Yesus adalah Allah
Published by Stanley Pouw in 2020 · 8 November 2020
Yesus mengklaim bahwa Dia sama dengan Allah dan itu menyebabkan kita ada tiga pilihan. Pilihan pertama, itu adalah klaim yang benar dan Dia setara dengan Allah. Pilihan kedua: klaim itu salah dan Dia tahu itu salah. Itu berarti Dia adalah penghujat sengaja karena Dia tahu itu dusta. Pilihan ketiga adalah bahwa klaim tersebut salah, dan Dia tidak tahu itu salah, yang dalam hal ini berarti otaknya tidak berfungsi. Dia orang gila.
Itu adalah satu-satunya pilihan yang ada. Nah, sampai saat itu Dia telah membuktikan bahwa kedua pilihan terakhir tidak masuk akal karena seorang penipu dan orang gila tidak dapat membangkitkan orang mati. Dan mereka tidak mengendalikan dunia iblis, dan mereka tidak menyembuhkan penyakit, dan mereka tidak menguasai alam. Semuanya itu telah Dia lakukan. Dan mereka tidak dapat berbicara dengan kebijaksanaan ilahi dengan wawasan mahatahu.
Hanya ada satu kemungkinan. Yesus adalah siapa yang Dia klaim. Mujizat-Nya tidak pernah disangkal. Bacalah keempat Injil, tidak pernah ada satu ayat pun, atau satu baris yang menunjukkan bahwa mukjizat-Nya ditolak. Mereka semua supranatural, mereka dilakukan di mana-mana dan mereka semua dilakukan seperti itu terus menerus. Dia menunjukkan pengetahuan, kebijaksanaan dan wawasan supranatural. Dan pembuat mukjizat itu bukan penipu.
Dia melakukan mujizat-mujizat-Nya di hadapan banyak orang hari demi hari, secara harfiah itu jumlahnya sampai ratusan ribu saksi mata. Orang banyak mengikuti Dia kemanapun Dia pergi. Meskipun dengan rasa ingin tahu yang dangkal dan kita langsung tahu hal itu setelah Yohanes 6, ketika mereka mulai meninggalkan-Nya. Dan ini menunjukkan lagi kekuatan agama palsu yang mengikat mereka. Agama palsu itu menawan orang-orang.
Paulus berkata dalam 2 Korintus 4:4, “pikiran mereka telah dibutakan oleh ilah zaman ini.” Yang Dia maksud adalah bahwa Setan yang menyamar sebagai malaikat terang menciptakan sistem-sistem agama palsu yang memperbudak dan membutakan orang. Dan sistem Yudaisme yang dikendalikan oleh setan yang murtad itu, begitu kuat sehingga orang-orang tetap lari kembali ke pemimpin palsu mereka walaupun perbuatan Yesus begitu banyak.
Itu diilustrasikan dalam Yohanes 5. Yesus pergi ke kolam Betsaida pada hari Sabat, Dia menemukan seorang pria lumpuh di sana yang telah berada di sana selama 38 tahun. Yesus datang, dan orang lumpuh tidak tahu siapakah Dia, dan Dia berkata, “Angkatlah tempat tidurmu dan berjalanlah.” Dia langsung mengangkat tempat tidurnya dan berjalan, secara instan, seluruh tubuhnya sembuh total. Pria itu berjalan pergi. Dan itu terjadi pada hari Sabat.
Para pemimpin Yahudi menyalahkan Yesus karena Dia bekerja pada hari Sabat. Yesus pergi ke Bait Suci untuk mencari pria itu setelah dia pergi. Yesus menemu-kannya di Bait Suci, dan pada saat itu mengungkapkan diri-Nya kepadanya, dan mengakhiri percakapan itu dengan berkata kepada pria itu, "Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi, Anda harus bertobat." Tetapi pria itu tidak mengikuti Yesus, dia kembali ke para pemimpin Yahudi dan menyerahkan Yesus.
Itu miniatur untuk seluruh bangsa. Yesus menyembuhkan orang di mana-mana terus menerus dalam pelayanan-Nya selama tiga tahun, tetapi mereka tetap saja kembali ke sistem agama mereka. Setan menciptakan bentuk Yudaisme itu untuk menahan orang dalam perbudakan. Kenyataannya adalah bahwa Yesus datang untuk membawa keselamatan, pertama ke bangsa Israel, tetapi itu ditolak oleh sistem agama palsu orang-orang Farisi dan ahli Taurat.
Nah ceramah-Nya kepada para pemimpin Yahudi ini ada dalam Yohanes 5:17-47. Tetapi hanya dalam ayat-ayat ini, Tuhan kita telah menyatakan kesetaraan-Nya dengan Allah dalam enam cara. Minggu lalu kita hanya melihat beberapa yang pertama. Jawaban singkatnya adalah ini: Aku melakukan apa pun yang Aku pilih, kapan pun Aku ingin melakukannya karena Aku adalah Allah. Aku tidak tunduk pada hukum kalian. Hari Sabat dibuat untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat.
Pertama, Yesus setara dengan sifat Allah. Ayat 17, “Dia menjawab mereka, 'Bapa-Ku bekerja sampai sekarang maka Akupun bekerja juga.” Yesus berkata, “Sifat-Ku sama dengan Allah.” Dan kemudian menambahkan, Dia berkata, "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang," dengan kata lain, Allah Bapa tidak memperhatikan hari Sabat, Bapa tidak beristirahat, dan Akupun tidak. Dia sedang bekerja dan Aku bekerja juga.
Kedua, dalam ayat 19 dan 20 Yesus menyatakan diri-Nya setara dengan Allah dalam pekerjaan. Yesus dan Bapa-Nya bersifat satu, dan karena itu mereka bersatu dalam fungsi, bersatu dalam tugas dan bersatu dalam pekerjaan. Anak tidak bekerja secara independen dari Bapa. Dia memberi tahu para pemimpin Yahudi bahwa Dia hanya melakukan apa yang Bapa lakukan. Dengan kata lain, kasih Bapa begitu sempurna sehingga Bapa tidak ada rahasia dari Anak.
Yesus selalu tahu segalanya, Dia tahu segalanya untuk selamanya, Bapa itu ingin supaya Dia selalu tahu segala sesuatu yang perlu diketahui, tidak ada rahasia dalam Tritunggal. Bapa tidak mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh Anak-Nya, Bapa tidak melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh Anak-Nya. Bapa tidak menghendaki sesuatu yang tidak diinginkan oleh Anak karena kasih itu sempurna dalam Tritunggal.
Jadi di ayat 20, Yesus berkata, “Bapa akan menunjukkan pekerjaan yang lebih besar lagi dari ini sehingga kamu menjadi heran.” Dan apakah pekerjaan yang lebih besar? Ayat 21 dan 22, kebangkitan terakhir dan penghakiman terakhir. Apapun yang orang-orang pikirkan tentang Yesus akan diselesaikan pada akhirnya ketika orang-orang yang menolak Kristus dibangkitkan dari kematian oleh kuasa Kristus dan menghadapi Dia sebagai hakim yang kekal.
Ketiga, di sinilah kita berakhir Minggu lalu, Yesus mengklaim setara dengan Allah dalam kuasa. Kita menggunakan kata "kuasa" untuk segala macam hal. Tetapi inilah kuasa tertinggi. Ayat 21, “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.” Kekuatan tertinggi di alam semesta adalah kemampuan untuk memberi kehidupan. Dalam Kisah Para Rasul 17, Paulus membicarakan Allah yang memberi hidup dan nafas kepada semuanya.
Ingatlah tentang Firman yang adalah Kristus, Yohanes 1:3-4 berkata, “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 4 Dalam Dia ada hidup.” Allah yang kekal memiliki hidup sebagai atribut tanpa ada penyebab. Anda diberi kehidupan oleh orang tua Anda dan semuanya kembali ke suatu titik waktu ketika tidak ada kehidupan, kecuali Allah Tritunggal yang adalah kehidupan kekal dan Dialah yang memberi hidup untuk segalanya.
Dan itu datang dalam berbagai bentuk. Kita berbicara tentang kehidupan biologis. Kita memahami bahwa itu mencakup manusia dan semua makhluk hidup. Bahkan ada kehidupan yang tidak bernyawa. Anda mungkin menganggap bahwa benda itu tidak hidup, tetapi itu bergerak dengan kecepatan dan kerumitan yang tak terhitung karena atom-atomnya bergerak tanpa henti, didorong oleh energi internal yang tak terlihat dan tak terhitung.
Ada juga kehidupan lain yang tak terlihat yang merupakan kehidupan spiritual yang tidak dapat kita lihat dari orang tetapi terbukti. Semuanya dari seluruh alam semesta, apakah itu benda mati, atau hidup, terlihat atau tidak terlihat semuanya datang dari Allah yang membuat segalanya, atau dari Kristus yang tanpanya tidak ada yang jadi dari segala yang telah dijadikan. Tidak ada sesuatu pun yang diciptakan tanpa Dia ingin itu berada. Tidak ada sesuatu yang muncul melalui proses evolusi apa pun.
Nomor empat, Yesus setara dengan Allah dalam otoritas. Kejadian 18:25 mengatakan, "Allah Bapa adalah hakim atas seluruh bumi." Orang Yahudi benar-benar percaya itu. Dengarkanlah apa yang Yesus katakan di ayat 22, “Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak.” Realitas internal dalam Tritunggal ini sangat sulit untuk kita pahami keseluruhnya karena sulit untuk memahami bahwa Dia adalah Allah namun juga bersama Allah.
Sulit untuk memahami bahwa Allah adalah hakim, namun Kristuslah yang menghakimi karena kita tidak dapat memahami cara kerja internal Tritunggal. Dan misteri yang mendalam itu sendiri membuktikan kepada Anda bahwa Alkitab itu ditulis oleh Allah, karena manusia akan menyelesaikan jenis paradoks yang tampak seperti itu. Dalam Kejadian 1, Allah menciptakan; dalam Yohanes 1, Anak menciptakan. Dalam Perjanjian Lama, Allah adalah hakim; dalam Perjanjian Baru, Anak adalah hakim.
Bagaimana itu mungkin? Karena Anak melakukan segala sesuatu yang dilakukan Bapa dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Bapa. Yesus mengklaim bahwa Dia adalah hakim tertinggi dari semua makhluk. Di Yohanes 3:18, Dia berkata, “Barangsiapa percaya kepada-Nya, yaitu di dalam Anak, tidak akan dihukum. Barangsiapa tidak percaya, sudah berada dibawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”
Dan ungkapan dalam ayat itu 'sudah berada dibawah hukuman' berarti bahwa orang tidak menunggu penghakiman di hari depan. Ini adalah ilusi agama, bahwa Anda menjalani hidup Anda dan jika yang baik lebih banyak daripada yang buruk, Allah tahu, pada akhirnya Dia akan menghakimi. Tidak. Semua kebaikan itu tidak berarti apapun juga dalam kekekalan Anda. Anda telah diadili karena Anda tidak percaya Anak.
Nah bagaimana dengan penghakiman akhir? Itu hanya eksekusi. Keputusan dibuat ketika Anda tiba di dunia ini dan menolak Anak dan itu terus adalah keputusan yang sama sampai saat Anda percaya. Dan jika Anda tidak pernah percaya, keputusan itu telah ditetapkan. Penghakiman terakhir hanyalah eksekusi. Perbuatan baik yang Anda lakukan sepanjang hidup tidak ada artinya. Jadi Anak setara dengan Bapa dalam penghakiman.
Ayat 23, “Supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.” Karena Anak Allah adalah alasan Anda ada dan Anak itu yang menentukan nasib kekal Anda, karena Anak adalah awal dan akhir, karena Anak adalah alfa dan omega, Anak Allah itu harus dihormati sama seperti Bapa dihormati.
Itu adalah klaim yang luar biasa yang datang dari seorang pria yang berdiri di sana yang sedang berbicara dengan mereka. Ini adalah konsekuensi dari semua klaim sebelumnya, sehingga satu-satunya jawaban yang benar yang mungkin untuk Dia yang menciptakan segalanya dan yang akan membawa segalanya ke penyempurnaannya, dan yang menopang segalanya dengan perkataan kuasa-Nya, satu-satunya tanggapan yang mungkin adalah bahwa Dia harus dihormati dengan cara yang sama seperti Allah Bapa dihormati.
Dalam Yohanes 6:28, orang-orang berkata, “Apakah yang harus kami perbuat supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Apakah yang Allah inginkan dari kita? “29 Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” Ingatlah pada saat ada pembaptisan, Allah berkata dari surga, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi.” Dengarkanlah Yohanes 15:23, “Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku.”
Cukup populer saat ini, untuk membayangkan bahwa orang Yahudi pada khususnya tidak perlu percaya kepada Kristus, bahwa entah bagaimana jika mereka hanya orang Yahudi yang baik dan mereka percaya Perjanjian Lama dan percaya pada Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, Allah Pencipta dari Perjanjian Lama itu, bahwa Allah tidak mengharuskan mereka untuk percaya Yesus. Itu adalah pemikiran populer yang ditawarkan oleh beberapa pengkhotbah evangelis yang benar-benar salah.
Ayat 24, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” Apa yang dikatakan di sini adalah untuk memiliki hidup kekal, Anda harus mendengar dan percaya Firman-Ku dan Anda harus mendengar dan percaya Firman Dia yang mengutus Aku. Anda lolos dari penghakiman, hanya pada saat Anda percaya apa yang Bapa dan Anak katakan.
Semua ajaran, semua klaim, semua perintah yang datang dari Kristus dan dari Bapa menunjuk kepada Kristus dan kebutuhan manusia, semua itu harus dipercaya karena mereka setara dalam kebenaran. Dan mengatakan, seperti yang dilakukan orang Mormon, bahwa Yesus adalah ciptaan saudara roh Lucifer yang diciptakan oleh semacam allah, adalah kepalsuan yang mematikan. Ketakutan saya adalah bahwa sama seperti orang Yahudi, Anda akan mendengar semua ini dan tetap kembali ke sistem agama Anda yang rusak.
Ibrani 1:1-3, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2 pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. 3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.”
Yesus juga adalah pancaran kemuliaan Allah. Dia menampilkan Allah. Jadi di dalam Kristus, terang Allah yang mulia bersinar ke dalam hati manusia, yang menghasilkan terang dan hidup. Menggambarkan lebih jauh siapakah Dia, Kristus adalah representasi yang tepat dari sifat Bapa-Nya, substansi yang tepat dari sifat Allah. Dia adalah esensi Allah. Dialah, menurut ayat 3, yang menopang segala sesuatu dengan Firman kuasa-Nya.
Ini menekankan fakta bahwa Yesus bukan hanya menciptakan dunia, yaitu bumi dan sistem kehidupan kompleks yang ada di sini. Ini tidak semata-mata bumi fisik, tetapi ini mengacu pada fakta bahwa Dia telah menciptakan zaman. Artinya, Dia telah menciptakan waktu dan ruang dan kekuatan dan energi dan materi dan segalanya. Dia adalah Pencipta segalanya yang ada.
Jika bola dunia yang sekarang dimiringkan pada porosnya dengan sudut 23 derajat, jika itu diubah, kita akan kehilangan musim kita. Jika bulan itu tidak berada pada jarak yang tepat dari bumi, pasang laut itu akan menggenangi daratan dua kali sehari. Jika lautan itu berada beberapa meter lebih dalam daripada keadaan sekarang, karbon dioksida dan oksigen di atmosfer bumi akan terserap seluruhnya dan tidak mungkin ada kehidupan tanaman.
Jika atmosfer itu tidak konstan, tetapi menipis, meteor itu akan menghantam bumi dan kita akan terus dibombardir hingga mati. Siapakah yang memegang semua ini dalam keseimbangan yang rumit? Tukang kayu dari Galilea, Yesus, yang berdiri di sana dan memandangi orang-orang Yahudi itu. Inilah Dia. Ibrani 1:3 melanjutkan, “Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.”
Nah apakah tanggapan orang-orang Yahudi ini terhadap apa yang Yesus katakan? Lihatlah ayat 37, "Dan Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku." Bagaimana? Pada pembaptisan-Nya, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan,” melalui mukjizat-Nya, melalui perkataan-Nya, melalui Yohanes Pembaptis. Yesus berkata kepada mereka, "Jika kamu tidak merangkul Anak, kamu sama sekali tidak mengenal Allah Bapa." Marilah kita memeluk Yesus, marilah kita berdoa.