Matius dan Tomas
Published by Stanley Pouw in 2012 · 28 October 2012
Kita diberi hak istimewa di Matius 10 untuk fokus kepada murid-murid Yesus, individu-individu yang sangat istimewa yang telah dipilih Tuhan. Nanti mereka menjadi Rasul-rasul-Nya yang diutus untuk mengabarkan injil Yesus Kristus kepada dunia. Dan kita juga belajar begaimana Allah memakai berbagai macam orang untuk tugas rohani yang tinggi itu.
Aku sadar betapa sedikitnya mereka. Biasanya ketika kita membicarakan gereja yang pengaruhnya besar kita ingat gereja yang anggotanya banyak. Namun waktu kita mempelajari para murid kita melihat hanya keduabelas ini, sebenarnya sebelas, melawan bukan hanya sistim manusia akan tetapi juga sistim iblis juga. Jadi hanya sebelas orang yang juga tidak ada bakatnya.
Seperti kita melihat minggu yang lalu, semua orang pada dasarnya tidak layak untuk tugas itu. Namun mereka benar-benar memutarbalikkan dunia. Memang ajaib melihat apa yang Allah dapat melakukan dengan sedikit orang. Secara manusia dunia kagum jika sedikit orang menyerang banyak orang, benar? Jika satu orang berani melawan orang banyak, dunia ini menganggap mereka pahlawan meskipun mereka kalah.
Kita ingat keberanian mereka dan kesetiaan kepada tugas mereka, namun mereka kalah. Saya percaya ada hal yang jauh lebih hebat daripada ini. Manusia mungkin sangat berani dan setia terhadap tugasnya namun dia tetap terbatas sebagai manusia. Dan karena ia lemah dia tidak dapat mengatasi rintangan tertentu. Namun keadaannya berbeda sekali ketika Allah ikut campur. Karena Allah dapat memakai sedikit orang saja untuk mengalahkan musuh sebesar apapun juga.
Gideon sudah siap untuk berperang dengan orang Midian dan sekutu mereka orang Amalek dan dia mengumpulkan pasukanya sebanyak 32000 orang. Allah mengatakan, itu terlalu banyak dan Dia menguranginya sampai tinggal 300 orang. Dan di Hakim- hakim 7:12 kita melihat musuh mereka, “Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya, dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya.” Tahukah Anda siapa yang menang? Gideon dan dia hanya bikin keributan besar dan orang Midian dan orang Amalek semua saling membunuh satu sama lain dalam kebingungan mereka.
Sekarang dengarkanlah, ini pokoknya. Allah tidak terbatas ada orang banyak atau orang sedikit, itu tidak ada pengaruhnya. Bukan saja Allah dapat menjadikan mereka pahlawan bukan karena keberanian mereka saja dan kesetiaan mereka namun terutama karena mereka percaya dan bersandar kepada Dia.
Sekarang marilah kita kembali ke Matius 10 dan mengingat latar belakang itu, kita teringat keunikan keduabelas orang ini. Bukan saja mereka pahlawan karena keberanian mereka, kesetiaan mereka dan ketaatan mereka akan tetapi karena mereka mencapai tujuan mereka. Mereka benar-benar mendirikan gereja.
Dan Anda dan saya adalah hasil karya mereka. Mereka menyentuh seluruh dunia. Mereka memperluas kerajaan, hanya sebelasa orang yang setia, rendah hati dan sederhana sama seperti kita. Dengarkanlah, orang seperti apa dipakai Allah? Dia menggunakan orang-orang biasa seperti kita. Dia menggunakan orang yang tidak layak. Allah selalu menerima orang-orang yang tidak layak karena memang tidak ada seorangpun yang layak.
Sekarang kita akan bertemu dengan dua orang lain yang digunakan-Nya malam ini. Matius dan Tomas di ayat Matius 10:3. Kelompok kedua terdiri dari empat orang yaitu Filipus, Natanael, Tomas dan Matius. Marilah kita melihat Matius duluan karena kita sudah memeriksa sedikit tentang kehidupan Matius di bab 9.
Matius disebut di setiap daftar dan selalu berada di dalam kelompok yang sama, namun tidak pernah ada sesuatu yang dikatakan tentang Matius dan tidak ada yang dikatakan Matius kecuali satu hal kecil. Lihatlah di Matius 9:9, “Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.”
Dan ketika Matius menyebut namanya di daftar bab10:3 dia mengatakan, “Matius pemungut cukai.” Mengapa Matius mengatakan itu? Maksudku, itu bukan sesuatu yang dibanggakan. Tidak. Pemungut cukai itu seseorang yang paling dibenci dan manusia paling hina di masyarakat Israel. Dan Matius menunjukkan kita kerendahan hatinya yang tulen dan perasaan ketidaklayakan penuh dosa.
Mengapa Matius memberi komentar tentang dirinya di ayat 9? “Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Intinya adalah ayat 1-8 dimana Matius memperlihatkan bahwa Yesus datang ke dunia untuk mengampuni dosa. Matius 9:5, “Dosamu sudah diampuni.” Matius 9:6, “Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa." Dan Matius menyelundupkan diri disitu untuk menunjukkan bahwa Yesus benar mengampuni dosa bahkan bagi pendosa terburukpun, yaitu dirinya sendiri.
Mungkin itu alasannya Matius tidak pernah berbicara, menanyakan pertanyaan atau berkomentar. Dan dia tak berwajah dan tak bersuara selama narasi seluruh injil. Dan mungkin kerendahan hatinya lahir dari rasa berdosanya yang begitu besar. Jadi dia diam saja, sampai Roh Allah menanyakan dia untuk menulis. Dan kemudian dia diberikan hak istimewa untuk menulis pembukaan Perjanjian Baru, 28 bab mengenai Raja segala Raja sendiri.
Matius dulunya seorang pengkhianat dan pemeras uang. Matius dulu serakah dan dikucilkan, dan dia tahu hal itu. Karena untuk menjadi pemungut cukai Anda sebagai orang Yahudi digunakan pemerintah Roma untuk mengumpulkan pajak dari orang Yahudi untuk diberi ke Roma. Jadi Anda bekerja untuk si penindas. Dan Anda bebas untuk menagih lebih dari orang-orang dan itu boleh Anda pakai untuk diri sendiri. Jadi pasti ada uang suap dan pelanggaran.
Mereka begitu benci penagih pajak itu sampai Talmud sendiri mengatakan, “Anda diperbolehkan untuk membohongi dan menipu pemungut cukai itu.” Tidak ada penagih pajak yang diperbolehkan untuk bersaksi di pengadilan karena semua orang tahu bahwa mereka adalah pembohong dan mereka bisa disuap. Tidak ada pemungut cukai yang boleh masuk tempat ibadah untuk beribadah kepada Allah karena hubungan mereka dengan Allah diputuskan oleh para rabbi.
Ada dua macam penagih, ada orang Gabbai, yaitu pemungut cukai umum, yang menagih pajak property dan pajak penghasilan, dan semua sudah ada standarnya. Kemudian ada juga orang Mokhes, yang menagih pajak untuk apapun juga. Mereka menagih untuk semua barang impor, semua export, semua barang yang dibeli dan semua yang dijual. Mereka ambil tol dari jalanan, jembatan dan pelabuhan. Mereka ambil tol untuk bungkusan, surat, dan semua yang lain dan Matius adalah seorang Mokhes.
Yang menarik dari semua ini adalah bahwa dia juga ada nama Levi yang menunjukkan bahwa dia masih dalam keturunan tradisi Yahudi. Dan di dalam Injil Matius ada lebih banyak kutipan Perjanjian Lama dari semua kutipan dari injil Markus, Lukas dan Yohanes bersama. Bahkan Matius mengutip dari tiga bagian Perjanjian Lama yang diketahui orang Yahudi: Hukum Taurat, Nabi-Nabi dan Tulisan Kudus.
Dan saat Yesus datang di Matius 9:9, Dia berkata kepadanya – Ikutlah Aku dan dia langsung berdiri dan mengikuti-Nya. Apakah Anda mengerti apa artinya itu? Pertama, dia meninggalkan pekerjaannya begitu saja. Ini bukan seperti seorang nelayan. Jika mereka tidak suka apa yang terjadi dengan Yesus bisa saja mereka langsung balik. Namun ketika Matius meninggalkan meja itu, pemerintah Romawi langsung akan menggantikannya keesokan hari.
Dan dia mengikuti seseorang yang juga ditolak masyarakat, karena orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat membenci Yesus sama atau lebih banyak dari pada seorang pemungut cukai. Jadi dia seolah-olah loncat dari wajan penggorengan ke dalam api. Ongkosnya mahal sekali.
Mengapa dia melakukan itu? Hanya ada satu alasan yaitu pengampunan dosa. Di Matius 9:10 dia mengadakan pesta setelah Yesus memanggilnya. Dan Yesus adalah tamu kehormatan di pesta itu untuk semua pemungut cukai dan pendosa-pendosa. Apakah Anda masih ingat hal itu yang kita pelajari? Dan orang Farisi mengatakan, “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Dan Yesus menjawab, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.”
Intinya pesta itu adalah untuk Yesus memanggil orang berdosa untuk bertobat. Jadi seluruhnya disini adalah tentang pengakuan dosa, pertobatan dan pengampunan. Dan Matius menyadari betapa besar dosanya. Dia tahu pemerasannya dan keserakahannya. Dia tahu dia telah mengkhianati sesama orang Yahudinya.
Dan saya percaya dia ingin meninggalkan semua itu dan dia telah mendengar khotbah Yesus karena dia berada di kota kecil Kapernaum itu. Dan ketika Yesus datang kepadanya dan berkata – Ikutlah Aku – dia tahu pada dasarnya bahwa itu berarti ada pengampunan dosa dan dia mengejar hal itu. Dan ia rela untuk meninggalkan karirnya karena dia ingin pengampunan dosa.
Tahukah Anda bahwa pekerjaan Allah adalah pemulihan? Dia mengambil mereka yang tidak layak dan Dia mentransformasikan mereka. Matius diam-diam meninggalkan semua itu. Dan pertobatannya tulen karena itu kelihatan dari kerendahan hatinya. Dia sama sekali tidak menyebut dirinya sendiri. Dia tidak mau membicarakan talentanya atau apa yang dia persembahkan kepada Tuhan.
Itu membawa kita kepada orang terakhir di dalam kelompok kedua, dan namanya adalah Tomas. Dan langsung ketika Anda mendengar nama Tomas apakah yang Anda pikirkan? Tomas yang meragukan, benar? Namun Tomas adalah orang yang lebih baik dari pada yang Anda pikirkan. Bahkan kebanyakan orang tidak mengerti Tomas. Dengarkanlah, Matius, Markus dan Lukas tidak memberikan kita apa-apa tentang Tomas.
Namun sekali lagi Yohanes, yang selalu menggali hati manusia, membukakan hati Tomas kepada kami. Yohanes 11:14, Tuhan sedang berada di sungai Jordan dan diluar kota Yerusalem. Sudah ada rencana untuk membunuh-Nya pada waktu itu. Bahkan mereka perlu keluar dari kota Yerusalem karena waktunya masih belum datang dan Dia perlu melakukan itu untuk memperpanjang kehidupan-Nya. Dan ada laporan kepada mereka bahwa Lazarus sedang sakit parah.
Di ayat 14, Yesus telah memperlambat segala sesuatu supaya memberi waktu kepada Lazarus untuk meninggal dan kemudian berkata, “Lazarus sudah mati.” 15 tetapi syukurlah demi keuntungan kamu, Aku tidak hadir pada waktu itu, supaya kamu dapat belajar percaya.” Dengan kata lain, Aku akan melakukan mujizat untuk membesarkan kepercayaanmu. Mereka imannya masih lemah seperti yang kita lihat. Dan mereka selalu memerlukan semacam bukti kekuasaan-Nya yang menyebabkan mereka menjadi percaya.
Kemudian di Yohanes 11:15, “Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Sekarang dimanakah Lazarus berada? Di Betania yang adalah tiga kilometer disisi lain Yerusalem. Nah ini penberitahuan yang menakutkan karena pikiran murid-murid itu adalah – Wah pasti ini seperti bunuh diri saja. Dan diantara mereka sudah ada yang ragu-ragu sekali. Kemudian di ayat 16, “Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."
Banyak hal terdapat dalam kalimat ini. Pertama ada inisiatif yang cukup besar dan saya juga melihat pesimisme, benar? Karena dia yakin Yesus akan dibunuh. Keberanian terbesar di dunia bukanlah keberanian seorang optimis akan tetapi keberanian seorang pesimis karena dia percaya yang akan terjadi adalah yang terburuk namun dia tetap ingin pergi.
Tomas telah merencanakan semua tulisan di batu nisannya. Dia hanya dapat melihat bencana tetapi ia muram bertekad untuk mati bersama Kristus. Mengapa dia rela mati bersama Yesus? Bukan karena dia meragukan-Nya, namun karena ia benar- benar percaya total kepada-Nya.
Mungkin kasihnya Tomas yang begitu dalam dan intensif untuk Yesus hanya dapat disamai oleh Yohanes sehingga dia tidak dapat bertahan hidup tanpa Dia. Dia adalah orang yang berani dan orang penuh kasih. Dia tidak dapat dipisahkan dari Kristus. Itu menujukkan betapa dalam kasihnya.
Lihatlah Yohanes 14 dan kita melihat dia lagi. Dan sikap yang sama muncul lagi. Di Yohanes 14:2-4 Yesus mengatakan, “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. 3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. 4 Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."
Yohanes 14:5, “Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Ini seperti mengatakan - Tuhan, janganlah Engkau pergi ke tempat dimana kami tidak dapat datang. Hal yang dipikirkan Tomas adalah pemisahan itu. Anda akan pergi dan kami tidak akan tahu dimana Engkau berada atau caranya untuk datang ketempat itu. Dia bersifat pesimisme dan dia mengatakan, kami tidak mungkin dapat menemukan tempat itu.
Namun jawab Yesus, “6 Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yang dikatakan-Nya adalah, “Aku akan membawa kamu, Tomas. Saya akan membawa kamu kesitu. Saya adalah jalan, jangan takut. Saya tidak akan pergi ke suatu tempat dan meninggalkan kamu. Lihatlah pesimisme yang sama dan kasih yang sama kelihatan lagi.
Marilah kita melihat untuk ketiga dan terakhir kali ke Tomas di Yohanes 20. Yesus telah meninggal. Tahukah apa yang terjadi keitka Yesus mati? Dia mengatakan, saya tahu itu, Dia mati dan saya tidak mati dan Dia pergi ke suatu tempat dan saya tidak tahu dimana Dia sekarang. Dan segala ketakutannya terjadi, Dia merasa dikhianati dan ditolak.
Dia seperti binatang yang terluka. Dan dia tidak mau bergaul dengan orang-orang jadi dia pergi begitu saja. Dan ketika murid-murid yang lain berkumpul bersama, dia tidak ada disitu, dia keluar dan mengalami stres berat karena dia mengasihi Yesus begitu mendalam. Dia mau mati bersama Yesus namun Yesus mati tanpa dia. Dia ingin pergi bersama Yesus namun Yesu pergi tanpa dia.
Dan di Yohanes 20:24 dikatakan, “Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.” Jadi siapakah yang menemukan Tomas? Yohanes 20:25, “Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tomas, kamu tidak datang. Namun Tomas muram dan sedih.
Apakah Anda pernah mencoba berbicara dengan orang yang sedang murung? Benar sulit kan? Tomas teruskan di ayat 25, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan- Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
Dan memang dia orang pesimis, namun sebelum Anda menghakimi dia, ingatlah ini. Tidak ada satu muridpun yang percaya sebelumnya mereka melihat Yesus. Tidak gampang untuk percaya bahwa orang mati bisa bangkit kembali dari orang mati. Ingatlah di perjalanan ke Emaus di Lukas 24, ada dua murid yang sedang berjalan dan Tuhan menyertai mereka dan mereka berduka cita mengingat kematian-Nya. Dan mereka juga tidak percaya pada permulaan.
Tahukah Anda bahwa Tuhan tidak keberatan jika ada orang yang ingin memastikan sesuatu? Yohanes 20:26 mengatakan, “Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!” Saya kagum akan hal itu. Yesus menembus tembok dengan badan-Nya begitu saja. Wah! Masih banyak sekali hal di alam semesta yang kita tidak mengerti sama sekali.
Kemudian Dia fokus kepada Tomas yang mengasihi-Nya cukup banyak untuk mati bersama-Nya dan sekarang sedih sekali. Ayat 27, “Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Apakah Tomas melakukan itu? Hal itu tidak tertulis. Hanya dikatakan di ayat 28, “Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Dia menegaskan keilahian Yesus dan ketuhanan Yesus Kristus. Dia menegaskan bahwa memang Dia adalah Allah.
Dan Yesus berkata di ayat 29, “Tomas, karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya.” Dan Anda tidak sendirian karena semua yang lain melakukan hal yang sama. “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Tahukah Anda siapakah mereka itu? Semua orang yang datang setelah itu, yaitu Anda dan saya. Kita semua tidak pernah melihat Yesus namun kita percaya. Dan Yesus mengatakan, “mereka diberkati.”
Tomas memberi kesaksian terbesar yang ada. Dalam pernyataan singkat itu Tomas memberikan kita pidato yang menghancurkan semua dusta yang telah diberi dalam sejarah manusia bahwa Yesus bukan Allah. Dan semua orang yang menyangkal keilahian Kristus dipaksa diam oleh Tomas.
Tomas berkhotbah dan tradisi mengatakan dia pergi sejauh India. Dan ada satu tradisi yang mengatakan dia mati dengan cara khusus. Mereka mengambil tombak dan menusuknya. Ini semacam klimaks yang pas bagi seseorang yang diminta untuk mencucukkan tangannya kedalam lambung Tuhan Yesus. Marilah kita berdoa.