Misi yang efektif
Published by Stanley Pouw in 2012 · 25 November 2012
Setelah memanggil keduabelas rasul, Matius menulis, “Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, 6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. 7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. 8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. 9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. 10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.”
“Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. 12 Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. 13 Jika mereka layak menerimanya, berilah kedamaian kepada mereka, jika tidak, biarlah damaimu itu kembali kepadamu. 14 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. 15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.”
Tuhan kita telah melatih keduabelas murid-Nya, dan sekarang Dia akan mengutus mereka untuk pertama kalinya. Yaitu, bukan saja mereka akan dididik, namun mereka juga akan memberitakan Injil kepada tuaian jiwa-jiwa yang terhilang. Jangan salah mengerti bahwa Tuhan hanya memikirkan pendidikan mereka yang diutus; Dia mengingat keselamatan banyak orang. Tuhan kita dalam proses memuridkan mereka.
Tuhan kita berkomitmen untuk memberikan diri-Nya untuk jangka waktu panjang kepada beberapa orang supaya mereka menjadi dewasa dan diperlengkapi untuk menjangkau generasi mereka. Dan Yesus memberikan mereka kuasa-Nya supaya mereka dapat mengubah dunia. Di Matius 10:1 dikatakan, “Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka.” Kuasa itu menyebabkan mereka dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada apa yang kemanusiaan mereka memimpikan untuk memajukan kerajaan.
Dan pada waktu mereka diutus Yesus, mereka diberikan prinsip-prinsip untuk misi mereka. Prinsip pertama untuk misi yang efektif adalah utusan ilahi dan perasaan tanggung jawab kepada Tuhan kita. Kedua, dia harus pergi keluar untuk mewakili Kristus dengan suatu tujuan pokok. Kita telah membahas betapa pentingnya ada fokus dalam pelayanan dan janganlah menjadi begitu beragam sehingga tidak ada sesuatupun yang dilakukan dengan sangat baik.
Yang mewakili Yesus di misi untuk Kristus juga harus ada berita yang jelas, “Beritakan kepada mereka bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat.” Pelayanan mereka dari alpha sampai ke omega seluruhnya adalah apa yang mereka tahu dari Kerajaan Sorga. Marilah sekarang kita melihat prinsip berikutnya dan melanjutkan dimana kita berhenti Minggu yang lalu.
Mereka yang mewakili Kristus juga harus memiliki referensi yang mengkonfirmasikan mereka utusan Allah. Jika Anda pergi dan memberitakan Injil, apakah alasannya orang-orang percaya apa yang diberitakan memang dari Allah? Bagaimana Anda tahu dia membicarakan kebenaran? Bahkan murid- murid itu berlawanan dengan sistim agama yang ada. Mereka tidak berpendidikan dan mereka bukan orang Farisi.
Matius 10:8 mengatakan, “Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” Itulah referensi para rasul dan itu cukup meyakinkan untuk mengidentifikasikan mereka sebagai wakil Allah. Itu sama dengan apa yang terjadi dengan Yesus. Orang buta yang disembuhkan Yesus mengatakan kepada orang Farisi yang menanyakannya di Yohanes 9, “30 Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku. 33 Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.”
Jadi kemampuan mereka untuk melakukan mujizat itu menunjukkan bahwa mereka datang dari Allah. Namun mengapa khusus mujizat seperti itu, seperti mujizat penyembuhan dan mujizat pembangkitan? Lihatlah referensi pertama yaitu sembuhkanlah orang sakit dan tahirkanlah orang kusta. Apakah artinya mujizat-mujizat seperti itu bagi Anda? Mereka mununjukkan hati Allah karena Allah peduli orang yang sakit, yang menderita dan yang miskin.
Mujizat-mujizat itu menunjukkan kemurahan Allah dan menerangkan kepada mereka ketika Kerajaan Sorga itu datang orang sakit dan orang kusta disembuhkan. Dengan kata lain satu unsur Kerajaan yang akan datang adalah bahwa Allah akan menghilangkan semua penyakit. Jadi mereka menerima pendahuluan kecil dari maksud Kerajaan itu.
Seseorang yang benar-benar mewakili Yesus Kristus memberikan dirinya kepada orang miskin, orang yang menderita, orang yang kebutuhannya banyak dan orang yang tertindas. Saya heran melihat orang-orang yang mengklaim mereka mewakili Yesus Kristus namun mereka terutama melayani orang kaya dan orang yang terkenal, akan tetapi mereka itu salah besar.
Orang-orang yang mewakili dunia jahat ini, yang mengajar ajaran-ajaran palsu tidak menunjukkan kasih sayang Allah. Perjanjian Lama mengatakan bahwa orang-orang jahat menindas orang sengsara dan miskin (Yehezkiel 18:12), menjual orang benar karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut (Amos 2:6), menginjak-injak orang yang lemah (Amos 5:11), menganiaya orang miskin (Mazmur 10:2) dan menipu orang miskin (Amos 8:5-6).
Sebaliknya Allah mengasihi mereka. Dia tidak melupakan mereka (Mazmur 9:18). Dia mendengar keluhan mereka (Mazmur 69:33), membela perkara mereka (Mazmur 140:12), melepaskan, melindungi, meninggikan dan memelihara mereka (Mazmur 35:10, 12:5, 107:41; 68:10). Mazmur 14:6 mengatakan, “Tuhan adalah tempat perlindungan mereka.” Mereka bahkan dipanggil orang miskin-Ku di suatu ayat di Perjanjian Lama.
Apakah menjadi referensi kami? Kami tidak dapat menyembuhkan orang sakit atau mentahirkan orang kusta; namun kami dapat memperlihatkan kasih ilahi yang mujizat-mujizat tersebut ingin menunjukkan. Referensi kedua mengatakan, “bangkitkanlah orang mati dan usirlah setan-setan.” Itu mendemonstrasikan benar-benar kuasa. Maksudku kuasa untuk membangkitkan orang mati dan kuasa untuk masuk dunia setan yang tidak kelihatan dan mengalahkan kerajaan itu, itu memang kuasa luar biasa yang nyata!
Matius 7 menjelaskan bagaimana kita tahu ada nabi palsu, “Kita akan mengenal mereka dari buahnya.” Jika Anda tidak melihat kuasa, tidak ada transformasi dramatis, atau seseorang yang mati secara rohani menjadi hidup di dalam Kristus, maka orang itu bukan pengkhotbah sejati, atau pewakil Kristus yang benar. Wakil tulen Kristus akan ditandai kuasa Allah dimana saja dia pergi.
Referensi ketiga paling menarik. Pada akhir ayat 8 dikatakan, “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma- cuma,” yang berarti tidak mementingkan diri. Seseorang yang benar-benar mewakili Yesus Kristus tidak akan melakukan itu untuk keuntungan diri sendiri. Seseorang yang mengatakan dia wakil Yesus Kristus dan minta biaya besar untuk pelayanannya telah menghilangkan berkat-berkat Allah.
Disisi lain prinsip berikutnya adalah iman yang yakin. Saya percaya Allah akan menyediakan keperluan saya. Lihatlah ayat 9, Dia mengatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.” Terus Yesus mengatakan di ayat 10, “Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.”
Siapakah yang membuat prinsip itu? Allah mengatakan, “Aku membuatnya dan Aku akan memelihara sumber daya.” Jadi janganlah bawa apa-apa, ini seperti latihan menyelamatkan diri – kamu pergi tanpa membawa apa-apa. Anda ingin mengajarkan orang-orang iman yang yakin, keyakinan akan Tuhan. Namun disisi lain umat Allah harus mengerti bahwa kewajiban mereka adalah untuk mendukung orang-orang yang melayani mereka karena seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Di 1 Korintus 9:14, Paulus mengatakan, “Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.” Yang dimaksud adalah hiduplah karena berkhotbah, biarkan itu mendukung Anda. Janganlah kita yang menentukan harga atau menuntut, akan tetapi kita janganlah egois. Ini semua bergantung kepada Allah, benar?
Ini membawa kita kepada prinsip berikut, yang dinamakan kepuasan hati, apapun juga yang dia terima, dia harus merasa cukup. Kepuasan susah dicari, benar? Paulus mengatakan di 1 Timotius 6:6, “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.” Dia mengulangi prinsip itu di Filipi 4:11-12, “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. 12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.”
Dan sekarang ada dua prinsip terakhir. Ketika murid-murid itu menemukan rumah yang layak, mereka harus tinggal dan melayani pemilik rumah yang ramah tamah itu. Setelah mereka menentukan tempat tinggal mereka, mereka dapat memulai pelayanan mereka di kota itu, yang terdiri dari pemberitaan Injil rumah ke rumah. Setiap kali mereka mengunjungi rumah baru, mereka menyambut orang-orang didalamnya.
Fokuslah pelayanan kepada orang-orang yang mau menerima Firman Allah karena merekalah katalis untuk mengubah dunia. Dia bidang misi hal itu dinamakan “carilah orang damai.” Janganlah hanya mengatakan hal-hal yang menyenangkan mereka, namun berilah mereka Injil. Perhatikanlah mereka yang ingin bertumbuh dan yang ingin dididik. “Ketika Anda menemukan rumah tangga yang mau menerima Anda, berikanlah kedamaianmu kepada rumah tangga itu.”
Berikanlah Firman Allah kepada mereka yang mau. Carilah tempat-tempat dimana Allah telah membukakan hati-hati orang supaya mereka menerima dan melayani sebanyak mungkin di tempat-tempat itu. Janganlah memberitakan Injil kepada mereka yang melawan Kekristenan secara total. Dan ini membawa kita kepada prinsip terakhir, yaitu tolaklah mereka yang menghina.
Di akhir ayat 13, Yesus mengatakan, “Jika mereka layak menerimanya, berilah kedamaian kepada mereka, jika tidak, biarlah damaimu itu kembali kepadamu.” Itu ungkapan orang Yahudi, mereka ingin memberikan kedamaian mereka, namun jika rumah tangga itu tidak layak, mereka mengambil kembali kedamaian mereka. Dengan kata lain mereka mengutuk rumah tangga yang tidak layak.
Ini sama seperti apa yang dikatakan di 2 Yohanes 1:10-11, “Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. 11 Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.” Dengan kata lain, “Janganlah memberi doa berkat kepada orang-orang yang tidak percaya.” Jangan katakan, “Tuhan memberkati,” kepada seseorang yang tidak percaya. Berkat Tuhan janganlah diberikan kepada sembarang orang. Dan janganlah memberi kesan kepada orang-orang bahwa mereka benar-benar diberkati saat mereka tidak.
Matius 10:14, “Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.” Itu hal fisik yang dilakukan orang Yahudi. Ketika orang- orang bepergian di waktu Kristus, mereka semua banyak debunya. Ketika orang Yahudi kembali ke Israel, mereka tidak mau membawa tanah non Yahudi masuk kedalam Israel karena mereka percaya itu akan menajiskan tanah. Jadi sebelumnya mereka masuk ke Israel, mereka mengebaskan debu dari sepatu supaya mereka tidak membawa debu non Yahudi itu masuk.
Jadi Yesus mengatakan, “Pergilah ke domba-domba rumah Israel yang terhilang, dan jika mereka tidak mau mendengar berita Anda, perlakukanlah mereka seperti orang non-Yahudi.” Itu juga yang diperbuat Paulus waktu dia berada di tempat ibadah di Pisidia di Antiokhia di Kisah Para Rasul 13:51. Dia masuk kedalam dan ketika mereka tidak mau menerima khotbahnya, tertulis mereka mengebaskan debu kaki mereka dan pergi kesebelah tempat itu kepada orang non Yahudi. Dia memperlakukan orang Yahudi sebagai orang non-Yahudi dan orang non-Yahudi sebagai orang Yahudi.
Mungkin Anda berkata, “Tunggu dulu! Apakah ini berarti kita harus menolak semua yang melawan? Jika saya bertemu dengan orang dan saya memberitahu- kan mereka tentang Kristus dan mereka tidak tertarik, apakah kita harus berkata, “masa bodoh” dan pergi saja? Ya tidak. Pokoknya begini, ketika orang telah melihat mujizat-mujizat dan mendengar Injil sepenuhnya dan telah diberi kesempatan banyak untuk merespon, namun mereka tetap menolak Kristus, setelah semua itu Anda boleh saja meninggalkan mereka dan perlakukanlah mereka seperti orang yang tidak percaya karena memang mereka tidak percaya.
Di 2 Korintus 5:20, Paulus mengatakan, “Jadi kami ini dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” Jadi kita meminta, memohon, kita mendorong! Namun setelah semua itu dilakukan, dan referensinya sudah terbukti, dan semua tanda sudah diberi dan mereka tetap menolak, perlakukanlah mereka seperti orang yang tidak percaya. Jangan memberi mereka berkat Allah, tinggalkan saja.
Kuncinya adalah ayat 15, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.” Apa yang terjadi terhadap Sodom dan Gomora sangat tidak baik, benar? Api dan belerang jatuh kepada kedua kota itu dan menghancurkan mereka sebegitu rupa sehingga mereka tidak bisa ditemukan sekarang ini juga. Bahkan mereka pikir harus dibawah bagian selatan Laut Mati itu karena mereka belum menemukan sisa kota itu.
Kedua kota itu hancur secara mutlak, total dan kekal, dan akibatnya juga sama dengan rumah atau kota manapun di Galilea yang menolak Injil. Asumsinya adalah bahwa kota-kota atau rumah-rumah di Galilea lebih tahu dan lebih mendengar daripada Sodom dan Gomora. Pokoknya berdasarkan apa yang telah dilakukan Yesus tentu informasi mereka cukup banyak.
Ketika ada kota yang telah mendengar banyak kebenaran Allah (yaitu melalui wakil-wakil Kristus sendiri), dan yang telah menerima kabar baik dan otentikasi dari kemampuan mereka untuk melakukan mujizat, dan tetap orang-orang menolak itu, tidak mungkin mereka dapat dibaharui untuk bertobat (Ibrani 6:4-6). Ketika mereka menutup diri dan mengejek, janganlah buang waktu. Penghakiman ilahi akan datang kepada kota itu atau rumah itu, dan itu parah.
Apakah yang kita belajar? Tuhan mengutus keduabelas murid-Nya dua per dua, dan mereka diberikan beberapa prinsip untuk pelayanan efektif, yaitu: panggilan dari Allah dengan tujuan pokok dan berita yang jelas, disertai kemampuan untuk melakukan mujizat sebagai bukti, iman yang yakin dan yang mencukupkan diri dalam setiap keadaan. Fokuslah kepada mereka yang mau menerima dan tolaklah mereka yang melawan. Itulah standar-standar pelayanan bagi Kristus yang patut kita ikuti.
Banyak diantara kita dapat belajar dari pelajaran ini, khususnya orang-orang yang menjadi pendeta dan misionaris. Mungkin Anda sendiri ada minat untuk pergi misi atau pelayanan Kristen lain. Namun sebenarnya ini untuk semua dari kita, karena semua orang percaya mewakili Kristus. Dan selagi kita mempelajari prinsip-prinsip ini, kita dapat mengerti bagaimana ini berguna bagi kita semua dan dapat digunakan untuk semua pelayanan.
Pada akhirnya saya ingin menanyakan Anda: jika Allah membandingkan prinsip- prinsip yang baru kita pelajari dengan kehidupan Anda sekarang ini, apakah Anda benar seorang misionaris yang setia? Apakah Anda hidup dan mewakili Kristus dengan prinsip-prinsip tersebut? Persyaratan dunia semua salah, dunia tidak akan memilih satupun dari murid-murid ini untuk menjadi misionaris. Hanya Allah saja memiliki persyaratan yang semua benar.
Kesabaran, kerendahan hati dan selalu datang pada waktu yang tepat (yang memperlihatkan Anda mengasihi orang lain dengan tidak memaksa mereka buang waktu menunggukan Anda) dan pengorbanan (Anda tidak keberatan bertemu ditengah malam), itulah hal-hal yang Allah dapat memakai untuk mengubah seorang laki-laki atau perempuan untuk menjadi seseorang yang Dia ingini. Dia memilih keduabelas orang ini, dan memberikan mereka prinsip- prinsip ini supaya misi mereka sukses. Semoga kita juga efektif sama seperti mereka! Marilah kita mulai Perjamuan Kudus.