Disembuhkan di Kolam

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Disembuhkan di Kolam

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2020 · 25 October 2020

Tolong bukalah Alkitab Anda sekarang di Yohanes 5. Inilah cerita yang sangat penting tentang seseorang yang disembuhkan oleh Yesus. Itu sendiri adalah kejadian yang agak umum, tetapi bagi pria itu, tentu saja pengalaman yang luar biasa. Ada beberapa alasan mengapa cerita ini penting. Salah satunya karena namanya, Kolam Betesda. Yang lainnya adalah fakta bahwa pria ini telah lumpuh selama 38 tahun.

Tetapi cerita ini maknanya lebih banyak. Ini bukan hanya cerita tentang penyembuhan, inilah cerita tentang kekuatan agama palsu, kuasa kutukan yang diberikan agama palsu pada pikiran dan jiwa orang, walaupun diperhadapkan kebenaran. Penekanan dari cerita ini ditemukan pada kesimpulannya. Lihatlah Yohanes 5:16, “Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.”

Jadi tanda-Nya adalah mujizat-Nya, dan Firman-Nya adalah pesan keselamatan yang sejati. Ini adalah karya Yesus dan perkataan Yesus yang membuktikan keaslian-Nya sebagai Mesias dan keilahian-Nya. Matius 7:29, “Takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, 29 sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.” Matius 4:25, “Banyak orang mengikuti Dia dari Galilea, Dekapolis, Yerusalem dan Yudea dan dari seberang sungai Yordan.”

Namun, itu dimotivasi oleh rasa ingin tahu. Itu dangkal. Mengapa? Karena orang-orang ini terperangkap dalam sistem agama palsu. Dan itu adalah cengkeraman pada orang-orang. Penting untuk memahami kekuatan agama palsu. Kita semua menemukannya dalam upaya kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang Roma Katolik, Mormon, Saksi Yehova dan sekte lain, dan orang Muslim, Hindu, Budha atau agama-agama lain.

Kata Paulus dalam 2 Korintus 10:4-5, “Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. 5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.” Agama-agama palsu memenjarakan orang-orang dalam benteng-benteng ideologis yang sulit dikalahkan.

Mereka dihadapkan pada pilihan, mengikuti Yesus atau mengikuti sistem Yudaisme. Di belakang sistem ini terutama adalah para ahli Taurat dan orang Farisi. Di dalamnya diliputi para rabi dan yang menampungnya adalah orang Saduki dan bahkan orang Herodian. Sistem itu mencelakakan dan mematikan. Apa yang para pemimpin katakan tentang Yesus? Menurut Yohanes 8:48 mereka mengatakan Dia adalah orang Samaria dan Dia dimiliki setan.

Dalam Matius 12:24 mereka mengatakan Yesus melakukan apa yang Dia lakukan dengan kekuatan Beelzebub, melakukan apa yang Dia lakukan dengan kuasa Setan. Mereka terus bekerja dengan orang-orang dalam sistem mereka supaya mereka tetap setia pada sistem itu, untuk tidak membiarkan mereka mengikuti Yesus sehingga pada akhir pelayanan-Nya, di Yudea mereka berkumpul di Ruang Atas, dan hanya ada 120 orang percaya setelah tiga tahun pelayanan mujizat ini.

Dan dalam 1 Korintus 15, ada pertemuan lima ratus orang percaya di Galilea. Enam ratus orang yang berkomitmen kepada Kristus, berkumpul dalam nama-Nya setelah pelayanan mujizat selama tiga tahun. Ada kenaikan di Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, tetapi itulah perlawanan yang pada dasarnya adalah pengaruh para pemimpin agama yang terus mengatakan bahwa Yesus itu kerasukan setan.

Mereka ingin melihat mujizat-mujizat-Nya. Mereka kagum dengan apa yang Dia katakan. Tetapi tetap ada ketidakpedulian umum kepada-Nya sebagai Mesias dan Anak Allah. Yohanes 7:25 mengatakan, “Beberapa orang Yerusalem berkata, 'Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh?'” Jadi di sini kita baru pada awal Injil Yohanes, dan orang-orang sudah tahu bahwa para pemimpin mereka menginginkan Dia mati.

Dalam Yohanes 8:52, “Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut untuk selama-lamanya.” Anda pasti kerasukan setan. Inilah komentar konstan mereka tentang Yesus. Yohanes 8:59, “Lalu mereka mengambil batu untuk membunuh Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.”

Arus pasang adalah gelombang kebencian. Dan ini dilanjutkan oleh para pemimpin Israel yang adalah penjaga gerbang dari sistem agama murtad dan memberatkan itu. Mereka menghasilkan, kata Yesus sendiri, anak-anak neraka sama seperti mereka sendiri. Mereka sangat efektif sehingga ketika Anda membaca Matius 27:23 -25, semua orang berteriak, "Salibkan Dia, biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!"

Jadi, dalam Yohanes 5, 6 dan 7, oposisi terhadap Yesus sekarang menjadi temanya. Dari Yohanes 1 sampai Yohanes 4, itulah keilahian Kristus yang diperlihatkan oleh kemahatahuan-Nya, oleh kuasa mujizat-Nya, oleh otoritas-Nya yang dijalankan di Bait Suci dan bahkan oleh pernyataan Yohanes 1 tentang keilahian-Nya sebagai Pencipta. Keempat pasal pertama berfokus pada pribadi Kristus dan keilahian-Nya dan berfokus pada perkataan-Nya.

Ada tiga hal dalam cerita ini dan mereka berhubungan dengan kepribadian Yesus, orang Yahudi, dan pria ini, dan tiga realitas yang menakjubkan. Belas kasihan Yesus yang luar biasa, penghinaan besar dari orang-orang Yahudi, dan kepuasan pria itu. Semua ini bersatu untuk memicu penganiayaan itu. Sekarang mari kita mulai dengan belas kasihan Yesus yang luar biasa, begitulah mulai cerita ini.

Mazmur 86:15 menggambarkan Allah sebagai penuh belas kasihan. Kita membaca di Matius dan Markus, bahwa Yesus berkali-kali tergerak oleh belas kasihan. Semua pekerjaan-Nya dan semua perkataan-Nya berbelas kasihan. Allah pada dasarnya berbelas kasihan dan sama juga Yesus. Disini ada ilustrasi tentang belas kasihan Yesus kepada seorang pria yang tidak menerima belas kasihan. Yesus menunjukkan belas kasihan yang nyata. Jadi marilah kita baca ceritanya.

Yohanes 5:1, “Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.” Ini adalah waktu yang tidak diketahui dan merupakan hari raya yang tidak terbatas. Tetapi kita tahu dalam Ulangan 16:16 bahwa ada tiga pesta setiap tahun yang harus dihadiri semua orang. Meskipun sistemnya murtad, itu tetap merupakan perintah untuk merayakan pesta-pesta yang berasal dari Firman Tuhan dan karena itu Yesus setia untuk melakukan apa yang diperintahkan Allah.

Ayat 2-4, “Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya 3 dan di situ berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. 4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.”

Bethesda artinya rumah belas kasihan. Itu mungkin sejalan dengan gagasan bahwa ada takhayul tentang malaikat datang untuk mengaduk air dan itu memiliki khasiat penyembuhan. Ayat 5-6, “Di situ ada seorang yang sudah sakit selama tiga puluh delapan tahun. 6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?”

Yesus sekali lagi menunjukkan kemahatahuan-Nya yang adalah pernyataan keilahian-Nya. Nah, ada orang yang mengejek pertanyaan itu. Tentu saja dia ingin sembuh. Tetapi, itu adalah pertanyaan yang tepat untuk mendapatkan perhatian pria itu, Dia mengarahkan percakapan-Nya pada kebutuhannya. Jadi Yesus berbicara langsung tentang masalah ini seperti yang Dia lakukan dengan wanita di sumur ketika Dia berbicara tentang kehausan dan langsung menuju ke kehausan rohaninya.

Apakah masih ada harapan sisa di dalam diri Anda? Dan itu menunjukkan bahwa Yesus peduli. Seorang asing memulai percakapan baik padanya. Ingatlah bahwa pria ini karena penyakitnya lama sekali dianggap oleh para pemimpin Yahudi orang buangan karena mereka percaya bahwa ini adalah hukuman dari Allah karena dosanya. Tidak ada orang penting yang akan berbicara dengan pria ini.

Ayat 7, “Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Dia percaya takhayul itu. Dia tidak menyebut ada malaikat yang mengaduk air. Apapun takhayul itu, dia mempercayainya tetapi itu tidak membuat ada perbedaan dalam hidupnya. Orang ini tidak tahu siapakah Yesus itu.

Ayat 8-9, “Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." 9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.” Itu benar-benar momen yang menakjubkan yang berarti dia terbaring karena penyakit ini. Dan dia mulai merasakan kekuatan itu datang ke kaki dan lengannya yang tidak berguna. Dan saat dia mulai berdiri, dia memiliki tenaga dan kekuatan untuk berdiri.

Anda harus mengerti bahwa penyembuhan-penyembuhan Yesus terjadi secara lengkap dan langsung. Mereka tidak membutuhkan rehabilitasi, tidak ada perkembangan. Dia seperti pria muda dengan kekuatan penuh. Dia berdiri. Ini tidak mengenai iman. Dia tidak perlu percaya supaya ini terjadi. Dia bahkan tidak tahu siapa Yesus itu. Ayat 9 melanjutkan, “Tetapi hari itu hari Sabat.” Itulah inti dari seluruh mujizat ini.

Yesus bisa saja melakukan hal ini keesokan harinya. Pria ini tidak menderita penyakit yang mematikan. Pria ini memiliki masalah kronis. Orang ini bisa saja disembuhkan tiga hari kemudian atau dua hari sebelumnya. Yesus memilih hari Sabat karena itulah inti dari apa yang terjadi di sini. Dia memilih hari Sabat dengan tujuan untuk memulai konfrontasi dengan para pemimpin Israel.

Ayat 10, “Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu. Ini adalah hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tempat tidurmu.” Tentu saja Yesus tahu itu. Orang-orang Yahudi telah menyimpang dari hukum. Allah telah memberikan Hukum Sabat sejak awal dalam Keluaran 20 dan mengulanginya lagi dalam Keluaran dan Ulangan. Allah telah memberikan hari Sabat sebagai waktu istirahat, relaksasi, kenikmatan dan untuk berbuat baik.

Hal yang tidak boleh Anda lakukan adalah pekerjaan dan bisnis normal. Dalam Yeremia 17:21, “Jagalah dirimu sendiri dan jangan mengangkut barang-barang pada hari Sabat dan membawanya melalui pintu gerbang Yerusalem.” Tetapi mereka telah menambahkan ratusan perintah mengikat pada Hari Sabat. Dalam Matius 23, beban itu begitu berat karena mereka telah mengubah hari Sabat menjadi hari terburuk dalam minggu itu.

Orang Yahudi ingin Dia mati karena apa yang Dia lakukan pada hari Sabat mereka. Hari Sabat adalah titik fokus dari sistem agama mereka yang murtad, yang benar-diri, dan yang legalistik. Yesus bahkan menyatakan bahwa Dia dapat melakukan apapun yang Dia inginkan pada hari Sabat. Dengarkanlah Markus 2:27-28, “Hari Sabat diadakan untuk manusia,” kata Yesus, “dan bukan manusia untuk hari Sabat. 28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”

Jadi, Yesus sengaja mengadakan konfrontasi Sabat dengan para pemimpin. Dan itu menuntun kita untuk memikirkan betapa seriusnya mereka melihat pelanggaran ini dan bagaimana Yesus sama sekali tidak memperhatikan tradisi mereka. Dia menolak untuk mematuhi peraturan Sabat buatan manusia yang legalistik dari tradisi orang rabi, hanya hukum Allah itu penting. Matius menulis tentang itu dan Markus, Lukas dan Yohanes, seperti yang kita lihat di sini.

Yesus tahu bahwa mereka telah menggantikan Hukum Allah dengan tradisi manusia. Dia tahu hari Sabat adalah sarana untuk memuliakan dan menghormati Allah. Itu adalah hadiah bagi umat manusia. Orang Yahudi telah mengubahnya menjadi beban dan cara di mana mereka dapat menunjukkan kebenaran palsu mereka. Jadi Dia menyerang mereka di inti sistem mereka dan Dia melakukannya dengan menunjukkan belas kasihan kepada orang lumpuh pada hari Sabat.

Ayat 11-12, “Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuh-kan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah. 12 Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Mereka tidak peduli apakah pria itu sudah sembuh dan bisa berjalan. Mereka jelek dan tidak peduli. Mereka tidak merasa apa-apa selain penghinaan terhadap pria itu, karena mereka percaya bahwa dia dalam kondisi itu karena Allah telah menghukumnya.

Ayat 13-14, “Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.” Pria ini diintimidasi. Dan itulah yang membawa kita pada bagian ketiga yang paling penting dari cerita ini, kepuasan pria itu. 14 Kemudian Yesus menemukan dia di Bait Allah, dan berkata kepadanya, “Lihatlah, engkau telah sembuh. Jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.”

Yesus menemukan pria itu dalam kerumunan orang banyak yang besar di Bait Suci. Dia menemukan pria itu yang sekarang dapat berjalan dan pasti lagi berbicara dengan semua orang yang menemukan dia tentang apa yang telah terjadi padanya. Orang itu tidak tahu siapakah yang melakukan ini, dan dari mana asalnya kekuatan itu. Apakah implikasinya? Bahwa penyakitnya yang dia menderita selama 38 tahun itu ada hubungannya dengan dosa? Tidak, dalam Yohanes 9 Yesus berkata, kadang-kadang Anda sakit tetapi itu bukan hukuman dosa langsung.

Tetapi dalam kasus orang ini, penyakitnya berhubungan dengan dosanya. Dan peringatan serius Yesus kepada pria itu adalah, "Kamu telah sembuh, sekarang kamu harus pergi ke arah yang berbeda, menjauhkan diri dari dosa yang telah menandai hidupmu." Dan Yesus berkata, “Tiga puluh delapan tahun penyakit itu adalah akibat dari dosa, tetapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan murka Allah. Anda telah disembuhkan. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.”

Ayat 15-16, “Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. 16 Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.” Ya, itu adalah kisah mujizat yang sangat menyedihkan. Bukan cerita tentang seorang pria yang disembuhkan dan kemudian menjadi orang percaya. Tetapi ini tentang orang yang disembuhkan dan yang tetap menjadi penolak.

Hampir semua orang yang Yesus sembuhkan menolak Dia karena Dia menyembuhkan banyak sekali orang dan hanya ada sedikit orang percaya pada akhirnya. Itu adalah kekuatan agama palsu. Tuhan kita di sini menghadapi legalisme Yahudi pada intinya, yaitu hari Sabat. Dia menantang tradisi dengan otoritas-Nya sebagai Tuhan hari Sabat, sebagai Allah. Dia menyembuhkan seorang pria. Dan Dia mengingatkan dia tentang hidup dalam dosa.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda mengasihi Kristus? Apakah Anda menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda? Atau apakah Anda menjadi tawanan agama dimana kesetiaan Anda dipimpin oleh guru-guru palsu yang berbohong dan membuat Anda menjadi tawanan penipuan mereka? Hanya ada satu harapan keselamatan dan itu ada di dalam Yesus Kristus. Waspadalah terhadap agama palsu apapun karena kekuatan dan tipuannya. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content