tetapi mereka tidak percaya akan ada mujizat dalam situasi ini.

Jadi ini semua tentang menguji murid-murid dan membangun iman mereka. Yesus tahu persis apa yang akan Dia lakukan. Ayat 7, “Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Jadi sekarang kita tahu inilah situasi yang mustahil. Mereka berada di tempat telantar. Mereka tidak punya uang. Mereka tidak ada roti yang tersedia untuk begitu banyak orang.

Ayat 8-9, “Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: 9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Nah mengapa dia tiba-tiba muncul entah dari mana? Nah, menurut Markus 6:38, Yesus berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Carilah di kerumunan, lihatlah apa yang ada.

Ini bukan pelajaran tentang berbagi karena mereka tidak dapat menemukan apa- pun. Lima roti dan dua ikan, tetapi apakah ini di antara begitu banyak orang? Ini sarkastik. Apakah Anda bercanda? Ini jauh melampaui kenyataan, atau solusi yang masuk akal. Dan memang itulah makan siang yang sangat khas. Mereka menanam gandum dan mereka cari ikan di laut dan itu adalah makanan khas, beberapa roti dan beberapa ikan.

Kata Yesus di ayat 10, “’Suruhlah orang-orang itu duduk.’ Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.” Markus 6:40 mengatakan, “Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.” Tempatkan mereka dalam blok, lima puluh di sini, lima puluh di sini, seratus di sini, seratus di sini, dengan lorong-lorong di antaranya. Itulah yang harus dilakukan jika Anda membagikan mereka, ada ruang di antaranya.

Matius 14:21 mengatakan, “Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.” Di mana ada laki-laki, ada perempuan, dan ada anak-anak. Di seluruh lereng bukit yang berumput, orang-orang ini sedang duduk. Bagaimana begitu banyak orang mau nurut saja, ini dijelaskan oleh faktanya bahwa Yesus memiliki begitu banyak otoritas melalui mujizat-mujizat yang telah Dia lakukan, sehingga mereka melakukan apa pun yang Dia perintahkan kepada mereka.

Ayat 11, “Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur kepada Allah, dan membagi-bagikannya kepada orang-orang.” Tanpa gembar-gembor, tanpa suara dari surga, tidak ada kilat, tidak ada guntur, Dia membagikan kepada mereka yang duduk. “demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.” Yesus menciptakan semua itu. Inilah roti yang tidak pernah berasal dari gandum, itulah ikan yang tidak pernah berenang.

Itu adalah roti terbaik yang pernah dimakan siapa pun, itu adalah roti yang tidak terkutuk. Saya tidak tahu seperti apa roti tak terkutuk itu. Mungkin seperti manna yang datang dari surga. Akibatnya, Yesus membagikan kepada semua orang yang duduk dan mereka dapat mengambil sebanyak mereka mau. Itu bukanlah suatu pelajaran berbagi. Jika ada beberapa orang yang memiliki makanan dan yang lain tidak, dan jika mereka membagi-bagikan makanan itu, semua orang pasti dapat kurang dari apa yang mereka inginkan.

Ayat 12, “Dan setelah mereka semua kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: Kumpulkanlah potongan-potongan yang kelebihan supaya tidak ada yang terbuang.” Berapa banyak dari mereka yang menceritakan kisah kepada anak-anak mereka tentang makanan paling enak yang pernah mereka makan? Dan kemudian masih ada lagi. Ayat 13, “Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang kelebihan setelah orang makan.”

Itu benar cukup bagi para murid, untuk kedua belas itu. Ini adalah mujizat kreatif yang sangat kuat, tetapi itu juga mujizat kreatif yang tepat. Itulah tepat yang diinginkan semua orang dan juga yang dibutuhkan para Rasul. Ketepatan mujizat ini sama menakjubkan dengan kekuatan mujizat ini. Yesus dapat melakukan ini kapan saja Dia mau. Dan Dia melakukannya lagi beberapa saat kemudian untuk empat ribu orang.

Bagaimana mungkin mereka tidak mengerti siapakah Dia? Sementara para murid mencoba untuk menyatukan iman mereka dalam menghadapi semua ini, kita sampai pada poin terakhir di sini. Penobatan palsu di ayat 14, “Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata, “Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia.” Ini adalah nabi yang dijanjikan dalam Ulangan 18:15 - 19 yang lebih besar dari Musa.

Jadi apakah yang mereka lakukan? Apakah mereka berkata, "Marilah kita dengarkan apa yang Dia katakan?" Tidak. Mereka mencoba menjadikan Dia Raja karena Dia bisa melakukan semua mujizat itu, menyembuhkan semua orang dan memberi makan kepada semua orang. Ayat 15, “Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.” Penulis lain mengatakan Dia mengutus murid-murid-Nya untuk pergi ke seberang danau dengan perahu.

Yesus ini tidak mau menjadi pemberi nafkah sementara. Dan itulah juga keinginan orang sekarang ini. Yesus sebagai pengkhotbah kemakmuran adalah Yesus palsu karena Yesus yang benar tidak ada disitu. Mereka seharusnya berkata, “Ajarilah kami kebenaran dari Allah.” Dia memanggil orang-orang berdosa untuk berduka atas dosa mereka, untuk merasa patah hati, untuk bertobat, untuk mengakui Dia sebagai Tuhan yang berdaulat, untuk taat kepada-Nya, untuk hidup bagi Dia, untuk melayani Dia sebagai budak-Nya dan yang rela menderita untuk Dia. Apakah Anda rela? Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content