Keselamatan Bangsa lain
Published by Stanley Pouw in 2016 · 31 July 2016
Kisah Para Rasul 10:1-20
Kita terus belajar minggu ke minggu dan sekarang kita tiba kepada KPR 10 yang fokus utamanya adalah misi, karena ini berhubungan dengan prinsip misi yang besar dan fakta-fakta sejarah. Injil pada mulanya disampaikan kepada orang-orang di Yerusalem, kemudian ke Yudea dan Samaria, dan akhirnya rencana Allah adalah untuk menginjili seluruh dunia. Dan rencana utama penginjilan tercantum di KPR 1:8.
Ingatlah Matius 28:19-20 yang mencatat Amanat Agung itu, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” Pada permulaan gereja itu terdiri dari orang Yahudi saja dan itu meregangkan mereka untuk menjangkau orang Samaria yang mereka benci. Dan untuk menjangkau bangsa lain, itu adalah langkah yang lebih besar lagi, karena mereka dibenci lebih lagi. Jadi ketika kita tiba di KPR 10, kita belajar di dalam Firman Allah bagaimana Allah mulai membuka gereja itu kapada bangsa-bangsa lain, dan Dia melakukan itu melalui orang-orang Yahudi.
Nah kuncinya di gereja mula-mula adalah Petrus. Gereja itu seperti meledak di Yerusalem kemudian itu membesar di Yudea dan Samaria, dan orang-orang diselamatkan dimana-mana. Petrus itu pergi terus menerus. Dia adalah pengkhotbah bagi mereka yang belum diselamatkan. Dia juga menjadi guru bagi orang-orang percaya. Dan di Lida dia menyembuhkan seseorang bernama Eneas yang lumpuh selama delapan tahun lamanya. Dan itu menyebabkan semua orang yang tinggal di Lida dan Saron berbalik kepada Tuhan.
Dia tinggal disana beberapa waktu lamanya sampai dia mendengar dari beberapa murid bahwa ada wanita Kristen yang dikasihi bernama Dorkas yang sudah meninggal di Yope, kira-kira 16 kilometer dari sana. Karena mereka tahu Petrus dekat, mereka tidak menguburkannya, namun hanya membaringkannya di ruangan atas. Mereka menjemput Petrus untuk melihat apakah dia sanggup membangkitkannya dari antara orang mati. Dan memang itulah dilakukan Petrus dan tanggapan terhadap mujizat Allah itu, menyebabkan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Petrus memiliki tugas tertentu. Karena di Matius 16:19, Tuhan kami Yesus Kristus mengatakan kepadanya, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.” Maksud Yesus, “Petrus, engkaulah akan membuka kunci pintu dalam perkembangan gereja. Engkau adalah titik pertemuan diantara Roh Allah dan gereja.” Dan pada perayaan Pentakosta, Petrus berada di Yerusalem dan gereja didirikan disitu, dan dialah yang berkhotbah dan dia ada disitu ketika Roh datang. Kemudian dia juga ada di Yudea dan Samaria.
Dan kunci terakhir di tangan Petrus adalah kunci yang membuka gereja itu kepada bangsa-bangsa lain. Dan itu sangat sulit bagi Petrus, karena dia telah didewasakan dalam tradisi Yahudi, yang berakar dengan legalisme dan super-nasionalisme. Jadi tidak ada tempat bagi orang Samaria atau bangsa lain, yang dianggap najis. Namun Roh Allah sudah mulai merubahkan Petrus.
Kemudian ada tradisi lain yang sudah mulai menghilang, karena dia tinggal, di ayat 43, di rumah Simon, seorang penyamak kulit. Dan pekerjaan itu dianggap najis oleh orang Yahudi karena itu berhubungan dengan binatang mati, dan orang Yahudi yang benar menghargai diri tidak akan berhubungan dengan orang seperti itu. Namun Petrus tinggal dirumahnya mungkin selama beberapa tahun, jadi dia menunjukkan bahwa rasa prasangkanya sudah mulai dirubah Tuhan kita.
Allah ingin mengambil orang Yahudi dan orang non-Yahudi dan menjadikan mereka “satu orang baru.” Efesus 2:13-16 mengatakan, “Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. 14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatu-kan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, 15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, 16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.”
Nah, supaya Allah dapat mengubah situasi dikotomis ini menjadi kesatuan, Dia akan mengadakan persiapan sedikit. Jadi di KPR 10:1-20 malam ini, Allah memperkenalkan kami kepada konfrontasi ini yang pada akhirnya mengakibatkan bangsa-bangsa lain dapat dibawa masuk ke dalam gereja. Allah pada permulaan mempersiapkan orang non-Yahudi dulu kemudian Dia menyiapkan orang Yahudi itu. Orang non-Yahudi itu adalah Kornelius dan orang Yahudi itu adalah Petrus dan masing-masing diberikan visi tertentu, yang adalah seperti melatih dalam persiapan.
Nah saat kita melihat apa yang dilakukan Allah dengan Kornelius dan Petrus, kita akan melihat prinsip-prinsip apa yang dilakukan Allah dengan semua orang, karena disini ada yang menerima, yaitu Kornelius, dan ada yang menjadi utusan, yaitu Petrus. Marilah kita melihat bagaimana Allah menyiapkan si penerima yang akan menerima Injil itu dan bagaimana Allah akan mempersiapkan utusan itu yang akan menginjili dia. Kemudian pada waktu Allah yang tepat, Dia akan menyatukan mereka. Belajarlah hal ini, karena ini penting bagi kita untuk mengerti bagaimana Allah akan menggunakan kami untuk hal yang sama.
Kisah 10:1, “Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius.” Hal pertama yang kita belajar dari persiapan Allah adalah bahwa Allah memilih sang penerima itu. Allah memilih yang akan menerima Injil dan juga yang akan membawanya. Di Yohanes 6:37, Yesus berkata, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” Namun kemudian di ayat 44 Dia katakan, “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.”
Allah adalah dalam bisnis memilih. Efesus 1:4 mengatakan, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan.” Allah telah memilih Kornelius. Di KPR 13:48 dikatakan, “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.” Allah sudah menentukan siapa yang akan ditebus. Allah melakukan semua pemilihan.
Nah Kaisarea itu sebuah garnisun militer dan rumahnya Pilatus ada disitu, atau orang bersurat kuasa lain di Palestina, karena pemerintah Roma memiliki kantor pusat mereka disana. Dan kebanyakan orang disana adalah orang non-Yahudi dan hanya sedikit saja orang Yahudi. Letaknya kira-kira 48 kilometer ke arah utara Tel Aviv. Agustus telah memberikan kota ini kepada Herodes sebagai hadiah. Jadi karena itu kota ini dikembangkan menjadi bagus sekali.
Ayat 1 teruskan, “Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia.” Dia memerintah 100 orang. Sebuah legiun Romawi memiliki 6000 orang, dan itu dibagi 10 divisi, dan setiap divisi memiliki 6 perwira. Ayat 2 juga mengatakan dia, “saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah.” Kornelius ingin mengenal Allah dan dia hidup sesuai dengan terang yang dia miliki. Jadi Allah bergerak untuk memberikannya lebih banyak terang, yaitu terang dunia, Yesus.
Jadi hal lain yang kita belajar dari persiapan Allah untuk sang penerima adalah bahwa Allah merespon kepada hati yang ingin dan terbuka. Pemilihan itu tidak pernah melanggar keinginan atau pilihan. Mereka selalu berdampingan. Saya sendiri tidak mengerti bagaimana, Allah tahu bagaimana. Namun Kornelius itu dipilih Allah secara berdaulat, dan dia juga memiliki hati yang mencari. Allah mengulurkan tangan dan memberinya, benar-benar, keinginan untuk berbalik dan mencari Allah, meskipun dia sudah mati dalam pelanggaran dan dosa.
OK, Kornelius itu orang saleh. Itu berarti dia beragama dan dia takut akan Allah. Ini orang non-Yahudi yang membenci agamanya sendiri, yang amoralitas dan penyembahan berhala imannya sendiri, dan dia telah mengambil keputusan bahwa Allahj Israel adalah Allah yang benar. Dia sudah mulai berdoa kepada Allah itu. Dan mungkin saja dia sudah mulai beribadah dalam beberapa sinagog tertentu.
Jadi Allah bukan saja memilihnya dan merespon terhadap hatinya yang mencari, namun Dia juga harus mempersiapkannya. Ayat 3-4, “Dalam suatu penglihatan, pada jam kesembilan hari itu, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: "Kornelius!" 4 Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: "Ada apa, Tuhan?" Jawab malaikat itu: "Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.” Jam kesembilan hari itu adalah jam tiga sore, yang adalah waktunya untuk berdoa malam bagi orang Yahudi.
Disini muncul dengan jelas sekali seorang malaikat yang mengatakan, “Kornelius” terus berbicara dengan dia. Perwira itu seharusnya tidak takut, namun dia takut akan hal ini. Tahukah Anda bahwa dimanapun di dunia ini, Allah melihat dan membaca hati setiap individu tersendiri. Seperti asap yang naik dari api, doa-doamu dan perbuatan-perbuatanmu yang telah Anda lakukan itu naik kepada Allah dan Dia bertindak kepadamu berdasarkan itu.
Ayat 5-6, “Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. 6 Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut.” Allah selalu ingin menghubungkan iman kita dengan suatu tindakan ketaatan, karena itulah dasarnya hidup Kekristenan itu. Puji Tuhan, dia percaya Allah dan dia taat. Kemudian untuk merubuhkan benteng-benteng itu, Tuhan ingin supaya Petrus membawa Kornelius kepada Kristus di dalam rumah Kornelius sendiri, yang orang Yahudi pasti tidak akan mau masuk.
Kornelius langsung taat. Ayat 7-8, “Setelah malaikat yang berbicara kepadanya itu meninggalkan dia, dipanggilnya dua orang hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu bersama-sama dengan dia. 8 Dan sesudah ia menjelaskan segala sesuatu kepada mereka, ia menyuruh mereka ke Yope.” Disini terdapat seseorang yang benar beriman, dan Allah memberi kesempatan untuk menunjukkan ketaatan iman itu. Sementara, Dia menyiapkan utusan itu, yaitu Petrus, di Yope.
Ayat 9, “Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul keenam, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa. Waktu itu, jam 12 siang, itulah waktu berdoa, jadi Petrus naik ke atap untuk berdoa. Nah, ada banyak hal yang perlu dirubah Allah dalam Petrus. Dia mulai sebagai orang rasis, dan Allah perlu untuk meruntuhkan itu, dan Allah memerlukan satu visi lagi untuk merubahkannya dalam menghadapi bangsa-bangsa lain. Kita akan melihat bahwa pekerjaan Roh Kudus dengan utusan itu adalah sama dengan apa yang dilakukan terhadap yang menerimanya.
Allah memilih utusan yang dikehendaki-Nya sama seperti Dia memilih orang yang menerimanya. Roh Allah itu mengerakkan orang-orang dan menuntun mereka ke jalan yang Allah inginkan. Jika Anda merasa Allah sedang mengarahkan Anda, taatilah Roh Kudus itu segera. Allah ingin menggunakan Anda untuk misi tertentu. Di Yohanes 15:16 Yesus mengatakan, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah.”
Ayat 10-11 mengatakan, “Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. 11 Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah.” Allah memberikan dia visi yang berhubungan dengan makanan, dan turunlah suatu kain lebar. Ayat 12-13, “Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. 13 Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!"
Berikut adalah titik kunci, binatang-binatang yang ada di dalamnya ada yang halal dan ada yang najis. Di Imamat 11, Allah telah memberikan mereka batas mutlak sehingga dalam pikiran orang Yahudi ada perbedaan besar diantara bnatang halal dan binatan najis. Dan hukum diet mereka itu begitu khusus sehingga tidak mungkin mereka dapat berhubungan sosial dengan orang non-Yahudi, dan itulah maksudnya Imamat 20:25. Dan sekarang Allah mengatakan untuk memakan semua itu.
Ayat 14-15, “Tetapi Petrus menjawab: "Tidak, Tuhan, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir." 15 Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.” Dan ayat 16 mengatakan, “Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit.” Apakah artinya visi khusus ini? Allah meniadakan hukum-hukum diet Perjanjian Lama. Dulu itu khusus untuk memisahkan orang Yahudi dari bangsa lain. Sekarang tubuh Kristus dirancang untuk menyatukan mereka kembali.
Orang Yahudi dan orang non-Yahudi yang berada bersama di gereja tidak mau makan bersama, dan itulah masalah yang ditangani Paulus di Roma 14. Paulus mengatakan, “Janganlah sengaja menyinggung orang Yahudi itu yang masih belum mengerti kebebasnnya.” Dan Paulus juga mengatakan kepada orang-orang Yahudi, “Janganlah mengharuskan orang non-Yahudi mengikuti hukum diet yang sudah dikesampingkan Allah.” Lihatlah, Allah ingin menghilangkan halangan itu supaya mereka bersatu dalam Kristus.
Markus 7:14-15 mencatat perkataan Yesus, “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. 15 Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” Yesus mengatakan, “saya tidak peduli apa yang Anda makan. Yang saya pedulikan adalah apa yang Anda mengatakan dan kalau itu tidak mengasihi, itulah yang akan menajiskan Anda. “
1 Timotius 4:1-3 jelas sekali, “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan 2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya dibakar besi panas. 3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.”
Ayat 17-18 mengatakan, “Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu. Sementara itu telah sampai di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh Kornelius dan yang berusaha mengetahui di mana rumah Petrus. 18 Mereka memanggil seorang dan bertanya, apakah Simon yang disebut Petrus ada menumpang di rumah itu.” Allah bukan saja menyiapkan si penerima dan juga menyiapkan sang pengutus, namun Dia juga memakai waktu ilahi yang tepat, sebelumnya Petrus bangun, sudah ada yang mengetok pintu, mereka sudah ada diluar.
Ayat 19-20, “Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: "Ada tiga orang mencari engkau. 20 Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka ke mari.” Allah ingin suatu tindakan iman dari Petrus, sama seperti Dia ingin sesuatu dari Kornelius. Apakah Anda bersedia pada saat Allah memanggil Anda dan Dia juga sudah menyiapkan orang yang akan menerimanya?
Rasul Paulus bekerja dengan menggunakan prinsip ini. Di KPR 18:9-11 dikatakan, “Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! 10 Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini." 11 Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.” Allah dapat dan ingin menggunakan Anda jika Anda siap sedia. Marilah kita berdoa.