Orang Yahudi dan Non-Yahudi di satu gereja

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Orang Yahudi dan Non-Yahudi di satu gereja

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2016 · 7 August 2016
Kisah Para Rasul 10:21-35

Kebanggaan duniawi di gereja mula-mula telah menyesatkan jangkauan orang Yahudi terhadap bangsa lain. Dan sebelum itu tidak ada interaksi diantara orang Yahudi dan orang non-Yahudi. Mereka dianggap najis. Eksklusivitas yang telah dirancang Allah bagi Israel untuk tujuan kekudusan dan kesaksian, telah menjadi titik kebanggaan, dan itu telah disesatkan. Orang Yahudi benci bangsa lain dan sebaliknya sama juga.

Paulus menggambarkan hal itu di Efesus 2:11-15, “Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu, sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, 12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. 13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. 14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, 15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,”

Dengan kata lain, tembok yang selalu memisahkan orang non-Yahudi dari orang Yahudi di Bait Suci, sudah dirubuhkan Tuhan Yesus. Bahkan ketika Yesus Kristus mati, Dia menghan-curkan seluruh Bait Suci kecuali tempat Maha Kudus itu. Sekarang semua orang dapat menghubungi langsung Yang Maha Kudus. Ibrani 4:16 mengatakan, “marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia.” Tabir Bait Suci terbelah dua, dan sekarang kami dapat berdoa penuh keberanian kepada Allah. Itulah teologi di Efesus.

Sekarang sejarah nyata hal itu terdapat di Kisah Para Rasul 10. Kita bertemu dengan orang non-Yahudi pertama yang dipanggil Allah untuk masuk ke dalam kepenuhan semua janji Allah. Inilah tahap terakhir dalam perkembangan gereja yang masih berlangsung sekarang. Nah, ini juga harinya Kornelius diselamatkan, dan janganlah kita meremehkan hal itu. Jadi kami melihat urutan keselamatan yang diilustrasikan dengan Kornelius dan ini adalah pola umum bagaimana keselamatan terjadi dalam hidup siapapun juga.

Firman Tuhan adalah seperti berlian. Itu memiliki aspek yang berbeda-beda dan setiap kali lampu dinyalakan, kelihatan ada aspek baru. Kami sedang melihat prinsip-prinsip abadi bagaimana Allah menyelamatkan manusia yang masih aktif dan hidup sekarang. Jadi, pertama ada panggilan berdaulat yang kita lihat di KPR 10:1-20. Semua ini dimulai Allah. Allah memilih dia dari antara semua orang non-Yahudi yang ada. Allah memilih untuk melakukan itu dalam hidup Kornelius. Dan Allah juga memilih Petrus, utusan-Nya, dan Dia juga memilih caranya bagaimana.

Ini tidak terpisah dari kehendak manusia, namun ini bekerja sama dengan kehendak manusia. Hati Kornelius itu sudah berpaling kepada Allah. Dia mulai mencari Allah, karena Allah telah menemukannya dan sudah menggerakkan hatinya. Kemudian Allah merespon dengan memberikannya visi dan memberitahukannya dimana dia dapat informasi yang diperlukannya. Dia hidup sesuai dengan terang yang telah diberikan kepadanya dan Allah memberi kesempatan untuk menambahkan imannya dengan ketaatan dan mengirim orang untuk mencari Petrus. Allah tidak pernah merespon terpisah dari iman yang aktif.

Kemudian Allah mulai mempersiapkan Petrus. Dia secara berdaulat memilih Petrus, pertama, karena dia tersedia, namun Allah perlu menyiapkannya, jadi Dia memberikannya suatu visi juga. Visi ini mematahkan semua prasangkanya dan menyiapkannya untuk bertemu dengan orang non-Yahudi ini. Namun perhatikanlah bahwa Petrus juga harus memiliki iman aktif, dimana dia rela pergi dengan orang-orang itu, seperti yang kita akan lihat hari ini.

Kita membicarakan bagaimana waktu berdaulat menyatukan kedua orang ini, benar-benar pada waktu yang tepat. Petrus masih belum selesai dengan visinya ketika Roh Kudus mengatakan, “Ada tiga orang mencari engkau. 20 Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka.” Tidak mungkin hal ini terjadi secara kebetulan. Jadi ini adalah pilihan berdaulat dan waktu berdaulat. Allah selalu aktif dalam penyelamatan. Semuanya berasal dari Dia.

Yesaya 65:24, “Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya.” Sebelum Kornelius tahu apa yang dia inginkan, Allah sudah memberikannya. Lihatlah contohnya di KPR 16:14, “Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan kami. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.” Kuasa satu-satunya di semesta alam yang sanggup mengikuti jejak hati yang berdosa adalah kuasa Allah yang berdaulat.

Di Lukas 24:45, “Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.” Allah saja yang dapat membuka pikiran kita sehingga kita mengerti. Yohanes 6:45, “Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Karena itu setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.” Yesus mengatakan bahwa hanya mereka yang sudah diajarkan Allah secara berdaulat dan supranatural, akan datang kepada-Nya. Keselamatan datang dari Allah karena manusia lahiriah yang mati dalam dosa dan belum diberikan terang, tidak dapat mengerti kebenaran Allah.

Jadi keselamatan mulai dengan panggilan berdaulat dan persiapan berdaulat. Bagian kedua dari keselamatan adalah kehendak yang tunduk. Petrus sudah menjadi orang percaya, namun Kornelius merespon secara aktif dengan kehendaknya. Mereka langsung menaati kehendak Allah yang berdaulat. Allah mempersiapkan kita dan kita harus merespon. Anda diselamatkan oleh iman dan Anda harus jalan dalam iman. Yohanes 8:30-31 mengatakan, “Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. 31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu menetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku.”

Jadi inti ketaatan adalah mempraktekannya setiap hari. Matius 7:21-23, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Mereka tidak taat di dalam hati mereka dan mereka tidak mempraktekannya.

Lukas 9:23, “Kata Yesus kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Itulah hidup yang tunduk dan taat. Iman sejati akan langsung memberi pengorbanan yang diperlukan, dan dalam kedua kasus dengan Kornelius dan Petrus, mereka bertindak langsung. Keselamatan adalah komitmen sukarela kepada Tuhan Yesus Kristus dan taat kepada-Nya tanpa peduli betapa besar biayanya.

Kornelius sudah siap dan ketika Allah bergerak, dia langsung menjawab dan dia pergi. Ayat 21, “Lalu turunlah Petrus ke bawah dan berkata kepada orang-orang itu: “Akulah yang kamu cari; apakah maksud kedatangan kamu?” Petrus siap juga. Visi ini tentang apa yang halal dan najis tidak lagi menjadi masalah bagi dia. Dan disini dia menghadapi tiga orang non-Yahudi yang sebelumnya adalah trauma besar.

Ayat 22, “Jawab mereka: "Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah menerima penyataan Allah dengan perantaraan seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang akan kaukatakan.” Bahkan orang Yahudipun menganggap dia orang baik. Jadi mereka bertemu dengan Petrus di rumahnya dan mereka mengatakan, “Kornelius mengirim kami karena malaikat itu.”

Ayat 23, “Ia mempersilakan mereka untuk bermalam di situ. Keesokan harinya ia bangun dan berangkat bersama-sama dengan mereka, dan beberapa saudara dari Yope menyertai dia.” Orang Yahudi biasa tidak mungkin dapat melakukan itu. Bukan saja ini dilakukan terhadap bangsa lain, namun itu malah dilakukan dengan tentara Romawi yang adalah penjajah. Waktunya sudah terlambat untuk berangkat kembali ke Kaisarea, jadi mereka memutuskan untuk bermalam di rumah Simon, si penyamak kulit itu, salah satu pekerjaan yang paling dihina orang Yahudi.

Ada fakta lain yang luar biasa, “beberapa saudara dari Yope menyertai dia.” Allah tidak mengatakan, “Ajo Petrus pergilah dan bawalah beberapa saudara.” Tidak, Allah hanya berkata, “Petrus, pergilah kamu.” Petrus membawa mereka tanpa ada perintah khusus dari Allah, namun kehadiran mereka di rumah Kornelius itu adalah kunci besar untuk semua hal yang terjadi.

Tahukah Anda bahwa ada enam orang Kristen Yahudi ortodoks yang pergi bersama Petrus menurut KPR 11:12 karena ayat 45 mengatakan mereka disunat. Ini sangat strategis. Bahkan mereka menjadi kunci dalam menyatukan orang-orang Yahudi dan orang orang non-Yahudi. Allah bukan saja membimbing Petrus melalui visi, namun Allah juga membim-bing Petrus melalui pikiran dan keinginan dia sendiri. Inilah menunjukkan kuasa pemeliharaan-Nya. Allah tahu sangat penting mereka ada disitu.

Bagaimana Allah membimbing kita sekarang? Dia membimbing kita melalui keinginan kita sendiri dan disini kita menyaksikan hal itu. Filipi 2:13, “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Sudah berapa kali kita melakukan sesuatu yang kita putuskan untuk dilakukan? Terus Anda tiba disitu dan Anda mengalami suatu kejadian penting yang kekal. Anda bertemu dengan seseorang yang belum mengenal Kristus. Terus Anda membimbingnya kepada Kristus dan bagi dia sejarah hidupnya langsung berubah total.

Sudah berapa kali, bukan saja Allah mempengaruhi keinginan kita untuk melakukan sesuatu, namun juga menyediakan keadaan untuk menampungnya? Begitulah caranya Dia memimpin kami melalui kehendak-Nya. Dia memimpin orang Kristen yang tersedia bukan dengan visi, namun melalui keinginan dan kehendak aktif, pada saat Dia menggerakkan kehendak kami sampai kami merespon. Begitulah cara-Nya Dia bekerja. Kehendak Allah tidak diberikan dengan suatu cara perasaan estatik, tidak, pada saat Dia mengatur keinginan kita Dia bekerja melalui kuasa pemeliharaan-Nya.

Jadi disini datanglah tujuh orang Yahudi kedalam suatu rumah penuh dengan orang-orang non-Yahudi, suatu saat yang luar biasa. Dua orang bertemu dari dua dunia yang berbeda sekali, mereka dipersiapkan secara berdaulat dan mereka memiliki keinginan yang tunduk. Kornelius benar-benar percaya satu-satunya visi yang dia pernah alami. Itu adalah iman. Dia akan merubahkan seluruh keadaan hidupnya karena satu visi ini. Dia begitu dipenuhi iman sehingga dia rela minta pertolongan dari seorang Yahudi.

Dan di dalam Firman Allah tidak ada catatan bahwa Petrus pernah melihat visi lain juga. Petrus juga percaya satu-satunya visi yang dia pernah melihat. Dan tahukah Anda apa yang benar mengejutkan? Ini semua berlawanan dengan segala sesuatu yang pernah diajarkan kepadanya di dalam seluruh hidupnya, akan tetapi dia tetap percaya dan dia melakukan apa yang diajarkannya. Petrus mau menerima orang-orang kafir yang tidak disunat kedalam rumahnya. Dia rela berjalan jauh untuk bertemu dengan orang-orang non-Yahudi yang tidak dikenal tanpa tahu apa yang akan terjadi.

Ayat 24-25, “Dan pada hari berikutnya sampailah mereka di Kaisarea. Kornelius sedang menantikan mereka dan ia telah memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul. 25 Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus.” Bayangkan seorang perwira non-Yahudi Romawi menyembah seorang nelayan Yahudi. Ayat 26, “Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja.”

Petrus mengatakan, “Janganlah menyembah aku.” Dia tidak mengizinkan hal itu dari permulaan, dan tidak ada orang Kristen manapun yang diperbolehkan untuk disembah. Hanya ada satu di Alkitab yang pernah menerima penyembahan. Tahukah Anda siapakah itu? Allah. Dan hanya ada satu di Perjanjian Baru yang pernah menerima penyembahan. Siapakah Dia? Yesus Kristus. Jadi siapakah Dia? Allah.

Ayat 27, “Dan sambil bercakap-cakap dengan dia, ia masuk dan mendapati banyak orang sedang berkumpul.” Disini Kornelius sudah mengumpulkan banyak orang, dan sekali lagi, prinsip yang sama terjadi lagi. Tidak ada orang yang memerintah Kornelius untuk melakukan itu. Allah bekerja melalui keinginan Kornelius dan dia sendiri membawa banyak orang non-Yahudi, karena penting supaya bukan hanya satu orang non-Yahudi saja yang diselamatkan.

Ayat 28, “Petrus berkata kepada mereka: "Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir.” Hukum upacara Perjanjian Lama tidak mengatakan hal itu namun itu ditambahkan para rabi. Bahkan rabi-rabi itu mengatakan bahwa ketika orang masuk ke dalam rumah orang non-Yahudi itu pencemaran tujuh hari. Ayat 29, “Itulah sebabnya aku tidak berkeberatan ketika aku dipanggil, lalu datang ke mari. Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil aku.”

Petrus langsung membicarakan tujuan kedatangannya. Kedewasaan rohani terlihat dari keinginannya untuk langsung melakukan kehendak Allah. Segala sesuatu yang diketahui Petrus telah diputar balikkan. Ayat 30-32, “Jawab Kornelius: "Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan 31 dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingatkan di hadapan-Nya. 32 Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang penyamak kulit, yang tinggal di tepi laut.”

Kemudian ayat 33, “Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu.” Sekarang kita tiba kepada berita Injil yang sederhana yang disampaikan Petrus. Bahkan Petrus tidak sempat memberikan khotbahnya. Di kemudian hari Petrus memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem. Dia mengatakan, “Pada saat saya mulai berbicara, Roh Kudus datang kepada mereka.” Roh Kudus itu datang dan Tuhan mengakhiri pertemuan itu.

Bayangkan keadaannya di rumah Kornelius. Orang-orang Yahudi ada disitu dan orang-orang non-Yahudi ada disitu. Ayat 34-35, “Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. 35 Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.” Kita tidak berhubungan dengan bangsa-bangsa yang berbeda, prasangka ras atau sesuatu seperti itu. Dan Petrus mengatakan, “sekarang saya mulai mengerti hal itu.” Itu benar-benar suatu pengakuan besar.

Dan Allah telah mengajarkan hal itu dari permulaan. Ulangan 10:17 mengatakan, “Sebab Tuhan, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu.” 2 Tawarikh 19:7, “Bertindaklah dengan seksama, karena berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada pada Tuhan, Allah kita.” Yakobus 2:1, “Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.” Janganlah berprasangka.

Allah bukan Allah yang hanya peduli tentang orang Israel, namun Dia mengasihi semua orang. Allah memilih Israel bukan karena Dia lebih suka mereka, namun karena Dia memerlukan mereka menjadi saksi Dia. Dan didalam tubuh Yesus Kristus kami harus memastikan bahwa kita membagi kasih dan pelayanan kepada semua orang sama rata, kaya atau miskin. Jika kita melakukan itui demi kemuliaan Allah kita berada di jalan yang benar.

Jadi Petrus mengatakan, dalam setiap bangsa siapa yang takut akan Allah dan mengerjakan kebenaran akan diterima. Banyak orang Yahudi tidak diterima Allah. Mengapa? Kelihatannya baik dari luar, namun di dalam hati mereka tidak ada iman yang benar. Yesus mengatakan di Matius 8:11-12, “Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat (orang bukan Yahudi) dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, 12 sedangkan anak-anak Kerajaan (orang Yahudi) itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.”

Jadi Petrus menentukan tema itu dengan mengatakan, “Keselamatan tersedia untuk siapapun, ditempat manapun, setiap macam orang yang hidup sesuai dengan terang yang diberikan Allah kepadanya dan yang memiliki hati yang mencari. Kita memerlukan orang untuk pergi dan yang memberitakan kabad baik itu. Tahukah Anda bahwa ada orang di dunia ini yang sedang menunggukan orang untuk menerangkan Yesus Kristus kepada mereka? Mungkin Roh Allah mengizinkan kami suatu kesempatan untuk melakukan hal itu. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content