Kuasa atas kematian
Published by Stanley Pouw in 2012 · 5 August 2012
Marilah kita melihat Matius 9:18-22, “Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." 19 Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. 20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. 21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah- Nya, aku akan sembuh." 22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.”
Bagian ini menggambarkan kuasa Yesus atas kematian, membangkitkannya dari antara orang mati, dan waktu dalam perjalanan ke tempat itu, kita melihat penyembuhan seorang perempuan yang menderita perdarahan. Jika Anda membaca Injil lain, Anda tahu bahwa alasannya ada waktu penyembuhan perempuan ini adalah untuk menunda kedatangan Yesus sampai anak perempuan itu sudah meninggal dan proses pemakaman itu sudah mulai.
Karena penulis Injil lain memberitahukan kita saat dia permulaannya datang, dia mengatakan kepada Yesus di Markus 5, “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati,” dan saat Ia tiba disana, dia sudah meninggal dan pemakaman sedang berlangsung. Jadi Tuhan menempatkan kejadian indah ini dengan perempuan yang ada perdarahan sebagai suatu bagian yang memperlambat semuanya sehingga ada kemungkinan ada kebangkitan.
Ini pesan yang perlu sekali yang berhubungan dengan tema kritis. Kita sedang hidup di dalam dunia dimana semua orang menghadapi kematian yang tidak dapat dicegah. Kita adalah manusia yang memburuk dalam dunia yang memburuk. Dunia kami ini ditandai tragedi, kesedihan dan kematian. Sejak kejatuhan manusia yang dicatat di Kejadian 3, ada kutukan di dunia yang menyebabkan ada air mata, bencana-bencana, kesakitan, penyakit dan kematian.
Baru minggu yang lalu, 12 orang tewas dalam penembakan teater di Denver ini. Dan saya mendengar tangisan dan duka cita mereka yang terluka. Salah satu orang perempuan hamil yang selamat lumpuh dari pinggang ke bawah dan kehilangan bukan saja anaknya yang belum lahir tetapi juga kehilangan putrinya yang berusia 6 tahun. dan penyakit ada dimana-mana dan peperangan di Syria dan Afganistan. Itulah hasil dosa di dunia. Itulah kutukan yang sedang bekerja.
Dan pada saat kita datang ke akhir Wahyu 21:4 kita membaca ini, “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." Yohanes memberikan kita visi yang luar biasa itu ketika kutukan itu sudah berakhir.
Siapakah yang dapat melakukan itu? Siapakah yang mampu membalikkan kutukan itu? Siapakah yang bisa menghancurkan penyakit dan rasa sakit dan duka cita, air mata dan kematian? Para nabi mengatakan akan datang seorang Mesias, akan datang seorang Raja, dan Dia mampu melakukan itu. Dia memiliki kuasa untuk membawa kembali keutuhan hidup.
Jadi ketika Yesus datang ke dalam dunia Dia mendemonstrasikan kekuatan seperti itu. Meskipun penggenapan nubuatan seperti itu masih di masa depan, Yang akan memenuhi itu telah mendemonstrasikan kemampuan-Nya untuk melakukan itu, jadi ketika Yesus datang ke dalam dunia Dia membangkitkan orang mati dan mengampuni dosa. Semua hal seperti itu akan menjadi kenyataan di kedatangan Kerajaan mulia masa depan, dan Yesus telah mendemonstrasikan itu pada kedatangan-Nya yang pertama.
Mujizat Yesus adalah verifikasi kuasa-Nya untuk membalikkan kutukan, verifikasi kuasa-Nya untuk mendirikan Kerajaan, karena Dia telah mengatakan di Yohanes 5, bahwa pada suatu hari Dia akan membangkitkan semua orang yang sudah dikubur, dan jika memang Dia akan melakukan itu, maka Dia pertama harus memperlihatkan bahwa Dia memiliki kuasa seperti itu. Jadi Dia melakukan mujizat atas mujizat untuk membuktikan kuasa-Nya.
Sekarang dalam Matius 9:18-34 ini ada tiga mujizat. Yang pertama adalah membangkitkan orang mati yang kita sedang membicarakan sekarang dan minggu depan; kedua adalah merubah orang buta sampai bisa melihat dan ketiga orang yang tidak bisa bicara diberikan kemampuan untuk berbicara. Pertama Dia membangkitkan orang seluruhnya, dan kemudian Dia menunjukkan Dia juga dapat menyembuhkan bagian-bagian badan kita yang sudah mati seperti mata dan lidah.
G.B. Hardy, seorang ilmuwan Canada mengatakan, “Jika Aku melihat agama, saya hanya ada dua pertanyaan. Pertanyaan pertama, apakah ada orang yang pernah mengalahkan kematian? Pertanyaan kedua, jika ada orang seperti itu, apakah dia juga membuka jalan supaya saya juga dapat mengalahkannya?” Dia mengatakan, “Aku memeriksa makam Buddha dan ada bekas mayatnya; aku memeriksa makam Konfucu dan itu diduduki, dan aku memeriksa makam Mohamed dan itupun ada yang mendiaminya.
Namun aku datang kepada makam Yesus dan itu kosong, dan saya mengatakan, Disini ada orang yang telah mengalahkan kematian.” Terus saya menanyakan pertanyaan kedua, “Apakah Dia memberi jalan supaya sayapun dapat hidup juga?” Dan saya membuka Alkitab dan Yesus mengatakan di Yohanes 14:19, “Sebab Aku hidup, kamupun akan hidup.”
Sekarang teks ini ada mujizat atas mujizat, namun mujizat mengenai masalah perdarahan sebenarnya adalah sebagian dari mujizat kebangkitan, karena itu memberikan kita penundaan yang diperlukan supaya kematian itu terjadi supaya kebangkitan itu lebih dramatis. Saya ingin supaya Anda bukan saja mendengar kisah yang terjadi itu, akan tetapi juga melihat bagaimana Yesus memperlakukan orang karena tidak ada tempat lain dimana itu diperlihatkan daripada saat ini.
Semua kelembutan-Nya, semua sensitivitas-Nya dan segala kasih sayang-Nya ada disini, dan segala kekuasaan-Nya ada disini dan segala keajaiban keagungan-Nya ada disini dan Anda dapat melihat sekilas mengkagumkan bagaimana Dia berurusan dengan orang dan ini seharusnya harus menjadi pola bagi kita bagaimana kita juga harus berurusan dengan orang. Jadi ingatlah hal itu.
Ketika Yesus kembali ke Kapernaum, kota kecil itu di bagian paling utara laut Galilea itu dimana Petrus tinggal, setelah kejadian dengan setan-setan di Gadara, murid-murid Yohanes Pembaptis datang dan mengatakan, “Mengapa semua murid-murid dan Tuhan makan seperti ini? Mengapa Anda tidak berpuasa? Mengapa Anda tidak mengikuti tradisi?
Jadi sekarang kita datang kepada ayat 18, “Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia.” Nah pikirkanlah ini sebentar, ini membicarakan aksesibilitas Yesus. Orang–orang dapat berbicara langsung dengan Dia. Dia bukan guru agama yang melayang 3 meter diatas semua orang dikelilingi bunga-bunga. Dia bergerak diantara orang- orang dan tahukah Anda inilah inti inkarnasi. Dia dapat dihubungi semua orang.
Lebih lanjut di Matius 9:35-36 dikatakan, “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. 36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.” Coba bayangkan. Ini menunjukkan bahwa Allah dapat dihubungi dan Dia penuh belas kasihan, wah bukankah ini hebat?
Dan pada kesempatan ini ada dua orang yang ada di keramaian itu. Yang satu adalah penguasa dan yang lain adalah seorang wanita yang sakit. Yang satu kaya dan yang lain miskin. Dapatkah Anda bayangkan berbagai orang berbeda-beda yang ada di kerumunan seperti itu? Orang Farisi ingin menjatuhkan dan menjebak Dia dan menyalahkan Dia dan semua orang lain yang menderita yang ada disana juga sedang mencoba memenuhi keperluan-keperluan mereka.
Marilah kita melihat apa yang terjadi. Apakah yang begitu luar biasa? Nah orang ini seorang penguasa. Markus 5:22 menambahkan, “Dia seorang kepala rumah ibadat.” Dan Lukas 8:41 mengatakan, “Maka datanglah seorang yang bernama Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat.” Tahukah Anda siapakah orang ini? Dia adalah pemimpin rohani rumah ibadat di Kapernaum.
Kewajiban dia adalah untuk mengkoordinasikan dan memastikan semua berjalan seperti seharusnya di ibadah umum, dia menunjuk yang berkhotbah dan yang berdoa dan yang membaca Hukum Taurat, dan dia bertanggung jawab atas administrasi rumah ibadat seluruhnya. Dan jika Anda tahu Injil, Anda tahu bahwa semua atasan agama sangat menentang Kristus.
Dan orang ini mungkin orang Farisi. Kita tidak tahu, namun banyak tekanan sesamanya untuk mengikuti tradisi Yahudi dengan setia. Akan tetapi disini dia datang kepada Yesus. Mungkin Anda memikir dia datang dan mengatakan, “Saya kepala rumah ibadat dan saya ingin berbicara. Apakah kita dapat berbicara secara pribadi? Namun bukan itu yang dia lakukan.
Iihatlah ayat 18, “Lalu menyembah dia.” Nah, perkataan itu dalam bahasa Yunani, menyembah, berarti bersujud di hadapan Yesus dan baik mencium kaki-Nya atau mencium ujung pakaian-Nya atau mencium tanah di hadapan-Nya. Walaupun orang Farisi dan seluruh kepemimpinan agama ingin menjatuhkan-Nya, orang ini melakukan apa yang dalam budaya itu hanya dilakukan untuk Allah, seorang suci.
Sangat baik Matius memakai kata menyembah. Dia memakainya tigabelas kali karena itu patut bagi Raja, benar? Orang itu menyembah. Bagaimana caranya orang dipaksa untuk melakukan itu? Tahukah Anda apa yang dia katakan kepada- Nya? “Anakku perempuan baru saja meninggal.” Kisah Matius sangat singkat. Lukas lebih panjang dan Markus lebih panjang lagi, dan penulis Injil ini memberitahukan bahwa pertama kalinya orang ini berbicara dengan Yesus dia mengatakan, “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati.” Dan kemudian setelah dia diberitahu dia mati, dia memberitahukan Yesus bahwa dia sudah meninggal.
Matius hanya mengatakan, “Sekarang dia sudah meninggal.” Penulis lain mengatakan bahwa anak perempuan itu berumur duabelas tahun, dan di budaya Yahudi duabelas tahun dan satu hari berarti perempuan itu sudah dewasa. Untuk anak lelaki itu tigabelas tahun dan satu hari dan karena itu ada bar mitzvah. Tahukah Anda mengapa orang itu datang? Dia tidak peduli gengsi, dia tidak peduli kepemimpinan agama.
Anak perempuannya sudah meninggal dan dia tidak memiliki kekuatan didalam pikirannya untuk itu dan Allah sudah mulai bekerja dengan hatinya karena imannya luar biasa. Dia mengatakan di ayat 18, “tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” Dia sama sekali tidak kuatir.
Orang ini ada kebutuhan yang sangat besar dan karena itulah orang datang kepada Kristus. Saya berdoa supaya Anda juga ada kebutuhan yang besar, dan Anda juga mengalami penderitaan. Supaya Anda juga tahu keputusasaan, dan Anda juga tahu kehilangan semua kekuatan yang akhirnya mendorong Anda kepada Kristus. Orang ini dalam pikirannya sudah percaya kekuasaan Kristus.
Motivasinya tidak murni seluruhnya. Dia tidak datang karena dia ada kasih besar untuk Kristus. Dia datang karena dia sangat menderita dan dia mengalami kesakitan yang belum pernah dia alami seumur hidup. Karena itu Injil diberitakan dan diterima orang miskin dan orang sakit dan orang lemah dan orang di penjara.
Hal kedua yang menyebabkan dia datang adalah bahwa dia percaya kuasa Yesus untuk melakukan itu, dan itulah iman. Apakah Anda masih ingat perwira yang mengatakan budaknya dirumah lumpuh? Dan imannya cukup besar untuk percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan budaknya dengan perkataan saja? Betapa besarnya iman ini yang percaya bahwa Yesus hanya perlu menyentuh orang mati dan membangkitkannya meskipun itu belum pernah dilakukan sebelumnya?
Dan setelah itu Tuhan menambahkan satu mujizat lagi yang juga sangat luar biasa. Yesus dikerumuni banyak orang, dan Yesus sebenarnya tidak melakukan mujizat ini sendiri. Ada orang yang menyentuh Dia. Dan Dia mengatakan di Lukas 8:45, “Siapa yang menjamah Aku?" Allah mengatur penundaan perjalanan mereka ke rumah itu itu untuk menunggu sampai anak perempuan itu meninggal.
Jadi bagaimana Yesus merespon kepada kebutuhan Jairus itu? Lihatlah ayat 19, “Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu.” Tuhan selalu peka akan kebutuhan kita dan kadang Dia memenuhi kebutuhan pribadi kita. Lihatlah ayat 20, “Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.”
Anda berkata, “Apakah itu buruk?” Biasanya perempuan tidak pernah menjamah lelaki dan disini menjamah bukan berarti menyentuh saja namun memegang erat. Mungkin Anda berkata, “apakah itu salah?” Masalahnya penyakit perempuan ini sangat berat. Dia telah menderita perdarahan selama duabelas tahun.”
Pada dasarnya selama duabelas tahun perempuan ini tidak berhenti berdarah. Mungkin ini disebabkan semacam tumor fibroid atau mungkin sesuatu yang lain. Namun dia terus menerus dianggap najis dan doktor Lukas mengatakan, “Dia tidak dapat disembuhkan.” Markus 5:26 mengatakan, “Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.”
Talmud, hukum Yahudi, mengatakan: Wanita ini najis karena perdarahan ini. Setiap tempat tidur yang disentuhnya menjadi najis. Setiap pakaian yang dipakainya adalah najis, dan setiap orang yang menyentuhnya juga menjadi najis. Karena itu dia dikeluarkan dari tempat ibadah. Dia diceraikan suaminya, tidak ada seorangpun yang dapat berhubungan dengan dia. Jadi selama duabelas tahun dia hidup sendirian saja.
Perempuan ini memiliki kebutuhan besar, dan diceritakan bahwa perempuan ini begitu putus asa sehingga dia menyentuh jumbai jubah-Nya. Jumbai itu pada dasarnya adalah suatu pinggiran, dan sebenarnya itu suatu rumbai tenun yang dikonfigurasikan dengan cara tertentu di putar tujuh atau delapan kali memakai jenis benang tertentu. Dan benang itu dijahit untuk menggambarkan Firman Allah, seperti suatu hiasan agama.
Ayat 21, “Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Tahukah Anda apa yang terjadi waktu dia menyentuh jubah-Nya? Langsung dia sembuh dan dikatakan di Markus 5:30, “Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?"
Dia juga memiliki iman, benar? Dia mengatakan, “Asal kujamah saja jubah- Nya.” Anda mungkin berkata, “Wah itu bukan iman yang dewasa dan sempurna.” Namun Yesus dapat mengambil iman yang belum dewasa yang agak takhayul seperti yang dimiliki wanita ini, dan Dia dapat menggerakkannya menjadi iman yang menyelamatkan. Dia menariknya ke dalam hubungan yang penuh.
Wanita ini tidak disembuhkan oleh karena imannya, dia disembuhkan oleh kedaulatan Allah. Allah memilih untuk menyembuhkannya. Yesus melakukan mujizat-mujizat dimana-mana, Dia menyembuhkan semua orang dari semua penyakit, namun Dia menyelamatkan hanya mereka yang beriman. Dia menariknya, Dia menyelamatkannya dan Dia menambahkan imannya.
Bagaimana iman Anda? Apakah Anda ada keputusasaan untuk berhubungan dengan Allah? Coba pikirkan, apakah Anda dapat menyelesaikan dosa-dosa Anda sendiri, coba renungkanlah kehidupan Anda dan segala kekurangan Anda dan lihatlah iman kedua orang ini. Saya berdoa supaya Anda juga datang dengan iman yang sama seperti itu dan dengan kerendahan hati dan memohon pengampunan dosa dan belas kasihan.
Marilah kita meneruskan Minggu depan dengan pelajaran lebih lagi mengenai mujizat-mujizat kuasa Kristus atas segala yang ada, dan khususnya atas musuh manusia utama, yaitu kematian. Tidak ada orang yang pernah atau yang akan mengalahkan maut kecuali Allah sendiri, seperti yang diperlihatkan Yesus, Amin? Marilah kita berdoa.