Gereja Non-Yahudi yang Pertama
Published by Stanley Pouw in 2016 · 28 August 2016
Kisah Para Rasul 11:1-30
Kita sekarang mulai mempelajari Kisah 11. Rencana Allah dalam pengabaran Injil mulai di Yerusalem kemudian itu terus menyebar. Sekarang, bagian terakhir penginjilan itu adalah membawa injil itu kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Selagi kami mempelajari Kisah Para Rasul 11, injil sudah disampaikan kepada orang Yahudi di Yerusalem dan orang-orang Samaria, dan di KPR 10 itu mulai diberitakan kepada kelompok pertama orang non-Yahudi di rumah Kornelius dan Petrus adalah yang menyampaikannya. Dan Kornelius bersama seluruh rumah tangganya diselamatkan dengan indah.
Sekarang Petrus harus melaporkan apa yang telah terjadi kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem di KPR 11. Dan dia tahu ini tidak gampang. Memang sukar untuk memasukkan orang non-Yahudi ke dalam gereja dan Allah telah memberikannya suatu visi khusus untuk menyiapkan hatinya. Orang-orang Yahudi di Yerusalem tidak diberikan visi seperti itu. Mereka masih saja memiliki prasangka biasa dalam pandangan terpisah dimana orang Yahudi saja adalah lebih unggul.
Dia di KPR 11:1-17 menceritakan apa yang telah terjadi dan saya tidak perlu memberi komentar banyak tentang itu karena itu semua adalah pembacaan yang sama dari apa yang kita pelajari di KPR 10. Kisah 11:1 mengatakan, “Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah.” Yang menarik adalah bahwa mereka rupanya telah mendengar apa yang telah terjadi sebelum Petrus dapat membela dirinya dan mereka telah membentuk beberapa praduga.
Ayat 2, “Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia.” Itu nama golongan orang-orang Yahudi yang berpendapat bahwa satu-satunya cara untuk menjadi orang Kristen adalah menjadi orang Yahudi dulu. Dan di KPR 15:5 di Sidang Gereja di Yerusalem mereka mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat menjadi orang Kristen kalau ia tidak disunat. Mereka tidak percaya Petrus dan karena itu mereka membantah.
Orang-orang legalis itu terus menerus mengganggunya dengan kata-kata seperti ini, ayat 3, “Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka.” Nah hal itu benar-benar di larang. Anda tidak boleh bersekutu dengan orang yang belum disunat dan makan bersama mereka, dan paling tidak mengundang mereka masuk dengan hak dasar yang sama di gereja. Dan Petrus telah melakukan kedua-duanya, jadi kelompok ini sangat marah.
Namun Petrus hanya menceritakan semua fakta mulai dari ayat 5 sampai ayat 15 dimana dia menggambarkan visi dari Allah dimana kain itu turun tiga kali yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan diantara orang Yahudi dan orang non-Yahudi. Dan bahwa enam orang Yahudi datang bersamanya ke rumah Kornelius. Dan Kornelius juga melihat visi dimana ada malaikat yang mengatakan untuk mengirim orang ke Yope untuk menjemput Petrus yang akan memberitahukan mereka bagaimana caranya mereka dapat diselamatkan.
Kornelius memiliki hati yang sudah siap dan demikian juga rumah tangganya. Dan Petrus adalah alatnya untuk memberitakan kabar baik yang mereka ingin mendengar. Ayat 15-17, “Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. 16 Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. 17 Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?” Allah telah menjanjikan itu dan Allah melakukannya. Apalagi yang saya dapat perbuat?
Ini hanya ulangan dari KPR 10. Di Alkitab tidak pernah ada tempat dimana dua kisah yang sama diulangi dua kali berturut-turut, satu kali setelah yang lain. Setelah semua keterangan dari visi Kornelius ketika Petrus ke rumahnya, Kornelius juga menceritakan semuanya sekali lagi dan Roh Kudus memasukkan semua itu ke dalam lagi. Jadi ini diulangi tiga kali dalam dua bab ini. Ketika Allah mengulangi sesuatu tiga kali, sangat penting kita mengingatkan hal ini.
Petrus menyadari bahwa ini suatu ujian rohani dan dia menghadapinya dengan cara ini. Petrus tidak bertindak sendirian, dia membawa enam orang bersama-nya. Karena dia ingin ada kesaksian enam orang lain yang mendukung kesaksiannya sendiri. Orang Yahudi benar-benar mengerti hukum Mesir yang mengatakan dimana ada tujuh saksi, kasus itu selesai. Dan hukum Romawi mengatakan harus ada tujuh meterai di surat wasiat. Jadi Petrus pergi bersama enam orang lain jadi jumlah mereka tujuh dan dengan demikian dia mengesahkan bahwa memang itu semua benar.
Ayat 18, “Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.” Ini adalah salah satu pernyataan yang paling mengejutkan di dalam sejarah orang Yahudi. Bagi orang Yahudi untuk menyatakan bahwa orang bukan Yahudi bisa diselamatkan adalah sangat luar biasa. Mengapa? Karena kalau orang Yahudi Kristen tidak sanggup menyatakan itu mereka tidak mungkin dapat mengabarkan Injil kepada orang-orang non-Yahudi.
Jadi seluruh kejadian dengan Kornelius dan Petrus pada akhirnya kembali ke Yerusalem dan setelah ada pengakuan besar itu, itu menjadi pemicu yang menyebabkan gereja mulai menjangkau orang-orang kafir, dan kalian semua dan saya adalah hasilnya. Petrus oleh Roh Kudus telah meyakinkan mereka tentang hal itu karena Petrus sendiri telah diyakinkan dulu oleh Allah tentang hal itu.
Beberapa sejarawan mengatakan bahwa dibutuhkan setidaknya waktu tujuh tahun dari Pentakosta sampai pendirian gereja di Antiokhia. Kemudian dari situ setelah fondasi dasar sudah selesai, baru mereka keluar untuk menjangkau orang-orang non-Yahudi. Mengapa begitu lama? Nomor satu, otoritas para rasul perlu didirikan dulu. Para rasul itu yang berbicara bagi Allah dan merekalah yang menentukan doktrin. Mereka pada saat itu belum memiliki Alkitab.
Alasan kedua adalah karena alat-alat yang benar harus dipersiapkan. Itu makan waktu untuk mendewasakan orang-orang itu. Apakah Anda menyadari bahwa ketika gereja itu didirikan semua orang itu masih seperti bayi rohani. Itu cukup berat untuk mendewasakan satu kelompok orang yang masih bayi secara rohani. namun bayangkan satu jemaat besar yang semua diselamatkan pada hari yang sama. Jadi mereka memerlukan waktu untuk persiapan itu.
Hal ketiga adalah bahwa mereka semua memerlukan waktu untuk merubah prasangka mereka. Karena alasan-alasan itu Roh Allah menunda waktu paling tidak tujuh tahun sebelum mereka bergerak menuju ke Antiokhia. Allah dengan kuasa pemeliharaan-Nya yang indah benar-benar memberkati Firman-Nya disitu. Dan pada waktu Anda sendiri mengajar Firman Allah, Anda akan diperkuat dan ajaran Anda menjadi lebih tegas dan jelas.
Hal yang sama terjadi disini dalam keadaan di teks ini. Sebagai gereja ketika dasarnya sudah didirikan, orang-orang mulai bergerak keluar. Dan itu bukan sesuatu yang harus dipaksa. Yang luar biasa adalah bahwa itu pekerjaan Roh Kudus. Ayat 19, “Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja.”
Nah Fenisia adalah di pantai Palestina ditepi Laut Mediterania. Ada dua kota terkenal disana: Tirus dan Sidon. Dan dari kedua kota pelabuhan itu orang dapat naik kapal ke arah barat ke pulau Siprus. Dan itu memang dilakukan mereka. Namun ada beberapa orang yang terus kearah utara sampai ke Antiokhia, ibu kota Suriah. Dan perhatikanlah ini, mereka hanya berkhotbah kepada orang-orang Yahudi saja. Mengapa? Karena mereka semua masih percaya bahwa keselamatan itu hanya bagi orang Yahudi.
Mereka semua sudah tersebar, dan kemudian kejadian Kornelius itu terjadi, dan itu berarti mereka masih belum mendengar hal itu. Mereka tidak memiliki contoh penginjilan kepada orang non-Yahudi. Ayat 20, “Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan.” Tentu saja mereka memiliki karunia berkhotbah dan orang-orang mulai diselamatkan. Dan itu terjadi di Antiokhia. Jadi Allah bekerja melalui banyak cara.
Antiokhia itu 24 kilometer dari muara sungai Efrat, dan didirikan di sekitar 300 S.M. Dan itu menjadi kota bebas di bawah pemerintah Romawi di tahun 64 Masehi. Itu menjadi ibu kota Suriah dan berkembang cepat sekali. Sampai menjadi kota terbesar ketiga di dunia pada saat itu dengan paling sedikit 600.000 orang. Ada jaringan jalan-jalan Romawi yang silang-menyilang Antiokhia itu namun dengan segala kebaikan itu pada dasarnya kota itu terkenal sebagai kota yang jahat.
Namun Allah berkali-kali menciptakan bunga mawar yang terindah diantara lalang terjelek, jadi dengan demikian Dia menanam gereja non-Yahudi pertama di Antiokhia. Dia ingin menjangkau sebuah kota dengan banyak orang dan memang itu terjadi. Perhatikanlah yang mendirikan gereja itu adalah dua orang dari Siprus dan Kirene. Tidak ada yang tahu nama mereka. Ayat 21, “Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.”
Ini adalah kelahiran gereja orang non-Yahudi pertama. Nah orang Yahudi harus menangani kasus Kornelius dan sekarang mereka ada kasus lain lagi. Ayat 22, “Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.” Barnabas adalah tokoh yang dikasihi di gereja mula-mula.
Di KPR 9, ketika Saulus diselamatkan dan datang ke Yerusalem dia mengatakan, “Hi Aku temanmu sekarang, aku sudah diselamatkan.” Kemudian mereka mengatakan, “Apa benar, keluarkanlah dia, dia adalah pembunuh orang Kristen.” Tetapi kemudian Barnabas merangkul Paulus dan memimpinnya dan mengatakan kepada yang lain, “Saya ingin kalian bertemu dengan dia. Dia orangnya baik, dia telah dirubah Allah.” Barnabas adalah seseorang yang penuh kasih dan kebenaran. Namanya berarti orang yang memberi semangat.
Namun ada sesuatu yang lain, Barnabas itu memiliki karunia roh yang tepat. Dia memiliki karunia roh untuk menasihati dan karunia roh untuk mengajar. Apa lagi? Mereka butuh dipimpin dalam penginjilan. Dan dia juga memiliki karunia berkhotbah. Dia memiliki karunia roh yang tepat namun juga karunia secara fisik. Tahukah Anda dia asalnya dari mana? Siprus. Dia berasal dari tempat yang sama dimana orang-orang yang mendirikan gereja di Antiokhia berasal. Mereka tahu karunia rohnya dan mereka sudah mengasihinya. Ini adalah Allah yang mengatur segalanya melalui kuasa pemeliharaan-Nya.
Ayat 23, “Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka dengan tujuan hati, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan.” Barnabas memiliki karunia pemberian semangat. Dan istilah “dengan tujuan hati” berarti dengan resolusi tegas. Pendekatan Anda harus mendorong mereka untuk berpegang teguh kepada Tuhan. Yang paling menguatirkan kami adalah supaya mereka tetap setia kepada Kristus, benar? Bahwa iman mereka itu benar-benar ada.
Apakah artinya istilah “tetap setia”? Maksud Barnabas itu adalah: “Ambillah Firman itu yang Anda telah dengar, Firman yang tersedia, yang diajarkan Roh Kudus, dan memenuhi diri dengan semua itu.” Pasti ada hasilnya. Lihatlah ayat 24, “karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Dan banyak orang dibawa kepada Tuhan.” Istilah banyak orang adalah ‘agals ekinas’ dan itu berarti ‘sangat banyak orang’. Orang-orang disitu benar-benar diselamatkan.
Wah, jadi pekerjaan itu menjadi terlalu banyak, sampai mereka kewalahan. Barnabas perlu mencari orang yang tepat untuk ditambahkan. Ayat 25 mengatakan, “Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.” Iya, memang dia memilih orang yang tepat, orang pemenang: Saulus dari Tarsus. Sekali lagi kuasa pemeliharaan Allah! Nah sementara itu beberapa tahun sudah berlalu. Paulus telah pergi ke seluruh Kilikia untuk menbangun gereja-gereja. Dan menurut 2 Korintus 11, dia di aniaya tanpa ampun dan dia menderita banyak.
Ayat 26, “Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.” Nah perhatikanlah apa yang mereka lakukan. Disini ada banyak orang percaya dan mereka harus memastikan bahwa mereka tetap setia kepada Tuhan. Dan mereka harus menjangkau kota besar ini yang kafir, jahat dan amoral.
Dikatakan bahwa fokus mereka adalah mengajar selama tahun itu. Di setiap tingkat, dengan cara apapun juga, ajarkanlah Firman Allah. KPR 13:1 mengatakan, “Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.”
Mereka mendidik guru-guru: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, Lukius orang Kirene, Menahem dan yang lain-lain. Mereka mengajar orang untuk menjadi guru orang lain. Itulah tujuan gereja. Panggilan setiap gereja adalah untuk mengajar dan mendidik murid, bukan untuk menghibur orang percaya, bukan untuk menenangkan jemaat, dan bukan untuk rekreasi jemaat namun untuk mengajar jemaat.
Jadi gereja itu bertumbuh. Pertama harus ada dasar, kemudian perlu ada pertumbuhan. Ada satu hal lagi yang diperlukan, yaitu kemurahan hati. Gereja bukan saja memerlukan doktrin yang tepat, namun mereka juga perlu memiliki kasih. Roh kasih itu dinyatakan di ayat-ayat 27 – 30. Disitu dikatakan bahwa gereja itu bukan saja penuh doktrin, namun juga penuh kasih. Selalu harus ada keseimbangan itu.
Ayat 27, “Pada waktu itu datanglah beberapa nabi dari Yerusalem ke Antiokhia.” Memang ada nabi-nabi di Perjanjian Baru. Mereka itu ada pada permulaan itu seperti dikatakan di Efesus 2:20. Dan mereka berbicara untuk Allah dan mereka berkhotbah seperti dikatakan di 1 Korintus 14. Namun ada kalanya mereka juga bernubuat untuk Allah tentang masa depan. Kedudukan mereka telah diberhentikan.
Ayat 28, “Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Dan hal itu terjadi pada zaman Kaisar Klaudius.” Sejarah mengatakan bahwa Klaudius memerintah dari tahun 41 sampai 54 dan selama tahun 45 dan 46 ada kelaparan besar di Israel. Tidak ada panen, semua itu gagal. Dan kelaparan itu tercatat oleh Klasidus, Josefus, Yesevias dan Kassius.
Ayat 29, “Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea.” Disini terdapat orang-orang bukan Yahudi yang menunjukkan kasih mereka bagi orang-orang yang membenci mereka dari dulu. Dan setiap orang memberi sesuai dengan kemampuan mereka. Janganlah kita menjadi seperti banyak orang percaya yang hanya memberikan sisa mereka kepada Allah.
Dan ayat 30 mengatakan, “Hal itu mereka lakukan juga dan mereka mengirim-kannya kepada penatua-penatua dengan perantaraan Barnabas dan Saulus.” Mereka bukan saja mengirim uang, mereka juga mengirim orang, dan orang-orang terbaik. Saya harap kita ini cukup murah hati untuk mengirim uang dan orang ke seluruh dunia. Bukankah itu yang benar yang sanggup kami harus persembahkan kepada Allah? Semoga gereja kami mengikuti pola gereja Antiokhia itu dan akibatnya juga sama terhadap dunia, Amin? Marilah kita berdoa.