Day 5 - Persekutuan Indonesia Riverside

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content
Pemahaman Alkitab 2020
TUJUAN HIDUP YANG BENAR
HARI KE-5
TUJUAN I
MAKNA IBADAH

Inti ibadah itu adalah penyerahan diri. Menyerah itu membangkitkan citra mengakui kekalahan atau menyerah pada lawan yang lebih kuat dan biasanya itu digunakan dalam konteks negatif. Bagi beberapa orang, menang itu adalah segalanya dan menyerah tidak terpikirkan. Tetapi menyerahkan diri kepada Allah adalah makna ibadah. Ini adalah respons alami terhadap kasih dan belas kasihan Allah yang luar biasa. Kita memberikan diri kita kepada-Nya bukan karena takut, tetapi karena kasih.

Roma 12:1 mengatakan, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan Anda, supaya Anda mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Tindakan penyerahan pribadi ini sering dinamakan, menjadikan Yesus Tuhanmu, memikul salibmu, menyangkal dirimu sendiri dan menyerah kepada Roh Kudus. Allah menginginkan seluruh hidup Anda, bukan hanya sebagian saja.

Ada tiga pembatas yang menghalangi penyerahan total kita kepada Allah: yaitu ketakutan, kesombongan, dan kebingungan. Kita tidak menyadari betapa besar kasih Allah itu, kita ingin mengendalikan hidup kita sendiri dan kita tidak mengerti makna menyerah itu. Anda tidak akan menyerah kepada Allah kecuali Anda mempercayai-Nya, tetapi Anda tidak bisa mempercayai-Nya sampai saat Anda mengenal-Nya lebih baik. Ketakutan menyebabkan Anda segan menyerah, tetapi kasih itu menghilangkan semua rasa takut.

Bagaimana Anda tahu Allah mengasihi Anda? 1 Tes. 1:4 mengatakan, “Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu menjadi umat-Nya.” Matius 10:30 mengatakan, "Dan kamu, rambut di kepalamu terhitung semuanya." Yeremia 29:11 mengatakan, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Jadi kita tidak perlu takut.

Allah mengasihimu lebih dari apa yang bisa kau bayangkan. Ungkapan terbesar dari ini adalah pengorbanan Anak Allah untuk Anda. Roma 5:8 mengatakan, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Ketika kita sepenuhnya menyerahkan diri kepada Yesus, kita menemukan bahwa Dia bukan penganiaya tetapi penyelamat, bukan atasan tetapi saudara, bukan diktator tetapi teman. Menyerah kepada-Nya membawa kebebasan, bukan perbudakan.

Hambatan kedua untuk penyerahan total adalah kesombongan kita. Kita ingin bertanggung jawab atas segalanya. Keinginan untuk memiliki kendali penuh adalah penyebab banyak masalah dalam hidup kita. Apa yang tidak di sadari kebanyakan orang adalah bahwa perjuangan kita sebenarnya adalah perjuangan melawan Allah. Alasannya mengapa banyak orang berjuang adalah karena mereka belum mencapai titik akhir terburuk dalam diri mereka. Kita masih berusaha memerintah dan menghalang pekerjaan Allah di dalam diri kita.

Ketika kita mencoba untuk menjadi seperti Allah, akhirnya kita seperti Setan, yang ingin menjadi seperti Allah. Ketika kita diperhadapkan dengan keterbatasan kita sendiri, kita bereaksi dengan jengkel, marah dan dendam. Kita ingin memiliki semuanya dan melakukan semuanya, dan kita menjadi kesal ketika itu tidak terjadi. Dan ketika kita perhatikan bahwa Allah memberi orang lain beberapa karakteristik yang kita tidak miliki, kita merespon dengan iri hati, rasa dengki dan mengasihani diri sendiri.

Menyerah kepada Allah bukanlah kepasrahan pasif. Allah sering memanggil orang-orang yang telah menyerahkan diri untuk bertempur dengan dosa atas nama-Nya. Dan itu tidak berarti kita tidak ada pemikiran rasional. Allah ingin menggunakan kepribadian unik Anda dan bukannya itu berkurang, itu malah ditinggikan. Pada saat saya berbalik kepada Kristus, ketika saya menyerahkan diri saya pada kepribadian Dia, baru saat itu saya mulai memiliki kepribadian saya sendiri.

Berserah paling baik ditunjukkan dalam kepatuhan. Memanggil Yesus sebagai Tuhan berarti Anda ingin melakukan apapun yang Dia minta Anda lakukan. Setelah memancing semalaman tanpa menangkap apapun, Petrus menyerah ketika Yesus mengatakan kepadanya untuk mencoba lagi. Lukas 5:5, “Tuan,” Petrus menjawab, “kami bekerja keras semalaman dan tidak menangkap apa pun. Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Orang-orang yang berserah menurut, walaupun kadang itu tidak masuk akal.

Kita melihat kuasa Yesus di Lukas 5:6-9, “Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. 7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. 8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." 9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan.”

Aspek lain dari orang yang berserah adalah kepercayaan. Abraham mengikuti Allah tanpa tahu ke mana Dia akan membawanya. Jusuf percaya tujuan Allah tanpa tahu mengapa keadaannya seperti apa yang terjadi. Hanna menunggu waktu Allah yang sempurna tanpa mengetahui kapan. Maria mengharapkan keajaiban tanpa tahu bagaimana caranya. Masing-masing orang ini sepenuhnya berserah kepada Allah dan percaya sepenuhnya kepada-Nya.

Anda tahu Anda telah menyerahkan diri ketika Anda tidak bereaksi terhadap kritik dan keinginan membela diri. Anda tidak menuntut hak-hak Anda dan Anda tidak selalu mementingkan dirimu. Hati yang menyerah muncul paling baik dalam hubungan dengan orang. Uang sering kali merupakan bidang penyerahan diri yang paling sulit. Pensiun bukanlah tujuan hidup yang berserah. Matius 6:21 mengatakan, “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”

Berkat penyerahan diri. Pertama, Anda akan mengalami damai sejahtera. Ayub 22:21 mengatakan, “Tunduklah kepada Allah, supaya engkau tenteram; dengan demikian engkau memperoleh keuntungan.” Kedua, Anda akan mengalami kebebasan. Roma 6:18 mengatakan, "Kamu telah dimerdekakan dari perbudakan dosa, dan kamu telah menjadi hamba kebenaran.” Ketiga, Anda mengalami kuasa Allah dalam hidup Anda. Pencobaan yang susah dihilangkan dan masalah-masalah besar akan dikalahkan Kristus.

Ketika Yosua menghadapi pertempuran Yerikho, ia bertemu Kristus, dan menyembah Dia serta menyerahkan rencananya. Penyerahan itu menyebabkan kemenangan yang menakjubkan ketika tembok runtuh. Inilah paradoksnya. Kemenangan datang melalui penyerahan kepada Kristus. Menyerah itu tidak melemahkan Anda, itu menguatkan Anda. William Booth, pendiri Bala Keselamatan mengatakan, "Kebesaran kekuatan seseorang adalah dalam ukuran penyerahan dirinya."

Orang yang menyerah adalah mereka yang digunakan Allah. Allah memilih Maria untuk menjadi ibu Yesus, bukan karena dia berbakat atau kaya atau cantik, tetapi karena dia benar-benar menyerah kepada-Nya. Ketika malaikat itu menjelaskan rencana Allah, dia menjawab dengan mengatakan dalam Lukas 1:38, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Tidak ada yang lebih kuat dari hidup yang menyerah ke dalam tangan Allah.

Menyerahkan hidup Anda bukanlah suatu dorongan bodoh, tetapi hal yang paling bertanggung jawab dan masuk akal yang dapat Anda lakukan dengan hidup Anda. Jika tidak kepada Allah, Anda akan menyerah pada pendapat dan harapan orang lain, untuk uang, karena ketakutan, untuk kebanggaan Anda sendiri, nafsu atau ego. Anda bebas memilih untuk apa Anda menyerah, tetapi Anda tidak bebas dari konsekuensi pilihan itu. Jika Anda tidak menyerah kepada Kristus, Anda akan menyerah pada kekacauan.

Momen penyerahan diri Anda mungkin terjadi ketika Anda tidak mengharapkannya. Allah memiliki cara untuk memanggil Anda ketika Anda berada di lembah kehidupan Anda. Momen penyerahan diri Paulus terjadi di jalan menuju ke Damaskus setelah ia dihempaskan oleh cahaya yang menyilaukan. Bagi orang lain, Allah menarik perhatian kita dengan metode yang tidak terlalu drastis. Apapun itu, penyerahan bukan hanya peristiwa satu kali saja. Praktik penyerahan diri kepada Allah yang terbaik adalah kebiasaan menyerahkan diri setiap hari seumur hidup.

IBADAH YANG MENYENANGKAN ALLAH

Allah ingin keseluruhan Anda, seluruh hati Anda, seluruh jiwa Anda, semua pikiran Anda dan seluruh kekuatan Anda. Dia ingin pengabdian Anda sepenuhnya. Allah tidak senang dengan sisa waktu dan sisa uang Anda. Ibrani 12:28 mengatakan, “Karena kita menerima kerajaan yang tidak dapat digoyahkan, marilah kita memiliki anugerah, yang dengannya kita dapat melayani Allah dengan hormat dan ketakutan saleh.” Nah, jenis ibadah yang menyenangkan Allah memiliki empat karakteristik:

Allah senang ketika ibadah kita akurat. Kita tidak dapat menciptakan sendiri gambar kita tentang Allah yang nyaman bagi kita atau benar secara politis. Orang-orang berkata, "Saya suka menganggap Allah sebagai ....," dan kemudian mereka mulai ide mereka tentang jenis Allah yang mereka ingin menyembah. Itu adalah penyembahan berhala. Ibadah didasarkan pada kebenaran Alkitab. Yesus berkata dalam Yohanes 4:23, "Para penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran."

Allah senang ketika ibadah kita asli. Ketika Yesus berkata Anda harus 'menyembah dalam roh,' Dia tidak merujuk kepada Roh Kudus, tetapi kepada roh Anda. Karena Anda dicipta menurut gambar Allah, Anda adalah roh yang hidup dalam tubuh, dan Allah merancang roh Anda untuk berkomunikasi dengan-Nya. Menyembah adalah roh Anda menanggapi Roh Kudus. Menyembah itu harus tulus dan dari hati Anda, bukan hanya masalah mengatakan kata-kata tanpa ada maksud.

Pujian yang tidak datang dari hati Anda, bukanlah pujian. Ketika kita menyembah, Allah melihat kedalam hati kita. 1 Samuel 16:7 mengatakan, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Allah memberi Anda emosi sehingga Anda dapat menyembah Dia dengan emosi yang tulus. Allah benci kemunafikan. Allah tidak ingin penyembahan yang berpura-pura, Dia menginginkan penyembahan tulus Anda.

Banyak bentuk pujian disebut di dalam Alkitab, di antaranya: pengakuan, bernyanyi, berdiri untuk menghormati, berlutut, menari, memainkan alat musik dan mengangkat tangan. Gaya ibadah terbaik adalah gaya hidup yang paling otentik yang mewakili kasih Anda kepada Allah. Allah ingin Anda berlaku secara alami. Anda dapat menikmati keintiman dengan Allah waktu berada di luar, waktu menciptakan seni atau melayani orang atau sendirian saja atau dalam persekutuan.

Allah senang ketika ibadah kita penuh perhatian. Yesus memberi tahu kita untuk 'mengasihi Allah dengan segenap pikiranmu.' Jika ibadah itu tidak datang dari pikiranmu, tidak ada artinya. Yesus menyebut penyembahan yang sembrono sebagai 'pengulangan yang sia-sia'. Cobalah menggunakan kata-kata baru seperti menilai, mendambakan, menyukai dan menjunjung. Dan pujilah lebih spesifik daripada berbicara dalam banyak generalisasi yang tidak jelas. Buatlah itu supaya bisa dimengerti orang lain.

Allah senang ketika ibadah kita praktis. Roma 12:1, "Persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah, yang adalah ibadahmu yang sejati.” Mengapa Allah menginginkan tubuh Anda? Karena 1 Korintus 6:19 mengatakan, “Tubuhmu adalah bait Roh Kudus.” 2 Samuel 24:24 berkata, “Aku, Daud, tidak mau mempersembahkan kepada Tuhan, Allahku, korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa.”

Menghilangkan egoisme adalah biaya kita untuk ibadah sejati. Anda tidak dapat meninggikan Allah dan diri Anda secara bersamaan. Anda tidak menyembah untuk dilihat orang lain atau untuk menyenangkan diri sendiri. Ibadah membutuhkan usaha dan energi karena Yesus berkata, "kasihi Allah dengan segenap kekuatanmu." Ibadah tidak selalu mudah atau nyaman, terkadang itu adalah pengorbanan besar di daerah di mana kekristenan dibenci dan dianiaya. Itu semua masalah hatimu.

ANDA DICIPTA UNTUK KELUARGA ALLAH

Roma 12:5. “Kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” Allah ingin sebuah keluarga dan Dia ingin Anda menjadi bagian darinya. Ini adalah tujuan Allah yang kedua untuk hidup Anda, yang telah Dia rencanakan sebelum Anda dilahirkan. Efesus 1:5, “Ia telah menentukan kita dari semula oleh diadopsi sebagai anak oleh Yesus Kristus kepada diri-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.”

Karena Allah adalah kasih, Dia menghargai hubungan dan Dia mengidentifikasikan diri-Nya sebagai Bapa, Anak dan Roh. Trinitas itu adalah hubungan Allah dengan diri-Nya. Ini adalah pola sempurna untuk keharmonisan hubungan. Allah selalu ada dalam hubungan yang penuh kasih kepada diri-Nya, jadi Dia menginginkan keluarga. Yakobus 1:18 mengatakan, “Dia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita menjadi semacam anak sulung di antara ciptaan-Nya.”

Ketika kita percaya kepada Kristus, Allah menjadi Bapa kita, kita menjadi anak-anak-Nya, orang-orang percaya lainnya menjadi saudara dan saudari kita dan gereja menjadi keluarga rohani kita. Keluarga Allah mencakup semua orang percaya di masa lalu, sekarang dan di masa depan. Setiap manusia diciptakan oleh Allah, tetapi tidak semua orang adalah anak Allah. Satu-satunya cara untuk masuk ke dalam keluarga Allah adalah dengan dilahirkan baru secara rohani ke dalamnya.

Semua orang diundang untuk menjadi bagian dari keluarga Allah, tetapi ada satu persyaratan yaitu iman kepada Yesus. Roma 10:13 mengatakan, "Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” Markus 8:34 mengatakan, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” 2 Petrus 3:9 mengatakan, “Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”

Keluarga rohani Anda lebih penting daripada keluarga fisik Anda, karena itu akan bertahan untuk selamanya. Ini adalah persatuan yang jauh lebih kuat, ikatan yang lebih permanen daripada hubungan darah. Keluarga kita di bumi bersifat sementara, sering hancur karena perceraian, jarak, menjadi tua dan kematian. Efesus 3:14-15 mengatakan, “Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, 15 yang dari pada-Nya seluruh keluarga yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.”

Sebagai anak-anak Allah kita mendapat bagian dalam kekayaan keluarga itu. Di sini di bumi kita diberi, “penebusan melalui darah-Nya, pengampunan dosa.”(Efesus 1:7) dan “kita dikuatkan oleh Roh-Nya di dalam batinmu.”(Efesus 3:16), dan “Kemurahan-Nya, kesabaran-Nya, dan kelapangan hati-Nya.”(Roma 2:4) Tetapi dalam keabadian itu kita akan mewarisi jauh lebih banyak lagi. Efesus 1:18 mengatakan, “betapa kayanya kemuliaan warisan-Nya bagi orang-orang kudus.”

Apakah warisan kita? Pertama, kita akan bersama Allah untuk selamanya. Kedua, kita akan sepenuhnya ditransformasikan menjadi seperti Kristus. 1 Yohanes 3:2, “Belum terungkap akan menjadi siapakah kita, tetapi kita tahu bahwa ketika Ia dinyatakan, kita akan menjadi seperti Dia.” Ketiga, kita akan dibebaskan dari semua rasa sakit, kematian dan penderitaan. Wahyu 21:4, “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”

Keempat, kita akan diberi hadiah dan posisi pelayanan kita akan berubah. Markus 10:30, “Tidak seorang pun yang telah meninggalkan keluarga atau tanah atau penganiayaan demi Aku, yang tidak akan menerima seratus kali lipat pada saat ini dan di zaman yang akan datang, kehidupan kekal.” Kelima, kita dapat bagian dalam kemuliaan Kristus. Roma 8:17, “Kita adalah ahli waris bersama dengan Kristus, jika kita memang menderita bersama Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-Nya.” Anda lebih kaya dari apa yang Anda sadari.

1 Petrus 1:4, “Kita memiliki warisan yang tak ternilai, murni dan tidak ternoda, di luar jangkauan perubahan dan kerusakan, yang tersimpan di surga bagi Anda.” Ini berarti warisan Anda sangat berharga, permanen dan terlindungi. Tidak ada yang bisa mengambilnya, dan itu tidak bisa dihancurkan. Warisan kekal inilah yang harus dinanti-nantikan setiap orang Kristen. Kolose 3:24 mengatakan, "Ingatlah bahwa Tuhan akan memberi Anda warisan sebagai upah Anda.”

PEMBAPTISAN

Baptisan menandakan keterlibatan Anda dalam keluarga Allah. Itu bukan suatu ritual pilihan untuk ditunda. Baptisan secara terbuka mengumumkan kepada dunia bahwa Anda adalah bagian dari keluarga Allah. Yesus memerintahkan hal ini dalam Matius 28:19-20, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”

Mengapa baptisan itu begitu penting? Baptisan Anda itu menyatakan iman Anda, dan Anda ikut dalam penguburan dan kebangkitan Kristus, dan melambangkan kematian Anda pada kehidupan lama Anda, dan mengumumkan kehidupan baru Anda di dalam Kristus. Baptisan Anda adalah gambaran fisik dari kebenaran rohani. 1 Korintus 12:13 mengatakan, “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”

Baptisan tidak menjadikan Anda anggota keluarga Allah, hanya iman kepada Kristus yang melakukan itu. Baptisan hanya menunjukkan bahwa Anda adalah bagian dari keluarga Allah. Seperti cincin kawin, itu adalah pengingat yang terlihat dari komitmen batin yang dibuat dalam hati Anda. Itu adalah tindakan inisiasi, bukan sesuatu yang Anda tunda sampai Anda merasa dewasa secara rohani. Kisah Para Rasul 8:12, “Tetapi ketika mereka percaya akan hal-hal mengenai Yesus Kristus, mereka dibaptis, baik pria maupun wanita.”

Pada hari Pentakosta, 3000 orang dibaptis pada hari yang sama ketika mereka menerima Kristus. Seorang pemimpin Ethiopia dibaptis di tempat itu juga ketika dia bertobat. Paulus dan Silas membaptis seorang kepala penjara di Filipi dan keluarganya pada waktu tengah malam. Tidak ada baptisan yang tertunda dalam Perjanjian Baru. Jika Anda percaya dan belum dibaptis sebagai pernyataan iman Anda kepada Kristus, lakukan itu sesegera mungkin, untuk mengikuti perintah Yesus.

KITA MEMULIAKAN ALLAH DENGAN MENGASIHI ORANG LAIN

Karena Allah adalah kasih, Dia ingin Anda belajar untuk mengasihi. Galatia 5:14 mengatakan, “Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam firman ini, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Belajar untuk mengasihi tanpa pamrih itu tidak mudah. Ini adalah kebalikan dari sifat egois kita. Itulah sebabnya kita diberikan waktu seumur hidup untuk mempelajarinya. Allah ingin kita mengasihi semua orang, tetapi Dia ingin supaya kita belajar untuk mengasihi khususnya orang percaya lain.

Seperti yang telah kita lihat, setelah menyembah Allah, ini adalah tujuan kedua untuk hidup kita. 1 Petrus 2:17 mengatakan, “Hormatilah semua orang. Kasihilah saudara-saudaramu.” Galatia 6:10 mengatakan, "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” Mengapa? Karena Allah ingin keluarga-Nya dikenal oleh karena kasihnya. Yohanes 13:35, “Dengan demikan semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Allah melatih kita dan yang terpenting dari ini adalah untuk mempraktekkan saling mengasihi. Kasih tidak bisa dipelajari secara terpisah. Anda harus berhadapan dengan orang-orang yang terkadang menjengkelkan, membuat frustrasi, dan orang-orang yang tidak sempurna. Kasih harus menjadi prioritas utama, tujuan utama dan ambisi terbesar Anda. Hubungan itu harus memiliki prioritas dalam hidup Anda di atas segalanya. Mengapa? Karena hidup tanpa kasih benar-benar tidak berharga.

1 Korintus 13:3 mengatakan, “Dan sekalipun aku membagikan semua milikku untuk memberi makan orang miskin, dan meskipun aku menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.” Terkadang kita bertindak seolah-olah hubungan itu hanyalah bagian dari hidup kita bersama dengan banyak tugas lain. Tetapi Allah berkata bahwa hubungan itu makna kehidupan. Sepuluh Perintah itu seluruhnya tentang hubungan, empat pertama berurusan dengan Allah dan sisanya berurusan dengan manusia.

Di Matius 22:37-40, “Jawab Yesus kepadanya, “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Hubungan itulah yang paling penting, bukan pencapaian atau perolehan sesuatu.

Kesibukan adalah musuh hubungan besar. Kita sibuk mencari nafkah, membayar tagihan, dan mencapai tujuan. Jadwal kita menjadi kelebihan dan memberi waktu pada hubungan malah kita kurangi. Kita mengurangi waktu, energi, dan perhatian yang dibutuhkan hubungan kasih itu. Hal terpenting dalam hidup itu adalah belajar untuk mengasihi Allah dan kemudian mengasihi orang-orang di sekitar kita, terutama mereka yang ada di gereja.

Kasih itu bertahan untuk selamanya. Allah memberi tahu kita bahwa kasih itu terpenting karena kasih itu abadi. 1 Korintus 13:13 mengatakan, "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, harapan, dan kasih, dan yang terbesar adalah kasih." Kasih adalah dampak paling abadi yang bisa Anda tinggalkan di bumi. Ketika hidup di bumi berakhir, orang-orang tidak ingin dikelilingi benda-benda yang tidak bisa dibawa. Kita ingin dikelilingi orang-orang yang mengasihi kita dan yang kita kasihi.

Jangan tunggu sampai Anda berada di ranjang kematian Anda untuk belajar ini. Kebijaksanaan adalah mempelajari kebenaran ini lebih cepat sekarang daripada nanti. Dan kita akan dievaluasi tentang kasih ini oleh Tuhan. Kedewasaan rohani diukur oleh kualitas hubungan kita. Yesus berkata bahwa cara untuk mengasihi-Nya adalah dengan mengasihi keluarga-Nya. Matius 25:40, “Aku berkata kepadamu, sesunguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

Pentingnya hal-hal dapat diukur dengan berapa banyak waktu kita bersedia untuk menginvestasikan ke dalamnya. Prioritas seseorang itu terkait dengan berapa banyak waktu mereka memberikannya. Ketika Anda memberi seseorang waktu Anda, Anda memberi mereka sebagian dari hidup Anda yang tidak pernah Anda bisa dapatkan kembali. Kita harus membuktikan bahwa hubungan itu penting dengan menginvestasikan waktu. 1 Yohanes 3:18 mengatakan, "Anak-anakku, janganlah kita mengasihi dalam perkataan saja, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”

Hadiah kasih yang paling diinginkan bukanlah berlian atau bunga mawar tetapi perhatian yang terfokus. Efesus 5:2, “Dan hiduplah dalam kasih, seperti Kristus juga telah mengasihi kita dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita.” Anda bisa memberi tanpa mengasihi, tetapi Anda tidak bisa mengasihi tanpa memberi. Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Kasih berarti melepaskan keinginan saya, kenyamanan saya, tujuan saya, keamanan saya, uang saya, energi saya dan waktu saya untuk kepentingan orang lain. Dan waktu terbaik untuk mengasihi adalah sekarang. Efesus 5:16 mengatakan, "Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." Amsal 3:27 mengatakan, “Janganlah menahan kebaikan dari orang-orang yang berhak menerimanya, jikalau engkau mampu melakukannya. Mengapa? Karena engkau tidak tahu hari esok.

Pada suatu hari Anda akan berdiri di hadapan Allah dan ada beberapa pertanyaan yang perlu Anda pertimbangkan. Bagaimana Anda menjelaskannya ketika proyek-proyek atau hal-hal lain lebih penting bagi Anda daripada orang? Prioritas apa yang perlu Anda pertimbangkan kembali supaya hidup Anda lebih mementingkan penjangkauan orang? Apakah yang perlu Anda hentikan dari jadwal Anda untuk mulai memberi lebih banyak waktu kepada orang-orang? Penggunaan terbaik dari hidup Anda adalah mengasihi Allah dan mengasihi orang-orang mulai saat ini.

MENGASIHI GEREJAMU

Efesus 2:19 mengatakan, “Demikianlah, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota keluarga Allah.” 1 Timotius 3:15 berkata, “Aku menulis supaya engkau tahu, bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.” Tidak seorang pun dari kita dapat memenuhi tujuan Allah sendirian saja, kita harus berada dalam persekutuan.

Sementara hubungan Anda dengan Kristus bersifat pribadi, Allah tidak pernah bermaksud untuk menjadikannya pribadi. Dalam keluarga Allah kita terhubung dengan setiap orang percaya lainnya dan kita saling memiliki satu sama lain untuk selamanya. Efesus 4:16, “Kristus membuat seluruh tubuh bersatu dengan sempurna. Karena setiap bagian melakukan pekerjaan khususnya, itu membantu bagian-bagian lain bertumbuh, sehingga seluruh tubuh menjadi sehat, bertumbuh dan penuh kasih.”

Mengikuti Kristus termasuk menjadi anggota, bukan hanya percaya saja. Roma 12:5 mengatakan, “Kita, karena banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus, dan kita semua milik satu sama lain.” Bagi Paulus menjadi anggota gereja berarti menjadi organ vital dari tubuh yang hidup, bagian yang saling berhubungan yang tak dapat dipisahkan dari Tubuh Kristus. Supaya organ tubuh Anda memenuhi tujuannya, mereka harus terhubung dan karena itu Anda harus terhubung dengan gereja Anda.

Anda diciptakan untuk peran tertentu dan Anda akan menemukan peran Anda itu melalui hubungan Anda dengan orang lain. Roma 12:4 mengatakan, “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita memiliki banyak anggota, tetapi tidak semua anggota memiliki tugas yang sama.” Jika ada organ yang entah kenapa terlepas dari tubuh, ia akan mati. Terputus dari sumber hidup gereja lokal, kehidupan rohani Anda lama-kelamaan akan lenyap.

Gejala pertama dari penurunan rohani adalah kehadiran yang tidak konsisten dalam kebaktian. Gereja selalu akan ada dan demikian pula peran Anda di dalamnya. Orang yang mengatakan, "Saya tidak butuh gereja." adalah arogan atau bodoh. Alkitab menyebut gereja 'mempelai perempuan Kristus' dan 'Tubuh Kristus.' Gereja itu sangat penting sampai Yesus mati di kayu salib. Efesus 5:25 mengatakan, “Kristus juga mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.”

Alkitab mengatakan bahwa seorang Kristen tanpa gereja, sama seperti organ tanpa tubuh atau anak tanpa keluarga. Efesus 2:19 mengatakan, "Kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota keluarga Allah." Individualisme saat ini telah menciptakan banyak anak yatim spiritual. Alkitab itu menawarkan banyak alasan kuat untuk aktif dalam persekutuan lokal.

Ketika kita bersatu dalam kasih sebagai keluarga gereja dari berbagai latar belakang, ras dan status sosial, itulah kesaksian kuat bagi dunia. Yohanes 17:21 mengatakan, “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau; agar mereka juga menjadi satu di dalam Kami, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Menunjukkan kasih membuktikan bahwa Anda adalah orang percaya sejati. Yohanes 13:35, “Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, jikalau kamu saling mengasihi.”

Di gereja lokal Anda belajar bagaimana caranya bergaul dengan orang percaya lain. Di situlah Anda belajar mempraktikkan kasih yang tidak mementingkan diri. Sebelum kita datang kepada Kristus kita semua egois. 1 Korintus 12:26 mengatakan, “Dan jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; atau jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita karenanya.” Hanya melalui kontak teratur dengan orang-orang percaya yang tidak sempurna kita dapat belajar persekutuan nyata.

Persekutuan sejati berarti saling memelihara satu sama lain dan kerelaan untuk membagikan kesedihan Anda kepada orang lain. Ini berarti janganlah cepat tersinggung dengan memikirkan yang terburuk dari seseorang, melainkan cobalah memikirkan yang terbaik dari orang itu. Allah ingin supaya kita saling memaafkan. Allah mengajarkan kita untuk mendengarkan dengan sabar hal-hal yang menjadi beban bagi orang lain. Dengan kata lain kita belajar untuk mempraktikkan kasih saleh kepada satu sama lain.

Efesus 4:16 mengatakan, “Ia membuat seluruh tubuh bersatu dengan sempurna. Karena setiap bagian melakukan pekerjaan khususnya, itu membantu bagian-bagian lain bertumbuh, sehingga seluruh tubuh menjadi sehat dan bertumbuh dengan penuh kasih.” Kita diperintahkan untuk mengasihi, berdoa, menguatkan, melayani, mengajar, menghormati, menerima, tunduk, saling memaafkan dan menanggung beban satu sama lain. Inilah yang dimaksud dengan keanggotaan alkitabiah.

Persekutuan lokal Anda adalah tempat yang dirancang Allah bagi Anda untuk menemukan, mengembangkan, dan menggunakan karunia Anda. Allah menentukan peran unik bagi Anda masing-masing. 1 Korintus 12:7, “Karunia rohani itu diberikan kepada kita masing-masing supaya kita dapat saling membantu.” Anda mungkin juga memiliki pelayanan yang lebih luas selain pelayanan Anda di gereja lokal. Kita bukan hanya menjadi model bagi Allah dengan saling mengasihi, kita harus menunjukkan kasih ini kepada seluruh dunia.

Sebagai anggota tubuh Kristus, kita adalah tangan-Nya, kaki-Nya, mata-Nya, dan hati-Nya. Allah bekerja melalui kita di dunia. Kita masing-masing harus memberi kontribusi untuk itu. Efesus 2:10 mengatakan, “Karena kita adalah mahakarya Allah. Dia telah melahirkan kita kembali di dalam Kristus Yesus, sehingga kita dapat melakukan hal-hal baik yang telah direncanakan-Nya untuk kita sebelumnya.” Ini adalah pelayanan Anda dan Dia telah mempersiapkan Anda dan saya dengan karunia untuk tugas ini.

Keluarga gereja itu akan membantu Anda melawan serangan dari Setan, dunia dan kedagingan Anda. Tidak seorang pun dari kita kebal terhadap godaan. Kita semua masih di bawah pengaruh dosa. Yeremia 17:9 mengatakan, "Betapa liciknya hati manusia, lebih licik dari pada segala sesuatu." Jadi, Allah telah menugaskan kita sebagai individu untuk bertanggung jawab dan menjaga supaya orang tidak goyah secara rohani dan jatuh karena dusta orang fasik.

MENGALAMI HIDUP BERSAMA

Allah bermaksud agar kita mengalami hidup bersama, yang disebut Alkitab persekutuan. Kata ini telah kehilangan sebagian besar makna alkitabiahnya, dan sekarang secara umum merujuk pada bersosialisasi, makanan, dan kesenangan. Tetapi persekutuan alkitabiah yang nyata adalah pengalaman hidup bersama. Itu mencakup kasih yang tidak mementingkan diri, berbagi dengan jujur, saling melayani, memberi berkorban, dan saling menghibur. Contoh Yesus dari 12 murid adalah persekutuan cukup kecil sehingga setiap orang berpartisipasi.

Untuk alasan ini setiap orang Kristen perlu melibatkan diri dalam kelompok kecil di gereja mereka. Kadang-kadang ini adalah kelompok persekutuan rumah, kelas sekolah Minggu atau kelas pemahaman Alkitab. Di sinilah komunitas nyata dapat terjadi. Tetapi banyak kelompok-kelompok kecil agak dangkal dan tidak mengambil keuntungan dari pengalaman persekutuan sesungguhnya. Itu hanya terjadi ketika orang-orang jujur dan bisa berbagi.

Memang sulit bagi orang untuk membagi rasa sakit mereka, mengungkapkan perasaan mereka, mengakui kegagalan mereka, mengakui keraguan mereka, mengakui ketakutan mereka, mengakui kelemahan mereka dan meminta bantuan dan doa. Banyak orang khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain di komunitas mereka tentang mereka, dan tentang citra mereka dan bahwa itu akan mulai terjadi gosip. Tetapi membagi kehidupan dapat dimulai dengan teman baik yang Anda percayai dan itu akan membantu Anda secara spiritual.

Sebagian besar jemaat-jemaat masih berfungsi dengan hubungan di mana sebagian besar waktu masih banyak orang berpura-pura, bermain peran, berpolitik, dengan kesopanan dangkal dan percakapan dangkal. Banyak orang memakai topeng dan selalu waspada dan bertindak seolah-olah semuanya cerah dan baik dalam hidup mereka. Tetapi Allah sudah tahu bagian dalam hatimu dan bagaimana segala sesuatunya berada di dalam hidupmu. Hanya ketika kita terbuka, persekutuan itu bisa menjadi berkat.

1 Yohanes 1:7-8 mengatakan, “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Allah ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.” Dunia berpikir bahwa keintiman hanya terjadi dalam kegelapan, tetapi Allah berkata itu terjadi dalam terang. Kegelapan menyembunyikan rasa sakit, kesalahan, ketakutan, dan kegagalan kita.

Tetapi dalam terang kita membawa itu semua ke tempat terbuka dan mengakui siapakah kita sebenarnya. Tetapi ini membutuhkan keberanian dan kerendahan hati. Ini berarti kita harus menghadapi ketakutan kita atas pembukaan, penolakan dan pengalaman disakiti lagi. Yakobus 5:16 mengatakan, “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu disembuhkan. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya dan menghasilkan hasil luar biasa.”

Kita hanya bertumbuh dengan mengambil risiko, dan risiko yang paling sulit adalah untuk jujur pada diri sendiri dan orang lain. Mutualitas adalah seni memberi dan menerima. Itulah bergantung kepada satu sama lain dan itu hanya datang waktu ada rasa saling percaya. 1 Korintus 12:24-25, “Allah telah menyusun tubuh kita sedemikian rupa sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus. 25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.”

Roma 1:12 mengatakan, "Ketika kita berkumpul, saya ingin mendorong Anda dalam iman Anda, tetapi saya juga ingin didorong oleh Anda." Alkitab menginginkan akuntabilitas timbal balik, dorongan bersama, saling melayani, dan saling menghormati. Roma 14:19 mengatakan, “Jadi, marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.” Tetapi karena kita semua masih pekerjaan dalam proses, marilah kita bekerja menuju hal ini dengan bantuan Roh Kudus.

Dalam persekutuan sejati orang mengalami simpati. Simpati bukanlah memberi saran atau menawarkan bantuan kosmetik yang cepat. Simpati adalah masuk dan merasakan rasa sakit orang lain. Simpati mengatakan, "Saya mulai mengerti apa yang Anda alami, dan itu tidak aneh atau gila." Kolose 3:12 mengatakan, “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran.”

Manusia memiliki dua kebutuhan dasar, ada kebutuhan untuk dipahami dan kebutuhan agar perasaan Anda disahkan. Setiap kali Anda memahami dan menegaskan perasaan seseorang, Anda membangun persekutuan. Masalahnya adalah kita sering terburu-buru untuk memperbaiki hal-hal yang menyebabkan kita tidak punya waktu untuk bersimpati. Kita sering disibukkan oleh rasa sakit kita sendiri. Dan mengasihani diri sendiri itu mengeringkan simpati untuk orang lain.

Ada berbagai tingkat persekutuan seperti persekutuan berbagi, persekutuan belajar Alkitab bersama dan persekutuan melayani bersama. Yang paling intensif adalah persekutuan penderitaan bersama di mana kita merasakan kesakitan dan kesedihan satu sama lain dan saling menanggung beban. Mereka adalah khususnya orang-orang Kristen yang dianiaya dan mati syahid. Galatia 6:2, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”

Dalam persekutuan kelompok kecil dari teman-teman yang percaya Allah kita dapat menyelesaikan masalah. Persekutuan adalah tempat anugerah, di mana kesalahan tidak diperdalam, tetapi dihapuskan. Persekutuan terjadi ketika belas kasihan menang atas keadilan. Kita semua membutuhkan anugerah karena kita semua sering tersandung dan jatuh dan membutuhkan bantuan untuk kembali ke Tuhan. 2 Korintus 2:7, “Sekarang tiba saatnya untuk mengampuni dan menghibur. Kalau tidak, ia akan terjerumus dalam keputusasaan.”

Tidak ada persekutuan tanpa pengampunan. Karena kita adalah orang-orang berdosa yang tidak sempurna, dan kita akan saling menyakiti ketika kita bersama untuk waktu panjang. Terkadang itu disengaja, terkadang tidak, tetapi bagaimana-pun juga, belas kasihan dan anugerah besar dibutuhkan untuk mempertahankan persekutuan itu. Kolose 3:13, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila ada dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”

Pengampunan harus terjadi segera, biarpun orang itu memintanya atau tidak. Kepercayaan harus dibangun ulang seiring waktu. Jika seseorang menyakiti Anda berulang kali, Anda diperintahkan oleh Allah untuk mengampuni mereka secara instan, tetapi Anda tidak diharapkan untuk memercayai mereka dengan segera dan Anda tidak diharapkan untuk terus membiarkan mereka menyakiti Anda. Mereka harus membuktikan bahwa mereka telah berubah seiring waktu. Dan tempat untuk melakukan hal itu adalah dalam persekutuan kelompok kecil.
JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content