Belajar Kepemimpinan
Published by Stanley Pouw in 2012 · 23 September 2012
Marilah kita belajar lebih lagi Matius 10. Kita beruntung malam ini dapat mempelajari caranya keduabelas Rasul diutus. Kita telah melihat beberapa pikiran di ayat 1 dan sekarang kita akan melihat nama-nama keduabelas individu sendiri.
Meskipun Alkitab tidak memberikan kita banyak informasi tentang mereka, nama pertama sudah cukup untuk berkhotbah banyak, karena pertama di daftar itu adalah Simon yang disebut Petrus. Dan marilah kita memperhatikan orang ini berhubungan dengan keduabelas orang. Namun pertama-tama beberapa pemikiran pengantar yang akan membantu kami memahami bagian Alkitab ini dalam konteksnya.
Dan beginilah caranya Allah merancang rencanan-Nya untuk berhasil: Yesus memberikan waktu kepada keduabelas orang. Duabelas orang ini akan menyampaikan pesan itu. Yang mendengarnya dari mereka akan memberitakan yang lain, dan disinilah kita berada dua ribu tahun kemudian mengabarkan injil lagi. Dan ada yang dari generasi ini yang akan memberitakan generasi berikut. Namun semua ini mulai dengan duabelas orang ini.
Duabelas orang yang diperkenalkan di Matius 10 adalah fondasi gereja. Di Efesus 2:20 dikatakan bahwa gereja “dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” Dan dikatakan di Matius 10:1 bahwa Yesus memanggil kedua belas murid-Nya. Dan dikatakan di ayat 2 bahwa mereka adalah Rasul, yaitu mereka yang diutus.
Mereka menerima wahyu ilahi. Mereka bertanggung jawab untuk menulis sebagian besar Perjanjian Baru. Mereka adalah orang-orang yang diberikan misteri perjanjian baru itu. Mereka adalah orang kepada siapa telah dijanjikan bahwa Allah akan mengingatkan mereka melalui Roh-Nya segala sesuatu yang telah dikatakan Yesus.
Sangat penting bagi kita untuk melihat bagaimana caranya Tuhan bekerja dengan mereka, bagaimana Dia mengajar mereka dan melatih mereka, dan bagaimana Dia mengutus mereka sebagai pola penginjilan di abad kedua puluh satu ini bagi kami semua yang dipanggil untuk mengajar dan mengutus orang lain untuk menjangkau seluruh dunia. Itulah tujuan Allah bagi kita semua.
Dan dalam waktu itu Yesus memberikan mereka kemampuan untuk melakukan dua hal. Mereka dapat mengusir setan dan dapat meneymbuhkan berbagai penyakit. Paulus menamakan ini karunia mujizat, inilah karunia kuasa konfirmasi dan jika Anda mempelajari Injil itu adalah kuasa melawan setan. Tugas utama mereka adalah untuk berkhotbah. Namun akibatnya terlihat saat mereka memperlihatkan kuasa mereka atas kerajaan kegelapan dan atas penyakit.
Sekarang malam ini marilah kita melihat identitas mereka. Matius 10:2-4, “Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, 3 Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, 4 Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
Nah mereka orang-orang biasa saja. Hanya satu yang mungkin ada kekayaan yaitu Matius karena dia seorang pemeras dan bekerja untuk Roma. Tidak satupun diantara mereka berpendidikan. Tidak ada satupun yang memiliki status sosial. Dan ada murid yang kami tidak kenal sama sekali dan yang kita tahu hanyalah nama mereka.
Tidak pernah ada tugas sesulit yang diberi keduabelas orang ini. Hal yang paling luar biasa yang pernah diminta mereka adalah untuk menyelesaikan pekerjaan yang dimulai Yesus. Sekarang ketika kita melihat murid-murid ini ada beberapa hal yang menarik yang dapat kita belajar dari daftar itu sendiri.
Ada empat daftar murid-murid ini di Perjanjian Baru. Satu di Matius 10. satu di Markus 3, satu di Lukas 6 dan satu di Kisah 1. Dan di semua daftar Petrus selalu disebut pertama. Dan ketika Yudas disebut dia selalu yang terakhir. Mengapa Petrus selalu pertama? Dikatakan, “Pertama Simon yang disebut Petrus.” Kita perlu mengerti kata “protos.” Dalam konteks ini artinya terdepan dalam tingkat.
Dalam keempat daftar selalu ada tiga kelompok. Kelompok pertama adalah Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes. Kelompok kedua mulai di ayat 3: Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius. Dan setelah itu ada kelompok ketiga, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot. Setiap kelompok selalu memiliki empat orang yang sama.
Mungkin urutan nama mereka berbeda, namun mereka selalu berada di dalam kelompok yang sama. Pengetahuan kita banyak tentang kelompok pertama, Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas, Kita tahu sedikit tentang kelompok kedua, Filipus, Natanael, Tomas dan Matius. Namun kita tidak tahu apa-apa tentang kelompok ketiga, kecuali tentang Yudas. Dan apa yang kita tahu tentang dia sebaiknya kita lupakan saja.
Tuhan sangat akrab dengan kelompok pertama. Dia rada dekat dengan kelompok kedua. Dan kita tidak tahu apakah Dia dekat dengan kelompok ketiga. Dan ini penting dalam soal kepemimpinan. Kita tidak mungkin akrab dengan semua orang. Tuhan kita, bahkan dari keempat yang pertama, berdekatan hanya dengan tiga murid. Dan kebanyakan waktu Dia bersama-sama dengan Petrus saja.
Ketika Yesus mengutus mereka pertama kali dalam magang mereka, Dia mengirim mereka berdua-dua. Jadi mereka pergi dalam kelompok empat orang mereka hanya berdua-dua. Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas saling terkait, mereka saudara dan kita tahu mereka adalah para nelayan dalam kelompok mereka.
Dari kelompok berikutnya kita hanya tahu ada satu dari antara mereka yang menjadi pemungut cukai. Kita tidak tahu pekerjaan Filipus. Dan kita tidak tahu apa yang dilakukan Natanael. Kita tidak tahu pekerjaan Tomas. Dan dari kelompok terakhir kita tidak tahu apa-apa.
Dan sifat mereka juga sangat berbeda. Petrus adalah seorang pria tindakan. Dia impulsif dan bersemangat. Dan Petrus selalu berbicara dan di dalam kelompoknya ada orang lain bernama Yohanes. Dan keinginan Yohanes adalah untuk berdiam dan merenungkan dan bertindak mengasihi. Mereka benar sangat berbeda.
Dan di kolompok kedua ada dua orang yang menarik juga. Ada Natanael atau Bartolomeus. Natanael percaya semuanya. Di Yohanes 1dia menerima faktanya tentang Yesus , memang dia sangat percaya orang. Dan di dalam kelompoknya ada juga Tomas yang tidak percaya apapun kecuali dia dapat melihatnya sendiri atau menyentuhnya. Sekali lagi mereka berlawanan.
Dan kemudian ada Matius yang bekerja untuk pemerintah Roma dengan memeras pajak. Dan ada Simon orang Zelot yang adalah seorang revolusioner radikal yang selalu ingin menjatuhkan Roma. Dan seandainya Simon sedekat ini dengan Matius dimanapun saja kecuali diantara para murid, dia sudah ditikam.
Jadi ada perbedaan politik dan perbedaan spiritual dan perbedaan emosional. Dan dari semua orang yang berbeda ini yang dikumpulkan, Tuhan akan berbuat sesuatu untuk mengubah dunia. Cerita ini indah karena mereka tetap berhasil, dan kita dapat melihat kuasa Allah di dalam semua ini.
Jadi bagaimana Allah membangun pemimpin? Karena Petrus adalah orang kunci, keduabelas bab dari Kisah Para Rasul membicarakan dia. Dia berkhotbah pada Hari Pentakosta. Dia yang melakukan mujizat pertama di tempat ibadah. Dia menghadap Mahkamah Agama. Dan kita dapat melihat bagaimana Allah akan membuatnya menjadi pemimpin.
Dan Allah tidak berhenti, karena masa kini juga Tuhan masih tetap membangun pemimpin di dalam gereja-Nya. Dan Petrus adalah kunci untuk mengerti pelajaran itu. Keempat Injil terisi penuh dengan Petrus. Setelah nama Yesus tidak ada nama lain yang dipakai lebih banyak di Injil dari pada nama Petrus.
Marilah saya memberikan Anda tiga cara. Pertama, seorang pemimpin selalu bertanya. Orang yang tidak ada pertanyaan jarang menjadi pemimpin karena mereka tidak peduli masalah dan solusinya. Dalam catatan Injil, Petrus bertanya lebih banyak pertanyaan dari pada semua orang lain digabung.
Petruslah yang menanyakan berapa kali dia harus mengampuni orang lain. Tuhan sedang membicarakan pengampunan dan dia mengatakan, “Berapa kali haruslah aku mengampuni? Tujuh kali? Tuhan mengatakan, Tidak, tujuh kali tujuhpuluh. Ngomong ngomong, dalam semua pertanyaan Petrus, dia jarang dapat jawaban yang diharapkan.
Petrus juga menanyakan tentang hadiah bagi mereka yang meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus. Petrus juga yang menanyakan arti pohon ara yang menjadi kering di Markus 11. Petrus juga yang menanyakan arti kesudahan yang akan datang di Markus 13. Dan setelah Petrus diberitahu dia akan meninggal sebagai martir, dia berkata, “Bagaimana dengan Yohanes?” Lihatlah, pemimpin selalu mencari solusi dan menanyakan pertanyaan.
Pemimpin selalu mengambil inisiatif. Ketika Tuhan bertanya sesuatu, siapa yang menjawab? Selalu Petrus. Siapakah menyentuh Saya? Petrus menjawab, “Maksud pertanyaan Tuhan itu apa, banyak sekali orang sedang mendorong Engkau disini.” Di Yohanes 6:67-68 dikatakan, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” 68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup kekal.”
Pemimpin selalu tepat ditengah-tengah aksi. Mereka mewujudkannya, dari semua murid, siapakah yang melompat keluar dari perahu dan berjalan diatas air? Petrus. Orang berkata bahwa Petrus menyangkal Tuhan. Memang itu benar. Tetapi dia berada di tempat dimana dia diperhadapkan dengan hal itu karena keberaniannya cukup besar untuk mengikuti Yesus sampai ke rumah Imam Besar. Yang lain semua sudah kabur.
Dan ketika kebangkitan itu datang, siapakah yang pertama-tama berada disana? Petrus dan Yohanes. Petrus melewati Yohanes yang berhenti diluar dan dia langsung masuk kedalam tempat itu. Kita melihatnya di buku Kisah Para Rasul dan selama duabelas bab, dimananpun dia pergi, banyak hal ajaib terjadi dimana-mana.
Nah, ada kalanya dia dipanggil Simon, nama sekulernya. Nama Simon itu juga dipakai ketika dia ditegur karena dosa. Misalnya di Lukas 5, dia sedang berada di perahunya dan dia tidak percaya ketika Tuhan mengatakan, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Dan ketika jalanya hampir koyak karena ikannya begitu banyak dia langsung berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.”
Namun Tuhan juga memberikan Petrus wahyu terbesar. Di Matius 16, Yesus baru memperingati murid-murid-Nya tentang ajaran orang Farisi. Kemudian di Matius 16:15 Dia menanyakan murid-murid-Nya suatu pertanyaan khusus, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
“17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” Dengan kata lain Dia mengatakan ini wahyu. Dia mentranformasikan orang ini dengan membertahukannya bahwa Allah dapat berbicara melalui dia.
Dan kemudian dia menerima hadiah besar di ayat berikutnya. Setelah pengakuan itu Yesus mengatakan di Matius 16:18, “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang pengakuan ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.”
Siapakah yang memberi khotbah rasul pertama yang besar? Petrus pada hari Pentakosta. Siapa yang membimbing orang non Yahudi pertama kepada Kristus? Petrus di Kisah Para Rasul 10, Kornelius. Dia membuka Kerajaan kepada orang Yahudi dan orang non Yahudi. Dan Tuhan memberi janji yang sama kepada sisa para Rasul dan juga kepada semua orang di segala abad yang membuka pintu kepada Kerajaan dengan memproklamirkan Injil.
Namun Anda juga harus melihat kesalahannya yang besar. Matius 16:21-22, “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua- tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. 22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.”
Dia melakukan tepat apa yang dilakukan Iblis di dalam pencobaan Kristus; dia mencoba untuk menggelincirkan Kristus dari kayu salib. Ini ajaran besar yang harus dipelajari pemimpin. Semakin Anda berada di dalam posisi untuk dipakai Allah, semakin besar kemungkinannya untuk digunakan Iblis. Ini pelajaran penting.
Kemudian kita datang kepada salah hitung kemampuannya yang besar. Matius 26:33-35, “Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." 34 Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." 35 Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau."
Dan kita tahu bahwa Petrus menyangkal Yesus tiga kali. Betapa besar pelajaran dan pengalaman Petrus. Dan kemudian dia mengalami pengampunan dosa besar. Di Yohanes 21: 19 Yesus mengatakan, “Ikutlah Aku.” Dan Petrus memang mengikuti-Nya. Dengan kata lain, Dia belajar merendahkan diri. Ini penting bagi pemimpin untuk belajar hal itu. Ada limitasi.
Pelajarang lain yang Petrus harus belajar adalah menahan diri. Di Yohanes 18 Alkitab mengatakan ada seseorang bernama Malkhus dan Petrus memotong telinganya. Dan Tuhan menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya dan mengatakan, “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.” Biarlah Allah yang mengurus semua hal ini.
Hal lain seorang pemimpin perlu belajar adalah kerendahan hati. Dan dia benar belajar hal itu karena dia menulis di 1 Petrus supaya kita tunduk kepada pemerintah, tunduk kepada tuanmu dan tunduk satu sama lain di dalam pernikahan dan tunduk kepada Allah karena di 1 Petrus 5;5 dikatakan, “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
Juga, para pemimpin harus belajar mengorbankan diri mereka. Di Yohanes 21:19 Yesus mengatakan, “Pada suatu hari Petrus orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." 19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah menjadi martir.”
Dia juga perlu belajar mengasihi. Tahukah bahwa pemimpin biasanya mementingkan tugas lebih dari pada orang dan dengan demikian mereka dapat melandakan orang. Yesus mengatakan kepadanya di Yohanes 21, “Apakah engkau mengasihi Aku? Apakah engkau mengasihi Aku? Apakah engkau mengasihi Aku?” Karena itu mungkin Yesus menyatukan dia dengan Yohanes supaya dia belajar hal itu.
Dia juga perlu belajar keberanian. Di Yohanes 21 Yesus mengatakan jika Anda mengikuti Aku itu akan menyebabkan kematian Anda. Apakah Anda rela? Pada saat itu ia sudah belajar. Di Kisah Para Rasul 4, dia menghadap Mahkamah Agama dan dia mengatakan, saya tidak peduli apa yang kamu katakan, saya berkhotbah karena saya akan menaati Allah dan bukan manusia.
Dan tradisi mengatakan bahwa dia disalibkan, namun sebelumnya dia disalibkan dia dipaksa untuk menyaksikan penyaliban isterinya. Dia berdiri di kaki kayu salib isterinya dan terus mengulangi “ingatlah Tuhan.” Dan setelah dia meninggal, dia sendiri disalibkan terbalik karena dia merasa tidak layak mati sama seperti Tuhan Yesus.
Kehidupan Petrus dapat diringkaskan dengan kata-kata terakhir dia katakan, karena itu dicatat di ayat terakhir dari surat terakhir yang dia tulis, 2 Petrus 3:18. Ini adalah perkataannya bagi Anda, “bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi- Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.” Dia dapat mengatakan bahwa kita perlu bertumbuh karena memang itu yang dia lakukan.