Day 10 - Persekutuan Indonesia Riverside

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content
Pemahaman Alkitab 2020
TUJUAN HIDUP YANG BENAR
HARI KE-10
PEMULIHAN HUBUNGAN

Allah ingin supaya kita menghargai hubungan dan berusaha mempertahankannya alih-alih membuangnya ketika sakit hati atau ada konflik. Allah telah memberikan kita pelayanan pemulihan hubungan. 2 Korintus 5:18 mengatakan, "Dan semuanya ini berasal dari Allah, yang dengan perantaraan Yesus Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya, dan telah memberikan kita pelayanan pendamaian.”

Paulus telah mengajarkan kita bahwa kemampuan kita untuk bergaul baik adalah tanda kedewasaan rohani. Filipi 2:1-2 mengatakan, “Karena itu, jika ada penghiburan dalam Kristus, jika ada penghiburan kasih, jika ada persekutuan Roh, jika ada kasih sayang dan belas kasihan, 2 sempurnakanlah sukacitaku dengan menjadi orang yang sehati sepikir, dalam satu kasih, menjadi satu jiwa dan satu pikiran.” Kristus ingin keluarga-Nya dikenal karena kasih kita satu sama lain.

Jika Anda ingin diberkati Allah dalam hidup Anda dan Anda ingin dikenal sebagai anak Allah, Anda harus menjadi pembawa damai. Matius 5:9 mengatakan, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Pembawa damai itu jarang karena pembuatan damai adalah kerja keras dan sering berbahaya karena berada di tengah-tengah berarti Anda mendapatkannya dari kedua belah pihak. Penciptaan damai adalah salah satu keterampilan yang paling penting untuk dikembangkan.

Membawa damai itu bukanlah menghindari konflik. Berpura-pura itu tidak ada atau takut membicarakannya sebenarnya adalah tindakan pengecut. Terkadang kita perlu menghindari konflik, dan terkadang kita perlu menyelesaikannya. Kita harus berdoa untuk bimbingan Roh Kudus yang berkelanjutan. Membawa damai itu bukanlah peredaan yang memberi kesempatan bagi orang lain untuk melindas Anda. Yesus menolak untuk mundur pada banyak masalah, dan berdiri tegak melawan musuh jahat.

Tanyakan Allah dulu sebelum Anda berbicara dengan seseorang. Berdoalah tentang konflik itu dulu sebelum Anda bertindak. Ceritakanlah kepada Allah bagaimana perasaan Anda. Sebagian besar konflik itu berakar pada kebutuhan yang tak terpenuhi. Sebagian dari kebutuhan itu hanya dapat dipenuhi oleh Allah. Ketika Anda mengharapkan seseorang akan memenuhi suatu kebutuhan yang hanya dapat dipenuhi Allah, Anda akan menerima kekecewaan dan kepahitan. Tidak ada yang bisa memenuhi semua kebutuhan Anda kecuali Allah. Kata Allah, "Mengapa engkau tidak datang ke Aku lebih dulu?"

Yakobus 4:2 berkata, “Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperoleh-nya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.” Tidak masalah apakah Anda menyinggung atau Anda tersinggung: Allah ingin Anda mengambil langkah pertama. Jangan tunggu pihak lain. Memulihkan persekutuan yang rusak itu sangat penting, Yesus memerintahkan bahwa itu bahkan lebih penting daripada ibadah.

Matius 5:23-24 mengatakan, “Karena itu, jika engkau membawa persembahanmu ke mezbah, dan di sana engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu, dan pergilah berdamai dulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk memberi persembahanmu itu.” Jadwalkanlah pertemuan tatap muka sesegera mungkin. Penundaan hanya memperdalam kebencian dan memperburuk keadaan. Dalam konflik, waktu itu tidak menyembuhkan apapun.

Keberhasilan pertemuan damai itu seringkali bergantung pada pilihan waktu dan tempat yang tepat untuk bertemu. Waktu terbaik adalah ketika kalian berdua berada dalam kondisi terbaik. Sebelum mencoba menyelesaikan perselisihan apa pun, Anda harus terlebih dahulu mendengarkan perasaan pihak lain. Filipi 2:4 mengatakan, “Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Fokuslah pada perasaan mereka, bukan pada fakta.

Perasaan itu tidak selalu benar atau logis. Amsal 19:11 mengatakan, “Orang yang bijaksana mengendalikan emosinya; mereka itu dipuji karena memaafkan kesalahan.” Kesabaran datang dari kebijaksanaan dan kebijaksanaan datang dari Kristus. Orang tidak peduli apa yang kita ketahui sampai saat mereka tahu bahwa kita peduli. Roma 15:2 mengatakan, "Kita harus membantu orang untuk melakukan yang benar dan membangun mereka di dalam Tuhan.” Untuk menerima kemarahan orang lain dengan sabar adalah suatu pengorbanan besar.

Roma 15:3 mengatakan, “Sebab bahkan Kristus tidak hidup untuk menyenang-kan diri-Nya sendiri. Seperti tertulis di Alkitab, “Penghinaan orang-orang yang menghina Engkau, ya Allah, telah menimpa-Ku.” Mulailah dengan mengaku bahwa Anda adalah bagian dari konflik itu, Anda telah berdosa juga. Matius 7:5 mengatakan, “Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” Kita semua memiliki titik buta, mohonlah supaya Allah menunjukkan hal ini kepada Anda.

Ketika Anda mulai dengan mengakui kesalahan Anda dengan rendah hati, itu meredakan kemarahan orang lain dan melucuti serangan mereka karena mereka mungkin mengharapkan Anda bersikap defensif. Jangan mengalihkan kesalahan itu atau membuat alasan, jujurlah mengakui bagian apa pun yang Anda lakukan dalam konflik itu. Terimalah tanggung jawab atas kesalahan Anda dan minta maaf. Amsal 15:1 mengatakan, “Jawaban yang lemah lembut meredakan amarah, tetapi kata-kata kasar membangkitkan amarah.”

Serang masalahnya, bukan orangnya. Jawaban lembut selalu lebih baik daripada jawaban sarkastik. Dalam menyelesaikan konflik, cara bagaimana Anda mengatakannya sama pentingnya dengan apa yang Anda katakan. Amsal 16:21 mengatakan, "Orang bijak dikenal karena pengertiannya, dan kata-kata yang menyenangkan meyakinkan." Demi persekutuan itu Anda harus coba menghilangkan sikap-sikap: mengutuk, meremehkan, mengecapi, menghina, dan merendahkan.

Efesus 4:29 mengatakan, “Janganlah menggunakan perkataan kotor atau kasar. Pakailah perkataan yang baik untuk membangun, supaya kata-kata Anda menjadi dorongan bagi mereka yang mendengarnya.” Roma 12:18 mengatakan, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” Damai selalu memiliki harga mahal. Kadang-kadang itu berarti mengorbankan harga diri kita, sering kali itu memerlukan kita melepaskan egoisme kita sendiri. Cobalah untuk berkompromi, untuk menyesuaikan diri dengan orang lain, dan pentingkanlah apa yang mereka butuhkan.

Pentingkanlah pemulihan, bukan resolusi. Tidak realistis untuk mengharapkan bahwa semua orang akan menyetujui segala hal. Pemulihan itu berfokus pada hubungan orang, sementara resolusi berfokus pada masalah itu saja. Ketika kita fokus pada rekonsiliasi, masalah itu kehilangan makna dan seringkali menjadi tidak relevan. Allah ingin ada persatuan bukan keseragaman dan kita bisa berjalan bersama tanpa menyetujui setiap masalah yang ada.

Namun janganlah menyerah dalam mencari solusi. Anda mungkin perlu terus berdiskusi dan bahkan berdebat, tetapi Anda melakukannya dalam semangat harmonis. Jadi sekarang dengan siapa Anda perlu memulihkan persekutuan? Jangan tunda, bicaralah dengan Tuhan dan angkatlah telepon Anda dan mulai proses ini. Langkah-langkahnya sederhana, tetapi itu tidak mudah. Banyak upaya dibutuhkan untuk memulihkan hubungan. Tetapi ketika Anda bekerja untuk membawa damai sejahtera, Allah berkenan.
JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content