Menolak yang benar
Published by Stanley Pouw in 2012 · 22 July 2012
Yesus telah memberikan kami suatu pernyataan yang dramatis dan komprehensif di Matius 9:13 yang telah banyak disalahpahami. Pernyataan ini memberikan kita suatu perspektif lengkap pada alasan pelayanan-Nya dan alasan inkarnasi-Nya dan ini salah satu pernyataan terpenting yang pernah tercatat di Kitab Suci.
Di Matius 9:13 Yesus mengatakan, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." Berita Kekristenan adalah bahwa Yesus telah datang untuk orang berdosa dan bukan untuk orang benar. Dan yang dimaksud Tuhan Yesus adalah bahwa Dia datang untuk pendosa-pendosa yang menyadari mereka adalah pendosa, yang putus asa dan menderita dan yang patah hati dan yang mau mengakui bahwa mereka orang pendosa.
Orang tidak akan datang kepada Kristus kecuali mereka mengerti masalah mereka besar, mereka tidak akan datang untuk kehidupan kecuali mereka tahu bahwa secara rohani mereka sudah mati. Yesus datang untuk mengekspos kita sebagai orang berdosa dan itulah sebabnya pesan-Nya begitu mendalam dan kuat. Dan kita tidak akan memenangkan satu orangpun untuk Kristus kecuali mereka tahu dan mengakui mereka membutuhkan Dia.
Yesus datang untuk memanggil orang-orang berdosa dan bukan orang benar. Petrus mengatakan di Lukas 5:9, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Paulus mengatakan di 1 Timotius 15, “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” Dan pastilah dia mengacu kepada, diantara hal-hal lain, firman Allah di Matius yang mengatakan bahwa Yesus telah datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa.
Jika Anda telah mendengar saya di Matius 8 dan 9, Anda tahu bahwa Matius sedang membuktikan realitas bahwa Kristus adalah Mesias dan disini dia melakukan itu melalui mujizat-mujizat khusus yang telah dilakukan Yesus. Ini bukan mujizat acak namun mereka membuktikan kredensial Mesias dan mereka memenuhi harapan- harapan Perjanjian Lama.
Tiga mujizat yang pertama berhubungan dengan kuasa Kristus atas penyakit, tiga mujizat yang kedua menunjukkan kekuasaan-Nya atas alam, setan-setan dan dosa. Dan kemudian kita melihat respon yang terbagi, respon positif dari orang yang tahu ia adalah orang berdosa dan respon negatif dari orang yang menganggap dirinya benar.
Akan tetapi marilah kita melihat dulu di Matius 9:9-13 dimana kita melihat panggilan Matius yang menulis injil Matius. Kita baru melihat kekuassan Yesus untuk mengampuni dosa di Matius 9:1-8. Dan saat Dia berjalan di pantai Dia melihat seseorang bernama Matius.
Ayat 9 adalah panggilan Matius. Ini bagian pertama dari jawaban itu yang positif. Dia melihat seseorang bernama Matius di kantor pajaknya. Dia mengatakan kepada dia, “Ikutlah Aku. Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia,” Ini jawaban yang positif. Kemudian Dia mulai berbicara dengan orang-orang Farisi, dan menerima respon yang negatif, kesimpulan mereka berbeda sekali meskipun mereka berreaksi atas mujizat yang percis sama.
Ngomong-ngomong injil-injil lain memanggilnya Levi namun Tuhan memanggilnya Matius yang berarti “hadiah Yahweh.” Tuhan Yesus seringkali memberikan murid- murid-Nya nama baru. Nah sekarang marilah kita belajar lebih banyak dari Matius 9:9, “Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.”
Coba pikirlah bersama-sama untuk melihat transisinya. Yesus baru telah mengampuni dosa seseorang. Matius menerangkan hal itu di ayat-ayat 1-8. Dia memiliki kemampuan dan kuasa untuk mengampuni dosa. Pertanyaan yang sering ditanyakan orang adalah berapa banyak dosa masih akan diampuni Yesus? Dan dengan contoh ini Yesus memberikan kita jawaban atas pertanyaan itu.
Berdasarkan semua standar waktu itu Matius adalah orang yang paling dibenci di Kapernaum. Matius adalah pemungut cukai dan karena itu dia dianggap penghianat di Israel. Dalam pekerjaan itu dia diwajibkan untuk mengumpulkan sejumlah pajak tertentu dan kelebihannya dia boleh ambil dan dia didukung pemerintah Romawi dalam hal ini. Dan ada banyak penyalahgunaan dan pajak berlebihan yang di kumpulkan.
Kebanyakan orang Yahudi percaya bahwa membayar pajak itu salah karena hanya Allah patut menerima uang mereka. Dan ditambah lagi, pekerjaan seperti itu dianggap melawan agama sehingga pemungut cukai itu dilarang untuk masuk kedalam rumah ibadah. Mereka juga dilarang menjadi saksi di pengadilan karena mereka tidak dapat dipercaya.
Dan ada dua kategori pemungut pajak, yaitu pemungut pajak umum yang berurusan dengan tanah, properti dan pajak pol yang mengharuskan Anda bayar pajak karena Anda masih hidup. Dan mereka dinamakan gabbai. Kemudian ada pemungut pajak lain yang pekerjaannya adalah untuk mengumpulkan pajak atas semua hal lain.
Misalnya ada pajak atas apa yang Anda beli, atas kapal Anda, atas melewati jembatan, atas setiap roda grobak Anda, atas pajak pasar, atas bisnis Anda, atas masuk kedalam kota dan mereka dapat menciptakan pajak baru apa saja, dan mereka dipanggil mokhes dan penyalahgunaan mereka tidak ada batasnya dan mereka lebih dibenci daripada orang gabbai itu.
Nah sekarang ada kemungkinan besar Matius memungut pajak di pinggir jalan dari semua orang yang melewat. Namun tunggu dulu, ada dua macam mokhes, mokhes besar yang ada anak buahnya yang duduk dimeja untuk memungut pajak supaya tangan mereka sendiri dari luar kelihatan bersih. Dan juga ada mokhes kecil yang melakukan semuanya sendiri, yang tidak peduli reputasi mereka, supaya penghasilan uang mereka sebanyak mungkin.
Nah Matius adalah mokhes kecil dari Kapernaum, orang yang paling buruk di kota itu. Dan para rabi mengajarkan bahwa tidak mungkin ada pengampunan dosa bagi mokhes kecil itu. Jadi saat Yesus mengatakan, “Ikutlah Aku,” Matius langsung melakukan itu, dan meninggalkan semua harta miliknya, dan pasti semua orang tercengang.
Namun Matius sendiri tidak menyebut sesuatu tentang dirinya sendiri atau tentang perasaannya telah diampuni atau betapa besar rasa hormatnya menjadi rasul. Matius adalah seseorang yang sepenuh hati ingin diampuni namun sistim agamanya mengatakan itu tidak mungkin. Dia mengakui dosanya dan itulah alasannya dia langsung ikut.
Dan Lukas mengatakan di Lukas 5:28, “jadi dia meninggalkan segala sesuatu.” Matius terlalu rendah hati untuk menyebut bahwa meninggalkan pekerjaan pemungut pajak itu adalah sesuatu yang permanen karena saat Anda pergi, orang Romawi akan langsung mencari pengganti yang mau sekali pekerjaan Anda itu.
Matius tahu pekerjaan Tuhan karena Kapernaum kota kecil dan mujizat-mujizat itu sangat besar. Dia benar menginginkan apa yang ditawarkan Yesus kepadanya. Konversi sejati memang seperti itu. Yesus memandangnya dengan penuh kasih dan melihat hati dan jiwanya yang paling dalam dan secara instan merubahnya menjadi anak Allah.
Dia pasti sangat terkejut oleh kasih karunia yang tak terduga sehingga dia tidak mengatakan apapun namun hanya ikut saja dan dia ditebus di tempat itu juga. Matius kehilangan karir, keamanan dan kekayaan namun dia memperoleh masa depan baik dan harta rohani besar. Dia adalah bukti bahwa Yesus rela menyelamatkan orang yang terburuk di kota.
Jadi Matius menentukan untuk berpesta besar bagi semua orang buruk yang sama seperti dia, namun tidak menyebut banyak detail karena ia rendah hati. Jadi saat kita membaca Markus 2 dan Lukas 5, kita baca bahwa pesta itu dirumahnya sendiri dengan Yesus sebagai tamu terhormat.
Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa Yesus sebaiknya jangan duduk bersama dengan orang jahat itu dan memang itu pikiran orang Farisi. Mereka tidak bisa mengerti mengapa Yesus jika Dia memang Allah akan makan bersama dengan orang-orang yang paling berdosa dibanding dengan dengan mereka.
Dan jawabannya terdapat di Matius 9:10, “Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Yesus datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa yang rela mengaku keberdosaan mereka dan bukan orang berdosa yang membenarkan diri dan yang tidak mau mengaku keberdosaan mereka dan yang memikir mereka tidak perlu apa-apa dan cukup baik untuk masuk ke surga berdasarkan jasa dan kebaikan mereka sendiri.
Dan di Matius 9:11 mereka mengatakan, “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Mereka memperlihatkan kepahitan mereka dan mereka mengatakan, “orang yang kudus sejati seperti kita, kita tidak ingin bergaul dengan orang berdosa yang begitu jahat.”
Yesus tahu semua pikiran mereka jadi Dia menjawab di Matius 9:12-13, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. 13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Disini Yesus memberi pertahanan tiga kali dalam jawaban-Nya kepada orang Farisi. Argumen pertama dari logika, yang kedua dari Firman Allah dan yang ketiga berdasarkan otoritas ilahi-Nya.
Yesus mulai dengan mengatakan bahwa orang-orang yang sehat tidak mencari dokter, dan Yesus mengatakan bahwa orang Farisi itu memandang orang pemungut cukai itu dan mereka yang menjadi teman mereka sebagai orang yang sakit parah jadi menurut pemikiran mereka ya orang-orang itu yang perlu pertolongan dulu.
Yesus mengatakan kepada orang Farisi ini, jika pandanganmu begitu akurat, mengapa Anda tidak peduli akan mereka? Apakah Anda dokter yang hanya mendiagnosa namun tidak mau menyembuhjan pasien? Mereka itu membenarkan diri dan sama sekali tidak peduli akan orang lain.
Di Matius 23:23 Yesus mengatakan kepada mereka, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.” Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Dimanakah kasihmu dan kasih sayangmu?
Kita juga banyak melakukan yang sama, kita menghakimi orang selalu dan kita tidak berbuat apa-apa untuk menolong mereka. Dimanakah kasih kita dan kemurahan hati kita yang terwujud oleh tindakan baik. Yesus disisi lain datang sedekat mungkin dengan mereka dan makan bersama mereka. Dialah dokter ilahi yang bukan saja mampu namun juga rela untuk menjadikan mereka murni dan putih seperti salju
Kedua, Yesus memakai argumen dari Alkitab dan mengatakan kepada mereka, “Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini.” Inilah frase dari para rabi yang menyalahkan orang-orang yang seharusnya lebih tahu. Dan kemudian Yesus mengutip Hosea 6:6, “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.”
Tuhan mengatakan, Aku lebih mementingkan sikap hatimu dari pada semua tata cara luar yang Anda lakukan tanpa pikir. Allah mengatakan kepada orang-orang, kamu melakukan perzinahan dan telah melupakan Aku di dalam hatimu, namun Anda tetap melakukan ritual kecil itu seolah-olah itu akan membersihkan dosa-dosa Anda.
Yesus mengatakan kepada orang Farisi ini, Anda tidak akan menerima belas kasihan dari Allah karena Anda sendiri tidak memperlihatkan belas kasihan kepada orang lain, yang menunjukkan bahwa hati Anda sendiri tidak benar. Allah hanya menerima persembahan korban jika itu memperlihatkan hati yang patah dan remuk.
Ada orang yang berpikir bahwa datang ke gereja dan menolong waktu ada bazaar akan menyenangkan Allah. Namun jika upaya itu tidak datang dengan sikap hati penuh ketaatan akan perintah-perintah-Nya yang menghasilkan kekudusan pribadi, itu menjadi ritual mati yang menipu Anda sendiri dan tidak menyenangkan Allah.
Ketika Yesus mengatakan, “pergilah dan pelajarilah,” Dia bukan saja berbicara kepada orang Farisi dulu-dulu, tidak, Dia berbicara kepada semua orang Kristen sekarang juga. Kehidupan kita bukan saja mengambil keputusan saat Anda diselamatkan, namun ini usaha sepanjang hidup untuk belajar terus dan bertobat terus dan bertumbuh terus melalui banyak godaan dan tantangan, karena itulah caranya Allah merubah karakter kita untuk menjadi lebih seperti Yesus.
Karena itulah Paulus gembira ada cobaan, di Roma 5:3 dia mengatakan, “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan. Bagaimana Anda melihat kesengsaraan dalam kehidupan Anda sendiri? Apakah Anda marah kepada Allah ketika ada masalah di dalam hidup Anda atau Anda bersyukur kepada Allah untuk kesengsaraan itu karena mereka menyebabkan Anda lebih dekat kepada Allah dan lebih bersandar kepada Allah dan lebih bergantung kepada Allah dan memberikan Anda pengertian labih lagi tentang kelemahan Anda sendiri?
Ketiga, Yesus menjelaskan otoritas-Nya sendiri di Matius 9:13, “karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Orang Farisi di Lukas 18: 9 percaya bahwa mereka sendiri benar, jadi Yesus melihat ke dalam hati mereka dan melihat kebenaran diri mereka dan tahu bahwa mereka tidak akan menerima realitas bahwa mereka dosanya sama seperti manusia lain.
Di Matius 22:1-10, Tuhan memberikan kita gambaran yang pas sekali. Tuhan menggambarkan kerajaan-Nya seperti pesta besar dan Dia mengundang banyak orang, namun orang yang diundang itu menolak untuk datang. Ini gambaran dari Israel.
Kemudian Dia mengatakan, “pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana, orang miskin, orang lumpuh dan orang buta, ke perjamuan kawin itu.” Lihatlah kerajaan itu adalah bagi mereka yang haus dan lapar, bagi orang yang menderita, yang berduka cita, yang rendah hati dan yang berdosa. Dia mengatakan kamu orang yang membenarkan diri menolak saya, jadi saya mengundang mereka yang memahami mereka benar membutuhkan Aku.
Disini Matius menjadi orang kudus Allah yang menuliskan injil yang hebat ini dan yang masuk ke dalam warisan rohani yang tidak akan berakhir. Saya juga orang berdosa seperti itu dan setiap orang yang percaya Yesus juga sama seperti itu. Saya harap Anda juga seperti itu.
Saya begitu bersyukur Dia mengasihi kami meskipun dosa-dosa kita begitu besar. Dan saya berdoa semua orang disini yang belum pernah mengundang Kristus masuk ke dalam hati mereka, yang tidak pernah menganggap dirinya orang berdosa jahat, semoga mereka mendengar panggilan untuk mengikuti Tuhan dan semoga mereka bertindak langsung seperti Matius dan meninggalkan masa lalu untuk masa depan yang pasti bersama Kristus. Marilah kita berdoa.