Menerima Pendosa
Published by Stanley Pouw in 2012 · 29 July 2012
Ada beberapa ilustrasi kecil dan percakapan berbeda tetapi mereka semua bersatu untuk memberi pesan yang sama. Kuncinya seluruh bagian ini adalah Matius 9:13, “karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." Dengan kata lain, panggilan efektif dari Injil untuk keselamatan hanya diberikan kepada orang-orang berdosa, kepada mereka yang mengaku mereka tidak benar.
Dan Lukas 5:32 menambahkan, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” Inilah pesan yang mulia dari Injil. Ini panggilan bagi orang berdosa untuk bertobat dan diampuni. Bahkan Matius menjelaskan hal ini pada permulaannya dengan silsilah Matius 1 dan Anda melihat intinya silsilah ini bahwa Allah menyelamatkan orang-orang berdosa.
Malah setiap orang yang disebut sampai saat Kristus adalah orang berdosa. Kita melihat Tamar yang menjadi perempuan yang melakukan incest. Ada Rahab seorang pelacur professional. Ada Ruth yang adalah anggota bangsa terkutuk. Dan kemudian ada isteri Uria bernama Batsyeba, seorang pezinah.
Ketika Anda mendengar pengkhotbah yang mengatakan, “Saya tidak berkhotbah tentang dosa, karena itu negatif,” Anda juga mendengar pengkhotbah tanpa Injil dalam pesannya yang tidak akan menyelamatkan orang. Saat Anda membaca Matius 4:17 Anda akan membaca, “Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
Ketika sampai ke Matius 6:12 Tuhan mengatakan, “Ketika Anda berdoa, berdoalah seperti ini, Ampunilah kami kesalahan-kesalahan kami.” Dengan kata lain Matius mengatakan bahwa manusia itu berdosa. Mereka harus bertobat dan itulah pesan utama Injil. Inkarnasi terjadi supaya Allah dapat memanggil orang-orang berdosa untuk bertobat.
Di Kisah Para Rasul 26:20-21 Paulus mengatakan kepada Agrippa, “Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. 21 Karena itulah orang- orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku.”
Mengapa? Karena orang Yahudi selalu menolak pesan pertobatan. Mengapa? Karena mereka memikir mereka sudah cukup benar. Perkataan bertobat berarti perputaran total, yang menunujukkan sesuatu yang lebih dari sekedar duka cita. Ini menunjukkan kesedihan yang mengarah kepada perubahan tujuan, perubahan arah, perubahan cara hidup dan perubahan pendapat.
Ketika Rasul Paulus mengajar Timotius caranya untuk melayani di 2 Timotius 2:24-26, dia mengatakan, “sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar 25 dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, 26 dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.”
Dengan kata lain dia mengatakan, “Anda haruslah berkhotbah dengan kerendahan hati, dengan kelemah lembutan dan penuh kesabaran dan pesan Anda haruslah pertobatan, karena hanya pertobatan saja dapat menyelamatkan orang dari jerat Iblis yang mengikat.”
Matius 3:7 lagi, selagi Yohanes Pembaptis masih berkhotbah, dan orang-orang datang dan mengaku dosanya, orang-orang Farisi dan Saduki datang juga dan ia berkata, “Hai kamu keturunan ular beludak. 8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini.”
Yang dia maksud adalah, “Coba perlihatkanlah pertobatan yang tulen dari kalian, dan jangan pikir bahwa kamu selamat karena kamu orang Yahudi, karena kamu telah mengikuti tradisi rabi, jangan bersandar kepada itu.” Namun itulah pendapat mereka dan karena itu di Khotbah di Bukit Tuhan mengatakan, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
Yang mereka miliki adalah kebenaran diri. Tahukah Anda bahwa Yesus datang untuk mendorong orang supaya mereka menyadari keberdosaan mereka dan setelah itu bertobat; dan di dalam pertobatan itu juga mendapat pengampunan dosa yang dari Dia. Orang Farisi itu pintar mendiagnosis namun mereka tidak peduli untuk disembuhkan.
Matius 9 berfokus kepada realitas bahwa Yesus menerima semua orang yang paling berdosa, dan Dia menolak orang yang memikir mereka benar. Dan supaya menunjukkan betapa besar pengampunan-Nya, Matius memperkenalkan dirinya sebagai orang berdosa terbesar. Dialah mokhes kecil dari Kapernaum, pemungut cukai yang paling jahat, penghianat kepada sukunya sendiri, namun kepada Matius Tuhan mengatakan, “Ikutlah Aku,” dan dia bangkit dan langsung ikut.
Alasan kedua adalah dari Firman Allah. Matius 9:13 mengatakan, “pergilah dan pelajarilah arti firman ini” ketika dikatakan di Hosea 6:6, “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.” Karena kamu tidak peduli dan tidak memperlihatkan kasih, itu menunjukkan faktanya bahwa agamamu palsu.”
Dan ketiga Dia mengatakan, “Berdasarkan otoritas Aku sendiri, inilah tujuan pelayanan-Ku, karena saya tidak datang untuk memanggil orang benar,melainkan orang berdosa.” Nah, saudara-saudara kekasih, inilah dasarnya Injil, dan hanya untuk menunjukkan Anda betapa banyak artinya dan betapa seringnya hal ini dipentingkan dan diulangi, saya ingin Anda melihat sebentar kepada Lukas 15.
Lukas 15:1, “Kemudian para pemungut cukai dan orang-orang berdosa mendekat kepada Yesus untuk mendengarkan-Nya.” Satu hal adalah pasti. Mereka tidak akan mendekati orang Farisi karena mereka pasti akan di salahkan dan di-kritik habis-habisan. Namun mereka mendekati Yesus. Dia mau memberikan sesuatu kepada mereka, dan mereka tahu hal itu.”
Ayat 2, “Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Sekarang disini kita melihat Yesus, yang penuh kasih, yang berbelas kasihan, yang mengasihi dan yang menarik kepada-Nya orang-orang berdosa. dan disana berdiri jauh-jauh orang Farisi yang membenarkan diri dan yang mengritik. Mereka kelihatannya tidak perlu apa-apa. Mereka hanya menghakimi. 3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
Ayat 4, “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? 5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, 6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat- sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. 7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
Kalimat terakhir adalah kuncinya penterjemahan. Itulah sarkasme. Itu mengatakan, “Anda mengaku Anda benar, saya akan menerima pengakuan itu. Yesus menerima pengakuan kebenaran diri mereka dan mengatakan, “Surga itu tidak peduli kamu. Surga bersuka cita atas orang yang tahu dia terhilang dan yang ditemukan.” Itulah intinya.
Lihatlah Lukas 19:1, “Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. 2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. 3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. 4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. 5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
Nah, biasanya tidak ada seorangpun yang pergi ke rumah orang pemungut cukai. 6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. 7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Namun itulah tujuan pokok Yesus, Dia tidak bisa menolong orang lain, dan konversi Zakheus terjadi diantara ayat 7 dan 8.
Kita tidak tahu ceritanya secara detail, namun itu terjadi langsung disitu, karena hasil konversinya terdapat di ayat 8, “Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." 9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini.”
Dan kemudian Dia memberikan salah satu kenyataan terbesar di Alkitab, Lukas 19:10, “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Inilah intinya pesan Injil. Yesus datang untuk menyelamatkan orang berdosa. Yang terburuk dan terjahat yang tahu keadaan mereka, yang bertobat dan yang ingin diampuni. Itulah yang kita sedang melihat di Matius 9.
Sekarang saya ingin menarik perhatian Anda kepada ayat keempat terakhir untuk malam ini dari Matius 9, dan Anda dapat melihat bagaimana cerita itu berakhir. Khotbah Yesus begitu berbeda sehingga orang tidak dapat mengerti dan merasa itu bagi mereka. Itu menyebabkan orang itu bingung, jadi kita melihat ada pertanyaan di Matius 9:14, “Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus.”
Yohanes, yang Anda tahu dari bab 4, ada di penjara sekarang, jadi seterusnya ayat 14, “dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid- murid-Mu tidak?" Mereka masih terikat sistem mereka, karena orang Farisi percaya bahwa Anda harus puasa dua kali seminggu; meskipun Perjanjian Lama hanya mewajibkan satu puasa, pada Hari Penebusan Dosa.
Dengan kata lain, “Mengapa agamamu berbeda dengan kita?” Tiga ekspresi utama dari tradisi waktu itu adalah berpuasa, memberi sedekah dan berdoa, dan mereka semua adalah kebiasaan-kebiasaan mereka sepanjang hari dimana mereka berdoa berkali-kali dan mereka ada cara tertentu memberi sedekah dan ada cara untuk berpuasa secara rutin.
Ini pertanyaan yang sangat penting karena mereka tidak memandang agama mereka sebagai sesuatu yang berhubungan dengan kerendahan hati, keberdosaan dan pertobatan. Mereka melihat agama mereka sesuatu yang berhubungan dengan tata cara dan rutin dan memang ada banyak orang seperti itu juga sekarang. Mereka tidak tahu artinya patah hati karena dosa atau ada pertobatan mendalam dari hati.
Ayat 15, “Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?” Di zaman itu pernikahan itu berjalan selama seminggu, dan teman-temannya yang terbaik diwajibkan untuk berusaha meneruskan perayaan itu. Jadi Yesus mengatakan, “lihatlah sekarang ada perayaan. Dengan kata lain, jangan berpuasa, tata cara Anda tidak sesuai dengan kenyataan sekarang, seharusnya kamu harus berpesta jika Anda mengerti apa yang Allah lakukan sekarang disini.
Apakah Anda tahu bahwa puasa itu berhubungan dengan duka cita? “Masa?” Apakah Anda tahu bahwa puasa harus disertai berdoa? “Benar?” Ini sama dengan apa yang kita lakukan sekarang juga. “Kita ke gereja setiap hari Minggu.” Benar? “Iya, kita ke gereja setiap Minggu bertahun-tahun.” Apakah Anda benar menyembah Allah atau ini kebiasaan saja supaya merasa nyaman?
Kembali ke ayat 15, “Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka,” Yesus membicarakan penyaliban-Nya, “dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Apakah Anda mengerti apa yang dikatakan Tuhan? “Jika Anda mengikuti suatu kebiasaan agama tanpa ada perasaan hati yang tulus, itu hanya ritual dan tidak lebih dari itu. Jika Anda berpuasa hanya untuk berpuasa, jika berdoa hanya untuk berdoa, jika ke gereja hanya untuk kegereja, dan menyanyi tanpa mengerti arti nyanyian itu, Anda kehilangan tujuan Allah bagi Anda.”
Dan sekarang Dia berkata: mempelai ada disini dan perjamuan pernikahan sedang berjalan. Janganlah menangis saat ada pesta. Nangislah saat ada pemakaman. Kita harus bersenang-senang saat ada pernikahan. Saya ada bersama mereka. Ini bukan waktunya berduka cita.
Pertanyaan mereka yang lebih besar adalah ini, “bagaimana agama kita bisa berhubungan dengan apa yang Tuhan ajarkan?” Dan Tuhan mengatakan, “Tidak ada hubungan sama sekali. Saya harus menerangkan bahwa tidak mungkin untuk menyesuaikan agamamu, Anda perlu berubah secara drastis. Dan Yesus memberikan mereka dua ilustrasi yang kuat di ayat 16-17.
Yesus tidak mengajarkan ajaran Farisi yang direformasi. Mungkin ada orang yang memikir Dia mengesampingkan Hukum Taurat dan membawa masuk anugerah. Namun bukan itu yang Dia katakan. Karena memang hukum dan kasih karunia selalu telah berdiri bersama-sama dari dulu. Dia mengajarkan suatu hubungan pribadi dengan Dia yang datang dari hatimu.
Lihatlah ayat 16, “Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.” Pada waktu itu semua kain akan susut. Jika secarik kain baru dijahit baju yang tua, setelah dicuci kain baru itu akan menyusut dan merobek semuanya.
Yesus mengatakan, “Tidak mungkin ajaran saya dapat masuk kedalam sistem Anda. Tidak mungkin ajaran saya mengenai kekudusan internal, pertobatan sejati dan sikap hati yang murni dapat masuk sistem ritual yang Anda pegang. Bukan saja tidak ada sambungan, kedua, sistem Anda tidak dapat menampungnya.”
Ayat 17, “Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua- duanya.” Jadi Tuhan mengatakan, “Anda perlu menyingkirkan sistem Anda.” Tatacara eksternal yang traditional, menurut hukum, formal dan yang membenarkan diri tidak mungkin dapat menampung pelayanan Kristus.
Tahukah Anda apakah akibatnya? Sistem itu harus melenyapkan Kristus. Itu satu- satunya kemungkinan yang ada, dan mereka melakukan itu. Tuhan kita tidak datang untuk memberi beberapa tambahan kepada Yudaisme. Agama mereka bukan agama Perjanjian Lama. Itu tradisi para rabi yang malah menyangkal kebenaran Perjanjian Lama.
Sekarang waktu kita mau menutup ingatlah ini, karena Anda perlu mengerti inti dari apa yang Allah ingin memberitakan kepada kita. Ada tiga tanda dalam orang percaya tulen. No. 1, dia mengikuti Tuhan. Lihat lagi ayat 9, “Yesus mengatakan kepada Matius, ikutlah Aku maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.” Karakter orang percaya adalah kehidupan dengan ketaatan yang tidak ragu-ragu.
Kedua, orang Kristen tulen melayani orang terhilang. Matius langsung memanggil semua orang berdosa dan memberikan mereka Yesus. Lihatlah kehidupan Anda sendiri. Jika Roh Kudus berdiam di dalam Anda, belas kasihan yang sama untuk yang terhilang yang ada di hati Yesus juga akan ada di dalam hati Anda. Mungkin saja kadang ditutup egoisme Anda, namun dibawahnya itu harus ada.
Dan ketiga, orang percaya benar tidak memakai legalisme, yaitu hanya mengikuti suatu daftar persyaratan. Dia tidak menjahit kain tambalan di baju tua, atau mencoba mengisi kantong kulit arak tua dengan anggur baru. Dia tahu kita tidak dibenarkan oleh hukum-hukum atau tata cara, hanya melalui hubungan pribadi dengan Kristus.
Apakah Anda mengikuti Tuhan dengan ketaatan tanpa keraguan? Apakah menaati-Nya adalah hak istimewa tertinggi, sukacita terbesar dan keinginan terdalam dari Anda? Apakah Anda memiliki belas kasihan dan peduli? Apakah Anda telah membuang legalisme? Apakah Anda tahu perbedaannya penyembahan tulen dan pergi ke gereja? Marilah kita menyembah Allah dengan Perjamuan Kudus bersama.