Day 3 - Persekutuan Indonesia Riverside

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content
Pemahaman Alkitab 2020
TUJUAN HIDUP YANG BENAR
HARI KE-3
KEHIDUPAN DARI SUDUT PANDANG ALLAH

Bagaimana Anda melihat hidup Anda? Alkitab menyediakan kepada kita tiga metafora yang mengajarkan kita sudut pandang Allah tentang hidup. Hidup itu adalah ujian, hidup itu adalah perserikatan dan hidup adalah tugas sementara. Ide-ide ini adalah dasar dari tujuan hidup yang benar. Marilah kita menyelidiki masing-masing metafora itu lebih mendalam.

Kehidupan di bumi adalah sebuah Ujian. Allah sepanjang Alkitab terus menguji karakter, iman, ketaatan, kasih, integritas, dan loyalitas orang-orang. Kata-kata seperti cobaan, godaan, pemurnian dan pengujian muncul lebih dari 200 kali di dalam Alkitab. Adam dan Hawa gagal dalam ujian mereka di Taman Eden, dan Daud gagal didepan Allah berkali-kali. Allah menguji Abraham dengan meminta supaya putranya Ishak dipersembahkan.

Tuhan menguji Yakub ketika dia harus bekerja ekstra untuk mendapatkan Rahel sebagai istrinya. Dan ada banyak orang yang lulus ujian itu dengan baik seperti Yusuf, Rut, Ester dan Daniel. Karakter itu dikembangkan dan diungkapkan oleh ujian dan sebenarnya seluruh kehidupan itu adalah ujian. Allah senantiasa memperhatikan tanggapan Anda terhadap orang lain, keluarga, masalah, kesuksesan, konflik, penyakit dan kekecewaan. Dan ujian itu membuat kita tetap waspada.

Anda akan diuji oleh perubahan besar, janji yang tertunda, doa yang tidak dijawab, kritik yang tidak patut diterima dan tragedi. Biasanya Allah menguji iman melalui masalah, harapan melalui harta dan kasih melalui orang. Ketika Anda memahami bahwa hidup itu adalah ujian, semuanya itu penting. Beberapa ujian tampaknya sangat sulit, sementara yang lain bahkan tidak disadari. Tetapi Allah ingin supaya Anda lulus ujian kehidupan ini.

1 Korintus 10:13 mengatakan, “Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kemampuanmu, tetapi dengan pencobaan Ia juga akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggung-nya.” Yakobus 1:12 mengatakan, “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan; sebab apabila dia sudah tahan uji, dia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada mereka yang mengasihi Dia.” Jadi hidup ini memiliki konsekuensi kekal.

Kehidupan di bumi adalah suatu Perserikatan. Waktu kita di bumi, energi kita, kecerdasan, kesempatan, hubungan, dan sumber daya kita semua adalah hadiah dari Allah yang telah Dia percayakan kepada pelayanan dan manajemen kita. Kita adalah pengurus dari apa pun yang diberikan Allah kepada kita. Konsep penatalayanan ini dimulai dengan pengakuan bahwa Allah memiliki segalanya. Mazmur 24:1 mengatakan, “Bumi adalah milik Tuhan, dan seluruh isinya dan dunia serta yang diam di dalamnya.”

Kita tidak pernah benar memiliki apa pun selama kunjungan singkat kita di bumi. Allah hanya meminjamkan segalanya kepada kita saat kita ada di sini. Itu adalah milik Allah sebelum Anda tiba dan Allah akan meminjamkannya kepada orang lain setelah Anda mati. Ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa, Dia menetapkan mereka untuk berkuasa. Kejadian 1:28, “Berfirmanlah Allah, ‘Beranak-cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu; berkuasalah atas segala makhluk hidup yang bergerak di bumi.”

Manusia harus merawat apa yang diciptakan Allah di bumi. Jangan bangga seolah-olah Anda mendapatkan semua yang Anda miliki. 1 Korintus 4: 7 mengatakan, “Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?” 1 Korintus 4:2, “Yang dituntut dari penatalayan itu adalah bahwa orang itu benar setia.” Lakukanlah yang terbaik untuk merawat apa yang adalah milik Allah.

Yesus menjelaskan perserikatan ini dalam perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25. Seorang pengusaha mempercayakan kekayaannya kepada para pelayannya sementara dia pergi. Ketika dia kembali, dia mengevaluasi tanggung jawab masing-masing pelayan dan memberi mereka imbalan yang sesuai. Ayat 23, “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”

Di akhir hidup Anda di bumi, Anda juga akan dievaluasi dan dihadiahi sesuai dengan cara Anda merawat apa yang dipercayakan Allah kepada Anda. Segala sesuatu yang Anda lakukan dalam hidup Anda memiliki implikasi abadi. Jika Anda memperlakukan segala sesuatu sebagai perserikatan, Allah akan menegaskan bahwa: Perbuatanmu baik, bagus. Selanjutnya Anda akan diberi tanggung jawab atas banyak hal. Dan kemudian Allah akan mengundang Anda ke sebuah perayaan: Masuklah dan ikutlah dalam kebahagiaan Pemilik Anda.

Bagi banyak orang, uang adalah ujian terbesar. Uang adalah sebuah ujian dan juga suatu perserikatan dari Allah. Bagaimana kita menggunakan uang itu adalah ujian sampai dimana kita bisa dipercaya. Lukas 16:11 mengatakan, “Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak benar (uang), siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya (berkat rohani)?” Ada hubungan langsung di antara bagaimana Anda menggunakan uang Anda itu dan kualitas kehidupan rohani Anda.

Apakah cara Anda mengelola uang Anda itu mencegah Allah untuk melakukan lebih banyak dalam hidup Anda? Bisakah Anda dipercaya dengan kekayaan rohani? Yesus berkata dalam Lukas 12:48, “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." Hidup ini adalah ujian dan perserikatan, semakin banyak Allah berikan kepada Anda, semakin bertanggung jawab Dia harapkan Anda berlaku.

HIDUP ADALAH TUGAS SEMENTARA

Alkitab memberi tahu kita bahwa kehidupan kita di bumi ini singkat dan sementara. Ayub 8:9 mengatakan, “Sebab kita lahir kemarin, dan tidak mengetahui apa-apa, karena hari-hari kita seperti bayangan di bumi.” Anda tidak akan tinggal lama di sini, jadi janganlah terlalu terikat. Daud berdoa dalam Mazmur 39:4, “Ya Tuhan, tolonglah aku untuk menyadari betapa singkatnya umurku di bumi. Bantu saya untuk mengetahui betapa fananya aku dan hanya ada di sini untuk beberapa saat lagi.”

Alkitab membandingkan kehidupan di bumi dengan hidup sementara di negara asing. Ini bukanlah rumah permanen Anda, Anda hanya melewati saja. Alkitab menggunakan istilah-istilah seperti peziarah, orang asing, pendatang, pengunjung dan wisatawan. Kita sebagai anak-anak Allah harus berpikir berbeda tentang kehidupan dari cara orang yang tidak percaya. Filipi 3:19-20, “Pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. Tetapi kewargaan kita adalah di dalam sorga dimana Yesus ada.”

Berhentilah mengkhawatirkan untuk ‘memiliki segalanya’ di bumi. Janganlah mengadopsi nilai-nilai, prioritas, dan gaya hidup dunia di sekitar kita. Godaan dunia ini disebut oleh Allah, "perzinahan rohani." Yakobus 4:4 mengatakan, “Hai kamu pezinah! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.”

2 Korintus 5:20 mengatakan, “Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus.” Allah memperingatkan kita supaya janganlah terlalu terikat pada semua yang terlihat menarik di sekitar kita. 1 Petrus 2:11 mengatakan, “Jauhkanlah dirimu dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.” Mereka yang sering berhubungan dengan hal-hal duniawi ini harus memanfaatkannya dengan baik tanpa menjadi terikat, karena ini semua bersifat sementara dan akan berlalu.

Dengan semua atraksi menarik, media yang menarik, dan pengalaman menyenangkan yang tersedia saat ini, mudah untuk melupakan bahwa mengejar kebahagiaan bukanlah tujuan kehidupan ini. Ingatlah apa yang dikatakan di 2 Korintus 4:18, “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”

Sebagai pengikut Kristus kita akan mengalami kesulitan, kesedihan dan penolakan. Allah mengijinkan kita untuk merasakan ketidakpuasan ini dalam hidup kita, kerinduan yang tidak akan pernah terpenuhi di sebelah sisi kekekalan ini. Anda tidak akan pernah merasa benar-benar puas di bumi, karena Anda diciptakan untuk mengalami lebih banyak. Anda akan memiliki saat-saat bahagia di sini, tetapi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang telah direncanakan Allah untuk Anda di surga.

Janganlah berasumsi bahwa tujuan Allah adalah kemakmuran materi atau kesuksesan populer seperti yang didefinisikan dunia. Memang kesetiaan kepada Allah tidak menjamin sukses dalam pelayanan. Paulus setia tetapi berakhir di penjara. Yohanes Pembaptis setia tetapi kepalanya dipenggal. Jutaan orang Kristen telah mati sebagai martir atau mengakhiri hidup tanpa hasil. Tetapi akhir hidup ini bukanlah akhirnya!

Waktu Anda di bumi sekarang bukanlah kisah lengkap Anda. Anda harus tunggu sampai di surga untuk sisa babmu. Itu membutuhkan iman untuk hidup di bumi sebagai orang asing. Mengapa orang membuang begitu banyak waktu dan energi serta kepedulian pada sesuatu yang tidak akan tahan lama? Ketika hidup menjadi sulit dan Anda diliputi keraguan, ketika Anda tidak yakin bahwa hidup untuk Kristus itu bermanfaat, ingatlah, Anda masih belum pulang.

Ibrani 11:13 dan 16, “Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.” 16, “Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.”
JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content