Day 17 - Persekutuan Indonesia Riverside

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content
Pemahaman Alkitab 2020
TUJUAN HIDUP YANG BENAR
HARI KE-17
BERPIKIR DAN BERTINDAK SEBAGAI PELAYAN

Ketika Anda memikirkan keterbatasan Anda dalam hidup Anda, Anda mungkin berpikir bahwa, “Allah tidak akan pernah bisa menggunakan saya.” Tetapi Allah tidak pernah dibatasi oleh keterbatasan kita. 1 Korintus 1:27 mengatakan, “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.” Allah senang menempatkan kekuatan-Nya yang besar itu ke dalam orang-orang yang rapuh dan lemah.

Dunia mendefinisikan keagungan dalam hal kuasa, gengsi, harta, dan posisi. Namun Yesus mengukur kebesaran itu dalam hal pelayanan, bukan status. Allah menentukan kebesaran Anda dengan berapa banyak orang Anda layani, bukan berapa banyak orang yang melayani Anda. Semua orang ingin memimpin, tetapi tidak ada yang mau menjadi pelayan. Sebelum Anda menjadi orang percaya, Anda itu egois. Tetapi sekarang, memiliki hati seorang pelayan adalah yang paling penting.

Siapa pun bisa menjadi pelayan, yang dibutuhkan hanyalah karakter. Bagaimana Anda tahu Anda memiliki hati seorang pelayan? Matius 7:16 mengatakan, “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka, yaitu dari cara mereka bertindak. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak berduri, atau buah ara dari rumput duri?” Hamba sejati tersedia untuk melayani kapan saja. Jika Anda hanya melayani ketika nyaman, Anda bukan pelayan. Pelayan sejati melakukan apa yang dibutuhkan, meskipun itu merepotkan.

Memiliki waktu itu adalah masalah prioritas. Apakah Anda tersedia untuk Allah kapan saja? Atau apakah pengejaran hal duniawi Anda diprioritaskan? Dapatkah Allah mengacaukan rencana Anda tanpa Anda menjadi kesal? Menjadi pelayan berarti melepaskan hak untuk mengendalikan jadwal Anda dan membiarkan Allah menyela kapan pun Dia mau. Hamba itu melihat gangguan itu sebagai permohonan ilahi untuk pelayanan dan dia senang melayani.

Hamba sejati memperhatikan kebutuhan. Ketika Allah menempatkan orang yang butuh pertolongan di depan Anda, Dia memberi Anda kesempatan untuk bertumbuh dalam pelayanan. Kita kehilangan banyak kesempatan untuk melayani karena kita tidak memiliki kepekaan dan spontanitas. Kesempatan besar untuk melayani tidak pernah bertahan lama. Mereka berlalu dengan cepat, dan kadang-kadang tidak pernah kembali lagi. Anda mungkin hanya mendapatkan satu kesempatan untuk melayani orang itu, jadi manfaatkanlah saat itu.

Kata Yohanes Wesley: Lakukanlah yang terbaik, dengan semua sarana yang Anda miliki, dengan segala cara Anda tahu, ditempat manapun juga, setiap saat Anda bisa, kepada semua orang yang memerlukannya, dan selama Anda sanggup melakukannya.” Pelayan itu tidak pernah mengatakan, "Nanti pada suatu hari" atau "Ketika waktunya tepat." Pengkhotbah 11:4 mengatakan, “Petani yang senantiasa memperhatikan cuaca tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.”

Banyak orang tidak pernah melayani karena mereka takut mereka kurang baik. Kebenaran adalah, hampir semua yang kita lakukan pada saat pertama kali melakukannya, dilakukan kurang baik. Tetapi itu tidak perlu sempurna bagi Allah untuk menggunakannya dan memberkatinya. Besarnya tugas itu tidak relevan. Satu-satunya masalah adalah, apakah itu perlu dilakukan? Galatia 6:3 mengatakan, “Sebab kalau seorang menyangka, bahwa dia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.”

Yesus menunjukkan kebesaran-Nya dengan melayani orang lain dengan rendah hati, Dia membasuh kaki dan menolong anak-anak, menyiapkan sarapan dan melayani orang-orang kusta, karena Ia datang untuk melayani. Tidak ada sesuatu yang terlalu rendah bagi-Nya. Bukan karena kebesaran-Nya Dia melakukan hal-hal ini, tetapi karena kebesaran-Nya itu, dan Dia mengharapkan kita untuk mengikuti teladan-Nya. Yohanes 13:15 mengatakan, “Aku telah memberikan kalian sebuah teladan, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” Hal-hal kecil dalam hidup seringkali menentukan hal-hal besar.

Lukas 16:10-12 mengatakan, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. 11 Jadi, jikalau kamu tidak jujur dalam hal keuangan, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta surgawi yang sesungguhnya? 12 Dan jikalau kamu tidak setia dengan harta orang lain, siapakah yang akan mempercayakan hartamu sendiri kepadamu?”

Pelayan itu menyelesaikan tugas mereka, memenuhi tanggung jawab mereka, menepati janji mereka, dan menyelesaikan komitmen mereka. Mereka tidak meninggalkan pekerjaan itu setengah jadi dan mereka tidak berhenti ketika mereka berkecil hati. Mereka bisa dipercaya dan bisa diandalkan. Seringkali gereja harus mencari jalan lain karena sukarelawan itu tidak muncul dan tidak menelepon untuk mengatakan mereka tidak datang. Ada banyak orang yang melanggar komitmen mereka tanpa penyesalan.

Allah seringkali menguji kita dalam kesetiaan kita. Pelayanan Anda itu penting bagi Allah. Bahkan ada yang lebih baik lagi, Allah telah berjanji untuk menghargai kesetiaan Anda dalam kekekalan. Matius 25:23 mengatakan, “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Apakah Anda tahu bahwa pelayan yang setia itu tidak pernah pensiun?

Pelayan itu tidak mementingkan diri mereka sendiri. Ini adalah dosa orang-orang Farisi, mereka berbuat baik kepada orang lain supaya mereka dipuji orang. Dalam Matius 6:1, 4, Yesus memperingatkan kita tentang hal itu, “Ingatlah! Jangan kamu melakukan perbuatan baikmu di depan umum, supaya dilihat orang lain, karena jika demikian Anda tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga.” Ayat 4, “Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Kemasyhuran itu tidak berarti bagi para pelayan sejati karena mereka tahu perbedaan di antara ketinggian dan kepentingan. Layanan yang paling penting bagi Allah seringkali adalah layanan yang tidak terlihat. Di surga, Allah akan secara terbuka memberi upah kepada beberapa hamba-Nya yang paling tersembunyi dan tidak dikenal. Mereka mungkin adalah orang-orang yang mengajar anak-anak yang terganggu secara emosi, yang membersihkan orang lansia yang tidak bisa mengendalikan diri, merawat pasien AIDS atau Covid 19, dan melayani dengan cara yang tidak dipentingkan orang.

Ingatlah Matius 10:42, “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.” Allah lebih tertarik pada mengapa kita melakukan sesuatu daripada pada apa yang kita lakukan. Para pelayan berpikir lebih banyak tentang orang lain daripada diri mereka sendiri. Roma 12:10 mengatakan, “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan dalam hormat saling memberi preferensi satu sama lain.”

Sayangnya, banyak layanan kita sering mementingkan diri sendiri. Kita melayani untuk dikagumi atau untuk mencapai tujuan kita. Beberapa orang mencoba menggunakan layanan sebagai alat tawar menawar dengan Allah. Hamba sejati tidak mencoba menggunakan Allah untuk tujuan mereka, mereka membiarkan Allah menggunakannya untuk tujuan-Nya. Berpikir seperti pelayan itu sulit, karena pada dasarnya kita egois. Itulah sebabnya kerendahan hati adalah perjuangan sehari-hari, pelajaran yang harus dipelajari berulang kali.

Untuk menjadi pelayan sejati Anda harus menyelesaikan masalah uang itu dalam hidup Anda. Lukas 16:13 mengatakan, “Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian dia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (Uang)." Hidup untuk pelayanan dan hidup untuk uang itu saling eksklusif. Sebagai pelayan, semua waktu Anda adalah milik Tuhan.

Kekayaan itu tentu bukan dosa, tetapi gagal menggunakannya untuk kemuliaan Allah itu adalah dosa. Lebih banyak orang teralihkan dari melayani oleh materialisme daripada oleh apa pun lain. Orang-orang berkata, "Setelah saya mencapai tujuan finansial saya, saya akan melayani Tuhan." Itu tidak pernah terjadi dan mereka akan menyesalinya untuk selamanya. Allah menggunakan uang untuk menguji kesetiaan Anda sebagai pelayan. Cara Anda mengelola uang Anda itu mempengaruhi seberapa banyak Allah akan memberkati Anda.

Ada pembangun kekayaan dan ada pembangun Kerajaan. Pembangun kekayaan terus mengumpulkan kekayaan untuk diri mereka sendiri, tidak peduli seberapa banyak yang mereka hasilkan, tetapi pembangun kerajaan mengubah aturan. Mereka masih berusaha menghasilkan uang sebanyak mungkin, tetapi mereka melakukannya untuk memberikan itu. Mereka menggunakan kekayaan mereka untuk membangun gereja Allah dan upaya misinya di seluruh dunia. Saya mendorong Anda untuk menjadi pembangun Kerajaan.

Jika Anda melayani seperti Yesus, Anda pasti akan dikritik. Dunia ini tidak mengerti apa yang dihargai Allah. Hamba sejati itu tidak mengeluh tentang ketidakadilan, tidak berbelas kasihan bersama dan tidak membenci kritik. Segala sesuatu yang terjadi di dunia pada akhirnya benar-benar merupakan peperangan rohani di antara mereka yang tidak percaya Allah dan membenci Allah dan mereka yang telah menjadi orang percaya. Anda dapat melihatnya di masyarakat dan pendidikan di setiap tingkat.

Tetapi para pelayan sejati mendasarkan identitas mereka di dalam Kristus. Hanya orang yang ada jaminan kekal dapat melayani. Ketika Anda mendasarkan nilai dan identitas Anda pada hubungan Anda dengan Kristus, Anda bebas dari harapan orang lain, dan itu memungkinkan Anda untuk benar-benar melayani mereka. 2 Korintus 10:18 mengatakan, “Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.”

Pelayanan hamba itu adalah suatu kesempatan, bukan suatu kewajiban. Mengapa mereka melayani dengan senang hati? Karena mereka mengasihi Tuhan, mereka bersyukur atas anugerah-Nya, mereka tahu bahwa melayani adalah penggunaan tertinggi untuk kehidupan dan mereka tahu bahwa Allah telah menjanjikan upah. Ibrani 6:10 mengatakan, “Karena Allah bukan tidak adil. Dia tidak akan melupakan betapa kerasnya Anda telah bekerja untuk-Nya dan bagaimana Anda telah menunjukkan kasih Anda kepada-Nya dengan merawat orang-orang percaya lainnya, seperti yang masih Anda lakukan.”
JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content